“Ayahku juga memiliki rajah naga di punggungnya, Jejaka, hanya saja tidak berwarna emas seperti milikmu” kali ini wajah Jejaka berubah terkejut mendengar hal itu.
“Mendiang ayahku bilang, suatu saat nanti akan datang seseorang dengan rajah naga ditubuhnya yang akan mewarisi jurus terakhir naga pamungkas, jurus ‘Naga Murkha’. Kurasa dirimulah yang dimaksud oleh ayahku itu, Jejaka” jelas Nyi Naga geni. “Tapi sebelumnya, terlebih dahulu, kau harus menguasai dengan sempurna jurus kedua naga pamungkas yang akan kuajarkan padamu, jurus Petit Nogo Kinurat Papat, Pusoko Ranonggo Madyo”. “Walaupun aku tau, kau sudah memiliki jurus hebat pedang kilat bwana yang pastinya sudah gurumu wariskan padamu”
“Jurus Naga Murka...” ulang Jejaka.
“Bukan Naga Murka, tapi Naga Murkha”
“Iya Naga Murka-kan?”
Terjadi perdebatan antara Jejaka dan Nyi Naga geni, ya
PERGURUAN Naga Kencana yang jauh dari hingar-bingar dunia persilatan, seorang pemuda tampan bermata biru tampak tengah menjalani latihan dengan sangat serius. Setelah beberapa bulan menekuni ilmu olah kanuragan yang diajarkan oleh Nyi Naga geni, dia sudah menjadi pemuda berbadan tegap berotot. Wajahnya yang tampan dihiasi oleh mata biru tajam menusuk. Sedangkan alis mata yang menukik bagai sayap elang, memperlihatkan ketajaman mukanya. Kini, dalam masa penyempurnaannya sebagai seorang pendekar. Jejaka kini sudah menguasai dengan sempurna memainkan semua senjata dengan jurus Petit Nogo Kinurat Papat, Pusoko Ranonggo Madyo. Jurus kedua dari jurus naga pamungkas.Nyi Naga geni sendiri kagum melihat Jejaka yang terus berlatih siang dan malam untuk menyempurnakan jurus Petit Nogo Kinurat Papat, Pusoko Ranonggo Madyonya, hingga hanya dalam beberapa bulan saja, padahal biasanya bagi seorang murid terpintar di Perguruan Naga Kencana sendiripun, paling tidak butuh waktu 3-4 tahun untu
“Kini saatnya bagimu untuk mempelajari Jurus terakhir dari naga pamungkas, Rajah Nogo Kinurat Papat, Sifat Papat Minongko Roso Janmo. Jurus ‘Naga Murkha’”Jejaka tetap diam ditempatnya, mendengarkan dengan khidmat apa yang dikatakan oleh Nyi Naga geni. Nyi Naga geni sendiri terus menerangkan tentang jurus terakhir itu kepada Jejaka. Hingga akhirnya kata-kata Nyi Naga geni terhenti saat mendengar suara halus yang keluar dari Jejaka.Suara dengkur! Rupanya Jejaka tertidur.Nyi Naga geni sampai geleng-geleng kepala melihat hal itu, tapi Nyi Naga geni memaklumi. Mungkin karena Jejaka sudah lelah setelah berbulan-bulan latihan dengan hanya sedikit istirahat.“Mungkin sudah saatnya kau mengadu peruntungan untuk mendapatkan jurus ‘Naga Murkha’ Jejaka” kata Nyi Naga geni pelan.-o0o-Jejaka terbangun saat merasakan dirinya terombang ambing, dan betapa terkejut Jejaka saat membuka mata
“Sudah dinikmati saja Jejaka. Jangan banyak pertanyaan” kata salah seorang gadis yang menggotongnya.“Iya, tapi mau, Hei...!” tiba-tiba saja Jejaka berteriak kaget saat gadis-gadis itu melemparkan tubuhnya masuk kedalam lubang besar yang ada dihadapannya.Belum sempat Jejaka menyadari apa yang terjadi, tubuhnya tersedot ke lubang besar tersebut. Meluruknya tubuh Jejaka diiringi tawa cekikan oleh murid-murid Perguruan Naga Kencana yang melihat kearahnya.“Awas kalian! Kalau aku sampai lolos dari lubang ini, akan ku perkosa kalian satu-satu!” teriak Jejaka.“Kalau kau bisa selamat dari lubang ini, kau tak perlu memperkosa kami Jejaka, kami akan menyerahkan diri secara sukarela kepadamu!” terima murid-murid Perguruan Naga Kencana dari atas lubang sambil tertawa tergelak-gelak.Srrr!Anak muda bertubuh gagah itu benar-benar tidak bisa lagi menguasai keseimbangannya. Tubuhnya terus meluncur dalam lu
“Huh!”Jejaka mulai jengkel, karena orang yang ditegurnya seakan menganggapnya sekadar nyamuk buduk.“Apa kau memang tuli, Kek? Apa aku harus berteriak tepat di telingamu? Ya..., baiklah!” gumam pemuda bermata biru ini, seperti orang kehilangan akal.Lalu....“Kek...! Oooi, Kakek!” jerit Jejaka tak tanggung-tanggung, tepat di telinga lelaki tua yang mulai menjengkelkannya.Tanpa disadarinya, kekuatan sakti dalam tubuh Jejaka mengalir bersama jeritannya. Hal itu mengakibatkan dinding batu cadas di sekelilingnya bergetar, lalu runtuh sebagian.“Uf, maaf tak sengaja. He he he...,” ucap Jejaka cepat, saat menyadari akibat teriakan gilanya.Dan lagi-lagi, pemuda ini harus jengkel. Bagaimana mungkin laki-laki jompo itu tidak mendengar teriakannya? Kalau dinding cadas saja dapat berantakan seperti kerupuk, kenapa gendang telinga laki-laki itu tidak pecah? Jejaka makin diseret kedongkolan, karen
Jejaka meringis ngeri, mendengar permintaan orang tua itu. “Setelah aku duduk, mau diapakan lagi?”“Duduklah. Jangan takut, aku tak akan mencekikmu!” ujar orang tua itu, seperti dapat membaca pikiran Jejaka.Akhirnya, Jejaka menurut. Sambil tetap menatap orang tua itu, dia duduk takut-takut.“Siapa kau?”“A-aku Jejaka”“Bagaimana kau bisa sampai kemari?”“Murid-murid Naga Kencana yang melemparku kemari”“Siapa gurumu ?”“Guruku adalah kakek-kakek-ku sendiri”“Siapa kakek-kakekmu itu?”“Begawan Tapa Pamungkas dan Ki Ageng Buana”“Tapa Pamungkas rupanya. Jadi kau pasti sudah menguasai jurus Cakar Nogo Kinurat Papat, Hanawut Angkoso” wajah Jejaka berubah mendengar hal itu, sebelum dia mengomentari ucapan sikakek, sikakek lebih dulu berkata ; “Apa kau juga sudah menguasai Pet
Sementara, Ki Nogomurkho terkekeh.“Rupanya kau tidak terlalu pengecut, ya?” sindir orang tua itu.“Pengecut? Hei, bagaimana mungkin?” sergah Jejaka seraya membusungkan dada, biarpun sebenarnya masih gemetar juga. “Dan aku tidak terima kalau kau mengaku-ngaku seenaknya!”“Kalau kau tidak percaya, terserah,” kata Ki Nogomurkho amat tenang. Setenang bias wajahnya yang ditumbuhi jenggot putih panjang. “Tapi kau mesti tahu, aku akan mewariskan sesuatu yang belum kau miliki.”“Terima kasih, aku sudah hebat,” sela Jejaka, seenak dengkul.“Bagiku. kau hanya anak bawang. Anak pengecut yang pongah dan keras kepala, buktinya melawan Bajing Ireng sekelas teri saja kau kalah” kata Ki Nogomurkho kembali sambil terkekeh.Jejaka langsung bangkit, lalu berkacak pinggang.Hatinya benar-benar mangkel.“Itu karena aku tidak tenang dalam pertarungan, aku terl
“Aku mau kek, aku mau menerima jurus terakhir itu” kata Jejaka cepat. Jejaka memang sangat tergila-gila dengan yang namanya kesaktian, maka begitu mendengar jurus terakhir dari naga pamungkas miliknya, bernama Jurus Naga Murkha. Kontan Jejaka langsung senang gembira.“Tidak mudah untuk mendapatkan jurus terakhir, Jurus Naga Murkha itu ? taruhannya adalah nyawa”“Tenang saja kek, Aku pasti bisa” kata Jejaka dengan penuh keyakinan.“Baiklah, jangan salahkan aku kalau nyawamu meninggalkan ragamu”“Tenang saja kek, apapun yang terjadi. Aku takkan menyalahkan siapa-siapa” kata Jejaka dengan tegas.“Bagus, kalau begitu berdirilah”Jejaka segera bangkit berdiri dengan perasaan berdebar. “Pejamkan matamu!” Jejaka memejamkan mata mengikuti perintah sikakek. Cukup lama, hingga ; “Sekarang! Buka matamu” terdengar suara Ki Nogomurkho.
Wings... Wings... Wings...!Ke-10 gelang dewanya melesat keluar dari kedua tangannya, membentuk putaran-putaran tanpa arah didepan tubuh Jejaka. Begitu cepatnya kedua tangan Jejaka bergerak, mengendalikan ke-10 gelang dewanya yang bergerak sangat cepat sehingga membentuk semacam perisai pelindung yang mengeluarkan garis-garis keemasan. Jurus Gelang Dewa, ‘Berputar Tanpa Arah’ telah dikerahkan oleh Jejaka.Tepat disaat gelombang badai api menghantam sosok Jejaka.Wuussshh!Terlibat bagaimana gelombang badai api itu terbelah didepan sosok Jejaka, karena menghantam perisai pelindung yang ada didepan sosok Jejaka. Ternyata kekuatan gelang dewa tak mampu ditembus oleh gelombang bagai api Naga Bumi.Naga Bumi sepertinya menyadari kalau serangan gelombang badai apinya tak mampu menembus pertahanan lawan, maka Naga Bumi menarik kembali nafas badai apinya hingga gelombang badai api itu kini lenyap. Jejaka yang melihat hal itu segera menghentikan