Share

Rumor

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-04 20:25:34

Grisel menunggu Dania di lantai divisi Dania berada. Dia menunggu Dania datang setelah jam makan siang usai.

Grisel berdiri di dekat lift, hingga beberapa saat kemudian Dania keluar dari lift.

Grisel langsung menghampiri dan mencekal lengan Dania.

“Apa-apaan kamu?” tanya Dania keheranan.

“Lebih baik kamu jauh-jauh dari Pak Kaivan, jangan pernah mendekatinya lagi!” hardik Grisel.

Dania melongo.

“Kamu pikir, kamu bisa lebih dariku? Ingat ya, meski kamu mau merayunya dengan cara apa pun. Pak Kaivan tetap akan memilihku,” ucap Grisel begitu percaya diri.

Dahi Dania berkerut halus mendengar semua ucapan Grisel.

Setelah memperingatkan Dania, Grisel memilih pergi meninggalkan tempat itu.

“Ada apa lagi dengan wanita itu? Aneh sekali dia. Tidak sadar diri,” gerutu Dania lalu pergi ke mejanya karena tidak mau ambil pusing dengan sikap Grisel.

**

Grisel kembali ke divisinya, dia melihat para staff berkumpul bahkan terdengar seperti sedang membicarakan sesuatu. Dia yang awalnya ingin menyapa, jad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
apa urusan lho mau tau Kai pergi kemana yg jelas ya mau pergi cari Eve lah....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tidak Ada Penyesalan

    Eve pergi ke dokter untuk memeriksakan kandungannya. Selama beberapa bulan ini, dia menjalani kehamilan dengan sangat baik tanpa keluhan sama sekali.“Mari kita lihat, sudah bisa apa dia sekarang,” ucap dokter dengan nada candaan saat akan melakukan USG.Eve tersenyum lalu menganggukkan kepala.Dokter mulai menyentuhkan alat USG di perut Eve, lalu memperlihatkan detak jantung janin lebih dulu untuk memastikan kondisi kesehatannya.“Detak jantungnya bagus meski tidak terlalu kuat. Panjang ukurannya juga pas sesuai usianya, dan lihat jenis kelaminnya,” ucap dokter menjelaskan lalu menoleh Eve.Eve menunggu tidak sabar. Meski bayi itu tidak pernah diharapkan olehnya, tetapi sekarang Eve sangat bahagia bisa memilikinya meski ada rasa sedih karena bayinya tidak memiliki ayah saat lahir nanti. Ya, kelak Eve harus bisa menjadi ibu dan ayah yang baik untuk bayinya.Namun, Eve segera membuang pemikiran itu, dia tidak ingin larut dalam kesedihan atau menyesal karena keputusan yang diambilnya.Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tahu Hamil

    Kaivan duduk dengan tegap, memandang ke arah seberang jalan untuk memastikan apakah dia salah lihat atau tidak.Kaivan mengerutkan alis, jadi selama ini Eve di kota ini? Bukankah kota ini tempat Eve bertemu dengan pria itu, pria yang menjemput Eve di perusahaan waktu itu? Kaivan kembali tidak senang, padahal sebelumnya begitu antusias ketika melihat sosok yang terlihat familiar untuknya.Kaivan mengamati Eve yang duduk di depan sebuah kedai es krim. Dia tiba-tiba tersenyum ketika melihat Eve makan es krim lalu tersenyum tampak begitu bahagia.Namun, sedetik kemudian senyum di wajah pria itu hilang ketika melihat bagian perut Eve. Kenapa perut wanita itu besar?Apa Eve berhenti bekerja karena hamil? Apa Eve menikah dengan pria waktu itu dan sekarang hamil anaknya?Kaivan kembali tak senang, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin lagi.Hendry bingung dengan yang dilakukan Kaivan. Atasannya itu tidak keluar dari mobil, tapi hanya meminta mereka berhenti. Apa sebenarnya yang sedang Kaiv

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bertemu Lagi

    “Aku pulang dulu, ya. Kalau ada apa-apa kabari aja,” kata Eve saat siap pulang.“Siap, Kak. Hati-hati ya.”Eve mengangguk. Dia keluar dari kafe lalu mencari taksi. Namun, Eve tidak langsung pulang karena harus mampir supermarket untuk membeli beberapa kebutuhannya yang habis.Eve mampir ke supermarket yang searah dengan rumahnya. Dia mendorong troli sambil melihat-lihat barang yang yang dibeli.Saat Eve sedang memandang ke rak display, tanpa sengaja dia menabrakkan troli ke pembeli lain yang membuatnya terkejut.“Maaf,” ucap Eve spontan. Dia memandang pada orang yang ditabraknya, lalu betapa terkejutnya dia saat melihat siapa pria yang ada di depannya.“Eve, senang sekali bertemu denganmu,” ucap Hendry ternyata di sana sedang memilih minuman kaleng.Eve terlihat gelagapan, kenapa Hendry ada di sini, di kota ini?Hendry langsung menatap perut Eve yang besar, lalu berpikir mungkinkah Kaivan mendadak tak senang karena ini? Tapi kenapa harus tak senang?“Ternyata kamu sedang hamil. Apa kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Menikah Lama?

    Hendry langsung masuk mobil setelah meninggalkan Eve, lalu sopir mulai melajukan mobil meninggalkan tempat itu.“Anda benar-benar tidak mau mampir makan dulu, Pak?” tanya Hendry karena sejak siang tadi Kaivan belum makan apa-apa.Hendry mengajak ke supermarket untuk membelikan roti dan minuman sebelum mereka pulang, tapi siapa sangka malah bertemu Eve dan membuat Kaivan seperti semakin tak senang.“Tidak perlu,” jawab Kaivan tanpa menatap pada Hendry.Hendry mengangguk pelan, lalu berbasa-basi membahas soal Eve.“Ternyata Eve berhenti bekerja karena hamil. Dia yang tadi bilang,” ucap Hendry lalu melirik bayangan Kaivan dari kaca spion.Hendry melihat Kaivan hanya diam tak merespon ucapannya, bahkan atasannya itu terus memandang ke jalanan. Roti dan minuman yang diberikannya pun belum disentuh.“Sepertinya Eve itu banyak rahasia. Mungkinkah sebenarnya dia sudah menikah lama, makanya sekarang sudah hamil besar padahal dia berhenti bekerja juga baru beberapa bulan. Juga, jangan-jangan pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Rencana Grisel

    Grisel berada di apartemennya. Dia duduk di atas kasur sambil meremas bantal.“Kenapa? Kenapa jadi begini? Aku tidak mengharapkan ini.” Grisel semakin merasa kalau Kaivan menjauh darinya. Bahkan mau ke luar kota untuk urusan pekerjaan pun Kaivan tidak memberitahunya, bukankah dia kekasihnya?Grisel kesal karena Kaivan bilang mau bertanggung jawab, tapi sampai saat ini pria itu masih tidak menunjukkan sikap jika memang mau menikahinya. Grisel merasa ini terlalu lama, padahal dia sudah membayangkan Kaivan menikahinya segera lalu dia bisa menyandang nama Nyonya Bramanty.Namun, semua angan itu harus dipendam karena sikap Kaivan, belum lagi sekarang Grisel harus menanggung malu karena semua orang menganggap jika Grisel dan Kaivan sebenarnya sudah berpisah, karena itu Kaivan tidak menikahi Grisel.“Sial! Harus bagaimana membuatnya benar-benar menikahiku?” Grisel mengguyar rambut ke belakang.Dia benar-benar pusing. Apalagi jika membayangkan Kaivan meninggalkannya. Tidak, Grisel tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Maksud Tersembunyi

    Grisel menghangatkan wajahnya dengan lampu untuk berjaga-jaga jika Kaivan menyentuh keningnya. Dia bahkan memakai pakaian tipis dan agak menerawang untuk menggoda pria itu.“Sepertinya ini cukup,” gumam Grisel setelah merasa wajah dan lehernya agak panas.Setelah itu, Grisel mendengar suara bel dari pintu. Dia bergegas menuju pintu, tapi sebelum membuka pintu, Grisel memasang wajah lesu agar Kaivan percaya. Dia memutar gagang pintu dan perlahan membuka, saat akan bicara, Grisel terkejut melihat siapa yang berdiri di hadapannya sekarang.“Kenapa kamu di sini? Dan ….” Grisel menjeda ucapannya, lalu mencari Kaivan yang tidak ada di sana.Grisel kecewa ketika melihat Hendry yang datang.Hendry memperhatikan Grisel yang melongok ke kanan dan kiri.“Kamu mencari Pak Kaivan?” tanya Hendry karena Grisel memasang wajah tak senang.Grisel sangat malas karena rencananya gagal sebab Kaivan tidak datang. Dia sampai membuang napas kasar.“Iya, dia di mana?” tanya Grisel terpaksa menjawab karena tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Maria Kecewa

    Kaivan menatap tajam pada Damian. Dia benar-benar tak mengerti apa maksud ucapan sepupunya itu.Damian merapikan pakaiannya. Dia tersenyum miring saat melihat ada kepanikan dan rasa penasaran dalam tatapan mata Kaivan. Damian tidak bicara lagi, dia langsung pergi meninggalkan Kaivan.Ternyata Damian sudah tahu kalau Eve hamil anak Kaivan. Dia mendapat informasi dari salah satu staff yang melihat Eve salah masuk kamar. Namun, Damian membayar staff itu agar tidak memberitahu siapa pun termasuk Kaivan. Ya, awalnya staff itu memang diam karena Kaivan bersama Grisel dan takut dikira akan mengganggu hubungan mereka. Lalu Damian meminta orang menyelidiki hingga mengetahui fakta itu dari satu-satunya saksi.Damian sendiri sangat tahu, Eve sangat menjaga diri, sehingga Damian yakin kalau kesalahan malam itu, membuat Eve hamil. Kini Damian hanya perlu mencari bukti jika bayi di kandungan Eve benar-benar anak Kaivan.Kaivan memandang Damian pergi. Dia masih tidak paham kenapa Damian seperti ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bayi Eve

    Eve dirawat inap karena melahirkan prematur. Bayinya pun masih ada di ruang bayi karena harus mendapat perawatan intensif sampai kondisi tubuh bayi stabil.“Kak, Eve.” Salah satu karyawan kafe datang karena mendapat pesan dari Eve.“Kamu datang, maaf sudah merepotkanmu,” ucap Eve melihat gadis itu masuk ruang inapnya. Eve menghubungi karyawan kafe bernama Chila dan meminta membawakan makanan juga beberapa kebutuhan lain untuknya.“Kenapa minta maaf, Kak? Aku malah kesal Kak Eve tidak menghubungiku kemarin. Bagaimana bisa Kak Eve pergi ke rumah sakit sendirian dan mengurus semuanya sendirian padahal masih ada kami,” ucap Chila kasihan karena Eve benar-benar sendirian di sana.Eve tersenyum mendengar ucapan Chila.“Di mana bayinya?” tanya Chila karena tidak melihat bayi Eve di sana.“Masih di ruang perawatan bayi karena lahir prematur,” jawab Eve.“Tapi dia sehat, kan?” tanya Chila penasaran dan cemas.“Iya, dia sehat,” balas Eve sambil mengangguk-anggukan kepala.Chila bernapa lega.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Duduk Berdua

    Eve dan Kaivan masih duduk berdua di samping rumah setelah semua orang pulang. Kaivan menggenggam erat telapak tangan Eve seperti tak berniat melepas.“Kamu dan Damian benar-benar sudah berbaikan?” tanya Eve memastikan.“Ya, anggap saja begitu. Tapi aku akan tetap memantaunya, meski bisa dibilang kalau dia sudah berumur, tapi Damian itu masih labil.”Eve terkekeh pelan mendengar ucapan Kaivan.“Kenapa malah tertawa?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut halus.“Ya, labil sepertimu tampaknya,” balas Eve sambil melirik Kaivan.“Siapa bilang aku labil?” Kaivan tidak terima Eve mengatainya seperti itu.Eve menahan tawa. Dia menggeser posisi hingga menatap pada Kaivan lalu menjelaskan, “Jika kamu tidak labil, kamu pasti akan segera menikahi Grisel waktu itu.”Kaivan terkesiap, lalu mengelak, “Itu bukan labil, tapi hanya belum yakin.”“Aku memang berjanji akan menikahi, tapi itu untuk wanita yang aku tiduri. Dan saat Grisel mengakuinya, entah kenapa ada yang janggal, karena itu aku tidak seger

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hubungan Baik

    Malam itu. Kaivan dan yang lain makan malam bersama di rumah Maria. Ada Bram dan Alana juga yang diundang ke rumah.“Kalian jangan sungkan, ya. Makan saja apa yang kalian suka, kalau mau memilih menu lain yang tidak ada di meja, bilang saja. Tidak usah malu-malu, anggap rumah sendiri,” ucap Maria pada Bram dan Alana.Bram dan Alana mengangguk. Mereka benar-benar canggung diajak makan malam di rumah Maria.Saat mereka sedang makan malam, pelayan datang menemui Maria.“Itu, Bu. Pak Damian dan Mbak Dania datang,” kata pelayan.“Oh, suruh masuk saja. Aku yang mengundang mereka untuk makan malam bersama,” balas Maria.Pelayan itu mengangguk lalu segera pergi ke depan untuk mempersilakan Damian dan Dania masuk.Eve menoleh pada Kaivan. Dia melihat pria itu memasang wajah datar dan tak senang. Eve memilih diam dan tak berkomentar sama sekali.Damian dan Dania masuk. Dania langsung menyapa Maria dan yang lain, sedangkan Damian menatap pada Kaivan yang tak memandang ke arahnya sama sekali.“Ay

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhir Dari Grisel

    Bram buru-buru turun dari mobil saat sampai di rumah Kaivan. Dia dijemput sopir Kaivan karena sangat mencemaskan Eve ketika tadi menghubungi.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kamu tidak segera menghubungiku?” tanya Bram langsung mengecek apakah Eve terluka atau tidak.“Aku baik-baik saja, Kak. Kak Bram tidak perlu mencemaskanku seperti ini,” ucap Eve mencoba menenangkan.Bram menatap sendu, lalu menghela napas pelan.Eve mengajak Bram duduk lebih dulu, kemudian menceritakan yang terjadi dan kondisi Grisel saat ini.Bram menghela napas kasar, baru kemudian berkomentar.“Dia punya pilihan agar hidupnya lebih baik, tapi dia malah memilih cara yang salah dan memaksakan sesuatu yang seharusnya tak dia miliki,” ujar Bram, “ya sudahlah, terpenting kamu baik-baik saja.”Bram menatap Eve penuh kelegaan.Eve mengangguk-angguk sambil memulas senyum agar Bram lega.**Setelah Eve merasa lebih baik, dia dan Kaivan pergi mengunjungi Grisel ke rumah sakit untuk melihat perkembangan dan laporan medis dar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Memang Iri

    Eve mengajak Kaivan menemui ibu Grisel. Bagaimanapun mereka harus memberitahu kondisi Grisel pada wanita itu. Eve sendiri juga tidak bisa merasa tenang begitu saja karena secara langsung atau tidak, Eve juga memperburuk depresi Grisel.“Pak.” Wanita tua itu langsung sedikit membungkuk saat melihat Kaivan di belakang dan menemuinya.Eve langsung merangkul pundak wanita tua itu, kemudian berkata, “Bibi ada yang mau aku bicarakan.”Wanita itu terkejut, bahkan terlihat takut.“Apa saya membuat kesalahan?” tanya wanita tua itu.“Tidak, Bi. Bibi tidak berbuat salah, hanya saja ada yang memang harus kami bicarakan dengan Bibi,” ucap Eve mencoba tenang meski takut dengan reaksi ibu Grisel.“Duduklah, Bi.” Kaivan bicara dengan tegas agar wanita itu tidak kebingungan.Eve mengajak ibu Grisel duduk, begitu juga dengan Eve dan Kaivan yang duduk berhadapan dengan wanita itu.Wanita itu terlihat gemetar, bahkan jemarinya saling meremas sambil menatap pada Eve dan Kaivan secara bergantian.Eve ingin

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Depresi

    Kaivan pergi ke rumah sakit setelah Eve agak tenang. Dia juga sudah berpesan pada Maria untuk menjaga Eve.Sesampainya di rumah sakit, Kaivan menemui Hendry yang ada di depan ruang inap bersama pengacara yang ditunjuk untuk menangani kasus itu, hanya berjaga-jaga jika Grisel tiba-tiba menuntut Eve.“Bagaimana?” tanya Kaivan begitu sudah berada di hadapan Hendry dan pengacara.Hendry dan pengacara itu menatap aneh pada Kaivan, membuat Kaivan mengerutkan alis.“Ada apa? Grisel ingin menuntut Eve, atau dia membuat onar lagi?” tanya Kaivan menaruh curiga.“Bukan,” jawab Hendry sambil menggeleng.“Lalu?” tanya Kaivan dengan satu sudut alis tertarik ke atas.“Lebih baik Anda lihat sendiri, dokter juga ada di dalam,” kata Hendry.Kaivan tentunya semakin penasaran, ada apa sebenarnya sampai Hendry tak menjelaskan langsung padanya. Dia akhirnya masuk ke ruang inap, lalu melihat sendiri apa yang terjadi pada Grisel.Dokter masih mengecek kondisi Grisel bersama dua perawat, bahkan kini Grisel ha

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tetap Tidak Bisa Tenang

    Eve dan Kaivan masih menunggu sampai Grisel selesai CT-Scan, saat itu Hendry datang setelah mengecek kamera Cctv di apartemen.“Bagaimana?” tanya Kaivan.“Saya mendapat salinannya, Pak. Sebentar saya kirim ke Anda,” kata Hendry.Hendry mengirimkan video rekaman Cctv ke ponsel Kaivan, lalu menjelaskan, “Semua murni karena kesalahan Grisel yang menyerang Eve dulu, Pak. Bahkan jatuhnya Grisel sebenarnya tidak sepenuhnya salah Eve karena seperti yang terlihat di rekaman itu, kaki Grisel tersandung kakinya sendiri yang membuatnya jatuh ke belakang dan kepalanya langsung menghantam cermin.”Eve dan Kaivan mengamati rekaman itu, ternyata benar jika kejadian yang menimpa Grisel sepenuhnya bukan salah Eve.“Tapi tetap saja, dia terluka karena aku mendorongnya lebih dulu,” ucap Eve tetap cemas. Dia bisa terlibat dengan hukum karena masalah ini.Kaivan menggenggam erat tangan Eve, lalu berkata, “Kamu tenang saja. Biar pengacaraku yang mengurus semuanya. Ada bukti yang kita pegang juga ada saksi,

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tragedi

    Eve terus mempertahankan cincinnya. Dia takkan mengalah lagi dari Grisel setelah apa yang Grisel lakukan padanya selama ini.“Kamu tidak layak memakai cincin ini. Ini seharusnya menjadi milikku!” teriak Grisel terus mencoba melepas cincin dari jari Eve.Eve terus mempertahankan cincin itu, begitu tangannya bisa lepas dari genggaman Grisel, Eve langsung mendorong Grisel agar menjauh darinya.Namun nahas, Grisel terdorong cukup kuat, hingga mundur sebelum akhirnya menabrak cermin yang terpajang di dinding dekat lift. Kaca itu pecah seiring Grisel yang terjatuh berlumuran darah karena luka akibat benturan cukup keras.Eve sangat syok. Dia tak berniat mencelakai Grisel, tapi ternyata Grisel malah terluka karena perbuatannya.Semua yang di sana juga terkejut, apalagi Grisel langsung tak sadarkan diri.Eve gemetar karena panik.Grisel dibawa ke rumah sakit. Eve juga ikut karena merasa harus bertanggung jawab. Dia sudah menghubungi Kaivan karena ketakutan, Eve juga tidak mungkin menghubungi

DMCA.com Protection Status