Share

Pensiun

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2023-05-24 13:52:28

Beberapa jam berlalu. Sebab Raven tak juga kembali setelah kejadian di pantai malam itu, Vivian pun memutuskan untuk mengambil Shine dari rumah besar tersebut.

“Apa kamu tidak senang pergi dari rumah Papamu?“ tanya Vivian yang saat ini sedang menyetir mobilnya. Sesaat kemudian dia melirik ke arah Shine yang duduk di sampingnya.

Ya, sejak keluar dari rumah Raven, Shine terus saja berwajah murung. Bahkan setelah masuk ke dalam mobil, Shine terus saja menatap ke luar kaca di sampingnya.

Sesaat kemudian tiba-tiba si laki-laki kecil tersebut menghela napas panjang dan kemudian menoleh ke arah Mamanya. “Jangan menutupi yang itu dengan yang lain Ma. Papa pasti marah kalau tahu aku membantu Mama mengambil benda itu,” ujarnya sembari menatap malas pada wajah wanita yang sebenarnya sangat disayanginya itu.

Ya, Shine adalah orang yang membantunya menghapus rekaman CCTV dan apa pun yang bisa membuat Vivian ketahuan kalau dia telah mengganti black swan dengan duplikat buatannya.

Lang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ditipu

    Beberapa jam berlalu, kini Raven dan Sean tengah duduk bersama di sofa yang ada di ruang kerja. Mereka terus mengobrol masalah perusahaan dan kejadian hari ini, hingga sebuah ketukan muncul di pintu ruangan itu.“Tuan, ini perhiasan yang Anda minta,” ucap seorang laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu sembari menyerahkan sebuah kotak perhiasan dengan ukuran cukup besar.“Baik, kamu bisa pergi sekarang,” titah Raven yang membuat salah satu karyawannya itu segera meninggalkan ruangan tersebut.Setelah itu, Sean yang penasaran pun segera mengambil kotak yang baru saja diletakkan di atas meja tersebut. “Perhiasan apa yang kamu inginkan?“ tanyanya sembari membuka kotak tersebut.“Black swan? Kenapa?“ tanya Sean sembari beralih menatap ke arah sahabatnya itu.“Coba perhatikan perhiasan itu, apakah ada yang berbeda!“ titah Raven sembari terus menatap satu set perhiasan di depan Sean dari tempatnya.Sean pun mengambil cincin dari dalam box tersebut dan memutar-mutar b

    Last Updated : 2023-05-27
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Takut Pada Vivian

    Sementara itu, saat ini Vivian sudah berhasil masuk ke dalam ruang penyimpanan perhiasan setelah memecahkan kata sandi pintu ruangan tersebut. Dia pun segera melangkah ke arah tempat di mana black swan terakhir kali diletakkan.“Untung saja belum ada yang menyadari,” batin Vivian sembari mengambil kalung duplikat buatannya, lalu menggantinya dengan yang asli.“Huh, bikin repot saja,” gerutu Vivian sembari memasukkan kalung palsu tersebut ke dalam sakunya. Lalu dengan santai dia berbalik badan, tetapi sesuatu mengejutkan langsung membuatnya berhenti bergerak.“Selamat malam Nyonya, kami diberi perintah oleh Tuan untuk membawa Anda kembali,” ucap Charles yang kini berdiri di depan Vivian bersama tiga anak buahnya.“Jadi dia sudah tahu kalau aku menukar kalung ini, pantas saja semuanya berjalan sangat lancar,” batin Vivian sembari menatap dingin ke arah Charles dan tiga laki-laki di belakangnya.“Katakan pada dia aku ada urusan lain, jadi aku tidak akan pulang bersama kalian,”

    Last Updated : 2023-05-27
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ternyata Ditipu Rolland

    Saat ini Vivian tengah menaiki taksi menuju salah satu tempat yang dianggap mereka cukup aman. Ya, dan Vivian meninggalkan mobilnya di tempat Samuel untuk menghilangkan jejak mereka.“Apa benar aku harus ke sana?” pikir Vivian yang merasa ragu dengan hal ini. Padahal dia tahu dengan jelas kalau orang yang mereka tuju adalah orang yang selalu baik pada mereka berdua sejak pertama kali kenal sampai saat ini, tapi entah kenapa ada perasaan mengganjal di dalam hati Vivian saat ini.“Kenapa Ma?“ tanya Shine saat melihat ekspresi wajah Vivian yang terasa aneh baginya.Vivian yang sempat melamun pun kembali menoleh ke arah anak laki-lakinya. “Tidak apa-apa Sayang, hanya saja dari tadi Paman Roland tidak mengangkat telepon Mama,” jawabnya.“Apa jangan-jangan Paman Roland sedang keluar,” sahut shine sembari mengangguk-ngangguk seolah tengah memahami sesuatu.Vivian pun tersenyum kecil melihat tanggapan anak laki-lakinya itu. Dia tidak mungkin mengatakan rasa gelisahnya tentang Rolland

    Last Updated : 2023-05-29
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Akhirnya lega

    Sehari berlalu dengan cepat, kini Vivian dan Shine sudah berada di tempat Samuel dan Jessi akan mengadakan pesta pernikahan mereka. Sementara Shine tengah bermain dengan teman sebayanya, kini Jessi tengah berbicara dengan Vivian di salah satu kamar yang sudah disiapkan untuk para tamu jauh.“Apa kamu yakin?“ Ekspresi terkejut tak ingin disembunyikan Jessi ketika mendengar apa yang Vivian dengan tentang Roland. “Kamu yakin, mereka tidak sedang menipumu … maksudku para anak buah Aldrich itu, apa kamu yakin mereka tidak melihat kamu dan tiba-tiba ingin memanfaatkan kesempatan itu dan sejenisnya?“Vivian mengusap-usap wajahnya dengan kasar. “Tidak. Aku yakin mereka tidak melihat kedatanganku,” jawabnya sembari menatap ke arah kaki meja. Dia terus merenung di dalam hatinya.“Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apa kamu ingin kembali pada Raben?“ tanya Jessi yang merasa khawatir sekaligus iba pada sahabatnya itu.Vivian menghembus napas panjang. “Aku tidak tahu. Tapi yang j

    Last Updated : 2023-05-30
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Tempat Kenangan

    Beberapa jam berlalu, Vivian yang sedari tadi terus tidur pun kini terbangun karena mobil yang dikendarainya berhenti mendadak. Ya, Setelah dia meninggalkan pantai menggunakan helikopter, kemudian beberapa jam dia menaiki mobil hingga sampai di sebuah tempat yang menjadi salah satu kenangan dirinya dan Raven.“Sudah sampai?“ tanya Vivian sembari menatap Raven dengan ekspresi tak senangnya karena Raven tak mengatakan ke mana mereka akan pergi. Laki-laki di samping Vivian ini hanya terus mengatakan kalau mereka menuju ke tempat kenangan mereka.“Tentu saja sampai, coba kamu menoleh,” jawab Raven sembari menunjuk ke sebuah pintu berwarna merah yang tak jauh dari mobil mereka. Vivian yang menoleh ke arah apa yang ditunjuk oleh Raven pun langsung tersentak. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat itu. “Untuk apa kamu bawa aku ke sini?“ tanyanya sambil kembali menatap ke arah Raven yang saat ini sedang membuka pintu mobilnya.Dan

    Last Updated : 2023-06-04
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Latihan Fisik

    Satu jam berlalu dengan Vivian yang berada di lapangan untuk melakukan pelatihan fisik bersama dengan beberapa calon tentara lainnya. Wanita bernama Tessa yang Vivian yakini ada di balik pemanggilan dirinya ini ternyata tak pernah datang ke lapangan, tak seperti yang dia perkirakan.“Aku pikir wanita itu akan mengerjaiku di sini,” batin Vivian sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar lapangan tersebut. Karena tak menemukan apa pun akhirnya dia memilih untuk meneguk air mineral yang baru saja diambilnya dari sebuah lemari di sudut lapangan itu. Dan sama seperti yang lainnya, dia pun mengistirahatkan tubuhnya di pinggir lapangan itu.Namun, baru saja menurunkan botol air minumnya tiba-tiba saja terdengar peluit yang berbunyi nyaring sehingga ke-10 orang, termasuk Vivian langsung mengarahkan pandangan mereka pada pemimpin acara pelatihan fisik malam itu.“Karena kalian sudah menyelesaikan sit up 100 kali, push up 100 kali, juga mengelilingi lapangan 10 kali, maka kalian m

    Last Updated : 2023-06-05
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Trik Raven

    Satu jam berlalu kini Vivian yang baru saja selesai membersihkan diri kembali ke kamarnya. Seperti sebelumnya dia pun membuka kamar tersebut menggunakan kunci miliknya. Dan sebelum masuk ke dalam kamar ia pun mengarahkan pandangannya ke sekeliling lorong tersebut, mencoba memastikan kalau tak ada yang mencurigakan.“Apa aku mulai paranoid,” gumam Vivian sembari menarik handle pintu di hadapannya dan kemudian mendorongnya dengan santai.Dan seperti yang seharusnya, dia pun mengambil hanger untuk menjemur handuk bekas pakainya, juga meletakkan peralatan mandinya di tempatnya. “Don't cut me down, throw me out, leave me here to waste …,” senandungnya ketika dia menunduk untuk mengambil hair dryer yang ada di laci bawah meja rias di kamar itu.Namun, senandungnya terhenti ketika tiba-tiba saja dia melihat sebuah bayang-bayang orang di lantai kamar itu mendekat ke arah dirinya.“Aku terlalu gegabah,” batinnya sembari tangan kanannya menggenggam erat pegangan laci paling bawah. Se

    Last Updated : 2023-06-08
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Tidak Akan Melepaskanmu

    Mendengar gedoran tersebut Vivian dan Raven menoleh bersamaan. Segera saja Vivian melompat ke atas ranjang dan kemudian menarik Raven masuk ke dalam selimut.“Masuk!“ sahut Vivian sambil mengacak-acak rambutnya.Sesaat kemudian pintu tersebut pun dibuka dengan kasar. “Cih, sialan! Dia pasti mendengar suara Raven dan mau bikin gara-gara,” tebak Vivian di dalam hati. “Apa lebih baik aku ekspos saja sekalian? Raven adalah orang penting di sini, pasti dia tidak akan berani menyinggung masalah ini,” batinnya lagi.Sesaat kemudian wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar itu berkacak pinggang. “Apa yang kamu lakukan?“ sergahnya.“Baru saja istirahat, apakah ada yang salah?“ tanya Vivian dengan tak kalah ketus.“Sebaiknya aku melihat dulu apa yang terjadi,” batinnya sembari duduk dan kemudian merenggangkan tubuhnya dengan santai.“Berani sekali kamu …,” geram wanita yang saat ini terus menatap Vivian dengan ekspresi tak terima.“Hentikan itu Nona Tessa,” tukas Vivian dengan cepat.

    Last Updated : 2023-06-09

Latest chapter

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Kesedihan Dan Kebahagiaan Yang Dijanjikan

    Salah seorang anak buah Aldrich berteriak cukup nyaring dan kemudian ambruk tengkurap di lantai. "Hah?" Vivian terkejut begitu juga yang lainnya.Sesaat semua orang mengarahkan pandangan mereka pada orang yang baru saja ambruk tersebut. "Kamu berani bermain-main denganku?" Aldrich menatap tajam Vivian yang saat ini masih mengarahkan pandangannya pada orang yang baru saja ambruk.Mendengar hal tersebut Vivian langsung mengarahkan pandangannya pada Aldrich. Namun tanpa menjawab, dia mengalihkan pandangannya pada Raven yang saat ini masih terduduk di lantai."Apa ini yang dia katakan agar aku menunggu sebentar lagi," batin Vivian.Dan sesaat kemudian Aldrich pun bangun dari ranjangnya, lalu melangkah ke arah Vivian. Namun, di tengah langkahnya, tiba-tiba salah satu anak buah Aldrich kembali terjungkal."Satu lagi, di mana mereka?" batin Vivian yang juga ikut penasaran dengan hal itu. Dia mengarahkan pandangannya ke sekitar untuk mencari petunjuk, sama dengan apa yang dilakuk

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Hanya Aldrich

    Beberapa jam berlalu. Saat ini Vivian dan Raven sedang berada di depan ruang ICU di salah satu rumah sakit di kota tersebut."Shine," gumam Vivian yang terus saja berdiri memandangi pintu ruangan tersebut."Tenanglah Vi, dia pasti baik-baik saja," ucap Jessi yang saat ini merangkul pundak Vivian."Iya," sahut Vivian lemah.Rasa gelisah memenuhi pikirannya saat ini. Kedua tangannya terus saling meremas untuk menekan perasaannya yang penuh dengan ketakutan yang seolah tak berujung.Sesaat kemudian terdengar suara langkah kaki sedang berlari kecil ke tempat itu. Segera saja Vivian membalik badannya."Apa kamu mendapatkannya?" tanya Vivian pada laki-laki yang baru saja berlari kecil tersebut."Kami sedang berusaha," jawab Raven dengan ekspresi pahit di wajahnya.Seketika tubuh Vivian limbung. Namun, untung saja Jessi dengan sigap menahan tubuh sahabatnya itu. "Tenang dulu Vi, kamu harus kuat," ucapnya yang sebenarnya juga merasa khawatir bukan main.Vivian kemudian menoleh pada J

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Pentas Drama Shine

    "Kenapa, tidak senang?" tanya wanita tersebut sambil bersedekap dan kemudian melengos dengan gaya yang dilebih-lebihkan.Langsung saja Vivian melepaskan pegangannya dan kemudian berjalan dengan cepat ke arah wanita tersebut. "Bagaimana bisa aku tidak senang," sahutnya sambil memeluk erat sahabatnya itu."Kamu tuh ya, bikin aku khawatir saja," ucap Jessy sembari melepaskan pelukan Vivian. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya sambil menatap Vivian dari ujung kepala hingga ujung kaki."Tentu saja tidak apa-apa," sahut Vivian sambil tertawa kecil. "Oh iya, lalu di mana Shine? Bukankah kamu bilang kamu bersamanya?""Dia masih di sekolahan bersama Yella. Aku dengar kamu pulang hari ini, mangkannya aku pulang lebih dulu," terang Jessi sambil mengambil ponselnya yang tiba-tiba berdering.Dan sementara Jessi mengangkat panggilan di ponselnya, kini Vivian berbalik badan dan menatap Raven yang sedang berbicara pada Gustavo. "Kapan dia mengatakan hal ini pada orang rumah?" batinnya.Di saat yang sama,

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Aku Minta Maaf

    Sepuluh jam berlalu dengan Vivian yang terus berkutat dengan obat-obatan untuk menyembuhkan para tentara yang mengalami efek mengerikan dari racun yang diberikan oleh Aldrich dan sekutunya."Kamu harus istirahat," ucap Raven sembari merangkul pundak Vivian tiba-tiba.Vivian yang sedari tadi berkonsentrasi merawat para tentara pun menoleh. "Kurang sedikit lagi, tinggal beberapa orang yang belum minum penawarnya," jawabnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat selama beberapa detik.Melihat Vivian yang menahan pusing, Raven pun menunjuk salah satu tenaga medis. "Kamu dan yang lainnya urus beberapa orang ini, dia membutuhkan istirahat," titah Raven.Vivian yang terkejut mendengar ucapan Raven langsung memaksa matanya untuk terbuka. "Apa maksud kamu, ini sudah menjadi tu—""Itu bukan hanya tugasmu, tapi juga tugas mereka. Kamu sudah cukup bekerja," potong Raven sembari menarik tubuh Vivian untuk masuk ke dalam pelukannya."Benar Nyonya, Anda sudah bekerja keras. Sisanya biar kami yang mela

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Akhir Taktik

    Saat Vivian ingin menjawab pertanyaan Raven, tiba-tiba saja Verdick berdehem."Semuanya sudah siap, Pak," ucap Verdick dengan ekspresi serius di wajahnya."Baik," sahut Raven yang kemudian mengarahkan pandangannya pada seluruh anak buahnya yang ada di ruangan itu. "Mari kita mulai. Berhati-hatilah kalian."Semua orang pun menganggukkan kepalanya. Tatapan yakin dan siap berkorban apa pun kini mereka semua tampilkan."Kamu tunggu di sini!" titah Raven sambil menoleh pada Vivian."Tidak," tolak Vivian dengan cepat. "Aku akan ikut membantu.""Ck," decak Raven.Namun Vivian tak menghiraukan ekspresi keberatan di wajah Raven, dia dengan santai mengambil salah satu pistol yang ada di sana. "Jika kita menang kamu harus menjelaskan dari mana asal black swan," pintanya sambil memastikan peluru di dalam pistol tersebut.Raven terdiam sejenak. "Apa dia sudah tahu?" batinnya."Baik," sahut Raven pada akhirnya. Setelah itu semua orang pun keluar dari ruangan tersebut lewat beberapa

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ditarik Suami

    Kembali Vivian menatap ke arah Aldrich. "Kamu benar-benar ...." Dia berkata seolah tak bisa berkata-kata lagi."Jadi kamu benar-benar mengira kalau akan ada Raven bersamaku?" cibir Aldrich.Vivian menggingit bibirnya memperlihatkan pada semua orang yang ada di sana kalau dirinya sedang kesal tapi tak tahu harus berbuat apa. "Kamu harus tenang Vi," batinnya.Kembali Aldrich membuka mulutnya. "Jika dia benar-benar bersamaku, apa kamu pikir dia masih bisa hidup," imbuhnya."Kenapa? Kenapa kamu ingin menyerang dia? Apakah ada masalah di antara kalian?" tanya Vivian seperti seorang gadis biasa. "Dan Rolland, bukankah kalian bersahabat baik?" Vivian melirik Rolland yang saat ini terlihat kacau dengan wajah babak belur.Tawa dari mulut Aldrich pun menggema di ruangan tersebut. "Jadi kamu benar-benar berpikir kalau Rolland adalah orang baik, sedangkan aku orang jahat? Dasar wanita," ejeknya.Vivian mengepalkan tangannya mendengar perkataan Aldrich. Dia tahu kalau dia memang pernah tertipu ol

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Bertemu Aldrich

    “Dia di sini,” batin Aldrich yang langsung mengganti ekspresi terkejut di wajahnya dengan sebuah senyum manis.“Kamu sedang mencari apa di sini?“ tanyanya sembari melangkah ke arah Vivian.“Apa dia berpura-pura atau memang tidak tahu kalau aku ada di sini?“ batin Vivian. “Tapi jika orang-orang mengenalnya sebagai dokter, seharusnya mereka sudah mengenal dia lebih dulu, jadi dia seharusnya sudah tahu aku ada di sini. Aku harus waspada.““Tidak ada. Aku hanya sedang menjalani hukuman," jawab Vivian dengan ketus sembari bersedekap. Dia tanpa ragu menunjukkan tatapan penuh permusuhan dengan laki-laki yang kini berdiri tak jauh di depannya itu.“Jadi kamu orang yang menyabotase tempat ini?“ tanya Vivian sekali lagi.“Aku? Jangan salah paham, aku tidak punya masalah dengan tentara di sini,” jawab Aldrich dengan santai.“Walaupun kelihatan tidak berbohong, tapi aku tidak bisa mempercayainya seratus persen. Setidaknya dia pasti punya andil dalam kekacauan ini, jika tidak, dia tidak mungkin se

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Racun Seperti Milikku

    “Dia sudah ada di sini, lalu di mana Raven? Apa semuanya sudah siap,” batin Vivian yang merasa gelisah ketika melihat salah satu orang yang tadi dia lihat di dalam dapur berbicara dengan kepala dapur.“Apa yang sedang kamu perhatikan, Vi?“ tanya Rozie sembari menepuk pundak Vivian.Vivian pun tersentak dan langsung menoleh. “Ah tidak ada apa-apa, aku hanya sepertinya pernah mengenal laki-laki itu,” jawab Vivian yang kemudian melirik laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya selama beberapa saat yang lalu. “Atau mungkin hanya mirip saja,” imbuhnya.Rozie pun langsung menatap ke arah laki-laki yang dibicarakan Vivian, kemudian sebuah kernyitan muncul di keningnya. “Dia orang yang bertugas menjaga gerbang. Orangnya memang pendiam dan bagiku sedikit mencurigakan, tapi ….“ Dia tak melanjutkan kalimatnya.“Tapi apa?“ Vivian menyahut.“Tapi tentu saja aku tidak peduli. Asalkan aku sudah melewati setahun di sini, maka aku bisa bebas dari tempat ini, jadi aku tidak mau ikut campur dalam masal

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Diawasi

    “Ambilkan aku minum!“ titah Raven setelah Vivian sampai di depannya.Vivian langsung menyipitkan matanya. Rasa enggan dan ingin protes terlihat jelas di matanya. “Baik Pak.“ Tapi pada akhirnya itulah yang keluar dari mulutnya.Setelah itu Vivian pun melangkah meninggalkan area tersebut. Dengan cepat dia pergi ke bagian dapur agar bisa beristirahat sejenak di sana sebelum membuatkan kopi untuk Raven. Namun, sesuatu terjadi ketika dia berada di ambang pintu dapur.“Apa yang mereka lakukan,” batin Vivian sembari mundur selangkah karena melihat kepala dapur tengah berbicara dengan tiga orang tentara di sana. Dia terus memperhatikan interaksi antara keempat orang tersebut, hingga tiba-tiba saja salah seorang tentara itu mencengkeram kerah pakaian kepala dapur.“Apa yang sebenarnya terjadi,” batin Vivian sembari terus memperhatikan setiap gerakan keempat orang tersebut. Hingga sebuah poin cukup penting terlihat, salah satu tentara tersebut memasukkan sesuatu ke dalam saku pakaian kepala dap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status