Sonia sudah melangkah hingga pintu keluar dan sedang mengenakan sepatunya. Setelah selesai, perempuan itu menoleh ke belakang dan pamit pulang. âPak Reza, Tandy, sampai jumpa.âTandy melihat Sonia yang sudah keluar langsung menoleh ke arah Reza sambil berkata, âOm, papaku sudah mau ulang tahun dan aku sudah memilih kado buat dia. Aku mau nunjukin ke Om Reza.ââKamu naik dulu, nanti Om cari kamu ke atas,â sahut Reza sambil mengangguk.âCepat ya!â ujar Tandy lagi sambil melirik ke arah Hana. Setelah itu dia melangkah menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya.âSebenarnya masalah apa?â tanya Reza sambil berjalan ke arah ruang tamu.âReza, kamu nggak merasa hubungan Sonia dan Tandy terlalu dekat?â tanya Hana dengan kening berkerut.Lelaki itu duduk di sofa dan memandangi Hana dengan dingin sambil bertanya, âMemangnya ada masalah apa?ââTentu saja ada masalahnya!â sahut Hana. Perempuan itu duduk di hadapan lelaki itu dengan raut wajah serius.âGuru les om aku dulu sengaja menghasut anaknya bia
âIya, Tasya cantik dan sifatnya juga baik. Kalau kamu mau rebutan pacar dengan dia, sudah pasti sangat sulit!â kata Yeni.Sonia meliriknya sekilas dan berkata, âKepala kamu ini mikirin apa saja sih?!âTawa Yeni menyembur dan berkata, âMikirin kamu!ââAku nggak tertarik denganmu,â sahut Sonia sambil berjalan keluar dengan tenang.âKamu tertarik dengan siapa? Yoko?â goda Yeni lagi sambil mengejar perempuan itu.âKalau kamu beneran suka dengan dia, aku bantuin kamu cari tahu tentang lelaki itu,â lanjut Yeni lagi.âOk!â jawab Sonia yang mengangguk dengan cepat.âKamu beneran suka dia?â tanya Yeni lagi dengan terkejut.âTunggu kamu sudah dapat info tentang dia baru aku kasih tahu,â jawab Sonia sambil tertawa kecil.Alis Yeni terangkat ke atas ketika melihat temannya ini tengah sengaja mempermainkannya.Malamnya Reza kembali ke Imperial Garden pada saat jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam. Awalnya dia pikir Sonia sudah terlelap, tetapi dia justru menemukan televisi di ruang tamu masih
Sonia memejamkan matanya tanpa sadar. Bulu mata perempuan itu bergetar. Reza mendaratkan kecupan demi kecupan dari sudut mata hingga ke bibir perempuan itu. Dia menguasai seluruh bibir milik Sonia dan kemudian menggendongnya ke dalam pangkuan lelaki itu untuk semakin memperdalam ciumannya.Reza merasakan rasa stroberi di dalam mulut Sonia, begitupun sebaliknya Sonia dapat merasakan aroma alkohol di diri lelaki itu yang membuatnya semakin mabuk. Saat kesadarannya nyaris menghilang, tiba-tiba Sonia teringat akan ucapan Hana yang belum selesai tadi siang. Siapa yang sebenarnya orang yang ada di hati lelaki itu?Orang seperti Reza memangnya juga ada orang yang tidak bisa dia dapatkan?Mendadak lidahnya terasa sedikit perih. Reza sengaja menggigitnya sebagai bentuk hukuman karena dia tidak fokus. Sonia memeluk leher lelaki itu dan memberi tahu bahwa dia akan fokus sepenuhnya pada sosok Reza.Malam ini, Reza terasa luar biasa lembut dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Meski dia sedik
âNggak! Aku nggak mau putus!â seru Yerin dengan wajah berlinangan air mata. Lelaki yang tadi bersikap lembut mendadak berubah menjadi begitu tega dengan memintanya mengakhiri hubungan mereka.Yerin tidak bisa menerima perubahan secepat itu. Dia membuang harga dirinya dan memohon pada Jason. âKak, aku cinta dengan Kak Jason. Aku benar-benar mencintaimu! Aku mohon kasih aku satu kesempatan lagi! Aku janji akan menurut!âJason tertawa dingin dan berkata, âKamu suka aku atau uangku?ââTentu saja aku suka kamu!â jawab Yerin dengan cepat.Suara lelaki itu terdengar dingin dan berkata lagi, âKarena kamu nggak suka uang, kenapa kamu harus menerima giok dari Bobby? Jangan bilang kalau kamu hanya merasa bagus!ââAku nggak akan mengulanginya lagi! Kak, aku nggak akan mengulanginya lagi,â ujar Yerin dengan wajah penuh penyesalan.Jason terlihat sedikit tidak sabar dan berkata lagi, âSetidaknya kita masih punya kenang-kenangan masa lalu untuk diingat. Jangan membuatku membencimu! Lain kali jangan p
Kedua mata Kelly terbuka lebar, air mata mengalir membasahi wajahnya. Suaranya tiba-tiba tercekat, tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun.Apa yang dikatakan Yerin benar. Mereka miskin dan tidak berambisi, mereka yang berinisiatif melayaninya. Kata-kata Yerin barusan sama sekali tidak salah.Awalnya Kelly juga memiliki sebuah keluarga yang bahagia. Semua gara-gara Iwan. Iwan kecanduan berjudi dan menghancurkan keluarganya. Sehingga ibunya harus menjalani kehidupan dengan begitu rendah.Kelly tidak mengasihani dirinya sendiri, dia hanya tidak tega melihat ibunya sebagai orang yang lebih tua, malah harus dihina oleh keponakannya sendiri.Akan tetapi, Kelly sama sekali tidak bisa membantahnya.Sebuah Maybach terparkir di sebelah Kelly. Jason sedang duduk di kursi kemudi, sambil memperhatikan gadis yang sedang menangis di pinggir jalan.Jason pernah melihat perempuan menangis, entah karena putus dengan pacarnya, atau pura-pura menangis supaya terlihat kasihan. Namun, dia belum pernah mel
Jason agak terkejut. Aquila adalah sebuah organisasi misterius yang bekerja untuk orang kaya. Selama bayaran mereka cukup, mereka juga mau mengambil pekerjaan itu, maka mereka tidak akan pernah gagal. Namun, tidak ada yang pernah melihat orang di organisasi Aquila.Siapa yang membayar orang dari Aquila untuk menangkap Bobby? Keluarga Dikara? Orang dari keluarga Dikara memang sangat membenci Bobby, jadi tidak menutup kemungkinan.Jason memiliki pertimbangan sendiri di dalam hatinya. Dia pun berkata, âKamu nggak usah urus masalah ini lagi, bawa yang lain kembali.âJason menyuruh orang untuk menangkap Bobby, bukan karena Yerin. Namun, karena dia tidak tahan ada orang berani mengejar kekasihnya. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.Akan tetapi, karena ada orang lain membantunya, dia pun tidak perlu turun tangan sendiri lagi.âBaik, Bos!âJason juga menyuruh orang untuk mencari informasi lagi. Benar saja, Bobby diikat dan dilempar ke depan pintu kantor polisi pagi ini.Pihak polisi meme
Tangan Stella yang menggenggam ponselnya mulai berkeringat, âKakek, aku baru saja lulus. Untuk sementara aku nggak ingin menjalin hubungan dulu.âTobias terdiam sesaat, lalu suaranya menjadi dingin, âStella, bisnis keluarga kita nggak berjalan begitu baik dalam dua tahun terakhir. Keluarga kita sudah nggak sebaik dulu lagi. Sebentar lagi Kota Jembara akan mengembangkan sebuah proyek besar. Kebetulan om-nya Gerry yang bertanggung jawab atas proyek itu. Kalau kedua keluarga kita menjalin hubungan baik, maka kemungkinan besar kita bisa terlibat dalam proyek itu.âTobias pun berkata dengan sungguh-sungguh, âStella, keluarga Dikara sudah membesarkanmu selama lebih dari 20 tahun. Kami nggak bisa besarkan kamu dengan sia-sia. Kakek tahu kamu selalu pengertian, kamu juga pasti tahu balas budi.âSuara Stella menjadi tegang, âKakek, aku tahu aku sudah terima kebaikan yang sangat besar dari keluarga Dikara. Kelak aku pasti akan berbakti pada papa, mama, kakek, dan nenek.âTobias tertawa pelan, âN
Stella melihat punggung Sonia, lalu pelan-pelan tersenyum. Sonia sangat cantik. Kecantikan yang bahkan membuat Stella merasa minder. Kalau Gerry bertemu Sonia, pria itu pasti akan berubah pikiran dan jatuh cinta pada Sonia.Menikah dengan orang keluarga Sunarto adalah hal baik, kalau begitu biarkan saja putri kandung keluarga Dikara yang menikah dengannya.Stella bukan orang dari keluarga Dikara. Mengapa dia harus mengorbankan dirinya untuk kepentingan keluarga Dikara? Stella pun mematikan ponselnya dan menunggu dengan tenang di dalam mobil.Waktu terus berlalu, Stella pun tidak berani menunggu terlalu lama. Sekitar pukul 06:30, dia turun dari mobil dan berjalan ke Buana.Setelah memasuki restoran itu, dia menyebutkan nomor private room, lalu pelayan membawanya ke sana. Setelah berdiri di luar private room, dia tidak bisa mendengar gerakan di dalam. Mungkin karena ruangan terlalu kedap suara. Stella memutar matanya, lalu mengetuk pintu pelan-pelan.âMasuk.â Terdengar suara pria yang ke
Theresia berkata dengan nada bercanda, âKalau ada cowok dengan persyaratan sebagus itu, kenapa kamu menyisakannya untukku?âRanty berkata dengan menghela napas. âKarena aku sudah masuk ke dalam jebakan Matias. Kalau nggak, aku pasti akan mengejarnya!âTheresia tersenyum. âSudahlah, belakangan ini aku benar-benar lagi sibuk. Nggak ada waktu buat pacaran!ââSejak kapan kamu punya waktu? Jangan cari alasan. Aku saja nggak pernah lihat kamu pacaran. Sebagai teman, aku merasa sudah seharusnya kamu mempertimbangkannya!âTheresia terdiam. Tiba-tiba dia kepikiran dengan malam meninggalkan Hondura. Pria itu memberitahunya untuk mencari orang yang kamu sukai dan hidup dengan baik.Waktu itu, Theresia benar-benar berjanji padanya. Dia memang merasa sudah seharusnya berpamitan dengan masa lalu, lalu memulai hidup barunya.Ketika menyadari Theresia tidak berbicara, Ranty berkata dengan tersenyum, âHanya ketemuan saja. Kalian juga bukan mesti bersama setelah bertemu. Kamu bisa anggap jadi sebuah pen
Dalam sesaat, Jason teringat dengan mereka berempat sebelumnya tinggal di sini. Dia mengajari Kelly bagaimana mendapatkan hati orang yang dia sukai. Kelly membalasnya, âAku juga nggak suka sama kamu!âMeskipun waktu sudah berlalu lama, Jason masih saja bisa merasakannya!Jason menghela napas. âSudahlah, kalian lebih akrab. Cuma aku saja orang luar di sini!âYana menjerit, âAyah, aku dan kamu sama-sama jadi orang luar!âSemua orang langsung tertawa.Jason terharu hingga kedua matanya berkilauan. âYana memang baik. Memang tidak salah lagi, Yana memang putri kandungku!ââJangan cerewet lagi. Cepat pergi potong kentang sana!â Reza menarik Jason untuk kembali ke kamar.Di dalam ruang tamu, Kelly menyerahkan biskuit cokelat buatannya kepada Sonia. âApa masalah sudah diselesaikan? Saat aku di Lonson, aku sangat mencemaskanmu. Kata Kak Jason, aku mesti percaya dengan kemampuan kamu dan Kak Reza! Sesuai dugaannya, begitu kalian kembali, semua masalah pun sudah diatasi. Aku benar-benar merasa sa
Sonia berkata canggung, âHallie masih berada di Kediaman Keluarga Herdian.ââAku sudah beri tahu Ibu. Malam ini kita akan tinggal di rumah Tuan Aska untuk temani Kakek. Aku suruh Ibu untuk bantu jaga Hallie,â ucap Reza dengan perlahan.Sonia memalingkan kepala untuk melihat Reza. âKalau di Kediaman Keluarga Herdian, juga nggak ada yang ganggu kita. Ngapain kamu mesti bohong?âKebetulan mobil sedang berhenti di depan lampu merah, Reza memalingkan wajahnya untuk menatap Sonia. âAku takut kamu tidak bebas di rumah!âWajah Sonia seketika merona. Dia memelototi si pria hingga tidak bisa berkata-kata.Reza tersenyum tipis. âBercanda. Jason dan Kelly sudah kembali ke Imperial Garden. Katanya, mereka sudah persiapkan yang enak-enak untuk menyambutmu.âSonia meliriknya sekilas, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.âUmur Hallie dan Tasya sebaya. Selama di rumah, kamu tenang saja!â ucap Reza.âEmm!â Sonia mengangguk dengan perlahan.âKebetulan ada yang ingin aku katakan sama kamu,
Reza kelihatan tenang. âSebelum kamu pulang, Sonia selalu menerima segalanya!âMaksudnya, sekarang giliran Morgan.Morgan mengeluarkan ponsel dengan tenang. âAku lihat dulu apa ada misi belakangan ini?âSemua orang langsung tertawa.Saat hampir menyelesaikan makan siang, Sonia menyadari Rose yang duduk dengan tidak fokus. Dia mencedok sup untuk Rose. âAda apa?âRose menggenggam tangan Sonia. âSonia, coba kamu pegang kepalaku. Apa aku demam?âSonia mengangkat tangannya untuk memegang. Memang terasa panas. âAda masalah apa? Aku panggil dokter kemari!ââAda apa?â Aska kemari.âRose demam!â balas Sonia.Semua orang menjadi diam, lalu menatap Rose dengan penuh perhatian.Rose melambaikan tangannya. âNggak apa-apa. Nggak usah panggil dokter. Semalam aku dan Devin kelamaan di jalan raya. Mungkin aku jadi flu karena masuk angin.âKening Aska berkerut. âKondisi tubuhmu tidak bagus dan sering sakit. Memangnya kamu tidak tahu? Kenapa malah berdiri tengah malam di pinggir jalan?âRose tidak memili
âBukan!â Tentu saja Sonia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya merasa agak konyol.âTheresia juga cukup malang. Dia nggak punya orang tua. Seorang diri bekerja keras di Kota Jembara. Kalau dia benar-benar bersama Tuan Morgan, bisa jadi mereka bisa akan jadi pasangan sejati!â Tadinya Ranty hanya sembarangan bicara saja. Saat ini, dia malah merasa masalah ini bisa direalisasi. âSeharusnya Kakek nggak akan merasa latar belakang Theresia nggak pantas menjadi bagian Keluarga Bina, âkan?ââTentu saja nggak!â balas Sonia.âBaguslah kalau begitu!â Ranty kelihatan gembira, seolah-olah masalah ini telah berhasil.Sonia tersenyum tipis. âKak Morgan juga belum pasti akan setuju!ââKalau begitu, kamu jangan beri tahu dia dulu. Setelah bertemu dengan Theresia, bisa jadi dia akan terpesona oleh Theresia!â Ranty tersenyum nakal. âTheresia itu cewek cantik yang disukai para cowok dan cewek. Dia pasti bisa menarik Tuan Morgan kembali ke dunia fana!âSepertinya pikiran Sonia berhasil dicuci oleh Ranty.
Ranty telah tiba di rumah Aska. Dia berbasa-basi beberapa saat dengan Jemmy dan yang lain, kemudian menarik Sonia untuk berbicara di samping.âStella nggak bisa berulah lagi. Dia sudah bertengkar hebat sama Reviana. Sandaran terakhirnya juga sudah hilang. Aku nggak apa-apain dia, cuma bikin dia kehilangan segalanya. Dengan begitu, dia baru bisa merasakan kehidupannya yang semula.âUsai berbicara, Ranty menyerahkan uang hasil transfer Stella tadi kepada Sonia. âAku sudah periksa sebelumnya, uangnya juga nggak banyak, sekitar 40 miliar saja. Kalau kamu bersedia untuk menyimpannya, kamu ambil saja. Kalau kamu nggak mau, kamu bisa kembalikan kepada Hendri.âSonia mengambil kartu di tangan, lalu berpikir sejenak, baru berkata, âAku ingin kembalikan kepada Keluarga Dikara!âRanty mencemberutkan bibirnya. âAku tahu kamu pasti akan luluh.âSonia tersenyum tipis. âBukan juga. Sekarang perusahaan Keluarga Dikara sedang merugi. Para klien yang dirugikan itu nggak bersalah. Bank akan menyita aset
Jantung Yandi berdebar. Rasa kebas mulai menjalar di dirinya. Dia spontan bersandar ke belakang, lalu menarik kemejanya untuk menutupi bagian pundak yang terpampang lebar. âAku baik-baik saja. Kamu pulang sana!ââNggak usah usir aku. Aku akan pergi sendiri nanti!â Tasya meletakkan obat kembali, lalu berkata dengan serius, âKenapa kamu bisa tertembak? Apa kamu bergabung dalam organisasi gelap? Apa kelak kamu akan sering bertarung lagi?âYandi menatapnya. âTakut?ââTakut!â Tasya langsung menatap mata Yandi. âAku takut kamu akan mati!âYandi tertegun.Tasya berkata dengan menggigit bibirnya, âAku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan dulu. Kelak aku berharap kamu jangan ke sana lagi, melewati hidupmu dengan baik, ya?âTadinya Yandi ingin mengatakan bahwa dia memang tipe orang seperti itu. Namun, ketika melihat mata merah Tasya, dia pun tidak beradu lagi dengan Tasya, hanya mengangguk dengan perlahan saja. âAku punya batasan!âMereka semua adalah orang dewasa, terutama Yandi. Dia lebih
âBiarkan aku tetap berada di sisimu, kita bisa tetap berteman seperti dulu, tapi jangan lagi bersikap dingin dan menjauhiku! Beri kita waktu untuk saling memahami perasaan satu sama lain. Kalau kamu tetap nggak bisa menyukaiku, aku akan mundur.â Tasya mengucapkan kalimat terakhir itu dengan suara terisak-isak.Yandi tidak langsung menjawabnya. Setelah berpikir sejenak, dia mengangguk dengan perlahan. âOke, boleh!âTasya tersenyum manis, tetapi dibaluti dengan air mata. Sosok dia saat ini menyentuh hati siapa pun yang melihatnya.Tasya tersenyum karena dirinya memiliki harapan dan juga tersenyum karena dirinya yang tidak berguna. Padahal Yandi tidak menjanjikan apa-apa, dia malah merasa gembira.Tasya buru-buru menyeka air matanya, lalu mengulurkan tangannya sembari berkata dengan sedikit canggung dan berani, âBoleh nggak aku peluk kamu?ââJa âĶ.âBelum sempat Yandi menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Tasya melompat ke arahnya dan memeluknya erat, menempelkan tubuh mungilnya ke dada pria
Kening Yandi berkerut. âAku saja tidak peduli. Orang lain lebih tidak usah peduli!ââTapi, aku peduli!â Tiba-tiba mata Tasya memerah. Dia berkata dengan terisak-isak, âSemalaman aku nggak tidur. Aku takut Leon dan yang lainnya nggak tahu cara untuk jagain kamu. Bahkan ketika bermimpi, aku juga bermimpi kamu berdiri di depanku dengan darah di seluruh tubuhmu!âYandi terbengong melihat wanita bermata merah. Hatinya terasa sesak. Dia sama sekali tidak mengatakannya.Tasya memalingkan kepalanya, lalu menarik napas dalam-dalam. Dia tidak tahu dirinya sedang marah atau sedih, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang.Yandi mengambil tisu untuk Tasya, kemudian berkata dengan datar, âTasya, mau aku bilang berapa kali baru kamu mengerti. Kita itu bukan orang satu dunia. Dengan pengalaman dari kecilku, pandangan hidup kita berbeda. Kelak kita tidak bisa hidup bersama. Kamu seharusnya mencari orang sebaya, lalu segera berpacaran. Dengan begitu, kamu pun akan melupakanku!âTasya tidak mengambil