Home / Romansa / Jatuh Terlalu Jauh / Mendapat Pekerjaan

Share

Mendapat Pekerjaan

Ada catatan terjepit dibawah wiper kaca depan truk. Aku menariknya keluar dan membaca,

         *Bensin sudah penuh. Jafin.

Jafin sudah mengisi bensinku. Dadaku tiba-tiba terasa hangat. Dia sangat baik.Kata-kata Rudy tentang 'parasit' terngiang di telingaku dan aku menyadari aku perlu mengganti uang Jafin secepat mungkin. Aku tidak mau dianggap sebagai parasit seperti ayahku.

Masuk ke truk, aku memutarnya dengan mudah dan mundur dari jalan masuk. Beberapa mobil masih diluar, meskipun tidak sebanyak tadi malam. Aku bertanya-tanya siapa yang menginap semalam. Apakah mereka selalu berada disini? Aku tidak melihat siapapun pagi ini selain Rudy dan gadisnya yang dia buat marah tadi.

Rudy bukanlah orang yang baik tapi dia bijaksana. Itu menurutku. Dia juga seksi. Aku hanya harus belajar untuk mengabaikannya. Ini seharusnya cukup mudah. Aku tidak mengharapkan Rudy berada di sekitarku.

Aku memutuskan bahwa aku akan mendapatkan pekerjaan di sekitar sini untuk menghemat bensin. Lalu aku bisa pindah dari rumah Rudy lebih cepat. Aku menemukan sebuah koran dan melingkari beberapa pekerjaan yang berbeda. Dua diantaranya adalah menjadi pelayan direstoran. Aku yakin aku akan mendapatkan panggilan dari salah satunya. Aku berhenti di apotek setempat untuk melemar posisi pendaftaran didepan tapi mereka sudah mengisinya. Lalu aku pergi ke dokter anak setempat untuk melamar pekerjaan resepsionis tapi mereka butuh yang berpengalaman dan aku tidak berpengalaman.

Ada satu pekerjaan terakhir yang kulingkari dan aku telah menundanya karena aku pikir itu akan menjadi pekerjaan yang sulit untuk didapat, gajinya seratus ribu rupiah perjam ditambah tips akan jauh lebih baik. Aku bisa keluar dari rumah Rudy dengan cepat. Ditambah adanya keuntungan. Asuransi kesehatan.

Iklan itu mengatakan untuk datang ke kantor utama di belakang lapangan golf Rooftop untuk melamar pekerjaan.Aku mengikuti arah dan memarkir trukku di samping sebuah Avanza. Aku menyesuaikan kaca spion untuk memeriksa wajahku. Aku telah memakai sedikit maskara yang membantuku terlihat sedikit lebih tua. Aku mengusap rambut hitamku dan mengucapkan doa singkat.

Aku sudah mengganti pakaianku dengan gaun sebelum berangkat. Aku pikir gaun lebih membantuku mendapatkan pekerjaan. Rudy bilang aku tampak seperti anak kecil.

Aku tidak repot-repot mengunci truk.Mobilku tidak akan di curi disini. Tidak ketika sebagian besar mobil yang diparkir biayanya lebih dari lima puluh juta rupiah. Langkahku menuju kepintu kantor semakin dekat. Mengambil nafas dalam-dalam disaat terakhir aku membuka pintu dan melangkah masuk.

Seorang wanita dengan rambut pendek cokelat dan sepasang kacamata berbingkai kawat sedang berjalan melintasi ruang tamu saat aku melangkah masuk. Dia menatapku sambil berjalan ke salah satu ruangan tetapi berhenti ketika melihatku. Dia memandangku sekilas diseluruh tubuhku dan kemudian menganggukkan kepala ke arahku.

"Kau kesini untuk pekerjaan?" Tanyanya.

Aku mengangguk. "Ya. Aku kesini untuk melamar pekerjaan."

Dia memberiku senyum. "Bagus, kau punya daya tarik. Para anggota klub akan menyukainya. Apakah kamu bisa mengendarai mobil golf dan apakah kamu bisa membuka botol bir dengan pembuka botol?"

Aku mengangguk.

"KAmu diterima. Au membutuhkan seseorang di lapangan sekarang. Ikuti aku, kamu perlu mengganti seragam."

Aku tidak membantah, ketika dia berputar kembali dan mulai berjalan menuju ruangan yang lain dan aku mengikuti di belakangnya. Dia terlihat seperti seorang wanita yang punya ambisi. Dia membuka pintu dan melangkah masuk.

Dia meraih celana pendek putih dan kaus polo hijau pucat dari rak dan menyodorkan padaku. "Atasannya agak kecil. Butuh yang ketat. Kami adalah perusahaan berkelas disini tapi para pria suka yang menarik juga. Jadi untuk seragam kami memberika sepasang celana pendek putih dan baju ketat polos. Jangan khawatir tentang formulirnya, kamu bisa mengisinya setelah selesai bekerja. Kau bisa bekerja selama seminggu sebagai percobaan, dan setelah itu kami akan memikirkan untuk memidahkanmu ke bagian ruang makan. Kami juga kekurangan staff di sana. Sekarang ganti pakaianmu dan aku akan menunggu untuk membawamu ke kereta minuman."

Dua jam kemudian aku berhenti di lubang ke 18, dua kali dan semua minuman terjual habis. Semua para pemain golf bertanya padaku, apakah aku masih baru dan mengomentari pelayananku yang sangat baik. Aku bukan orang bodoh. Aku melihat cara pria yang lebih dewasa menatapku. Untungnya mereka semua tidak melampaui batas.

Wanita yang mempekerjakanku akhirnya memberitahu namanya saat dia mendorongku naik ke atas kereta. Namanya Clarissa Bimala. Dia bertanggung jawab dalam mempekerjakan staf. Dia juga cekatan. Dia mengatakan padaku kalau aku harus kembali dalam waktu 4 jam atau ketika aku kehabisan minuman. Dan aku kehabisan minuman dalam 2 jam.

Aku berjalan ke dalam kantor "Kau sudah kembali?" Dia bertanya, sambil berjalan keluar dengan tangan berada di pinggangnya.

"Ya, bu. aku kehabisan minuman."

"Alisnya terangkat. "Semuanya?"

Aku mengangguk. "Ya, semuanya."

Senyum tampak diwajahnya yang kaku dan dia tertawa. "Yah, tentu saja. Aku tahu mereka menginginkanmu. Para pria itu bersedia untuk membeli apapun yang kau punya hanya untuk membuatmu tinggal lebih lama."

Aku tidak yakin. Di luar sangat panas. Setiap kali aku berhenti di sebuah lubang para pemain golf terlihat lega.

"Ayo, aku akan menunjukkan tempat untuk mengisi minuman. Kau harus tetap bekerja sampai matahari terbenam. Kemudian kembali kesini dan kau akan mengisi formulirmu. Dan panggil saja aku mbak Cla."

Hari sudah gelap saat aku kembali ke rumah Rudy. Aku sudah pergi seharian. Mobil-mobil lain di jalan masuk sudah tidak ada. Garasi mobil ditutup dan satu mobil merah yang mahal terparkir diluar. Aku memastikan untuk memarkir trukku keluar dari jalur jalan. Aku sangat lelah. Aku hanya ingin tidur.

Aku berhenti di pintu dan bertanya-tanya apakah aku harus mengetuk atau langsung masuk ke dalam. Rudy mengatakan aku bisa tinggal disini selama sebulan. Tentu saja itu berarti aku tdak harus mengetuk setiap kali aku datang kembali.

Aku memutar kenop dan berjalan kedalam. Sepi dan tampak bersih, seseorang telah membereskan kekacauan disini. Lantai bahkan tampak mengkilap. Aku mendengar suara tv datang dari sebuah ruangan besar yang terbuka. Tidak ada suara lain. Aku berjalan ke dapur. Aku punya kasur yang menungguku. 

Bau bawang putih dan keju tercium di hitungku saat aku melangkah ke dapur. Perutku yang keroncongan meresponnya. Aku punya satu kotak biskuit kacang di tasku dan sekotak kecil susu yang ku beli dalam perjalanan pulang. Aku mendapat uang tips hari ini tapi aku tidak bisa membuang uangku untuk makanan. Aku perlu menyimpan semua yang kubisa.

Ada panci tertutup di atas kompor dan botol anggur terbuka diatas meja. Dua piring dengan sisa-sia hidangan pasta yang menggoda juga ada di meja. Rudy masih punya tamu.

Sebuah erangan datang dari luar diikuti dengan suara keras. Aku berjalan ke jendela tapi ketika sinar bulan menyinari bagian belakang tubuh telanjang Rudy, aku membeku. Aku mwnutup mulutku dan melangkah mundur. Rush sedang berhubungan intim dengan seorang gadis. Di luar. 

Aku berbalik dan bergegas pergi ke kamar tidurku. Aku menutup pintu kamar dan ambruk di tempat tidur. Aku bahkan tidak menarik selimut. Aku butuh tidur. Aku harus berada di tempat kerja pukul 9 pagi. Aku tersenyum sendiri karena rasa syukur. Aku sudah punya pekerjaan dan tempat tidur.

Kemudian aku teringat pada Bobi. Ketika aku pergi kemarin untuk datang kesini dia telah memintaku untuk tetap tinggal. Dia bilang dia mencintaiku. Dia bilang dia tidak pernah melupakanku. Dia bilang setiap gadis yang pernah menjadi pacarnya hanyalah pengganti. Aku tidak percaya semua itu. Aku menangis sampai tertidur sendirian dan ketakutan sepanjang malam. Aku membutuhkan seseorang untuk memelukku. Dia tidak mengerti apa itu cinta. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status