Share

Bab 10

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-03 01:29:17

JEJAKA berkelebat cepat melintasi perbukitan, melintasi pegunungan dan melewati lembah-lembah, tujuannya Cuma satu yaitu hutan situ waras yang menjadi petunjuk Dewa Abadi sebelum kematiannya. Di gendongannya terlihat sosok Ningrum yang masih pingsan. Kondisi tubuh gadis itu persis seperti nenek umur seratus tahun lebih. Tubuh yang begitu lemah, tubuh yang semula segar menggemaskan, sekarang berubah menjadi hitam, kering kerontang tanpa daya. Tidak ada yang menarik sedikit pun dari sosok renta berbaju hijau tersebut.

“Uuhhh...” Ningrum tersadar dari pingsannya. Ningrum sedikit terkejut saat merasakan tubuhnya bagaikan dibawa terbang oleh seseorang, dan saat Ningrum melihat siapa orang itu. Rupanya Jejaka. Sesaat Ningrum menatap keadaan dirinya didalam gendongan Jejaka.

"Jejaka..." kata Ningrum terbata-bata dengan linangan air mata berlinang membasahi pipi keriput saat menyadari keadaan dirinya yang saat ini berada dipangkuan Jejaka.

“Aku disini, Ningrum,"

"Jejaka ... hidupku ... tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 11

    Ke tempat itulah Jejaka membawa Ningrum! Jejaka masuk kedalam air, untung saja air kolam itu dangkal, hanya sebatas pinggang Jejaka. Jadi sosok Ningrum yang ada dipondongannya tidak basah kaerna air. Di tepian Batu Pualam Hitam. Dengan lembut, Jejaka meletakkan tubuh Ningrum di atas Batu Pualam Hitam.Plekk!Begitu menyentuh bagian atas Batu Pualam Hitam, sebentuk hawa hangat bergulung-gulung menerobos masuk ke raga lemah Ningrum yang tergolek pingsan.Werr ... wess ... !Meski hanya sekejap, tapi sudah membuat tubuh gadis itu mulai menghangat, dan tanpa tempo lama gadis yang dulunya cantik jelita terbangun dari mimpi indah."Kau sudah sadar Ningrum?," sapa Jejaka. Ningrum hanya tersenyum samar.“Di... dimana kita?”“Kita sudah sampai ditempat yang Dewa Abadi maksud Ningrum” kata Jejaka lagi. Sejenak Ningrum tampak memperhatikan keadaan dirinya yang saat ini setengah berendam terbaring diatas Batu Pualam Hitam

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Jejaka Emas   Bab 12

    Jejaka duduk termenung ditepian kolam kecil itu, matanya memandang lurus kearah Ningrum yang tengah tertidur pulas diatas Batu Pualam Hitam. Entah kenapa melihat sosok Ningrum yang terlihat begitu renta, Jejaka menjadi kasihan, Jejaka merasa karena dirinya yang tak sanggup melindungi, Ningrum jadi seperti saat ini.“Apakah kemampuanku masih kurang sehingga untuk melindungi seorang saja, aku masih tak mampu” batin Jejaka menyesali dirinya sendiri setelah mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada Ningrum.Teringat akan hal-hal yang lalu, wajah Jejaka tiba-tiba saja kembali berubah. Jejaka teringat akan kata-kata wasiat Dewa Abadi padanya."..... Kalau kau tertarik, sekalian ajak gadis itu mempelajari kitab-kitab peninggalan ku. Asal, jangan Kitab Sukma Abadi! Itu amat berbahaya, Anak Muda. Kukira hanya itu pesanku, Anak Muda!” Jejaka tiba-tiba saja bangkit berdiri dari tempat duduknya saat ini. “Ast

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Jejaka Emas   Bab 13

    “Apa ini?" Tangan kanannya memegang-megang setangkai ranting bunga seperti kuncup bunga. Di sepanjang ranting, tampak buah-buah kecil seperti buah ceremai.Jejaka kembali mendekatkan hidungnya kearah kuncup bunga itu.“Harum sekali...” ucapnya lagi, karena memang seumur hidupnya. Belum pernah Jejaka merasakan harum bunga seperti itu.Kruukk! Krukkk!Kembali terdengar suara perut Jejaka yang sudah merintih-rintih minta di isi. Jejaka segera mengangkat ranting bunga dengan banyak buah-buah kecil menggantung diranting tersebut.“Lebih baik daripada tidak sama sekali” kata Jejaka seraya memutik-mutik buah-buah kecil tersebut.“Enak dimakan nggak ya?" katanya. "Coba dulu ah ... moga-moga aja tidak beracun."Kress!"Suaranya nyaring juga, kayak dipotong dengan pisau, padahal bentuknya kecil" katanya sambil memasukkan satu buah ke dalam mulut. Setelah mengunyah sebentar, langsung ditelan, dan langsu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Jejaka Emas   Bab 14

    Di dalam gua bawah tanah ...“Aaaaaahh ... "Sebuah lengkingan keras terdengar. Bahkan lengkingan kali ini lebih besar dari sebelumnya. Tubuh Jejaka kembali tersentak-sentak bahkan lebih keras dari sebelumnya dan ketika sampai pada titik kekuatan yang dimilikinya ... Ia pingsan! Meski ia memiliki kesaktian yang tidak rendah, bahkan terbilang mumpuni. Yang namanya laut saja ada pantainya, seperti halnya Jejaka, kekuatan yang dimilikinya juga ada batasnya. Jiwa dan raganya ambruk, takluk oleh kekuatan yang maha dahsyat. Justru karena ia makan buah-buah yang dibilangnya mirip ceremai dan bunga kuncup aneh itulah yang sebenarnya merupakan keberuntungan tidak terduga bagi Jejaka. Bunga itu bernama Bunga Kuncup Surgawi, sedangkan buahnya dikatakan sebagai ‘Si Penakluk Hawa’.Siksaan raga dan batin hanyalah proses penyatuan kekuatan ke dalam tubuhnya. Setelah penyatuan berakhir, maka berakhir pula siksa derita yang dialami Jejaka. Tanpa disadari sendi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Jejaka Emas   Bab 15

    “Sang Hyang Guru Dewa, kak ?”“Benar, Sang Hyang Guru Dewa”“Itu artinya, kekuatanku yang sekarang sama dong dengan Sang Hyang Guru Dewa, kak”“Ya. Bisa dikatakan seperti itu. Tapi ingat kau jangan jumawa Jejaka. Seiring dengan kekuatan yang besar, datang juga tanggung jawab yang besar."“Ya, terima kasih atas nasehatnya kak...”"Bunga Kuncup Surgawi juga akan membuat pemiliknya tak bisa disakiti oleh perempuan mana pun! Seorang perempuan tak akan tega melukai hati pria yang memiliki Bunga Kuncup Surgawi. Tubuhmu akan Harum walaupun kau tak pernah mandi, dan akan tercium dari jarak tiga puluh langkah!"“Wiw... hebat sekali kak”“Tapi jangan pula kau tak mandi gara-gara hal itu”“Ha ha ha...! iya kak”, dan menyambung ; “Lalu bagaimana dengan buah si penakluk hawa itu kak, apa gunanya ?”“C

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Jejaka Emas   Bab 16

    Begitu terbangun, ia merasakan kekagetan luar biasa! “Aku sembuh!aku sembuh!" teriaknya sambil tangan meraba-raba wajah dan seluruh tubuh. “Aku benar-benar telah pulih seperti sebelumnya. Terima kasih, Kakang... terima kasih," kata Ningrum sambil memeluk erat Jejaka. Kini Ningrum tidak lagi memanggil nama pada Jejaka, tapi sudah menyebutnya dengan sebutan kakang.Air mata gembira menetes membasahi pakaian Jejaka. Setelah rasa kaget dalam diri Ningrum mereda, Jejaka berkata dengan penuh kelembutan, “Aku turut senang kau sudah sembuh dari sakitmu! Selama sembilan hari aku ... ""Sembilan hari" Aku tertidur selama sembilan hari?" kata Ningrum, heran."Ya, selama sembilan hari sembilan malam kau tertidur pulas di atas Batu Pualam Hitam, sampai aku mau tidur saja tidak kebagian tempat ... " sahut Jejaka sambil mencubit kecil hidung Ningrum."Lho, kenapa kakang tidak menyusulku tidur" Khan tempatnya cukup luas," sergah Ningrum."Sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Jejaka Emas   Bab 17

    “Aduh, bagaimana ini?. Apa yang harus kukatakan pada Ayah” batin Jejaka bingung.“Itulah mimpi yang aku alami itu, Kakang," tutur Ningrum mengakhiri ceritanya. "Benar-benar menegangkan kalau diingat-ingat!""Jadi waktu sembilan tahun di alam mimpimu adalah sembilan hari di alam nyata," sahut Jejaka sambil mengangguk-angguk mengerti."Yang justru aku herankan, kenapa Dewa Abadi meminta Kakang membimbingku pula? Dimana sebenarnya Dewa Abadi sekarang kang?" tanya Ningrum, karena memang Ningrum belum mengetahui apa yang telah terjadi setelah dirinya tak sadarkan saat Dewa Abadi bertarung dengan Jejaka.Dengan menarik nafas panjang, Jejaka akhirnya menceritakan apa yang telah terjadi pada Dewa Abadi yang akhirnya bisa menemui kematian yang diinginkannya. Ningrum terlihat sedih mendengar cerita itu.“Itu berarti sekarang kau sudah mewarisi ilmu wasiat Dewa Abadi, Ningrum” kata Jejaka tiba-tiba. “Termasuk ilmu Sukma Aba

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Jejaka Emas   Bab 18

    "Kang... Apakah Kakang ... mau menikah denganku ... ?" tanya Ningrum malam itu, saat dirinya tengah bermanja dipangkuan Jejaka. Jejaka sendiri tampak bersandar ranjang batu beralaskan tikar yang terbuat dari daun kelapa.Mendengar perkataan Ningrum, Jejaka terdiam. Lalu ditatapnya raut wajah jelita yang ada dipangkuannya itu. Sejak tadi, Jejaka memang sibuk membelai-belai wajah cantik jelita Ningrum. Sehingga saat Ningrum menanyakan hal itu, Jejaka menghentikan kegiatannya itu.Menikah. Tentu kata itu masih jauh dari pikiran Jejaka, tapi melihat tatapan Ningrum kepadanya dengan penuh harap, membuat Jejaka tak enak hati. Tak ingin mengecewakan gadis cantik jelita yang ada dihadapannya itu. Tapi Jejaka juga memikirkan tentang pernikahan di usia muda, menikah bukan urusan gampang. Tapi perlu pemikiran yang matang dan sangat panjang.“Jika memang kakang tak ingin, aku takkan memaksa” kata Ningrum dengan suara berat. Gadis itu bangkit dan berniat untuk be

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status