Reza mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu bisa berpikir seperti ini?”“Kamu janji sama aku!” Sonia mencubit pinggang Reza.Reza terdiam sejenak, lalu membalas dengan serius, “Tidak, aku tidak bisa melakukannya. Mungkin dulu aku bisa menyetujui permintaanmu, tapi sekarang aku sudah berubah pikiran. Kalau kamu berani menyukai orang lain, aku pasti akan membunuhnya di hadapanmu!”Sonia mengangkat kepalanya untuk menatap Reza.Reza mengusap alis Sonia, lalu berkata, “Sama halnya denganku. Kalau aku mengkhianatimu, kamu juga boleh membunuhku!”Jantung Sonia spontan berdegup kencang. Dia pun menggeleng.Reza menyadari tatapan muram di matanya Sonia. Dia pun takut akan mengejutkan Sonia. Nada bicaranya berubah hangat. “Kamu lihat sendiri betapa sayangnya aku sama kamu. Mana mungkin aku tidak mencintaimu lagi?”Reza mendekati Sonia berbisik di telinganya. Entah apa yang dikatakan Reza, wajah Sonia spontan merona. Dia langsung memelototi Reza dengan galak.Tanpa berbasa-basi, Reza langsung mengg
Sonia berlagak tenang, lalu duduk sambil menjawab, “Teman!”Pacar juga tergolong teman laki-laki. Betul juga katamu!“Kamu malah merahasiakannya dariku?” Aska mendengus dengan kesal. “Kapan kamu akan membawanya untuk menemuiku?”Kali ini Sonia menjawab dengan serius, “Setelah hari raya.”“Setelah hari raya?” Aska tersenyum. “Februari, Maret, atau Desember?”Ternyata trik Sonia terbongkar. Bahkan, Juno yang berdiri di sampingnya juga tersenyum dingin.Aska sungguh tidak puas. Dia terus mengorek informasi kekasih Sonia, tetapi mulut Sonia sangatlah ketat.Tiba-tiba Aska melanjutkan pertanyaannya, “Kalau begitu, kamu langsung beri tahu aku, apa dia itu orang Jembara?”Sonia mengangguk. “Iya!”Kali ini, Aska baru tersenyum dan tidak bertanya lagi.Selesai makan siang, Aska dan Juno bermain catur, sedangkan Sonia menyaksikan permainan di samping. Tiba-tiba dia menerima pesan dari Reza. Sonia berjalan keluar dari pintu sebelah, lalu berjalan ke taman sambil membalas pesan.Aska mengangkat se
Mereka mengobrol sejenak, kemudian Welmus baru mengatakan maksud kedatangannya hari ini. Keluarga Dikara membuka sebuah studio untuk Stella. Jadi, dia ingin meminta sedikit arahan dari Juno. Selain itu, Welmus juga bermaksud ingin menggunakan nama Aska untuk mengiklankan studionya.Membuka studio adalah permintaan Stella. Dia tidak ingin mengikuti kemauan Reviana untuk menikah dini. Dia masih ingin memanfaatkan Keluarga Dikara untuk merintis kariernya. Stella ingin memperkukuh kedudukannya di Keluarga Dikara. Dengan begitu, dia baru bisa menginjak Sonia.Kali ini Stella merendahkan egonya, lalu berkata dengan tulus, “Masalah sebelumnya itu salahku. Berhubung aku masih muda dan tidak pengertian, Pak Juno, kamu maafkan aku, ya!’Nada bicara Juno sangatlah dingin. “Asalkan kamu tidak mengungkit masalah ini lagi, semuanya pun akan berlalu.”Stella mengerti Juno sedang mengisyaratkan masalah dirinya berkali-kali melakukan penjiplakan dan memfitnah Sonia, dia pun terlihat canggung. “Terima k
“Apa tahun ini Morgan kembali?” tanya Juno dengan suara datar.Tatapan Sonia menjadi tajam. “Nggak, Kak Morgan menerima misi baru. Jadi, dia nggak bisa pulang untuk rayain hari raya.”Juno terlihat sangat serius. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Morgan itu pahlawan tanpa jasa. Pak Jemmy dan kamu seharusnya merasa bangga sama dia.”Sonia menatap matahari yang menggantung di atas langit. Dia berkata dengan suara rendah, “Kakak memang adalah cahaya di dalam kehidupanku!”Waktu itu, Sonia dibawa Morgan ke dalam organisasi dan mengikuti pelatihan keras. Kemudian, dia masuk ke dalam tim dan menjalankan misi pertama. Setelah itu, Sonia baru tahu sebenarnya apa pekerjaan kakaknya.…Jalanan sangatlah macet. Sonia mengirim pesan untuk mengabari Reza.Setibanya di Imperial Garden, langit pun sudah gelap. Dia berpamitan dengan Juno, lalu naik ke lantai atas dengan perlahan.Pintu rumah dibuka. Tampal lampu di ruang makan dan dapur sedang dalam keadaan menyala. Sonia segera melepaskan ja
Yeni dan Sonia adalah murid SMA Estetika Jembara. Hanya saja, mereka bukan teman sekelas. Relasi pertemanan Yeni sangatlah luas, dia pun bergaul dengan banyak tempat dari kelas lain.Saat ini, Yeni sudah mengirim tangkapan layar percakapan kepada Sonia. Sonia mulai membacanya.Seorang wanita yang bernama Mina mengetik.[ Sepertinya Sonia tidak begitu sukses. Itulah sebabnya dia tidak bersedia menghadiri acara reuni! ]Seseorang yang bernama Aurell menimpali.[ Apa kamu memahami kondisi Sonia dalam belakangan ini? Ada cerita apa? Coba ceritakan! ]Mina membalas.[ Sewaktu liburan bulan Juni kemarin, ada yang melihat dia bekerja sebagai pelayan di Kasen. ][ Apa mungkin? Gimanapun dia itu tamatan Jembara University. Meski dia hanya ingin bekerja paruh waktu, dia juga nggak seharusnya bekerja di tempat seperti itu! ][ Kamu kira dia jadi pelayan di sana? ]Ada yang menimpali.[ Apa kamu kira Sonia bisa masuk Jembara University karena kemampuannya? Aku masih curiga sampai sekarang. ]Sonia
Diana mereservasi ruangan privat di Nine Street Mansion. Pada sekitar enam sore, Reza dan Sonia pun tiba di luar ruangan. Pintu ruangan dibuka, lalu tampak Diana, George, dan Tandy sedang duduk di dalam.Diana pun berdiri, lalu memanggil dengan ramah, “Sonia!”Sonia mengangguk sedikit kepalanya, lalu berkata, “Bu Diana, Pak George.”George membalas senyumannya. “Duduklah.”Sonia melepaskan luarannya. Reza dengan refleks mengambil jaket dan menggantungnya di samping. Kemudian, dia menarik kursi untuk diduduki Sonia.Diana pun tersenyum. “Sejak kapan tuan muda yang satu ini jadi begitu perhatian?”Sonia menunduk sambil menyesap teh, berlagak tidak terjadi apa-apa.Reza tersenyum dengan tenang. “Kalau aku tidak perhatian lagi, sepertinya aku tidak akan punya pacar!”“Jelas-jelas seleramu terlalu tinggi. Ibu juga berpesan untuk kenalkan wanita di saat hari raya nanti,” balas Diana.Reza melirik Sonia sekilas, lalu membalas dengan suara datar, “Suruh Ibu jangan sibuk-sibuk. Kalau ada waktu
Di depan pintu toilet terdapat satu pot tumbuhan yang lumayan tinggi. Sonia bersembunyi di belakang. Jadi, Stella tidak menyadarinya. Dia pun membalas senyuman Mina. “Kalian juga makan di sini?”Mina membalas dengan tersenyum, “Iya, hari ini ada reuni sama teman SMA.”Stella berkata dengan tersenyum, “Aku lagi makan bareng orang tuaku!”Saat SMA 1, Mina sudah mengenal Stella. Stella sangatlah cantik, pintar, dan juga berbakat. Dia tergolong tokoh terkemuka di dalam OSIS. Mina adalah penggemar Stella, dia pun memilih untuk bergabung dengan OSIS.Berhubung lama tidak berjumpa, Mina merasa sangat gembira ketika bertemu dengan Stella lagi. “Kak Stella, dengar-dengar kamu sudah punya studio sendiri, ya? Hebat sekali!”Stella tersenyum ramah. “Baru dibuka saja!”“Hebat sekali!”Stella pun bertanya dengan nada perhatian layaknya seorang kakak senior, “Kamu kuliah di mana?”“Di Mindara University!”“Oh di sana!”Mereka berbincang-bincang beberapa saat. Tiba-tiba Mina berkata, “Kak Stella, kam
Ternyata sejak saat itu, Stella sudah mulai merencanakan semuanya untuk mengusir Sonia dari Kediaman Dikara! Ditambah lagi dengan provokasi yang dilakukan Stella, alhasil sikap Reviana terhadap dirinya semakin ketus saja.Waktu itu, Sonia masih sangat polos. Dia tidak kepikiran bahwa Stella adalah wanita bermuka dua. Dia mengira perubahan sikap Stella baru terjadi pada belakangan waktu ini saja.Leher Stella dicekik. Dia pun terkejut spontan meronta. “Sonia, lepaskan aku! Lepaskan!”“Stella!” Tiba-tiba terdengar suara panik dari belakang. Tanpa menoleh, Sonia juga tahu itu suara Reviana.Sonia langsung menjatuhkan Stella ke lantai. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Reviana.Saat ini, Reviana sedang memapah Stella. “Stella, kamu baik-baik saja, ‘kan?”Stella langsung menangis tersedu-sedu. “Ibu, Kakak … dia ingin membunuhku!”Reviana spontan melayangkan tatapan marah ke sisi Sonia. “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Apa yang telah terjadi?” Hendri juga berlari keluar ruan
“Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba
Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga