Tak lama kemudian, anggota keluarga Kelly datang ke rumah sakit, ada ibu, kakak, dan juga calon kakak iparnya. Sonia juga baru pertama kali bertemu dengan calon kakak iparnya Kelly, Yvonne. Perawakannya tidaklah tinggi dan memiliki sepasang mata yang sangat bulat. Dia terlihat cukup cantik dengan rok ketat yang dikenakannya.Ibunya Kelly, Sandora, langsung menangis ketika melihat Kelly berbaring di atas ranjang pasien. “Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa begini?”Sonia meminta maaf. “Maaf, aku ajak Kelly keluar, tapi aku malah tidak menjaganya dengan baik.”Sandora menyeka air matanya, lalu bertanya, “Kamu Sonia, ‘kan?”“Iya!” Sonia mengangguk.“Kamu temannya Kelly?” Suara Sandora terdengar terisak-isak. “Aku sering mendengar Kelly mengungkit namaku. Kamu sudah banyak membantunya selama dia tinggal di luar. Aku malah ingin berterima kasih padamu!”Sonia segera membalas, “Bibi nggak perlu sungkan. Aku dan Kelly itu teman baik!”Sandora mengangguk. “Kelly itu anak yang baik. Kalau kamu b
Jason menyuruh Bondan untuk mengantar Gina pulang. Sementara, dia akan pergi ke kantor polisi.Sewaktu di perjalanan, Reza menelepon Jason untuk menanyakan kondisi di kantor polisi.“Keluarga Cendana nggak bisa berdalih lagi. Clinton juga sudah pulang. Orang tua cowok-cowok itu juga lagi bernegosiasi dengan pihak kepolisian. Tim pengacara perusahaanku juga sudah sampai di kantor polisi. Kamu bilang sama Sonia, suruh dia yang tenang. Masalah ini bisa terjadi juga gara-gara aku. Aku akan beri penjelasan kepada Kelly!”Reza mengiakan, lalu menutup panggilan. Dia memalingkan kepalanya melirik Sonia yang duduk di sampingnya. Salah satu tangannya memegang setir mobil, dan tangannya yang satu lagi menggandeng tangan Sonia.“Kamu nggak usah khawatir. Kelly akan baik-baik saja. Sekarang dia hanya butuh istirahat. Jason juga sudah melunasi biaya perawatannya. Selain itu, Chelsea dan yang lain juga akan menerima hukuman yang setimpal.”Kali ini Chelsea tidak mungkin diterima untuk bekerja sebagai
“Nggak ingin tanya atau kamu nggak peduli?” Di dalam kegelapan, Reza menatap Sonia dan berbicara dengan suara serak.Sonia mengerutkan keningnya, menggigit bibir bawahnya, lalu menjawab, “Bukan.” Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu pernah suka Gina?”Reza sungguh tidak menyangka Sonia akan menanyakan hal ini. Dia terdiam sejenak, lalu menatap Sonia dalam beberapa saat, baru menjawab, “Aku memang pernah punya perasaan sama Gina, tapi sekarang kami hanya berteman saja.”Sonia kembali menatap Reza. “Jangan-jangan kamu nggak sadar kalau dia masih suka sama kamu?”Jari tangan Reza mengusap alis Sonia, lalu jarinya beralih mengangkat sedikit dagu Sonia. “Aku, Jason, Gina, dan yang lainnya sudah kenal sejak kecil. Perasaan Gina terhadap kami semua itu sama. Dia nggak pernah nyatain perasaannya sama aku. Kalaupun dia menyatakannya, aku pasti akan langsung menolaknya. Aku berjanji masalah seperti yang kamu lihat tadi nggak bakal terjadi lagi.”Hati Sonia spontan menjadi luluh. Dia me
Keesokan paginya.Jason pergi menjenguk Kelly. Tak disangka Bondan sudah berada di dalam kamar. Bahkan tampak sebuket bunga segar di atas nakas.Saat ini Kelly juga sudah menyadarkan diri. Ketika melihat Jason berjalan masuk, dia langsung mengalihkan tatapannya, dan menyapa dengan suara serak, “Kak Jason!”“Bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Jason dengan tersenyum.Bondan langsung berdiri, dan membalas, “Kelly sudah baikan. Kak Reza dan Sonia juga baru pergi.”Jason mengangguk, lalu meletakkan bunga yang dibawanya ke dalam vas bunga. Dia menatap Kelly, lalu tersenyum hangat. “Kata dokter, lukamu hanya luka luar saja. Hanya saja, kamu kekurangan banyak darah dan baru cuci lambung, kamu butuh dirawat beberapa hari lagi. Kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah pekerjaan. Aku sudah minta izin. Tugas kamu sekarang hanya istirahat dengan baik saja. Jangan berpikir kebanyakan!”Raut wajah Kelly terlihat memucat. Dia hanya mengangguk saja.Sandora menuangkan air untuk Bondan dan Jason.
Jason menyerahkan apel yang sudah dikupasnya tadi kepada Kelly. “Ayo dimakan apelnya!”Ini adalah pertama kalinya Jason mengupas apel. Penampilan apel itu pun terlihat sangat lucu. Kelly yang melihat langsung tertawa.“Kenapa?” Selesai telepon, Bondan pun kembali ke sisi ranjang. Dia bertanya, “Kak Jason, kenapa kamu malah bikin Kelly nangis lagi?”Kelly melepaskan lengannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku nggak nangis!”Mata Kelly terlihat bengkak, dan air mata masih tersisa di wajahnya. Namun, dia sedang tersenyum saat ini.Kelly yang terlihat lugu dan lembut itu kembali menggerakkan hati Bondan. Bondan pun terus menatap wajahnya tanpa berbicara apa-apa.Kebetulan panggilan Jason berbunyi. Dia pun keluar untuk menerima panggilan.Kelly berkata, “Aku nggak apa-apa, kok. Kalian pulang sana.”Bondan membalas, “Aku temani kamu sebentar lagi. Setelah Kak Jason selesai telepon, kami akan pulang sama-sama!”Di luar sana, Jason sedang mengurus masalah pekerjaan. Kebetulan Sandora kembal
“Nggak usah sungkan!” Jason meletakkan jas di lengannya. Dia sedang mengenakan kemeja bermerek, membuatnya kelihatan semakin berkelas.Jantung Yvonne terus berdetak kencang. Padahal ada juga anak orang kaya di kantornya. Hanya saja, wibawa lelaki itu sungguh jauh berbeda dengan Jason.Yvonne berdiri di depan pintu hendak mengantar Jason.Saat ini tiba-tiba Bondan keluar dari ruangan, lalu berkata, “Kak Jason, ayo kita pergi sama-sama!”Jason mengangguk. “Ayo!”Yvonne terpaksa mundur, melihat mereka berdua berjalan melewati sisinya. Aroma parfum kedua lelaki kaya itu terasa sangat harum. Yvonne menghirupnya hingga terbengong.“Yvonne!”Yvonne langsung memalingkan kepalanya. “Hah? Kenapa?”Sandora bertanya dengan penuh perhatian, “Kalian sudah makan belum? Ada kue di dalam.”Senyuman Yvonne bahkan lebih lembut dari biasanya. “Sudah makan, terima kasih, Ibu!”Setelah memasuki ruangan, Yvonne mengupas buah untuk Kelly. “Kelly, kamu bilang ya kamu ingin makan apa. Kalau kamu ingin ke kamar
Nada bicara Gina terdengar lembut. “Kelly, kamu sudah salah paham. Bibiku bukan datang untuk meminta pengampunan untuk Chelsea. Dia hanya merasa dirinya nggak didik Chelsea dengan baik. Dia merasa bersalah sama kamu. Dia cuma ingin jenguk kamu, minta maaf sama kamu, nggak ada maksud lain.”Raut wajah Kelly berubah pucat. Dia langsung menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.Melihat Kelly tidak merespons, Gina pun melanjutkan, “Bibiku nggak bisa tidur semalaman. Setelah dengar kamu baik-baik saja, dia baru merasa lega. Bibiku perhatian banget sama kamu.”Akhirnya Sonia bersuara, “Semalam Kelly terus mimpi buruk. Dokter sudah berpesan agar Kelly bisa banyak istirahat. Kita bicarakan lagi setelah kondisi Kelly membaik.”Gina berpikir sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Betul apa kata Sonia. Aku melupakan hal ini. Nanti setelah kondisi tubuh Kelly membaik, aku baru bawa Bibi datang untuk jenguk kamu.”Selesai berbicara, Gina mengeluarkan selembar kartu. “Ini pemberian bibik
Sonia tinggal di rumah sakit sampai sore hari. Setelah Sandora kembali ke rumah sakit, Sonia baru berpamitan.Hari ini Sonia pulang dengan naik bus. Baru saja dia memasuki rumah, Reza pun pulang.Reza menanyakan kondisi Kelly. Sonia pun memberi tahu maksud kedatangan Gina tadi kepadanya.Reza berkata, “Kelly memang nggak seharusnya menerima uang itu. Tapi bisa jadi anggota keluarganya Kelly bakal menyalahkanmu.”Sonia menggigit bibir bawahnya, lalu berkata, “Aku merasa Kak Yvonne agak nggak puas.”“Si Yvonne itu.” Reza mengerutkan keningnya, lalu menambahkan, “Lebih baik suruh Kelly hati-hati sama dia.”“Sewaktu di rumah sakit tadi, aku lihat dia baik banget sama Kelly,” ucap Sonia.Reza memeluk Sonia untuk duduk di atas pahanya, lalu mengecup pipinya, dan berkata, “Jangan cuma lihat penampilannya saja.”Mulut Sonia langsung disumpal Reza. Dia tidak lagi melanjutkan topik pembicaraan itu, lalu membalas kecupan Reza.Reza mencubit dagu Sonia, lalu malam yang indah pun dimulai ….Keesoka
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“