Share

Membuat Kesal

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Eve bersiap pergi ke kafe. Dia sudah mulai memakai pakaian yang agak longgar agar perutnya tidak terlalu tertekan dan lebih nyaman. Eve pergi menggunakan taksi menuju kafe seperti biasa. 

Saat baru saja sampai di kafe, Eve sangat terkejut ketika melihat Damian ada di depan kafe.

“Apa yang dia lakukan sekarang?” Eve bertanya-tanya agak kesal.

Damian langsung tersenyum ketika melihat Eve datang. Dia menunggu Eve berjalan ke arah kafe.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Eve memasang wajah datar.

“Aku membawakanmu sarapan,” jawab Damian sambil menunjukkan paper bag yang dibawa.

“Tidak perlu, aku sudah makan,” tolak Eve tidak mau menerima apa pun dari Damian.

Dia tidak akan memberikan celah untuk Damian masuk ke kehidupannya lagi, sekeras apa pun Damian berusaha.

“Ayolah, Eve. Ini bisa kamu hangatkan dan makan untuk siang. Lauknya terpisah, seperti yang kamu sukai,&rdquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
Damian mau balikan lg Eve karna sudah di buang sama Grisel...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Memaksa Mengantar

    Damian tersenyum mendengar pertanyaan Eve. Dia menatap begitu dalam ke Eve yang bertanya sambil menatap curiga kepadanya.Eve tetap waspada. Dia benar-benar harus berhati-hati terhadap Damian.“Aku benar-benar tidak ada maksud lain, Eve. Aku ke sini karena ingin minta maaf. Aku hanya ingin menebus kesalahanku dengan menjagamu,” ucap Damian mencoba meyakinkan Eve.Eve tetap tidak akan percaya, meski Damian berkata jujur. Dia hanya ingin memastikan, apa pun yang dikatakan oleh Damian, baginya hanya omong kosong semata.“Aku tidak bisa kamu bodohi lagi seperti dulu. Lebih baik kamu pergi sekarang, aku bisa pulang sendiri.” Eve tetap menolak tawaran Damian yang ingin mengantarnya.Eve ingin pergi, tapi Damian langsung menahan tangannya.Eve menatap ke tangan yang dipegang Damian. Dia tidak suka dengan hal itu.Damian langsung melepas tangan Eve ketika melihat tatapan tak senang dari mantan kekasihnya itu.“Aku antar, Eve. Aku benar-benar hanya ingin mengantar dan memastikanmu selamat samp

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Maria Mengamuk

    Maria mengambil paper bag berisi jas dari tangan Grisel, tapi dia tidak mengajak Grisel masuk dan langsung menutup pintu.Grisel sangat terkejut, kenapa Maria tidak menawarinya masuk bahkan berbasa-basi saja tidak. Grisel benar-benar tak menyukai itu tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.“Kai! Kaivan!” Maria berteriak keras sampai membuat pelayan di rumahnya terkejut.Maria mencari Kaivan di kamar, lalu mendapati putranya itu baru saja mandi.“Ada apa, Bu?” tanya Kaivan ketika melihat ibunya berteriak-teriak seperti itu.“Apa maksudnya ini? Apa maksudnya dia mengantar jasmu dan berkata kalau ini tertinggal?” tanya Maria penuh emosi sambil memperlihatkan jas yang baru saja dikeluarkannya dari dalam paper bag.Kaivan terkejut melihat jas itu di tangan Maria, dia malah kembali bertanya, “Siapa yang bawa?”Maria sangat geram karena Kaivan tidak peka. Dia melempar jas itu ke arah Kaivan, tentu saja yang dilakukan Maria membuat Kaivan sangat terkejut.“Apa maksudnya ini? Apa yang sudah kamu la

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Diabaikan

    Hari berikutnya. Kaivan pergi ke perusahaan seperti biasa. Saat baru saja sampai di lantai divisinya berada, Kaivan bertemu dengan Grisel.Grisel melihat Kaivan datang, sehingga dia segera menyapa dan menyambut Kaivan untuk menunjukkan perhatiannya.“Anda berangkat agak siang hari ini,” ucap Grisel.Namun, bukannya membalas ucapan Grisel, Kaivan menatap datar ke wanita itu dan memperingatkan.“Sebaiknya jangan pernah lagi datang ke rumah dan membuat salah paham,” ucap Kaivan menegur tindakan Grisel kemarin.Grisel sangat terkejut mendengar ucapan Kaivan. Kenapa Kaivan marah padahal dia tidak melakukan apa-apa.“Aku datang untuk mengantar jas saja,” kata Grisel membela diri.“Kamu bisa memberikannya hari berikutnya, tidak perlu langsung ke rumah,” sanggah Kaivan dengan nada penekanan.Saat Kaivan menegur Grisel, ternyata para staff memperhatikan hingga membuat Grisel sangat malu. Apalagi sikap Kaivan seperti sedang menegur bawahan bukan kekasih.Bola mata Grisel berkaca-kaca seolah Kai

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mendapat Informasi

    Eve menjalani harinya dengan baik. Namun, dia juga mulai tidak nyaman karena keberadaan Damian di sekitarnya, apalagi Damian terus muncul membayangi harinya.Eve sudah berusaha mengusir, tapi Damian tetap saja datang dan datang lagi. Eve benar-benar pusing, kenapa Damian harus mengganggu hidupnya.Siang itu Damian kembali datang ke kafe, meski dia datang sebagai pelanggan, tapi tetap saja Eve terganggu dengan hal itu.Eve menghampiri Damian sambil membawakan pesanan pria itu. Dia meletakkan pesanan di meja sambil menatap tak senang.“Kenapa kamu yang antar? Duduklah dan kita makan bersama!” ajak Damian saat melihat Eve.Eve duduk di hadapan Damian, tapi bukan untuk makan bersama.“Aku mohon padamu. Aku sangat, sangat memohon padamu. Tolong pergi dari hidupku,” pinta Eve benar-benar lelah dengan keberadaan Damian di sana.Damian diam menatap Eve.“Jika kamu di sini karena ingin maaf dariku. Aku sudah memaafkanmu, jadi tolong berhenti ada di sekitarku, aku benar-benar ingin hidup tenang

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Rumor

    Grisel menunggu Dania di lantai divisi Dania berada. Dia menunggu Dania datang setelah jam makan siang usai.Grisel berdiri di dekat lift, hingga beberapa saat kemudian Dania keluar dari lift.Grisel langsung menghampiri dan mencekal lengan Dania.“Apa-apaan kamu?” tanya Dania keheranan.“Lebih baik kamu jauh-jauh dari Pak Kaivan, jangan pernah mendekatinya lagi!” hardik Grisel.Dania melongo.“Kamu pikir, kamu bisa lebih dariku? Ingat ya, meski kamu mau merayunya dengan cara apa pun. Pak Kaivan tetap akan memilihku,” ucap Grisel begitu percaya diri.Dahi Dania berkerut halus mendengar semua ucapan Grisel.Setelah memperingatkan Dania, Grisel memilih pergi meninggalkan tempat itu.“Ada apa lagi dengan wanita itu? Aneh sekali dia. Tidak sadar diri,” gerutu Dania lalu pergi ke mejanya karena tidak mau ambil pusing dengan sikap Grisel.**Grisel kembali ke divisinya, dia melihat para staff berkumpul bahkan terdengar seperti sedang membicarakan sesuatu. Dia yang awalnya ingin menyapa, jad

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tidak Ada Penyesalan

    Eve pergi ke dokter untuk memeriksakan kandungannya. Selama beberapa bulan ini, dia menjalani kehamilan dengan sangat baik tanpa keluhan sama sekali.“Mari kita lihat, sudah bisa apa dia sekarang,” ucap dokter dengan nada candaan saat akan melakukan USG.Eve tersenyum lalu menganggukkan kepala.Dokter mulai menyentuhkan alat USG di perut Eve, lalu memperlihatkan detak jantung janin lebih dulu untuk memastikan kondisi kesehatannya.“Detak jantungnya bagus meski tidak terlalu kuat. Panjang ukurannya juga pas sesuai usianya, dan lihat jenis kelaminnya,” ucap dokter menjelaskan lalu menoleh Eve.Eve menunggu tidak sabar. Meski bayi itu tidak pernah diharapkan olehnya, tetapi sekarang Eve sangat bahagia bisa memilikinya meski ada rasa sedih karena bayinya tidak memiliki ayah saat lahir nanti. Ya, kelak Eve harus bisa menjadi ibu dan ayah yang baik untuk bayinya.Namun, Eve segera membuang pemikiran itu, dia tidak ingin larut dalam kesedihan atau menyesal karena keputusan yang diambilnya.Do

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tahu Hamil

    Kaivan duduk dengan tegap, memandang ke arah seberang jalan untuk memastikan apakah dia salah lihat atau tidak.Kaivan mengerutkan alis, jadi selama ini Eve di kota ini? Bukankah kota ini tempat Eve bertemu dengan pria itu, pria yang menjemput Eve di perusahaan waktu itu? Kaivan kembali tidak senang, padahal sebelumnya begitu antusias ketika melihat sosok yang terlihat familiar untuknya.Kaivan mengamati Eve yang duduk di depan sebuah kedai es krim. Dia tiba-tiba tersenyum ketika melihat Eve makan es krim lalu tersenyum tampak begitu bahagia.Namun, sedetik kemudian senyum di wajah pria itu hilang ketika melihat bagian perut Eve. Kenapa perut wanita itu besar?Apa Eve berhenti bekerja karena hamil? Apa Eve menikah dengan pria waktu itu dan sekarang hamil anaknya?Kaivan kembali tak senang, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin lagi.Hendry bingung dengan yang dilakukan Kaivan. Atasannya itu tidak keluar dari mobil, tapi hanya meminta mereka berhenti. Apa sebenarnya yang sedang Kaiv

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bertemu Lagi

    “Aku pulang dulu, ya. Kalau ada apa-apa kabari aja,” kata Eve saat siap pulang.“Siap, Kak. Hati-hati ya.”Eve mengangguk. Dia keluar dari kafe lalu mencari taksi. Namun, Eve tidak langsung pulang karena harus mampir supermarket untuk membeli beberapa kebutuhannya yang habis.Eve mampir ke supermarket yang searah dengan rumahnya. Dia mendorong troli sambil melihat-lihat barang yang yang dibeli.Saat Eve sedang memandang ke rak display, tanpa sengaja dia menabrakkan troli ke pembeli lain yang membuatnya terkejut.“Maaf,” ucap Eve spontan. Dia memandang pada orang yang ditabraknya, lalu betapa terkejutnya dia saat melihat siapa pria yang ada di depannya.“Eve, senang sekali bertemu denganmu,” ucap Hendry ternyata di sana sedang memilih minuman kaleng.Eve terlihat gelagapan, kenapa Hendry ada di sini, di kota ini?Hendry langsung menatap perut Eve yang besar, lalu berpikir mungkinkah Kaivan mendadak tak senang karena ini? Tapi kenapa harus tak senang?“Ternyata kamu sedang hamil. Apa kar

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ulah Grisel

    Semua staff di sana sangat terkejut. Itu benar-benar berita yang sangat menghebohkan.Grisel syok, tapi tentunya tidak percaya begitu saja. “Kamu pasti hanya mengaku-ngaku. Kaivan tidak punya saudara,” bantah Grisel.Dania tersenyum miring, lalu membalas, “Siapa yang bilang saudara kandung? Aku bilang sepupu. Kamu bahkan tidak tahu Damian punya adik, kan?”Grisel gelagapan panik.Dania mendekat pada Grisel, lalu mencondongkan wajah di dekat telinga Grisel dan berbisik, “Aku tahu kamu tidur dengan kakakku untuk merebutnya dari Eve. Dan aku tahu, kamu mengaku sebagai Eve agar bisa mendapatkan Kaivan. Lalu kamu masih mengelak? Sadar diri, Kaivan tidak akan pernah mau dengan wanita berbisa sepertimu.”Grisel membeku mendengar ucapan Dania. Tidak ada yang tahu soal dirinya tidur dengan Damian selain Eve, tapi siapa sangka Dania benar-benar tahu.Dania tersenyum miring, lalu berjalan menjauh dari Grisel. Dia memandang ketiga staff yang tadi terkena marah, lalu dengan enteng berkata, “Kalau

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Jadi Bahan Gosip

    “Apa kalian sudah dengar? Katanya Bu Grisel tidak jadi menikah dengan Pak Kaivan.”“Aku dengar, katanya Bu Grisel selama ini membohongi Pak Kaivan.”“Bohongi apa?”Beberapa staff yang sedang menunggu lift terbuka, asyik bergosip soal Grisel dan Kaivan.Berita Grisel akan menikah dengan Kaivan cukup menghebohkan perusahaan waktu itu, lalu lambat-laun berita itu meredup dan banyak yang mempertanyakan apakah Kaivan benar akan menikah dengan Grisel atau tidak karena tidak ada tanda-tanda pernikahan itu akan terjadi.Sekarang terbukti, tiba-tiba saja berembus berita jika hubungan Kaivan dan Grisel berakhir.Saat para staff itu asyik bergosip, sampai tidak sadar kalau Grisel ada di belakang mereka.“Apa kalian digaji hanya untuk bergosip, hah?!” Grisel membentak ketiga staff yang berani bergunjing.Ketiga staff itu sangat terkejut. Mereka panik saat melihat Grisel ada di sana, seketika ketiganya langsung menunduk panik.“Apa pekerjaan kalian sudah benar sampai sibuk menggosipkan atasan kali

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Agak Curiga

    “Saya bisa mengurus semuanya sendiri. Anda tidak seharusnya ikut campur dalam hidup saja,” ucap Eve yang terpaksa pergi bersama Kaivan agar Alana dan Bram tidak curiga.Kai ditinggal bersama Alana karena Eve ikut Kaivan untuk bertemu pekerja yang akan merenovasi tempat yang disewa Eve.Kaivan tiba-tiba menepikan mobil, membuat Eve terkejut lalu menoleh pada Kaivan.“Kenapa Anda berhenti?” tanya Eve. Dia juga mengecek pintu yang dikunci otomatis.“Sepertinya aku harus mengingatkanmu berulang kali kalau Kai anakku dan aku berhak atas dirinya. Jika kamu tidak suka aku datang ke tempatmu atau membantumu demi masa depan Kai, maka biarkan Kai bersamaku, karena aku yakin masa depannya lebih terjamin daripada denganmu.”Eve terkejut mendengar ucapan Kaivan.“Apa Anda pikir bisa melakukan segalanya karena Anda kaya? Perlu Anda catat, selama ini kehidupan kami baik-baik saja. Kai sehat dan semua kebutuhannya tercukupi, jadi Anda tidak usah bersikap seolah Anda bisa segalanya dan meremehkanku se

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tamu di Pagi Hari

    Keesokan harinya. Eve baru saja bangun setelah semalam begadang membuat anggaran belanja untuk merenovasi tempat yang akan disewanya, serta membuat perincian barang juga bahan untuk modal usaha.Eve sudah tidak melihat Kai di ranjang, itu artinya Kai sudah bangun dan mungkin ada di ruang tamu sedang bermain.Eve menguap, lalu turun dari ranjang dan keluar kamar masih memakai piyama dengan celana pendek.“Pagi Mami.” Kai langsung menyapa meski tak menatap sang mami.“Pagi,” balas Eve, “Bibi lagi masak, ya?” tanya Eve.“Iya, soalnya Mami bangun kesiangan,” jawab Kai.Eve berjalan ke dapur untuk membantu Alana memasak. Dia tidak enak hati karena bangun kesiangan dan membiarkan Alana yang menyiapkan sarapan sendirian.“Pagi, Kak. Maaf aku kesiangan,” ucap Eve sambil mengikat rambutnya.Alana menoleh, lalu tersenyum. Tentu saja sikap Alana yang sekarang, sangat berbeda dengan dulu ketika masih membenci Eve.“Tidak apa-apa. Aku juga masuk siang, kemungkinan pulang malam. Sore nanti jangan l

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Membahas Hubungan

    “Aku? Kamu? Apa kamu tidak punya sopan santun sampai bicara non formal pada atasanmu?” Kaivan bicara sambil menatap dingin pada Grisel.Hendry langsung melipat bibir, menahan tawa karena Kaivan benar-benar mengabaikan dan bersikap dingin pada Grisel.Grisel sangat terkejut, tapi dia berusaha untuk tenang.“Maaf, apa saya bisa bicara dengan Anda?” tanya Grisel mengubah cara bicaranya.Grisel mengumpat dalam hati. Dia sudah terbiasa bicara non formal, tapi begitu Kaivan mengakhiri hubungan mereka, pria itu langsung menegurnya.“Jika mau ada yang dikatakan, katakan di sini!” Kaivan bicara tegas. Dia tidak mau jika sampai ada kesalahpahaman kalau bicara berdua dengan Grisel.Grisel terkejut. Dia kesal karena Kaivan semakin susah diajak bicara.“Saya ingin membahas hubungan kita, apa baik jika dibicarakan di depan orang lain?” tanya Grisel sambil melirik pada Hendry.Kaivan tahu ke mana arah lirikan Grisel, dia membalas, “Kenapa tidak? Hendry orang kepercayaanku, apa pun yang menjadi masal

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Eve Bingung

    Eve menghela napas kasar. Dia menatap Kaivan yang sedang mengeluarkan barang dari bagasi, terlihat Kai yang begitu antusias menunggu Kaivan.“Kalau Kai menginginkan yang lain lagi, katakan padaku. Oke.” Kaivan memberikan kantong berisi mainan dan pakaian yang dibelinya untuk Kai.“Oke.” Kai terlihat sangat senang.Eve masih diam melihat putranya kesusahan membawa barang-barang itu.“Mami, ini berat,” kata Kai susah payah membawa kantong yang diberikan Kaivan.Eve dengan terpaksa menerima. Dia lalu memandang Kaivan yang mendekat sambil membawa kantong lain.“Ini suplemen untuk kakakmu. Ibuku juga meminum ini untuk menjaga kondisi tubuhnya,” ujar Kaivan sambil mengulurkan kantong yang dibawanya ke Eve.Eve menerima, lalu membalas, “Sebaiknya Anda tidak perlu membelikan apa pun lagi untuk kami.”Kaivan tersenyum tipis, lalu membalas, “Aku ayahnya, aku berhak melakukannya.”Kaivan bicara dengan lirih agar Kai tidak mendengar. Dia yakin Eve belum mau jujur pada Kai, kalau Kaivan adalah aya

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhirnya Bisa Menjelaskan

    Kaivan menemani Eve menemui pemilik tempat yang akan disewa. Dia duduk diam sambil mendengarkan perbincangan Eve dan pria itu.“Jika sewa sekaligus beberapa tahun, apa bisa dapat potongan?” tanya Eve setelah mendengar harga sewanya.Eve berpikir. Jika hanya sewa satu atau dua tahun, maka dia akan rugi renovasi dan lain-lainnya, sedangkan jika ingin mengambil jangka lama, Eve takut dananya tidak cukup untuk yang lainnya dan akan habis untuk sewa tempat saja.Pemilik toko melirik Kaivan, melihat pria itu menyesap kopi sambil mengedipkan mata.Eve menyadari ke mana arah tatapan pria itu. Dia menoleh Kaivan dan melihat mantan atasannya itu sedang minum.“Jika memang kamu mau ambil lima atau di atas lima tahun, akan aku beri potongan harga,” kata pemilik toko itu.Eve senang lalu sepakat mengambil tempat itu. Setelah deal dan akan disiapkan surat kontraknya, pemilik toko itu pamit undur diri.Kaivan masih santai minum kopinya saat Eve menatap curiga padanya.“Kenapa saya merasa kalau pria

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mencurigai Sikap Kaivan

    “Kamu ingin mencari tempat yang seperti apa?” tanya Kaivan sambil mengemudikan mobil.Eve tidak menjawab, dia mengamati jalanan yang ada dilewati. Dia terlalu malas dan tidak punya energi untuk bicara dengan pria di sampingnya saat ini.Kai mengamati sang mami yang tidak mau menjawab pertanyaan Kaivan. Dia sampai menatap bergantian dua orang dewasa yang duduk di depannya itu.“Mami, Paman Kaivan tanya, Mami haruc jawab. Mami bilang, kalau ada yang tanya haruc copan jawab,” celoteh Kai mengingat nasihat sang mami.Eve terkejut sampai menoleh Kai. Dia melihat Kai menatap heran padanya. Eve melirik pada Kaivan yang sedang menyetir, akhirnya mau tidak mau dia harus merespon perkataan Kaivan.“Yang jelas lingkungannya ramai, jika perlu yang memiliki halaman parkir luas agar pelanggan nyaman saat makan di kafe karena ada tempat parkir yang tidak mengganggu pengguna jalan,” ujar Eve menjelaskan.Kaivan mengangguk-angguk.Eve tidak paham arti anggukan kepala itu. Dia memilih diam mengamati ja

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Pendekatan Lagi

    Eve sangat terkejut melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapannya. Kenapa pria ini harus mendatanginya lagi.“Kalian mau ke mana?” tanya Kaivan.Kaivan sengaja datang pagi-pagi untuk bisa menemui Eve. Dia akan memanfaatkan setiap waktu yang ada agar bisa mendekati Eve.“Bukan urusanmu,” balas Eve lirih karena tidak ingin Kai mendengarnya bicara ketus.Kaivan lalu melirik Kai. Jika Eve tak mau menjawab, Kai pasti akan jujur.“Kai mau ke mana?” tanya Kaivan.Eve melotot mendengar Kaivan bertanya pada Kai.“Mami bilang mau jalan-jalan cambil nyari tempat buat buka kafe ceperti milik Paman Brian,” jawab Kai dengan nada suaranya yang khas dan lucu.Eve menghela napas panjang. Dia memalingkan muka ketika Kaivan memandangnya.Kaivan tersenyum. Benar kata Hendry, dia harus menggunakan Kai untuk meluluhkan Eve.“Bagaimana kalau paman antar, pakai mobil?” tanya Kaivan pada Kai sambil mengulurkan tangan pada Kai.Kai sudah bersemangat ingin meraih tangan Kaivan, tapi dia menoleh sang mami unt

DMCA.com Protection Status