Share

Bab 5

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-07 10:43:50

SIANG memanggang bulat-bulat kota raja, membuat debu jalan menjadi amat ringan. Hingga tatkala angin bertiup, debu-debu itu beterbangan menjengkelkan Matahari memang bersinar terik. Tapi biarpun begitu kota raja tetap ramai. Terlebih lagi, siang itu ada acara yang banyak mengundang minat orang di sekitarnya.

Rangga Wulung yang kebetulan pergi ke kota raja bersama Jejaka untuk menjual kelebihan jagung dan belanja beberapa keperluan, tidak luput dari rasa ingin tahu. Mereka bergegas mempercepat lari kuda yang menarik pedati. ”Ada apa ya, Kang?” tanya Jejaka ketika pedati yang dikendarai kini sudah kosong, melewati sebuah kerumunan yang ditengah-tengahnya terdapat sebuah panggung. ”Nampaknya ada pertandingan adu kanuragan,” jawab Rangga Wulung menduga-duga.

Setahu Rangga Wulung, jika ada panggung besar di kota raja seperti itu, biasanya akan ada pertunjukan kesenian takyat, atau pertandingan adu kanuragan.

“Kita nonton dulu ya, Kang…,” ajak Jejaka, sambil menatap kakak seperguruannya.

“B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 6

    “Bayuganda…,” kata laki-laki kurus itu segera memperkenalkan diri, seraya membungkuk hormat pada laki-Iaki yang membawa kapak. ”Orang-orang menjuluk aku si Jari Setan…. ”Mendadak saja terdengar riuh kecil di sana-sini Memang, julukan Jari Setan untuk kalangan persilatan tidak asing lagi. Dia pendekar aneh, karena sikap amat santun kepada orang lain. Namun dalam urusan bunuh-membunuh, tak pernah ada satu lawan pun yang disisakan. Dia bekerja untuk siapa saja yang bisa membayarnya mahal.“Ha ha ha…! Jadi, ini orangnya yang berjuluk Jari Setan itu,” seloroh orang bertampang kasar di hadapannya. ”Rupanya hari ini, si Kapak Setan beruntung dapat menjajal kebolehanmu, Ki Bayuganda…. ”“Hm… silakan, Kisanak. Mari kita mulai,” ujar Jari Setan.Kini, pertandingan siap dimulai. Masing-masing memasang kuda-kudanya dengan mantap. Gaungan Kapak besar yang diputar-puta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jejaka Emas   Bab 7

    Plakkk!Sungguh di luar dugaan! Justru tenaga dorongan yang kuat ketika memapak itu dimanfaatkan Jari Setan untuk memutar tubuhnya sambil mengelebatkan jari tangannya. Begitu cepatnya, sehingga tak bisa dihindari lagi oleh si Kapak Setan. Maka….Clap!”Aaakh…!”Si Kapak Setan kontan menjerit memilukan ketika jari tangan lawan menembus lehernya seperti menembus pelepah pisang. Matanya kontan mendelik ngeri. Dan begitu Jari Setan mencabut jarinya dari leher, darah memuncrat memerciki panggung.Penonton seketika berseru ngeri. Dalam pemandangan semacam itu, mestinya tidak perlu sampai mati. Karena, pertandingan ini semata-mata hanya untuk menentukan orang yang bakal menjadi pengawal Tuan Adi Cokro.Namun rupanya, Jari Setan memang tidak pernah berniat memberi keringanan kepada siapa pun yang berurusan dengannya. Jari Setan segera menjura, memberi hormat kepada hadirin. Wajahnya dingin, sedikit pun tidak memperlihatkan penyesal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jejaka Emas   Bab 8

    “Ayo!, Kita pergi dari sini Jejaka!’ seru Rangga Wulung seraya menarik kuat kuat pergelangan tangan yang dipegangnya. Rangga Wulung terkejut bukan main! Ternyata yang ditariknya bukan lagi tangan Jejaka, melainkan tangan seorang laki-laki tua. Rangga Wulung hanya bisa mendengus kesal. Rupanya pada saat dia terpana barusan, Jejaka itu sempat menukar tangannya dengan tangan seorang aki yang kebetulan berada di dekatnya. Tentu orang tua keriput itu mengamuk sejadi-jadinya. Bibirnya yang sudah berlipat keriput seperti kain lusuh, menyemburkan makian pedas, tepat di depan hidung Rangga Wulung. Bahkan makian orang tua di depannya juga disertai gerimis kecil yang terlontar dari mulutnya. Dengan bibir tersenyum kecut, Rangga Wulung mengusap wajahnya yang hampir basah oleh air ludah.Naas sekali nasibnya hari ini.Setelah itu Rangga Wulung tersadar pada keadaan Jejaka. ”Ke mana dia sekarang?”“Jejaka…!” teriak Rangga Wulung keli

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jejaka Emas   Bab 9

    Beberapa jurus yang diruntunkan untuk menghabisi Jejaka. Namun, pemuda tanggung itu lincah sekali berlompatan menghindarinya. Seberapa cepat pun Bayuganda mengerahkan jurus-jurusnya, tetap belum menggores kulit Jejaka sedikit pun.Para pengunjung memang terpesona melihat adegan seru itu. Tapi bukan oleh kehebatan gerakan kedua orang itu, melainkan justru pertarungan yang sulit diikuti mata biasa. Gerakan mereka bagai kilasan-kilasa bayangan saja. Padahal jika mereka bisa melihat, gerakan Jejaka sama sekali tidak menunjukkan sedang bertempur, melainkan gerakan ngawur yang begitu cepat!Sekali lagi tubuh Jejaka melenting ke udara dan mendarat di bibir panggung, tepat di belakang si Jari Setan.“Mungkin ini saatnya aku menguji Ilmu Jari Suci milik Dewa Abadi itu” Batin Jejaka. Maka ;Wukkk! Deb deb deb…!Jejaka pun mulai menyusun kuda-kuda. Setiap kaki atau tangannya bergerak dengan pemusatan tenaga penuh terdengar deru yang sampai

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jejaka Emas   Bab 10

    “Tidak apa-apa…,” elak Jejaka, berbohong.“Biar Ningrum ambilkan minum untuk kakang” ujar Ningrum seraya berdiri, lantas pergi mengambikan minuman.Dan begitu gadis itu hilang dari pandangan, Rangga Wulung muncul. Dia langsung menghampiri Jejaka yang masih menatap ke arah kepergian Ningrum.“Siapa kau sebenarnya Jejaka?” tanya Rangga Wulung, begitu tiba di depan Jejaka.Jejaka mengangkat wajah.“Ada apa, Kang Rangga Wulung? Mengapa kau bertanya seperti itu?”“Kau bilang tidak memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, nyatanya kau dapat membinasakan tokoh kejam yang banyak ditakuti orang…,” papar Rangga Wulung.Barulah Jejaka mengerti maksud pertanyaan tadi Kepalanya hanya menggelengkan perlahan, sebagai jawaban.“Apa maksudmu?” desak Rangga Wulung.Jejaka menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat.“Saya hanya peng

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Jejaka Emas   Bab 11

    Tanpa pernah diketahui Jejaka sendiri, bertepatan dengan mimpinya, cahaya keperakan yang keluar dari jasad Ki Ageng Buana yang mati dibunuh Bajing Ireng masuk dalam tubuhnya.“Kakang…”Tiba-tiba sebuah panggilan terdengar. Maka anak muda yang termenung dengan wajah tanpa sinar gairah itu tersentak. Begitu menoleh, ternyata Ningrum sudah ada di dekatnya.“Ah, Ningrum…. Aku sampai kaget,” kata Jejaka berusaha bersikap wajar pada Ningrum.“Kakang sedang melamunkan apa?” tanya Ningrum lembut seraya mengambil duduk disebelah Jejaka.“Tidak apa-apa Ningrum, aku cuma bermimpi biasa saja kok”“Kakang jangan galau-galau, ada Ningrum disini yang akan selalu menemani kakang” ucap Ningrum dengan lembut seraya menjatuhkan dirinya kepelukan Jejaka. Jejaka tersenyum dan balas memeluk lembut tubuh Ningrum yang harum semerbak dipelukannya. Walaupun sebenarnya saat ini, pikiran Jejaka m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Jejaka Emas   Bab 12

    “Tidak... mengandung atau tidak, aku akan menikahimu Ningrum” kata Jejaka lembut. Wajah cemberut Ningrum tiba-tiba saja pupus, kedua matanya yang indah langsung menatap kearah Jejaka dengan pandangan berbinar-binar.“Tapi tidak sekarang, tunggu saatnya tiba”“Iya, Ningrum akan menunggu saat itu tiba kang. Sampai kapanpun, Ningrum akan menunggu” ujar Ningrum dengan bahagia.Keduanya kini kembali saling pandang dengan tatapan bahagia. Jejaka yang tak kuat menahan dirinya menatap lama-lama bibir indah Ningrum, maka segera bibir Jejaka bergerak kearah bibir Ningrum, Ningrum seakan mengerti apa yang dilakukan oleh Jejaka, disambutnya lumatan lembut bibir Jejaka pada bibirnya, hingga kini keduanya sudah saling melumat dengan mesra. Jejaka semakin memeluk erat tubuh indah Ningrum, sedangkan Ningrum sendiri menikmati apa yang dilakukan Jejaka padanya. Tanpa sadar justru salah satu tangan Ningrum terlihat menarik leher Jejaka seakan ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Jejaka Emas   Bab 13

    Begitu kata-kata itu selesai, Jejaka terjaga dengan peluh membasahi sekujur wajah. Tidak ada yang menakutkan dalam mimpi itu. Tapi entah kenapa, jantungnya berdetak keras dan napasnya memburu kencang. Barangkali mimpi itu semacam satu kekuatan gaib yang menelusup dalam rongga jiwanya.Sambil menyapu keringat di kening, Jejaka mengingat kembali pesan orang tua dalam mimpinya. ”Gunung Batu! Bukankah itu tempat kakek guru, Ki Ageng Buana. Pendekar Kilat Buana, gurunya ayah”“Wanita Penjaga Pintu... ” ulang Jejaka lagi. Sebelum Jejaka bisa berpikir, kantuk menyergapnya kembali. Segera tubuhnya direbahkan, dan sebentar saja terdengar tarikan napasnya yang halus.-o0o-SETELAH berpamitan dan berjanji pada Ningrum untuk kembali setelah urusannya selesai, maka berangkatlah Jejaka seorang diri menuju gunung batu. Letak Gunung Batu berjarak Delapan hari berjalan kaki dari kota raja. Dan tepat pada saat bulan beranjak perlah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status