Aku mungkin tidak punya baju untuk ke pesta-pesta Rudy tapi aku punya banyak untuk pergi ke klub murah. Sudah lama sekali aku tidak memakai rok pendek jeans biruku dan sepatu bootku.
Rudy pergi dari tadi pagi ketika aku sedang mandi dan dia belum kembali sampai sekarang. Aku penasaran, apakah teman-temannya akan memakai kamarku kalau dia mengadakan pesta disini. Aku tidak suka kalau ada orang asing yang memakai tempat tidurku. Aku benci pikiran ini.
Pergi sebelum Rudy kembali artinya aku tidak akan tahu apa yang akan terjadi. Bisa saja dia akan mengadakan pesta malam ini. Haruskah aku memcuci seprei saat aku pulang? Ide itu membuatku ngeri. Ketika kakiku menyentuh anak tangga terbawah, pintu terbuka dan Rudy berjalan masuk ke dalam. Dia memperhatikan penampilanku dan membeku.
"Wow." Katanya dan menutup pintu di belakangnya.
Aku tidak bergerak.
"Kau mengenakan baju itu untuk clubbing?" Tanyanya.
Aku mengangguk.
Rudy menjala
Beti menunjukan arah pada Rudy menuju ke sebuah klub favoritnya. Untuk pergi kesana kami membutuhkan waktu 40 menit.klub itu sangat besar dan sebagian besar terbuat dari papan kayu. Ternyata tempat ini lumayan terkenal. Lagu "Down Let Me Down" milik The Chainsmokers berdentum keras melalui speaker saat kami masuk ke dalam."Mereka akan live musik sekitar 30 menit lagi. Ayo temukan tempat yang bagus untuk duduk." Teriak Beti.Aku tidak pernah minum minuman keras. Tidak pernah. Tapi malam ini aku akan mencobanya. Aku ingin bebas. Melupakan semua yang telah terjadi dan menikmati malam ini. Rudy bergerak dibelakangku dan tangannya ada di pinggangku. Ini bukan yang di lakukan seorang teman,.. benarkan?Aku memutuskan untuk membiarkannya, aku tidak ingin bicara dengan keras di tengah-tengah musik yang keras. Rudy mengajak kami ke meja kosong yang berada jauh dari lantai dansa. Dia berdiri dan menyuruhku duduk. Beti duduk di seberangku sedangkan Rudy dudu
Aku memutar kembali kepalaku, menganggap kalau dia hanya sedang dalam pengaruh alkohol dan bicara omong kosong. Tapi sekarang, Rudy sedang bertingkah seperti dia memang benar-benar tahu sesuatu yang dibicarakan Beti. Dia terlihat siap berhenti dan melempar Beti keluar.Rudy menyalakan radio untuk mendengarkan beberapa musik, dan aku memutuskan untuk tetap diam. Rudy terlihat marah. Apakah Beti benar-benar mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya dia ketahui?Dia punya banyak rahasia. Ada beberapa hal yang tidak ingin dia bicarakan. Aku mengakui kami saling trtarik satu sama lain. Tapi itu bukan berarti dia harus memberitahu semua rahasianya? atau apakah dia harus? Tidak! tentu saja tidak. Tapi, haruskah aku memberikan separuh dari diriku untuk seseorang yang tidak benar-benar kukenal? Apakah aku bisa tidur dengannya dan tidak tertarik dengannya? Aku benar-benar tidak yakin tentang hal ini.Tangan Rudy menggenggam tanganku, aku menoleh padanya, namun dia te
Tidak ada yang tidak menyadari matahari pagi yang terlihat dari jendela ini. Jam alarm sudah tidak diperlukan lagi. Matahari membangunkanku satu jam sebelum alarmku mulai berbunyi. Aku mandi dan mengenakan pakaian dengan santai karena ku memiliki kamar mandi didalam kamar dan memiliki banyak ruang untuk bergerak bebas.Aku sedang tidak mood untuk makan makanan Rudy pagi ini. Aku benar-benar dalam mood yang tidak ingin makan tapi aku harus bekerja dua shift hari ini jadi aku memerlukan makanan.Aku akan berhenti di toko dan membeli sedikit kafein dan sebuah roti cokelat. Rok hitam pendek dan atasan kemeja berkancing warna putih yang harus aku kenakan saat bekerja di restoran di klub. Aku menghabiskan waku beberapa jam untuk menyeterika beberapa seragam yang aku punya di rumah.Setelahmengenakan sepatu kets, aku turun ke bawah. Aku tidak mendengar suara daru Rudy hari ini jadi aku berpikir kalau dia masih tidur. Aku senang karena mengetahui kalau Rudy belum
Dengan keras aku membuka pintu truk, lega karena sudah menyelesaikan hari ini. Mataku langsung menuju ke arah sebuah kotak hitam dengan sebuah catatan di atasnya yang ada di atas kursiku. Aku meraihnya dan membuka kotak itu. *Aileen Ini adalah sebuah ponsel. Kau memerlukannya. Aku sudah bicara dengan ayahmu dan dia bilang akan memberikan ini untukmu. Ponsel ini dari dia. Biaya untuk telepon dan mengirim pesan, semuanya tidak terbatas jadi gunakan saja semaumu. Rudy.Ayahku meminta Rudy untuk memberikanku ponsel? Benarkah? Aku membuka kotak itu dan menemukan sebuah
Kamar Rudy berada di lantai paling atas. Ada sebuah pintu yang berwarna cokelat di lantai dua, di dalam ruangan itu terdapat sebuah tangga yang terbuat dari kayu dan di setiap sisinya adalah dinding yang dihiasi beberapa ornamen seni dan beberapa lagi lukisan.Diujung tangga terdapat pemandangan yang sangat mempesona. Hampir seluruh ruangan terbuat dari kaca lebar persegi yang dari plafon langsung ke lantai. Cahaya yang menyinari dari luar di tambah lautan yang begitu luas memberikan kamar dengan sebuah latar belakang paling luar biasa indahnya.Rudy bercerita bagaimana dia mendapatkan kamar dan rumah ini saat dia masih berusia sepuluh tahun. Aku pun tahu kalau kamarnya sangat istimewa. Dia mencoba bercerita tentang keluarganya. Hatiku sedikit meleleh. Seharusnya aku menghentikannya untuk menciptakan sebuah ruang di hatiku untuknya. Aku tidak ingin hatiku terluka saat semua ini berakhir dan dia pergi. Tapi aku ingin tahu lebih mengenai dirinya. Dan hal yang lebih menge
Parkiran penuh dengan mobil bukanlah sesuatu yang kau harapkan saat aku tiba di rumah Rudy setelah pulang kerja. Lapangan golf sudah sangat membuatku sibuk dan kelelahan tadi sehingga aku hanya bisa berhenti sekali untuk saat memberikan minuman.Dia tidak mengirimkan pesan lagi sepanjang hari. Perutku terasa sakit karena gelisah. Ada apa ini? Apakah perlakuan manis yang dia berikan padaku memudar begitu cepat?Aku harus memarkir jauh hingga keluar dari tepi jalan. Menutup pintu trukku, aku mulai berjala n ke arah pintu."Kau tidak ingin berada di dalam sana." Suara akrab jafin terdengar di kegelapan. Aku melihat sekeliling dan melihat cahaya orange kecil jatuh ke tanah kemudian ditindis oleh sepatu sebelum Jafin keluar dari tempat persembunyiannya."Apakah kau datang ke pesta ini hanya untuk berkeliaran di luar?" Tanyaku. Ini kedua kalinya sejak aku tiba di sini menemukan Jafin hanya senderian di luar."Aku tidak bisa berhenti merokok. Rudy mengira
Meninggalkan Rudy di tempat tidur pagi ini sangat sulit. Dia tidur begitu nyenyak, aku tidak ingin membangunkannya. Tidur membuatnya tidak terlihat khawatir. Aku tidak menyadari betapa intens dan waspadanya dia sampai aku memperhatikan dia tertidur.Membuka pintu menuju ruang staff aku di sambut dengan wangi donat dan Jery yang sedang tersenyum."Selamat pagi sayang." Sapanya dengan riang."Selamat pagi.. kau akan membagi donat itu denganku atau tidak?" Balasku."Aku membeli extra hanya untukmu. Aku tahu kau akan datang bekerja hari ini." Jawabnya.Aku duduk di depannya dan meraih donat. "Seandainya saja kau menyukainya, aku akan mencium wajahmu." Aku menggodanya.Jery mengangkat sebelah alisnya. "Siapa yang tahu? Wajah sepertimu bisa membuat pria menjadi gila."Sambil tertawa, aku memakan donat yang masih hangat. Donat ini sangat enak."Makanlah karena kita mempunyai hari yang sangat panjang. Pesta debut malam ini dan ki
"Whoa..." Jery mengulurkan tangannya untuk menangkapku saat aku memasuki dapur. "Yang terjadi di sana tadi cukup brutal tapi bisa saja lebih buruk lagi. Setidaknya Rudy datang untuk menyelamatkan." Jery memelukku dan menepuk punggungku pelan.Aku tidak ingin Jery mengetahui betapa murahannya diriku. Aku tidak mampu mengatakan padanya kalau air mata ini disebabkan karena aku adalah rahasia kecil yang kotor dari seorang pria kaya raya. Bukan karena gadis itu yang telah menumpahkan makanan ke seluruh tubuhku di ruangan yang di penuhi banyak orang."Kembalilah kesana. Aku akan bicara dengan Aileen." Kata Raka ketika dia berjalan masuk ke dapur.Jery memelukku dengan sangat erat kemudian berbalik. "Kau, bersikap baiklah padanya." Kata Jery saat berjalan melewati Raka.Raka tidak menjawab. Dia sedang mengamatiku. Aku pikir inilah saatnya. Momen besar. 'Ini adalah kesalahanmu jadi kau bisa pergi sekarang.'"Aku telah mengambil resiko memperingatkanm