Share

Tidak Ada Penyesalan

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 11:48:11
Eve pergi ke dokter untuk memeriksakan kandungannya. Selama beberapa bulan ini, dia menjalani kehamilan dengan sangat baik tanpa keluhan sama sekali.

“Mari kita lihat, sudah bisa apa dia sekarang,” ucap dokter dengan nada candaan saat akan melakukan USG.

Eve tersenyum lalu menganggukkan kepala.

Dokter mulai menyentuhkan alat USG di perut Eve, lalu memperlihatkan detak jantung janin lebih dulu untuk memastikan kondisi kesehatannya.

“Detak jantungnya bagus meski tidak terlalu kuat. Panjang ukurannya juga pas sesuai usianya, dan lihat jenis kelaminnya,” ucap dokter menjelaskan lalu menoleh Eve.

Eve menunggu tidak sabar. Meski bayi itu tidak pernah diharapkan olehnya, tetapi sekarang Eve sangat bahagia bisa memilikinya meski ada rasa sedih karena bayinya tidak memiliki ayah saat lahir nanti. Ya, kelak Eve harus bisa menjadi ibu dan ayah yang baik untuk bayinya.

Namun, Eve segera membuang pemikiran itu, dia tidak ingin larut dalam kesedihan atau menyesal karena keputusan yang diambilnya.

Do
Aldra_12

Terima kasih yang sudah mengikuti cerita ini, jangan lupa tinggalkan komentar juga ulasan dan bintang 5, terima kasih banyak.

| 11
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
jangan bilang Kaivan lihat Eve...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tahu Hamil

    Kaivan duduk dengan tegap, memandang ke arah seberang jalan untuk memastikan apakah dia salah lihat atau tidak.Kaivan mengerutkan alis, jadi selama ini Eve di kota ini? Bukankah kota ini tempat Eve bertemu dengan pria itu, pria yang menjemput Eve di perusahaan waktu itu? Kaivan kembali tidak senang, padahal sebelumnya begitu antusias ketika melihat sosok yang terlihat familiar untuknya.Kaivan mengamati Eve yang duduk di depan sebuah kedai es krim. Dia tiba-tiba tersenyum ketika melihat Eve makan es krim lalu tersenyum tampak begitu bahagia.Namun, sedetik kemudian senyum di wajah pria itu hilang ketika melihat bagian perut Eve. Kenapa perut wanita itu besar?Apa Eve berhenti bekerja karena hamil? Apa Eve menikah dengan pria waktu itu dan sekarang hamil anaknya?Kaivan kembali tak senang, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin lagi.Hendry bingung dengan yang dilakukan Kaivan. Atasannya itu tidak keluar dari mobil, tapi hanya meminta mereka berhenti. Apa sebenarnya yang sedang Kaiv

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bertemu Lagi

    “Aku pulang dulu, ya. Kalau ada apa-apa kabari aja,” kata Eve saat siap pulang.“Siap, Kak. Hati-hati ya.”Eve mengangguk. Dia keluar dari kafe lalu mencari taksi. Namun, Eve tidak langsung pulang karena harus mampir supermarket untuk membeli beberapa kebutuhannya yang habis.Eve mampir ke supermarket yang searah dengan rumahnya. Dia mendorong troli sambil melihat-lihat barang yang yang dibeli.Saat Eve sedang memandang ke rak display, tanpa sengaja dia menabrakkan troli ke pembeli lain yang membuatnya terkejut.“Maaf,” ucap Eve spontan. Dia memandang pada orang yang ditabraknya, lalu betapa terkejutnya dia saat melihat siapa pria yang ada di depannya.“Eve, senang sekali bertemu denganmu,” ucap Hendry ternyata di sana sedang memilih minuman kaleng.Eve terlihat gelagapan, kenapa Hendry ada di sini, di kota ini?Hendry langsung menatap perut Eve yang besar, lalu berpikir mungkinkah Kaivan mendadak tak senang karena ini? Tapi kenapa harus tak senang?“Ternyata kamu sedang hamil. Apa kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Menikah Lama?

    Hendry langsung masuk mobil setelah meninggalkan Eve, lalu sopir mulai melajukan mobil meninggalkan tempat itu.“Anda benar-benar tidak mau mampir makan dulu, Pak?” tanya Hendry karena sejak siang tadi Kaivan belum makan apa-apa.Hendry mengajak ke supermarket untuk membelikan roti dan minuman sebelum mereka pulang, tapi siapa sangka malah bertemu Eve dan membuat Kaivan seperti semakin tak senang.“Tidak perlu,” jawab Kaivan tanpa menatap pada Hendry.Hendry mengangguk pelan, lalu berbasa-basi membahas soal Eve.“Ternyata Eve berhenti bekerja karena hamil. Dia yang tadi bilang,” ucap Hendry lalu melirik bayangan Kaivan dari kaca spion.Hendry melihat Kaivan hanya diam tak merespon ucapannya, bahkan atasannya itu terus memandang ke jalanan. Roti dan minuman yang diberikannya pun belum disentuh.“Sepertinya Eve itu banyak rahasia. Mungkinkah sebenarnya dia sudah menikah lama, makanya sekarang sudah hamil besar padahal dia berhenti bekerja juga baru beberapa bulan. Juga, jangan-jangan pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Rencana Grisel

    Grisel berada di apartemennya. Dia duduk di atas kasur sambil meremas bantal.“Kenapa? Kenapa jadi begini? Aku tidak mengharapkan ini.” Grisel semakin merasa kalau Kaivan menjauh darinya. Bahkan mau ke luar kota untuk urusan pekerjaan pun Kaivan tidak memberitahunya, bukankah dia kekasihnya?Grisel kesal karena Kaivan bilang mau bertanggung jawab, tapi sampai saat ini pria itu masih tidak menunjukkan sikap jika memang mau menikahinya. Grisel merasa ini terlalu lama, padahal dia sudah membayangkan Kaivan menikahinya segera lalu dia bisa menyandang nama Nyonya Bramanty.Namun, semua angan itu harus dipendam karena sikap Kaivan, belum lagi sekarang Grisel harus menanggung malu karena semua orang menganggap jika Grisel dan Kaivan sebenarnya sudah berpisah, karena itu Kaivan tidak menikahi Grisel.“Sial! Harus bagaimana membuatnya benar-benar menikahiku?” Grisel mengguyar rambut ke belakang.Dia benar-benar pusing. Apalagi jika membayangkan Kaivan meninggalkannya. Tidak, Grisel tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Maksud Tersembunyi

    Grisel menghangatkan wajahnya dengan lampu untuk berjaga-jaga jika Kaivan menyentuh keningnya. Dia bahkan memakai pakaian tipis dan agak menerawang untuk menggoda pria itu.“Sepertinya ini cukup,” gumam Grisel setelah merasa wajah dan lehernya agak panas.Setelah itu, Grisel mendengar suara bel dari pintu. Dia bergegas menuju pintu, tapi sebelum membuka pintu, Grisel memasang wajah lesu agar Kaivan percaya. Dia memutar gagang pintu dan perlahan membuka, saat akan bicara, Grisel terkejut melihat siapa yang berdiri di hadapannya sekarang.“Kenapa kamu di sini? Dan ….” Grisel menjeda ucapannya, lalu mencari Kaivan yang tidak ada di sana.Grisel kecewa ketika melihat Hendry yang datang.Hendry memperhatikan Grisel yang melongok ke kanan dan kiri.“Kamu mencari Pak Kaivan?” tanya Hendry karena Grisel memasang wajah tak senang.Grisel sangat malas karena rencananya gagal sebab Kaivan tidak datang. Dia sampai membuang napas kasar.“Iya, dia di mana?” tanya Grisel terpaksa menjawab karena tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Maria Kecewa

    Kaivan menatap tajam pada Damian. Dia benar-benar tak mengerti apa maksud ucapan sepupunya itu.Damian merapikan pakaiannya. Dia tersenyum miring saat melihat ada kepanikan dan rasa penasaran dalam tatapan mata Kaivan. Damian tidak bicara lagi, dia langsung pergi meninggalkan Kaivan.Ternyata Damian sudah tahu kalau Eve hamil anak Kaivan. Dia mendapat informasi dari salah satu staff yang melihat Eve salah masuk kamar. Namun, Damian membayar staff itu agar tidak memberitahu siapa pun termasuk Kaivan. Ya, awalnya staff itu memang diam karena Kaivan bersama Grisel dan takut dikira akan mengganggu hubungan mereka. Lalu Damian meminta orang menyelidiki hingga mengetahui fakta itu dari satu-satunya saksi.Damian sendiri sangat tahu, Eve sangat menjaga diri, sehingga Damian yakin kalau kesalahan malam itu, membuat Eve hamil. Kini Damian hanya perlu mencari bukti jika bayi di kandungan Eve benar-benar anak Kaivan.Kaivan memandang Damian pergi. Dia masih tidak paham kenapa Damian seperti ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bayi Eve

    Eve dirawat inap karena melahirkan prematur. Bayinya pun masih ada di ruang bayi karena harus mendapat perawatan intensif sampai kondisi tubuh bayi stabil.“Kak, Eve.” Salah satu karyawan kafe datang karena mendapat pesan dari Eve.“Kamu datang, maaf sudah merepotkanmu,” ucap Eve melihat gadis itu masuk ruang inapnya. Eve menghubungi karyawan kafe bernama Chila dan meminta membawakan makanan juga beberapa kebutuhan lain untuknya.“Kenapa minta maaf, Kak? Aku malah kesal Kak Eve tidak menghubungiku kemarin. Bagaimana bisa Kak Eve pergi ke rumah sakit sendirian dan mengurus semuanya sendirian padahal masih ada kami,” ucap Chila kasihan karena Eve benar-benar sendirian di sana.Eve tersenyum mendengar ucapan Chila.“Di mana bayinya?” tanya Chila karena tidak melihat bayi Eve di sana.“Masih di ruang perawatan bayi karena lahir prematur,” jawab Eve.“Tapi dia sehat, kan?” tanya Chila penasaran dan cemas.“Iya, dia sehat,” balas Eve sambil mengangguk-anggukan kepala.Chila bernapa lega.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Perkelahian Dania-Grisel

    Setelah rencananya gagal, Grisel semakin memikirkan cara untuk mendapatkan Kaivan. Dia juga kesal karena kemarin Kaivan melarangnya datang menjenguk Maria, padahal dia ingin mengambil hati wanita itu.“Apa benar kalau Pak Kaivan benar-benar menjauhiku sekarang?” Grisel benar-benar takut dan cemas.Grisel menunggu Kaivan berangkat bekerja hari itu. Dia ada di lobi dan berniat naik ke atas bersama Kaivan. Namun, saat dia melihat Kaivan turun dari mobil, ternyata Kaivan malah bersama Dania. Tentu saja hal itu membuat Grisel marah.“Apa ini? Kenapa Pak Kaivan bersamanya? Apalagi Pak Kaivan sampai menggunakan sopir?” Grisel benar-benar geram.Grisel tidak akan tinggal diam jika Dania merebut Kaivan darinya. Ketika Kaivan dan Dania masuk lift bersama, Grisel ikut masuk lift berbeda dan sama-sama naik ke atas.Dania sendiri bisa bersama Kaivan karena mobilnya mogok lalu dia meminta tolong Kaivan untuk membantunya.Saat sampai di lantai ruangan Dania berada. Dania pamit keluar, lalu berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 5~Selesai

    Waktu berjalan dengan begitu cepat. Perjuangan yang biasa dilakukan sendiri, sekarang banyak yang menemani.Selama kehamilannya, Eve benar-benar merasakan banyak perhatian banyak orang di sekitarnya, membuatnya bisa menikmati kehamilan dengan perasaan tenang dan bahagia.Pagi itu. Eve berjalan ke ruang ganti untuk menghampiri Kaivan. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Perutnya sudah besar dan Eve mulai kesusahan melakukan aktivitasnya.“Biar aku bantu pakaikan dasi,” ucap Eve saat menghampiri Kaivan.Kaivan menoleh. Dia melihat istrinya itu berjalan mendekat.“Kalau lelah duduklah saja, Eve.”Eve hanya tersenyum. Dia meraih dasi Kaivan dan kukuh ingin mengikat dasi.“Duduk terus juga capek,” balas Eve.Dia mengikat dasi dengan seksama.Kaivan memperhatikan Eve yang sedang mengikat. Semakin besar kandungan Eve, istrinya itu terlihat semakin cantik.“Sudah,” ucap Eve.“Terima kasih,” balas Kaivan diakhiri sebuah kecupan di kening.Perhatian Kaivan ke perut Eve. Dia mengusap lembut p

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 4

    “Apa Dokter tidak salah memeriksa?”“Sudah dipastikan lagi?”Eve merasa kepalanya sangat berat. Samar-samar dia mendengar suara Kaivan dan Maria. Dia pun berusaha untuk membuka mata sampai akhirnya melihat dua orang itu berdiri di dekatnya dengan ekspresi wajah panik.“Sayang.” Eve memanggil dengan suara lirih.Kaivan menoleh ketika mendengar suara Eve. Dia segera menghampiri istrinya itu.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang sakit?” tanya Kaivan sambil menggenggam telapak tangan Eve.Maria juga ikut mendekat ke ranjang karena sangat mencemaskan Eve.“Aku di mana?” tanya Eve dengan suara berat.“Di rumah sakit, tadi aku dihubungi kalau kamu pingsan, jadi aku membawamu ke sini,” jawab Kaivan.Eve mengangguk pelan. Dia memang masih merasa sakit kepala.Kaivan dan Maria menunggu dengan sabar sampai Eve sepenuhnya sadar. “Aku tidak tahu kenapa bisa pingsan, maaf sudah membuat kalian cemas,” ucap Eve lirih.“Untuk apa minta maaf. Kami malah cemas kalau terjadi sesuatu padamu, tapi untungnya ti

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 3

    Setelah berjuang sendiri, sekarang ada tangan yang bisa Eve genggam erat. Dia bagai Cinderella yang akhirnya menemukan sang pangeran, diratukan dan dicintai begitu dalam oleh pria yang bahkan sekalipun tak pernah ada di dalam mimpinya.Pernikahan Eve dan Kaivan sudah satu tahun berjalan. Pagi itu Eve membantu pelayan di dapur menyiapkan sarapan, sudah menjadi kebiasaan meski para pelayan dulu sering melarang.“Ini sudah semuanya, ditata di meja, ya.” Eve memberi instruksi setelah selesai memasak.“Baik, Bu.”Eve meninggalkan dapur. Dia pergi memanggil Maria sebelum membangunkan Kai dan Kaivan.“Ibu sudah bangun?” Eve masuk kamar untuk mengecek Maria.“Sudah, Eve.” Suara Maria terdengar dari kamar mandi.“Sarapannya sudah siap, aku mau bangunin Kai dan Kaivan dulu,” ucap Eve.Setelah mendengar balasan Maria dari dalam kamar mandi. Eve segera keluar dari kamar sang mertua, lantas pergi ke lantai atas. Semalam Kai merengek ingin tidur bersama mereka, sehingga pagi ini putra mereka yang s

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 2

    Kaivan baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat Eve yang berbaring memunggunginya. Apa Eve sudah tidur?Kaivan naik ke ranjang. Dia bergeser mendekat ke arah Eve berbaring, lantas menyentuh lengan wanita itu.“Eve, kamu sudah tidur?” tanya Kaivan. Dia bahkan sengaja meletakkan dagu di lengan Eve.Eve sebenarnya sangat panik dan gugup. Dia berpikir untuk tidur lebih dulu sebelum Kaivan selesai mandi, tapi kenyataannya dia hanya bisa memejamkan mata dan tidak bisa jatuh ke alam mimpi, membuatnya sekarang malah semakin cemas.Ini memang bukan malam pertama baginya, tapi lamanya waktu tidak pernah berhubungan seperti itu, tentu membuat Eve merasa ini seperti yang pertama baginya..“Kamu lelah, hm?” tanya Kaivan. Dia tahu Eve belum tidur karena kelopak mata Eve tampak bergerak.Kaivan terus meletakkan dagu di lengan Eve, dia menatap gemas pada Eve yang berpura-pura tidur. Sampai akhirnya dia melihat Eve membuka mata.“Apa kamu lapar?” tanya Eve seraya menatap pada Kaivan.Kaivan meng

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 1

    “Kai mau pulang cama Mami dan Papi.”Kai bersidekap dada. Dia tidak mau beranjak dari kursinya saat Maria mengajak pulang.Maria, Bram, dan Alana saling tatap, bagaimana caranya membujuk Kai agar Kaivan dan Eve bisa menikmati malam pengantin.“Atau Kai mau tidur di rumah Paman?” tanya Bram membujuk.“Ih … Kai maunya cama Mami dan Papi.” Kai turun dari kursi. Dia berlari menghampiri Kaivan dan Eve yang sedang bicara dengan Dania.“Mami, Papi. Kai mau ikut kalian, tapi Nenek cama Paman malah mau ngajak pulang!” teriak Kai begitu keras.Kaivan dan Eve menoleh bersamaan, mereka terkejut melihat Kai berteriak-teriak seperti itu.“Kenapa, hm?” tanya Eve sedikit membungkuk agar bisa menatap sang putra.“Itu, macak Kai curuh pulang cama Nenek, Kai ‘kan maunya cama Mami dan Papi.” Kai mengadu sambil menunjuk ke Maria dan Bram yang sedang berjalan menghampiri.Kaivan menoleh ke Maria, tentu dia paham dengan niatan Maria mengajak Kai pulang.“Kai, nanti Mami dan Papi akan pulang, tapi setelah me

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Semua Bahagia

    Pernikahan Kaivan dan Eve berjalan dengan sangat lancar. Mereka sudah sah menjadi suami istri, kini tradisi melempar bunga pun akan dilakukan.Beberapa karyawan lajang yang diundang ke pesta itu sudah bersiap di depan altar, begitu juga dengan Dania yang ikut bergabung untuk mendapatkan buket bunga milik Eve. Siapa tahu selanjutnya dia yang akan menikah.Eve tersenyum penuh kebahagiaan melihat orang-orang antusias ingin merebut buket bunganya. Dia melihat Dania yang memberi kode agar dilempar ke arah Dania, membuat Eve semakin menahan senyum.Eve memunggungi para wanita yang siap menerima buket miliknya. Master Ceremony mulai berhitung, lalu di hitungan ketiga, Eve melempar buket bunga miliknya.Buket itu terlempar cukup kuat. Dania begitu antusias ingin menangkap, tapi banyaknya wanita di sana, membuat buket itu terpental beberapa kali hingga akhirnya jatuh ke tangan seseorang.Semua wanita kini menatap pada orang yang memegang buket itu.“Brian.” Eve terkejut tapi juga merasa lucu ka

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hari Pernikahan

    Eve berada di salah satu kamar yang terdapat di hotel tempat pesta pernikahan diadakan. Dia datang lebih awal karena harus dirias oleh MUA yang sudah ditunjuk oleh Kaivan.Alana menemani Eve di kamar. Dia terus memperhatikan Eve yang sedang dirias sampai akhirnya siap.“Kamu sangat cantik,” puji Alana seraya menghampiri Eve yang baru saja selesai dirias.Eve menatap Alana dari pantulan cermin. Dia tersenyum malu karena mendapat pujian dari kakak iparnya itu.Alana menatap cukup lama pada Eve, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.Eve memperhatikan. Tidak tahu apa yang akan diberikan oleh kakak iparnya itu.“Kakakmu dan aku sepakat memberikan ini sebagai hadiah pernikahanmu, memang tidak mewah dan mahal, tapi kami berharap ini cukup berkesan untukmu,” ujar Alana memberikan kalung dengan liontin berinisial E.Eve sangat terkejut. Dia sampai menggeleng kepala pelan karena tak bisa menerima hadiah itu. Dia tahu kondisi ekonomi kakak dan kakak iparnya sedang susah, tapi

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status