Sonia melihat Reviana. “Sebelumnya Stella berbohong dan menjiplak hasil karyaku, tapi kalian malah memilih untuk mengabaikan masalah ini. Itu yang dimaksud lugu?”“Tentu saja!” Reviana langsung menimpali, “Stella itu anaknya baik hati. Justru karena dia baik hati, makanya dia baru bisa ditindas sama kamu!”“Kalau begitu, aku akan beri tahu kalian, semua itu hanya sandiwaranya saja!” Selesai berbicara, Sonia langsung menatap Stella. “Aku akan ulangi sekali lagi alasan kenapa aku bisa memukulmu!”Stella menyeka air matanya, lalu menunjukkan wajah lugunya. “Aku juga nggak tahu kenapa Kakak tiba-tiba bisa marah.”Sonia tersenyum sinis. Dia berkata pada Reviana dan Hendri, “Ingat ucapanmu dan sikapmu sekarang!”“Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” Reviana sudah tidak bisa bersabar lagi.Sonia mengeluarkan ponselnya. Kebetulan Reza mengirim pesan kepadanya.[ Sayang, kenapa kamu masih belum kembali? ]Sonia membalas pesannya dulu.[ Sebentar lagi. ]Selesai membalas pesan, Sonia membuka
Sonia berjalan keluar ruangan. Tiba-tiba terdengar suara jerit Hendri yang sedang memanggilnya. Namun, dia tidak menoleh sama sekali.Begitu Sonia keluar ruangan, kebetulan tampak Reza sedang membelok ke arahnya. Dia sedang menelepon Sonia. Sonia pun mengangkat ponselnya dan menggoyangnya di hadapan Reza.Reza berjalan mendekat, lalu bertanya dengan senyum hangat, “Kamu ke mana? Kenapa selama ini?”Sonia menatap lelaki tampan dan tinggi di hadapannya. Dia pun tidak segalak tadi lagi. Sonia tersenyum langsung memeluk Reza tanpa menghiraukan di mana mereka sekarang dan … kemungkinan akan dipergoki oleh Diana.“Paman Reza.”Tatapan Reza seketika berubah tajam. Dia membelai rambut lembut si wanita. Suaranya juga melembut. “Kenapa?”“Nggak kenapa-napa!” Sonia membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Reza, lalu menggeleng.Reza menunduk melihat Sonia. “Kamu ketemu sama siapa?”Sonia pun membalas, “Teman masa SMA dulu. Mereka nggak suka sama aku. Sekarang aku baru tahu mereka nggak suka sama ak
Reviana melanjutkan, “Stella itu anak baik-baik. Semua ini bermula dari kepulangan Sonia! Mereka berdua itu bukan saudara kandung, wajar kalau mereka sering beda pendapat. Kalau kita menginginkan Sonia, itu berarti kita harus mengusir Stella. Sebaliknya kalau kita menginginkan Stella, kita harus mengusir Sonia!”Hendri mendengar ucapan Reviana dengan saksama. Dia tahu ucapan Reviana sangat masuk akal. Dia pun mengerutkan keningnya. “Jadi, kamu lebih memilih Stella daripada Sonia?”Reviana mengambil tisu menyeka air mata yang menetes. “Setelah kejadian hari ini, aku hanya bisa memilih satu di antara mereka. Aku tahu Sonia sangat menderita, tapi aku sudah menghabiskan waktu dan tenagaku di diri Stella. Aku tidak mungkin menghabiskan tenaga ekstra untuk mendidik Sonia lagi. Lagi pula, persyaratannya juga lebih jelek daripada Stella!”“Kalau ada yang ingin disalahkan, semuanya itu salah orang tua asuhnya meninggal terlalu dini. Orang yang mengasuhnya di kemudian hari mendidiknya dengan ter
Malam harinya, saat menjelang pukul 12 malam.Reza membantu Sonia mencuci rambutnya, lalu menggendongnya ke atas ranjang, mulai mengeringkan rambutnya. Setelah itu, dia mengoleskan krim ke tubuh Sonia.Sonia yang berbaring di atas ranjang itu sudah mulai mengantuk. Reza memijat belakang punggung Sonia. Kulit tubuh Sonia sangat putih, apalagi dengan perawatan yang diberikan Reza, kulitnya semakin mulus dan putih bagai kulit bayi saja. Justru karena itu, setiap bekas memar akan terlihat jelas di kulitnya.Reza membantu Sonia menekan-nekan bagian memar. Tiba-tiba Sonia memalingkan kepalanya, lalu berkata, “Reza, kalau kamu memanjakanku seperti ini, sepertinya aku nggak usah ngapa-ngapain lagi?”Reza mencondongkan tubuhnya, lalu membalas dengan suara rendah, “Inilah yang aku inginkan. Dengan begitu, kamu tidak akan bisa meninggalkanku meski hanya satu hari saja.”Sonia menahan tawanya.Saat Reza memijat bagian pundak Sonia, dia menggeser rambut Sonia ke sebelah. Suaranya spontan menjadi le
“Dibuka setelah kamu sampai rumah!” pesan Reza, lalu mengecup kening Sonia. “Ingat, kamu harus merindukanku. Kamu harus merindukanku setiap hari!”Sopir dan pengawal yang berada di samping sedang menatapnya. Sonia merasa malu, lalu berbisik, “Aku pergi dulu!”“Aku akan menjemputmu di saat kamu kembali.”“Oke!”Sonia membalikkan badannya, lalu berjalan menaiki pesawat. Tiba-tiba Sonia memalingkan kepalanya, lalu berkata, “Selamat hari raya!”Reza mengangkat kepalanya menatap wanitanya. Tatapannya terlihat sangat dalam.Setelah pesawat lepas landas hingga pesawat tidak terlihat bayangannya, Reza baru meninggalkan bandara.Reza duduk di dalam mobil melihat pemandangan kota di luar sana. Berhubung kekurangan pendamping, tiba-tiba kota ini terasa sangat hampa.Sonia telah tiba di kota Atria. Ranty sudah menunggu di bandara dari tadi. Ketika menyadari kedatangan Sonia, dia langsung melebarkan kedua lengannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Hei, cantik, cepat peluk aku!”Ujung bibir Sonia me
Sonia membiarkan Jemmy mengobrol dengan Ranty. Dia membawa barang bawaannya kembali ke kamar. Saat Sonia memasukkan beberapa potong pakaian yang dibawa pulang ke dalam lemari, tiba-tiba dia kepikiran dengan hadiah yang diberikan Reza tadi. Dia mengeluarkan kotak dari saku jaketnya, lalu membukanya. Sonia sungguh terkejut. Isinya adalah sebuah kunci. Di bagian bawah terdapat selembar kartu yang tertulis “Vila Jalan Yurim nomor 22”.Jadi, Reza menghadiahkannya sebuah vila sebagai hadiah hari raya?Sebelumnya Sonia memiliki dua rumah di Jembara. Mengenai vila di jalan Yurim, Sonia juga mengetahuinya. Vila itu adalah vila di kawasan elite. Setiap vila di sana bernilai 200 miliar.Sonia terbengong sejenak, lalu mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan singkat kepada Reza.[ Sepertinya hadiahmu terlalu mahal? ]Reza membalas dengan cepat.[ Bukankah kamu menginginkan rumah? Asal kamu bersedia, kamu bisa menjemput kakekmu untuk tinggal di vila itu. ]Tiba-tiba Sonia teringat. Saat mereka
Sonia mengambil es krim sambil menyeret Ranty kembali ke kamar.Ranty duduk bersandar di sofa. Dia menyantap es krim, lalu menghela napas. “Jadi manusia bagus sekali. Memang sih nggak bisa terbang, setidaknya bisa makan es krim!”Sonia mengusap kening Ranty. “Kalau nggak bisa minum, nggak usah minum sebanyak itu!”Ranty mengeluarkan tatapan sedih. “Aku nggak mabuk!”Ponsel yang diletakkan di atas meja tamu tiba-tiba berdering. Sonia mengambilnya, lalu melirik sekilas. Ternyata ada panggilan video dari Matias.“Matias!” Sonia menyerahkan ponsel kepada Ranty.Ranty langsung mengangkat dengan gembira, “Matias, tebak tadi aku nampak apa?”Matias dapat merasa ada yang aneh dari Ranty. Dia pun bertanya, “Apa?”“Seekor burung yang bisa terbang!” balas Ranty dengan girang.Sonia menghela napas membiarkan mereka mengobrol. Dia pun kembali ke kamarnya.Selesai mandi, Sonia menyadari ada pesan baru dari Reza.[ Kamu lagi ngapain? ][ Aku baru selesai mandi. Ini lagi siap-siap buat tidur. ]Bebera
Ranty mencemberutkan bibirnya dengan tidak puas, tapi dia juga tidak berani bergerak. Salah satu tangannya disandarkan ke bawah kepalanya. Dia pun melihat Sonia dengan tersenyum. “Kalau aku video call sama Reza, dia pasti bakal cemburu sama aku!” Sonia tersenyum datar. “Jadi, apa perlu aku video call sama Matias?”“Kami sudah pasangan lama. Dia nggak bakal cemburu,” balas Ranty dengan tersenyum.Sonia hanya mendengus dan tidak berbicara.Tiba-tiba Ranty menendang-nendang selimutnya. “Sebentar lagi aku akan segera menikah. Kamu jadi pendamping pengantin, ya?”“Aku sudah menikah, sepertinya nggak cocok?” tanya Sonia.“Kalau aku dan kamu nggak kasih tahu siapa-siapa, siapa coba yang bakal tahu?” Ranty tersenyum sambil memiringkan kepalanya. “Meski aku tahu, aku juga maunya kamu jadi pendampingku. Saat kamu menikah dengan Reza, aku juga mau jadi pendampingmu.”Pernikahan Sonia dengan Reza? Tiba-tiba Sonia merasa masalah itu sangatlah jauh.Ranty masih larut dalam khayalannya. “Kalau Reza
“Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba
Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga