Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dalam ruangan yang kosong itu. Ada yang berjalan ke depan laptop, lalu mengutak-atiknya mencari data penyimpanan rekaman CCTV.Ketika semua orang melihat bayangan tubuh orang di dalam laptop, mereka terkejut hingga kedua mata terbelalak. Mereka semua spontan melihat ke sisi belakang Liana.Orang yang tertangkap kamera adalah seorang wanita. Dia mengenakan kemeja garis-garis biru putih dengan cat kuku berwarna merah tua, tampak juga cincin model hati di jari manisnya.Wanita itu tak lain adalah asistennya Liana, Haven.Haven spontan melangkah mundur seraya menggeleng dengan ketakutan. “Masalah ini nggak ada hubungannya sama aku! Bukan urusanku!”Tatapan sinis Reza dilayangkan ke diri wanita itu. “Tidak ada hubungannya sama kamu? Jadi, kenapa kamu buka laptop Sonia?”“Aku … aku ….” Haven terkejut terus mengalihkan pandangannya. Ucapannya juga menjadi terbata-bata. Beberapa saat kemudian, Haven baru menjelaskan, “Aku hanya penasaran siapa y
Thalia mengerutkan keningnya. “Liana, jangan bicara lagi!”“Kenapa aku nggak boleh bicara?” Liana memalingkan kepalanya membelalaki Haven. “Biasanya apa aku pernah mengasarimu? Kenapa kamu malah memfitnahku?”Haven menunduk dan terus menangis. “Nggak seharusnya aku dengar ucapanmu.”Liana langsung maju hendak memukul Haven. Namun, ada yang maju untuk menahannya. Dia menunjuk Haven sembari memaki, “Kamu tunggu saja, aku pasti nggak akan lepasin kamu!”“Liana!” Thalia menggenggam tangannya, lalu berbisik, “Jangan buat onar lagi! Pak Hardy juga nggak bilang bakal hukum kamu. Kalau kamu perbesar masalah ini lagi, nanti kamu pun akan terkena imbasnya!”Kemudian Thalia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Reza. “Reza, pecat Haven saja. Habis itu, kita akhiri masalah ini. Semua ini pasti ulah Haven sendiri. Liana nggak mungkin melakukan hal bodoh ini!”Liana menggertakkan giginya, seolah-olah banyak yang ingin dikatakannya. Namun pada akhirnya, dia terpaksa memendamnya.Reza tersenyum tipis.
Hardy sangat membenci Sonia dan juga Liana. Hanya saja, Liana adalah wanitanya Brian, dia pun tidak berani menyinggung Liana. Dia hanya berbicara dengan nada ketus, “Kamu serahkan berlian kepada Sonia. Kita bicarakan masalah ini nanti.”Tanpa berbasa-basi, Hardy pun langsung berjalan pergi. Liana mengangkat tangannya menjambak rambut Haven. “Sialan.”Belum sempat Liana selesai berbicara, Haven pun menjerit menarik perhatian kru di sekitar.Liana langsung mendorong Haven. “Dasar murahan!”Haven yang terjatuh menunduk dan tidak berbicara.Liana membelalakinya, lalu mengambil kotak berlian pergi mencari Sonia.Sonia sedang bekerja saat ini. Liana berdiri beberapa saat di luar sana, lalu berjalan masuk dengan wajah dingin, membanting kotak berlian ke meja. “Semuanya di sini!”Setelah berjemur selama satu jam, rambut Liana sudah basah semuanya. Bahkan, riasan di wajahnya juga sudah luntur. Penampilannya saat ini boleh dikatakan sangat berantakan.Sonia meliriknya sekilas dan tidak berbicara
Reza menatap mobil Sonia semakin menjauh, lalu membalikkan kepalanya menatap Thalia. “Ayo, pergi!”Kedua mata Thalia berkilauan. Dia lekas mengikuti langkah si lelaki.…Keesokan harinya, saat Sonia pergi bekerja, Gina masuk ke ruangannya. Dia memegang segelas kopi sembari bersandar di dekat jendela. “Baru beberapa hari aku nggak datang, aku malah melewatkan pertunjukan seru!”Sonia yang sedang melukis sketsa berkata, “Kalau kamu ingin nonton, kamu bisa bikin pertunjukan sendiri.”Gina meliriknya, lalu tersenyum sinis. “Jangan-jangan kamu kira Liana yang sudah lakuin semua ini?”Gerakan tangan Sonia terhenti. Dia tidak menjawab.Gina melanjutkan dengan tersenyum, “Kamu berani taruhan nggak? Masalah ini pasti ulah Thalia. Dia menyuap asistennya Liana, kemudian memanfaatkan Pak Hardy untuk mengusirmu! Siapa sangka kamu nggak bodoh, ditambah lagi ada bantuan Reza, masalah pun terbongkar. Jadi, dia terpaksa menggunakan ide terakhirnya, dia menyuruh Haven mendorong semua kesalahan ke diri L
Bondan mengakhiri panggilan, lalu segera menghubungi Reza. “Kak Reza, apa kamu lagi di perusahaan?”Reza baru saja selesai rapat. Dia sedang duduk di ruangannya sembari mengecek dokumen. “Ada urusan apa?”“Sebelumnya kamu terluka karena aku. Aku sungguh merasa bersalah. Malam ini kita makan bersama, ya. Aku ingin traktir kamu,” ucap Bondan dengan tulus.“Tidak usah!” balas Reza, “Kamu tidak perlu bersikap sungkan.”“Bukan sungkan!” Bondan pun tersenyum. “Aku akan ajak Sonia juga. Calon istriku ingin berterima kasih langsung sama dia. Nanti malam kita makan bersama.”Reza meletakkan pena di tangannya, lalu berpikir sejenak. “Kita bicarakan lagi nanti malam.”“Oke, nanti malam aku hubungi kamu lagi!”“Emm!”Reza mengakhiri panggilan, lalu berpikir sejenak. Dia menelepon Chandra, lalu berpesan, “Nanti kamu wakili aku untuk hadiri acara makan bersama nanti malam. Aku ada urusan.”Chandra membalas, “Baik, Pak Reza!”Reza menutup panggilan. Dia mendorong kursinya ke belakang, lalu berjalan k
“Nggak terlambat! Nggak, kok! Kami juga baru sampai!” Bondan tersenyum tipis.Tiffany pun pindah duduk di samping Bondan. Kemudian, Reza langsung duduk di samping Sonia.Suasana di ruangan seketika menjadi aneh.Tiffany mengambil menu makanan. “Sonia, kamu mau pesan apa?”Bondan pun tersenyum. “Sonia suka makan yang manis-manis. Kamu pesankan saja yang manis.”Tiffany pun tersenyum. “Makan yang manis-manis itu adalah hobi semua wanita. Es krim di restoran ini enak. Gimana kalau satu orang pesan dua scoop?”Ketika mengatakan soal makanan, kedua mata Tiffany pun berkilauan.Belum sempat Sonia mengangguk, tiba-tiba Reza berkata, “Cukup satu saja. Dua hari ini Sonia tidak boleh makan yang terlalu dingin.”Semuanya juga bukan anak-anak. Tentu saja mereka semua juga mengerti apa maksud Reza.Tiffany terkejut. Dia menatap Sonia dan Reza dengan kaget. Seketika dia bingung dengan hubungan mereka berdua.Dari tadi Sonia bersikap sangat sungkan. Dia bahkan kelihatan lebih dekat dengan Bondan dari
Bondan memalingkan kepalanya, lalu tersenyum. “Sayang, kita sudah tunangan. Nggak masalah kalau kamu nggak izinkan aku untuk mencium atau menidurimu, sekarang kamu malah nggak izinkan aku untuk menggandengmu?”Tiffany meletakkan tangan di belakang punggung, berusaha tidak tergoda dengan ketampanan si lelaki. Dia berkata dengan tersenyum hangat, “Permisi, Tuan Bondan, aku ingin tanya apa masalah Valencia sudah diselesaikan? Masalah pernikahan kita masih belum dipastikan. Jangan panggil aku dengan semesra itu. Aku juga nggak akrab sama kamu!”Bondan melihat wanitanya, lalu tersenyum. “Siapa juga yang nggak punya masa lalu. Dengar-dengar, kamu juga punya mantan yang begitu kamu cintai? Semuanya juga punya masa lalu, jangan diungkit lagi.”Kata “mantan” sungguh menyayat hati Tiffany. Raut wajahnya seketika menjadi datar. “Aku nggak punya selera makan. Aku pulang dulu.”Bondan meraih pergelangan tangannya. “Kenapa? Ketika mengungkit mantanmu, kamu malah jadi kesal? Apa kamu masih menyukain
“Masalah kamu sama Thalia nggak ada hubungannya sama aku!” Sonia memotong pembicaraan Reza dengan tenang. “Aku pernah bilang sebelumnya, kita sudah putus. Sejak kita putus, aku nggak cinta lagi sama kamu!”Reza sungguh kaget dan hatinya terasa sangat sakit. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya.Reza menatap Sonia, lalu berkata, “Kalau kamu bisa menghentikan perasaanmu kepadaku dengan secepat itu, itu berarti kamu tidak mencintaiku!”“Sepertinya begitu!” balas Sonia.Tatapan sinis si lelaki terus tertuju pada diri wanita.“Betul, rasa cintamu tidak sedalam aku. Meskipun kita sedang bersama, kamu juga tidak pernah mengatakan kamu mencintaiku. Setiap kali berpisah, hanya aku saja yang tidak merelakanmu dan merindukanmu. Bagaimana dengan kamu? Kamu selalu bersikap tenang. Meskipun kamu melihat aku bersama dengan wanita lain, kamu juga bersikap sangat tenang. Aku kira kamu bukan orang yang pintar mengutarakan perasaanmu, sebenarnya perasaanmu terhadapku kurang mendalam.”“Hanya gara-
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,