Setelah selesai kuliah, Sonia kembali ke Imperial Garden dan langsung menghubungi Juno. Dia bertanya, “Kak, di studio ada orang yang namanya Bobby?”Awalnya studio tersebut merupakan hasil jerih payah bersama dirinya dan Juno. Akan tetapi karena selanjutnya dia mau kuliah, Sonia menyerahkan semua urusan studio pada Juno. Dia juga jarang sekali pergi ke sana, sehingga dia tidak akan tahu jika kedatangan orang baru di Studio.Juno memanggil petugas administrasi dan bertanya sebentar. Setelah itu dia baru menjawab Sonia, “Nggak ada orang yang bernama Bobby.”“Ok, aku tahu,” jawab Sonia.Juno bertanya dengan suara tenang, “Akhir-akhir ini sibuk sekali? Kapan ada waktu buat jenguk guru?”Sonia sibuk menyendokkan mie di mangkuknya dan berkata, “Aku ada pekerjaan paruh waktu di akhir pekan. Sebentar lagi sudah mau libur, nanti baru pergi.”“Ok.”Setelah sambungan telepon terputus, Sonia menghubungi Ferdi dan memberi tahu dia, “Nggak ada yang bernama Bobby di Arkava.”Ferdi dengan marah berser
Ibunya Cindy akhirnya luluh dan menganggukkan kepala sambil berkata, “Ok, tunggu sebentar. Mama kirimkan uang ke rekening kamu dulu.”Ferdi panik dan berseru, “Kalian bodoh, ya?! Jelas-jelas tahu si Bobby itu pembohong, tapi masih saja kasih uang ke dia!”“Siapa yang pembohong?” tanya Cindy lagi sambil mencubit wajah adiknya itu dan lanjut berkata lagi, “Sepertinya Kakak Sonia kamu itu yang pembohong!”“Dia bukan pembohong! Tapi yang pasti Kakak bodoh!” teriak Ferdi dengan suara lantang.“Ferdi, kamu nggak boleh berbicara seperti itu dengan Kakakmu!” ujar Hani dengan wajah tegas.Melihat bahwa kakak dan ibunya tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan membuat Ferdi marah hingga matanya mulai berkaca-kaca. Lelaki itu berkata, “Biarkan saja kalian dibohongi oleh dia. Cepat lambat pasti kalian akan menyesal!”Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Ferdi turun dari kursinya dan berlari ke naik ke kamarnya. Hani hanya menggelengkan kepala sambil bergumam, “Anak ini benar-benar kekanakan seka
Dia meminta uang lagi pada Hani dan memberikannya pada Bobby. Setelah Bobby mengatakan bahwa wakil CEO-nya tidak tertarik dengan uang tersebut, lelaki itu meminta Cindy untuk mengeluarkan lagi biaya lebih agar masalah ini beres.Cindy tahu kalau ibunya sudah sedikit ragu dan juga curiga sehingga dia tidak ingin meminta uang lagi pada Hani. Dia memutuskan untuk mencuri giok warisan keluarganya dan memberikannya pada Bobby.Lelaki itu sedang mengejar seorang perempuan yang bernama Yerin sehingga dia memberikan giok tersebut pada perempuan itu. Kebetulan sekali teman Cindy dan Yerin merupakan sepupuan, mereka bertemu di koridor secara kebetulan. Pandangan Cindy terpaku pada kalung giok yang melingkar di leher perempuan itu.Ketika dia mendengar bahwa kalung tersebut pemberian Bobby, Cindy langsung tahu bahwa dirinya telah dibohongi. Kemarahan dan kesedihannya bercampur menjadi satu dan meminta temannya untuk memukul Yerin. Menurut kabar dari orang-orang, kepala Yerin bocor karena ulah Cin
Hani menceritakan apa yang terjadi sambil terisak dan meminta bantuan pada Celine agar bisa bantu berbicara pada Reza untuk meminta Jason mengampuni Cindy.“Baik, tunggu Pak Reza ada waktu pasti akan aku sampaikan,” ujar Celine dengan suara pelan.“Tolong Celine. Cindy sekarang masih dikurung di kantor polisi. Dia nggak pernah mengalami hal seperti ini, Tante yakin sekarang dia pasti sangat ketakutan sekali. Kamu harus segera membantu adikmu!”“Aku tahu. Aku masih harus rapat dulu, sudah dulu, ya,” ujar Celine dengan nada jengah dan tidak sabar.Masih ada yang mau Hani sampaikan tetapi terhenti karena sambungan telepon sudah terputus.“Apa kata Celine?” tanya Harun.“Celine bilang dia bakalan coba bicara dengan Reza,” jawab Hani.“Bagus kalau begitu,” sahut Harun dengan perasaan sedikit tenang.Namun Hani masih khawatir, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu saja. Sedangkan Celine kembali masuk dalam ruang rapat yang tadi sempat terpotong. Satu jam kemudian, rapat mere
Kedua bola mata Reza tetap dalam keadaan dingin dan berkata, “Ok, saya akan bilang sama Jason waktu ketemu dengan dia.”Celine tidak berani meminta lelaki itu untuk menghubungi Jason secepatnya. Sudah lebih dari cukup jika lelaki itu bersedia membantunya. Dengan cepat perempuan itu menyunggingkan seulas senyum dan berkata dengan lembut,“Terima kasih banyak, Pak Reza. Silakan lanjutkan kesibukan Bapak, saya keluar dulu.”Reza hanya mengangguk dan lanjut membaca dokumen di tangannya. Begitu Celine keluar dari ruangan CEO, dia langsung menghubungi Hani dan memberi tahu bahwa dirinya sudah bicara pada Reza dan lelaki itu juga sudah bilang bersedia membantu Cindy.Hani terdengar sangat girang dan antusias. Dia mengucapkan terima kasih secara terus menerus pada Celine. “Celine, kamu yang bisa diandalkan. Terima kasih banyak sekali. Asalkan Cindy bisa bebas dengan selamat, Tante dan Om kamu akan ingat jasamu selamanya.”“Semuanya satu keluarga, nggak perlu begitu sungkan. Sudah, aku masih ma
Sonia memang sedikit iba dengan Ferdi. Dia berpikir sebentar dan bertanya balik, “Kamu bisa bantu?”Reza mengangkat wajahnya dan menatap perempuan itu sambil berkata, “Bukan masalah besar. Kalau kamu mau membantunya, nanti aku telepon Jason.”Pandangan mereka berdua bertemu. Dengan cepat Sonia berusaha menghindar dari mata lelaki itu dan dengan suara lembut berkata, “Kalau gitu maaf sudah merepotkanmu, terima kasih.”Reza meliriknya tanpa berkata apa pun dan melanjutkan makannya lagi. Setelah selesai makan, Sonia pulang ke rumah. Tidak lupa pelayan menyerahkan kotak makan pada perempuan itu dan menitipkan pesan,“Kalau ingin makan mie, bisa juga tambahkan sedikit mie ke dalam kuah dan masak sekitar tiga sampai lima menit.”Wajah Sonia sedikit memerah ketika mendengar kalimat tersebut. Sepertinya seluruh orang di rumah Herdian mengetahui perihal dia tidak bisa memasak mie. Perempuan itu hanya tersenyum lembut sambil mengucapkan terima kasih dan pergi membawa pulang tempat makan tersebut
“Kalau gitu ….”Sonia mengerlingkan matanya dan berkata dengan serius, “Aku masakin mie sebagai bentuk terima kasih. Kebetulan masih ada sisa sup tadi siang setengah.”Lelaki itu menundukkan kepalanya dan menempel di kepala belakang perempuan itu sambil tertawa pelan dan berkata, “Sonia, kamu sengaja?”Sengaja bersikap begitu menggemaskan dan lucu! Sonia mengangkat alisnya naik turun dan bergumam, “Aku sudah bisa masak mie. Kalau nggak percaya, sekarang juga aku-“Sebelum dia selesai menyelesaikan ucapannya, lelaki itu mendadak mendorongnya dan mendaratkan kecupan pada perempuan itu.***Keesokan paginya, Reza membawa Sonia pulang ke kediaman Herdian bersama dengannya. Ketika dia masuk ke dalam kamar Tandy, bocah lelaki itu sedang bermain permainan. Dia meletakkan ponselnya dengan cepat saat melihat Sonia masuk dan berjalan ke arah meja belajar.“Aku lihat kamu datang bersama dengan om aku. Kenapa kalian bisa bersama?” tanya Tandy.Sonia menunduk dan membaca buku di tangannya dengan ek
Sonia mendorong pintu hingga terbuka dan masuk. Ruang baca tersebut cukup luas dengan sisi jendela yang begitu besar hingga menyentuh lantai. Dari sana dapat terlihat pemandangan halaman rumput yang ada di luar rumah. Meja baca lelaki itu terletak di salah satu sisi jendela besar tersebut yang langsung berhadapan dengan barisan rak buku kayu.Saat ini Reza sedang duduk di mejanya sambil membaca dokumen. Dia menoleh dan melihat ke arah Sonia dengan sorot sedikit terkejut. Lelaki itu seakan tidak menyangka bahwa Sonia akan datang ke sini untuk mencarinya.Reza mengenakan kemeja hitam yang sama dengan yang tadi pagi dengan dua buah kancing kerah yang telah terbuka. Kesan dingin di dirinya terlihat sedikit lebih santai.“Pak Reza,” sapa Sonia sambil menutup pintu. Dia maju dua langkah dan meletakkan lembaran soal tes tadi di atas meja.“Ini hasil tes Tandy bulan ini. Silakan dilihat,” ujar Sonia.Reza mengambilnya dan melihat sekilas kemudian mengangguk sambil berkata, “Bagus, hasil belaja
Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan dingin, “Kalau aku tidak membela istriku sendiri, apa kalian yang akan membelanya?”“Whoosh!”Semua orang tertegun. Disusul, masalah itu mulai ramai diperbincangkan.King adalah istrinya Tuan Reza? Bukan simpanan atau kekasih? Kata Reza, King adalah istrinya!Ada reporter yang bertanya lantaran merasa syok, “Tuan Reza, apa maksudmu? Apa kamu bisa berbicara dengan lebih jelas?”Reza mengangkat tangannya yang saling bertautan dengan Sonia. Ekspresinya kelihatan dingin. “Aku umumkan secara resmi kepada kalian semua, King, yang mana biasanya dipanggil Sonia, adalah istriku. Kami sudah menikah pada enam tahun silam. Jadi, orang-orang yang mengatakan King menjilat anggota Keluarga Herdian bisa diam!”“Selain itu, bagi mereka yang memfitnah istriku, menuduhnya sengaja kalah demi 50 juta dolar Amuriko untuk menciptakan rumor dan kehebohan, apa mereka benar-benar begitu meremehkan Keluarga Herdian? Meremehkan istri dari presdir Herdian Group?”
Ada orang yang bergosip, “Jangan-jangan orang-orang itu datang untuk menjemput King?”“Apa dia punya kemampuan seperti itu? Tuan Jemmy sampai datang langsung!”“Tapi kulihat-lihat, sepertinya dia datang untuk menjemput seseorang!”“Jangan-jangan ada tokoh besar yang datang? Kebetulan jam kedatangannya sama dengan King.”Sekelompok orang tidak berhenti menebak. Beberapa saat kemudian, ada yang menjerit, “King sudah datang!”Semua orang serempak mengangkat kepala melihat ke sana. Sekelompok orang berjalan keluar dari jalur VIP. Orang di depan sana tidak lain adalah King, Sonia!Cuaca di Kota Jembara dingin. Wanita itu mengenakan mantel berwarna hitam dengan topi bebek. Hanya bisa terlihat setengah wajah indahnya dengan aura tenang dan berjalan kemari dengan perlahan.Sementara itu, pria bertubuh tinggi di sampingnya terus menggenggam tangan Sonia. Langkahnya sangat tegas.Sekelompok orang langsung menyerbu ke sisi mereka. Sorot kilat cahaya kamera ditujukan ke sisi Sonia.Pengawal Reza d
Sutini berkata dengan menghela napas, “Kasihan sekali si Ferdi, malah mesti ikut dengan orang tua yang tidak kenal kondisi. Kelak, masa depannya juga akan hancur!”Reviana tersenyum. “Ibu tidak usah khawatir, bukannya masih ada Stella dan Celine?”“Emm!” Sutini mengangguk secara perlahan dan tidak berbicara lagi.Tiba-tiba terdengar suara heboh di dalam televisi, sepertinya ada orang yang mengatakan King sudah menuruni pesawat. Semua orang berebutan untuk maju. Bahkan, ada orang yang membawa tongkat bisbol hendak memukul saja.Reviana meraih ujung pakaiannya. Asalkan Sonia menampakkan diri, dia pasti akan dipukul habis-habisan, kemudian diusir keluar. Masalah sudah ditetapkan!Sejak mengetahui keberadaan Sonia, sepertinya samar-samar ada salah paham di antara mereka. Reviana sudah menghabiskan jerih payahnya selama 20 tahun. Setelah tahu Stella bukan putri kandungnya, dia sungguh merasa kecewa.Sebelum bertemu dengan Sonia, Reviana sangat khawatir putri kandungnya akan mengusir Stella,
Tobias mengamati sekeliling Kediaman Keluarga Dikara sekilas dengan riang dan tidak rela. “Sudah bertahun-tahun tinggal di kediaman ini. Aku pun merasa tidak rela!”Sutini berkata dengan nada menghibur, “Semuanya akan membaik setelah ke Kota Kibau!”Tobias mengangguk. Dia menggosok tangannya dengan antusias. “Pindah ke Kota Kibau adalah keinginan ayahku. Sekarang akhirnya bisa terwujud melalui tanganku, setidaknya aku tidak mengecewakan kerja keras generasi sebelumnya.”Reviana semakin gembira. Tidak lupa dia mengingatkan Tobias “Ayah, jangan lupa dengan apa yang kita katakan sebelumnya!”Aminah berkata dengan tersenyum tipis, “Apa yang Reviana bicarakan dengan Ayah? Kelak kita berada di perahu yang sama. Alangkah baiknya kalian mengatakannya agar kita semua bisa memahami situasi.”Reviana tersenyum cerah. “Nggak kenapa-napa. Setelah pindah ke Kota Kibau, suruh Ayah beri Stella atur posisi di perusahaan.”“Selamanya Reviana tidak pernah melupakan masa depan Stella!”Reviana menggandeng
Kening Sonia berkerut. Dia seperti terjerat lagi ke dalam alam mimpi.Hati Reza semakin berat lagi. Dia tidak mengerti kenapa obat pemberian Serigala tidak berkhasiat padahal sudah dikonsumsi selama beberapa hari!Reza membungkukkan tubuhnya untuk mencium kerutan di kening Sonia. “Sayang, bangunlah!”Sonia segera membuka matanya. Terlintas rasa ragu di dalam matanya. Dia mengangkat kepalanya dengan panik melihat ke sisi Reza.Tatapan Reza kelihatan tajam, juga tersimpan sedikit rasa sakit hati. Dia mengangkat wajah Sonia. “Kamu mimpi buruk lagi?”Sonia menggeleng. Dia tersadar, lalu melihat ke luar jendela. “Apa pesawat sudah mendarat?”“Emm, Kakek, Pak Guru, dan yang lainnya datang untuk menjemputmu. Ranty, Kelly, dan yang lain sudah tiba di Jembara pada satu jam lalu. Sekarang semuanya sedang menunggumu di bandara!” ujar Reza dengan lembut.“Apa Kakek dan Pak Guru juga sudah datang?” ucap Sonia dengan kaget.Sonia tahu masalah Ranty dan Kelly pulang ke Kota Jembara. Namun, kenapa Kak
Frida segera membaca semua berita selama beberapa hari ini. Tatapannya semakin dingin saja. Dia memperlihatkan ponselnya untuk diperlihatkan kepada Johan. “Coba lihat ini!”Johan membaca dengan cepat. Keningnya seketika berkerut. Dia hampir saja berkata kasar.“Apa Bos tahu?” tanya Johan dengan suara rendah.Frida berkata, “Meskipun Bos nggak tahu, seharusnya Tuan Reza juga sudah mempersiapkannya.”“Dasar sekelompok berengsek yang nggak takut mati!” Johan menggertakkan giginya.Frida segera menelusuri garis waktu saat King mulai dihujat. “Ada seseorang di balik layar sedang mencoba menjatuhkan Bos. Saat ini, serangan utama berfokus pada dua hal, menuduh Bos berpihak pada budaya asing dan menganggapnya nggak tahu berterima kasih kepada Keluarga Dikara. Aku akan menyelidiki latar belakang si Coco!”“Apa bisa dilacak?” tanya Johan.Frida segera mengirimkan pesan ke Aquila. Tidak sampai setengah jam, seseorang sudah mengirimkan informasi lengkap tentang identitas dan latar belakang Coco. D
Baru saja duduk di tempat, Sonia pun menerima pesan dari Ranty.[ Sayang, sampai jumpa di Kota Jembara! ]Sonia mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget. “Ranty juga mau pulang?”Masih belum sebulan, seharusnya bulan madu Ranty masih belum berakhir!Reza membantu Sonia untuk memasang sabuk pengaman, lalu mengangguk. “Matias pernah bertanya sama aku kapan aku pulangnya? Selain itu, Jason dan Kelly juga akan kembali ke Kota Jembara hari ini.”Sonia samar-samar merasa ada yang aneh. Kenapa mereka semua memilih untuk pulang bersama hari ini?Reza bersalaman dengan tangan Sonia. Tatapannya kelihatan mendalam. “Aku juga sudah meminta Arkava Studio untuk mengeluarkan pernyataan atas namamu bahwa kamu pulang hari ini!”Sonia melebarkan matanya.Reza berkata dengan nada mendalam, “Kita selesaikan semuanya sekaligus, biar tidak tarik ulur!”Sonia memahami maksudnya. Ketika kepikiran dengan ucapan akhir Serigala sebelum meninggal, dia berkata dengan suara datar, “Anggota Keluarga Tama
Dulu, Kase masih memiliki sesuatu untuk diandalkan. Selama tinggal di sini, setiap harinya Kase akan pergi ke aula persembahan, duduk di sana menemani Suki dalam keheningan, berbicara tentang isi hatinya.Namun sekarang, bahkan tempat bersandar itu telah menghilang. Orang yang Kase cintai berada sedang berada di kejauhan, di sisi pria lain.Sonia berkata, “Tuhan mengatur segalanya seperti ini supaya kamu bisa segera melangkah maju. Jangan melawan kehendak-Nya. Carilah seorang gadis yang kamu sukai dan menikahlah.”Kase tersenyum menyindir. “Sepertinya semakin tidak mungkin lagi!”Sonia berkata dengan serius, “Coba kamu pikirkan, aku ini orangnya nggak seru, sama sekali bukan tipe yang kamu sukai. Jadi, usahakan untuk segera lupakan aku.”Kase berterus terang, “Aku suka kamu yang tidak seru.”Sonia terdiam membisu.Kase semakin tidak puas lagi. “Kalau orang itu mengecewakanmu, aku pasti akan pergi mencarimu. Kamu tunggu aku.”“Nggak akan!” balas Sonia dengan tegas, “Sudah seharusnya aku
Sonia menutup ponselnya dan menatap ke luar jendela. Sinar matahari yang cerah menyinari kastil kuno, memancarkan cahaya keemasan yang penuh semangat. Kastil itu berdiri megah dan khidmat, menciptakan perpaduan yang membangkitkan harapan dan keteguhan hati.Hal yang paling disesali Reviana pasti adalah telah melahirkannya!Sebenarnya tidak seharusnya Reviana membencinya. Jika dia tidak melahirkan Sonia, bagaimana mungkin dia bisa menukarnya dengan Stella, putri yang begitu menggemaskan, berbakat, dan membuatnya bangga?Putri kesayangan Reviana dia dapatkan dengan ditukar dengan Sonia!Raut wajah Sonia masih kelihatan sedikit pucat, tetapi matanya yang hitam pekat kelihatan jernih seperti bintang di langit malam. Dia menggenggam erat ponselnya.Sudah saatnya untuk kembali!…Sebelum pergi, Hallie dan Frida kemari untuk mengunjunginya. Sonia pun menyuruh Hallie untuk tinggal. “Apa rencanamu setelah pulang nanti?” tanya Sonia.Hallie menggeleng dengan galau. “Aku sudah putus hubungan sama