“Nggak ingin tanya atau kamu nggak peduli?” Di dalam kegelapan, Reza menatap Sonia dan berbicara dengan suara serak.Sonia mengerutkan keningnya, menggigit bibir bawahnya, lalu menjawab, “Bukan.” Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu pernah suka Gina?”Reza sungguh tidak menyangka Sonia akan menanyakan hal ini. Dia terdiam sejenak, lalu menatap Sonia dalam beberapa saat, baru menjawab, “Aku memang pernah punya perasaan sama Gina, tapi sekarang kami hanya berteman saja.”Sonia kembali menatap Reza. “Jangan-jangan kamu nggak sadar kalau dia masih suka sama kamu?”Jari tangan Reza mengusap alis Sonia, lalu jarinya beralih mengangkat sedikit dagu Sonia. “Aku, Jason, Gina, dan yang lainnya sudah kenal sejak kecil. Perasaan Gina terhadap kami semua itu sama. Dia nggak pernah nyatain perasaannya sama aku. Kalaupun dia menyatakannya, aku pasti akan langsung menolaknya. Aku berjanji masalah seperti yang kamu lihat tadi nggak bakal terjadi lagi.”Hati Sonia spontan menjadi luluh. Dia me
Keesokan paginya.Jason pergi menjenguk Kelly. Tak disangka Bondan sudah berada di dalam kamar. Bahkan tampak sebuket bunga segar di atas nakas.Saat ini Kelly juga sudah menyadarkan diri. Ketika melihat Jason berjalan masuk, dia langsung mengalihkan tatapannya, dan menyapa dengan suara serak, “Kak Jason!”“Bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Jason dengan tersenyum.Bondan langsung berdiri, dan membalas, “Kelly sudah baikan. Kak Reza dan Sonia juga baru pergi.”Jason mengangguk, lalu meletakkan bunga yang dibawanya ke dalam vas bunga. Dia menatap Kelly, lalu tersenyum hangat. “Kata dokter, lukamu hanya luka luar saja. Hanya saja, kamu kekurangan banyak darah dan baru cuci lambung, kamu butuh dirawat beberapa hari lagi. Kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah pekerjaan. Aku sudah minta izin. Tugas kamu sekarang hanya istirahat dengan baik saja. Jangan berpikir kebanyakan!”Raut wajah Kelly terlihat memucat. Dia hanya mengangguk saja.Sandora menuangkan air untuk Bondan dan Jason.
Jason menyerahkan apel yang sudah dikupasnya tadi kepada Kelly. “Ayo dimakan apelnya!”Ini adalah pertama kalinya Jason mengupas apel. Penampilan apel itu pun terlihat sangat lucu. Kelly yang melihat langsung tertawa.“Kenapa?” Selesai telepon, Bondan pun kembali ke sisi ranjang. Dia bertanya, “Kak Jason, kenapa kamu malah bikin Kelly nangis lagi?”Kelly melepaskan lengannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku nggak nangis!”Mata Kelly terlihat bengkak, dan air mata masih tersisa di wajahnya. Namun, dia sedang tersenyum saat ini.Kelly yang terlihat lugu dan lembut itu kembali menggerakkan hati Bondan. Bondan pun terus menatap wajahnya tanpa berbicara apa-apa.Kebetulan panggilan Jason berbunyi. Dia pun keluar untuk menerima panggilan.Kelly berkata, “Aku nggak apa-apa, kok. Kalian pulang sana.”Bondan membalas, “Aku temani kamu sebentar lagi. Setelah Kak Jason selesai telepon, kami akan pulang sama-sama!”Di luar sana, Jason sedang mengurus masalah pekerjaan. Kebetulan Sandora kembal
“Nggak usah sungkan!” Jason meletakkan jas di lengannya. Dia sedang mengenakan kemeja bermerek, membuatnya kelihatan semakin berkelas.Jantung Yvonne terus berdetak kencang. Padahal ada juga anak orang kaya di kantornya. Hanya saja, wibawa lelaki itu sungguh jauh berbeda dengan Jason.Yvonne berdiri di depan pintu hendak mengantar Jason.Saat ini tiba-tiba Bondan keluar dari ruangan, lalu berkata, “Kak Jason, ayo kita pergi sama-sama!”Jason mengangguk. “Ayo!”Yvonne terpaksa mundur, melihat mereka berdua berjalan melewati sisinya. Aroma parfum kedua lelaki kaya itu terasa sangat harum. Yvonne menghirupnya hingga terbengong.“Yvonne!”Yvonne langsung memalingkan kepalanya. “Hah? Kenapa?”Sandora bertanya dengan penuh perhatian, “Kalian sudah makan belum? Ada kue di dalam.”Senyuman Yvonne bahkan lebih lembut dari biasanya. “Sudah makan, terima kasih, Ibu!”Setelah memasuki ruangan, Yvonne mengupas buah untuk Kelly. “Kelly, kamu bilang ya kamu ingin makan apa. Kalau kamu ingin ke kamar
Nada bicara Gina terdengar lembut. “Kelly, kamu sudah salah paham. Bibiku bukan datang untuk meminta pengampunan untuk Chelsea. Dia hanya merasa dirinya nggak didik Chelsea dengan baik. Dia merasa bersalah sama kamu. Dia cuma ingin jenguk kamu, minta maaf sama kamu, nggak ada maksud lain.”Raut wajah Kelly berubah pucat. Dia langsung menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.Melihat Kelly tidak merespons, Gina pun melanjutkan, “Bibiku nggak bisa tidur semalaman. Setelah dengar kamu baik-baik saja, dia baru merasa lega. Bibiku perhatian banget sama kamu.”Akhirnya Sonia bersuara, “Semalam Kelly terus mimpi buruk. Dokter sudah berpesan agar Kelly bisa banyak istirahat. Kita bicarakan lagi setelah kondisi Kelly membaik.”Gina berpikir sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Betul apa kata Sonia. Aku melupakan hal ini. Nanti setelah kondisi tubuh Kelly membaik, aku baru bawa Bibi datang untuk jenguk kamu.”Selesai berbicara, Gina mengeluarkan selembar kartu. “Ini pemberian bibik
Sonia tinggal di rumah sakit sampai sore hari. Setelah Sandora kembali ke rumah sakit, Sonia baru berpamitan.Hari ini Sonia pulang dengan naik bus. Baru saja dia memasuki rumah, Reza pun pulang.Reza menanyakan kondisi Kelly. Sonia pun memberi tahu maksud kedatangan Gina tadi kepadanya.Reza berkata, “Kelly memang nggak seharusnya menerima uang itu. Tapi bisa jadi anggota keluarganya Kelly bakal menyalahkanmu.”Sonia menggigit bibir bawahnya, lalu berkata, “Aku merasa Kak Yvonne agak nggak puas.”“Si Yvonne itu.” Reza mengerutkan keningnya, lalu menambahkan, “Lebih baik suruh Kelly hati-hati sama dia.”“Sewaktu di rumah sakit tadi, aku lihat dia baik banget sama Kelly,” ucap Sonia.Reza memeluk Sonia untuk duduk di atas pahanya, lalu mengecup pipinya, dan berkata, “Jangan cuma lihat penampilannya saja.”Mulut Sonia langsung disumpal Reza. Dia tidak lagi melanjutkan topik pembicaraan itu, lalu membalas kecupan Reza.Reza mencubit dagu Sonia, lalu malam yang indah pun dimulai ….Keesoka
Sandora langsung menjawab, “Nggak usah, kalian semua masih harus kerja. Aku saja yang jaga Kelly!”“Ibu, Ibu nggak usah sungkan sama aku. Apa Ibu nggak menganggap aku sebagai anggota keluargamu?” Yvonne tersenyum. “Aku masih ada sisa cuti tahunan. Aku nggak tega lihat Ibu urusin Kelly, biar aku saja.”“Emm ….” Sandora merasa tidak enak hati. Yvonne dan Kenzo memang sudah tinggal bersama, tapi mereka masih belum mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA. Sekarang Yvonne malah ingin menjaga adik iparnya, wajar kalau Sandora merasa sungkan.“Nggak masalah, Bu. Aku ini kakak iparnya Kelly, sudah seharusnya aku jagain dia. Sepakat, ya!” Yvonne tersenyum, lalu lekas lanjut mencuci sayurnya.Sewaktu makan, Yvonne memberi tahu masalah dirinya akan merawat Kelly untuk sementara waktu ini.Kelly dan Kenzo merasa sangat terkejut. Kenzo terkejut lantaran Yvonne rela menghabiskan sisa cuti tahunannya demi menjaga Kelly. Padahal mereka sudah berencana menggunakan sisa cuti tahunan itu untuk berlibur. Ke
“Kak Jason, kapan kamu datangnya?” sapa Yvonne dengan tersenyum manis.Jason melirik Yvonne dengan datar, lalu berkata, “Aku kebetulan lewat. Jadi, sekalian jenguk Kelly.”Yvonne mencondongkan tubuhnya untuk menuangkan air kepada Jason. Dia memamerkan buah dadanya untuk diperlihatkan kepada Jason. “Pagi tadi Kelly masih nanya kapan kamu bakal ke sini. Eh, ternyata sudah datang.”Kelly mengerutkan keningnya. Sejak kapan Kelly mengungkit nama Jason?Jason mengambil gelas dari tangan Yvonne, lalu tersenyum hangat. “Mungkin ini yang namanya sehati!”Wajah Kelly langsung merona, tapi dia tidak bisa menjelaskannya.Jason memang melewati Imperial Garden. Dia masih ada urusan lain. Jadi, dia pun tidak tinggal lama.Yvonne mengambil inisiatif untuk pergi mengantar Jason. Dia bahkan berdiri di depan lift menemani Jason untuk menunggu lift. Yvonne membelai rambutnya, lalu menatap si lelaki, dan berkata, “Kak Jason, minta nomor WhatsApp-mu, dong! Kelak kalau terjadi apa-apa sama Kelly, aku bisa la
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m
Saat menjelang malam, Juno baru tiba di rumah Aska.Penerbangan ke Kota Jembara dibatalkan. Dia pun menaiki pesawat terbang duluan ke Kota Samuderang. Kemudian, dia mengendarai mobil ke rumah dari Kota Samuderang. Dia kelihatan sangat buru-buru, entah siapa yang ingin dia temui?Setelah menempuh perjalanan seharian, Juno berencana kembali ke kamar untuk membasuh tubuhnya terlebih dahulu, baru pergi menemui Aska dan Jemmy.Saat melewati belakang taman, Juno pun bertemu dengan Morgan.Juno yang kelihatan letih itu menunjukkan raut hormatnya. “Kak Morgan!”“Kata Kakek Aska, kamu tidak sempat pulang hari ini. Aku tidak menyangka kamu akan pulang hari ini!” Di tengah dinginnya salju, wajah Morgan kelihatan semakin tampan. “Sudah menyusahkanmu!”Juno tersenyum datar. “Kami sudah mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk mengumpulkan barang bukti. Semuanya berjalan lancar, tidak tergolong susah.”Kemudian, Juno bertanya, “Bagaimana kondisi Sonia?”“Dia hanya mengalami sedikit luka, kondisinya b
Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kalau ada cowok dengan persyaratan sebagus itu, kenapa kamu menyisakannya untukku?”Ranty berkata dengan menghela napas. “Karena aku sudah masuk ke dalam jebakan Matias. Kalau nggak, aku pasti akan mengejarnya!”Theresia tersenyum. “Sudahlah, belakangan ini aku benar-benar lagi sibuk. Nggak ada waktu buat pacaran!”“Sejak kapan kamu punya waktu? Jangan cari alasan. Aku saja nggak pernah lihat kamu pacaran. Sebagai teman, aku merasa sudah seharusnya kamu mempertimbangkannya!”Theresia terdiam. Tiba-tiba dia kepikiran dengan malam meninggalkan Hondura. Pria itu memberitahunya untuk mencari orang yang kamu sukai dan hidup dengan baik.Waktu itu, Theresia benar-benar berjanji padanya. Dia memang merasa sudah seharusnya berpamitan dengan masa lalu, lalu memulai hidup barunya.Ketika menyadari Theresia tidak berbicara, Ranty berkata dengan tersenyum, “Hanya ketemuan saja. Kalian juga bukan mesti bersama setelah bertemu. Kamu bisa anggap jadi sebuah pen