Melvin mengabaikan semua orang di dalam ruangan, lalu menyuapi Sonia. Dia terlihat sangat memanjakan Sonia.Tanpa mengangkat kepalanya, Sonia juga dapat merasakan tatapan sinis lelaki yang duduk di seberangnya. Dia memelototi Melvin, lalu berkata, “Jangan akting lagi! Nggak ada yang bakal peduli!”Melvin mencondongkan badannya, menundukkan kepalanya, lalu tersenyum tipis. “Siapa yang lagi akting? Aku memang ingin manjain kamu. Meski Reza nggak ada di sini, aku juga bakal berbuat seperti ini.” Sonia menundukkan kepalanya untuk menyantap es krim. Mereka yang sedang berbisik-bisik itu kelihatan seperti sedang bermesraan saja.Siska melirik Sonia, dan dia spontan merasa kagum dengan wanita itu. Dia tidak tahu bagaimana cara Sonia bisa menggaet lelaki kaya lain setelah meninggalkan Reza.Willy berkata dengan tersenyum, “Pak Melvin memang baik banget sama Nona Sonia. Nona Sonia suka makan es krim, ya? Aku punya saham dalam toko es krim terenak di Jembara. Bagaimana kalau aku hadiahkan toko
Mengenai keuntungan apa yang akan diperoleh Melvin?Melvin tidak akan mendapatkan apa-apa. Dia hanya akan memperoleh kegembiraan lantaran sudah mempermainkan Reza!Setelah menyuap Sonia, Melvin mengeluarkan saputangan untuk mengelap mulut Sonia. “Sonia, menurutmu siapa yang bakal dipilih Pak Reza? Kamu atau Nona Siska?”Sepertinya semua orang sudah mengerti apa yang sudah terjadi.Ranty melirik sosok Melvin. Dia memang sangat licik!Sonia mengangkat tangannya, langsung merebut saputangan dari tangan Melvin. Dia melirik semua orang di sekitar, lalu berdiri, dan berkata, “Masalah aku dan Rowan sudah berlalu. Aku tidak mempermasalahkannya lagi. Mengenai apa yang dikatakan Pak Melvin, itu tidak ada hubungannya sama aku!”Melvin pun tersenyum. “Sonia, aku melakukannya demi kebaikan kamu!”Sonia berkata dengan datar, “Aku masih belum selesai bicara! Aku nggak akan pergi syuting, sepertinya Pak Melvin yang punya cita-cita untuk jadi aktor. Aku sarankan biar dia saja yang jadi pemeran wanita u
Reza mengalihkan tatapannya ke sisi Siska. “Apa yang ingin kamu katakan?”Wajah Siska terlihat merona. Dia menjawab dengan lembut, “Aku hanya ingin beri tahu Pak Reza saja. Kita memang hanya pernah berhubungan semalam, tapi aku sudah menganggap diriku sebagai ceweknya Pak Reza. Aku nggak mungkin akan berhubungan dengan cowok lain.”“Kamu ingin aku tanggung jawab?”Siska langsung menggelengkan kepalanya. “Bukan, aku nggak pernah sekali pun berpikir untuk minta tanggung jawab sama Pak Reza! Aku sadar Pak Reza sudah begitu baik sama aku, tapi ….”Tiba-tiba Siska menundukkan kepalanya. Suaranya terdengar semakin lembut lagi. “Kalau Pak Reza butuh, kamu bisa panggil aku kapan saja. Aku melakukannya bukan demi mendapatkan pemeran utama film Pak Bagus dan juga bukan demi terkenal, aku murni mengagumi Pak Reza.”Reza menatap Siska dengan tatapan datar. Sepertinya ucapan wanita itu tidak membuat hatinya tergerak sedikit pun.Masalah di Celestial Hotel malam itu, Reza memang tidak begitu sadar,
Nada bicara Melvin sangatlah lembut. “Minggu depan aku akan pergi ke luar negeri. Mau ikut nggak?”Si wanita bertanya dengan suara kecil, “Cuma kita berdua? Apa boleh seperti itu?”“Kenapa nggak boleh? Mau nggak?” Melvin tersenyum terhadap gadis di hadapannya.Dapat terlihat kegembiraan dari tatapan si wanita. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata, “Emm, kita bahas lagi masalah ini nanti. Omong-omong, bukannya kamu bilang ada peran untukku? Kenapa jadi nggak ada kabar lagi?”Senyuman di wajah Melvin terlihat sangat nakal. “Tadinya aku terharu ketika melihat kamu berinisiatif untuk mencariku. Ternyata semuanya demi peran, ya.”“Bukan seperti itu!” ucap si wanita dengan mengerutkan keningnya. Dapat diketahui bahwa dia sebenarnya sangat peduli dengan Melvin. “Kalau aku ingin syuting, ayahku juga bisa bantu aku. Aku datang cari kamu tentunya karena ….”Si wanita menundukkan kepalanya lantaran tersipu malu. Dia bahkan tidak bisa melanjutkan ucapannya.Senyuman Melvin semakin lebar lagi. “
Raut wajah si lelaki terlihat datar. Dia langsung berjalan memasuki ruangan tanpa melirik mereka sekilas pun.Siska masih sempat-sempatnya melirik Sonia sekilas sambil mengikuti langkah Reza.Sonia menatap Melvin dengan dingin. “Apa perlu sandiwara lagi? Reza sama sekali nggak hirauin kamu!”Melvin mengerutkan keningnya, lalu tersenyum lebar. “Kenapa aku merasa emosi Reza sudah mau meledak?”Kali ini Sonia hanya terdiam membisu.Setelah mereka kembali ke ruangan, Willy berdiri, lalu berusaha untuk menjilat Melvin.Melvin berkata, “Tadi aku dan Sonia sudah diskusi. Berhubung Sonia-ku hatinya baik, dia nggak akan permasalahkan masalah ini lagi. Kelak suruh Rowan jangan pergi ke Kasen lagi, dan jauhi Sonia! Kalau nggak, masalah nggak akan berakhir dengan segampang itu!”Akhirnya beban di pundak Willy sudah menghilang. Dia segera mengangguk. “Pak Melvin tenang saja. Aku pasti akan suruh anakku untuk menjauhi Nona Sonia. Terima kasih, Pak Melvin! Aku bersulang untukmu!”Raut wajah Bagus jug
Ranty menyalakan mesin mobil, lalu berkata dengan tersenyum, “Tapi aku merasa dia cukup baik sama kamu!”Kali ini Sonia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tujuan Melvin memang tidaklah murni, tapi tidak dipungkiri, Melvin memang pernah membantu Sonia. Dia pernah membantu Sonia menyelesaikan banyak masalah. Jadi, terkadang ketika Sonia emosi hendak menggebuki si Melvin, dia pun memilih untuk bersabar.Sonia menghela napas panjang. Setelah kejadian ini, hubungannya dengan Reza semakin mendingin lagi.Toko es krim itu memang adalah sebuah masalah. Semua orang mengatakannya dengan sangat santai, tapi toko es krim itu adalah sebuah toko waralaba. Dapat ditebak betapa mahalnya harga toko itu.Seorang rakyat jelata malah menerima sebuah toko waralaba. Wajar jika Sonia merasa tidak tenang.Sepertinya Ranty dapat menebak apa yang ada di benak Sonia. Dia pun berkata, “Toko es krim itu memang cukup besar nilainya, tapi itu bukanlah apa-apa bagi Keluarga Jatmadi. Pak Willy hanya menukar sebuah tok
Sonia berjalan masuk. Dia seketika mengerutkan keningnya ketika melihat Leon dan yang lainnya. Dia bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan?”Leon terbengong ketika melihat Sonia. Dia memalingkan kepalanya untuk memelototi orang yang menyampaikan pesan tadi. Kemudian, Leon langsung tersenyum cengengesan kepada Sonia. “Rupanya Nona Sonia yang datang!”“Apa yang kalian lakukan?” tanya Sonia kembali ketika melihat tongkat di tangan mereka.“Ahh?” Leon menatap Sonia dengan terkejut. Dia tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Nona Sonia, apa kamu ingin main bisbol?”Sonia terdiam membisu.“Emm, lain kali saja!” balas Sonia setelah terdiam beberapa saat.“Haish!” Leon membalas dengan berlagak serius.Sonia mengamati sekeliling, lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. “Leon, kemari sebentar!”“Baik!” Leon menyerahkan tongkat ke orang di sampingnya, lalu memelototi anggotanya yang sudah salah memberi informasi itu.Orang itu mengusap-usap kepalanya. “Bukannya dia anggotanya Grup
Ariel langsung membalas.[ Aku bisa membantumu kapan saja. ]Tiba-tiba Eka nimbrung.[ Wah, wah, wah! Bos, akhirnya kamu online juga! Apa ini adalah misi yang dulu?”Sonia membalas.[ Emm, sudah tahap terakhir! ]Eka segera mengetik. [ Aku juga mau ikut. Aku lagi di Jembara, apa aku boleh ikut membantumu? ]Setelah Eka mengirim pesan itu, Sonia dan Ariel terdiam hampir lima menit. Jika bukan karena tampak mereka berdua sedang online, Eka pun mengira mereka berdua sudah offline. Beberapa saat kemudian, Sonia membalas. [ Nggak usah, cukup Ariel saja! ]Eka sungguh kecewa. [ Jangan-jangan kalian ketemuan di belakang aku? ]Sonia berkata pada Ariel. [ Ariel, kita chat pribadi saja. ][Oke!]Seketika muncul notifikasi baru di ponsel Eka. Ternyata dia sudah dikeluarkan dari aplikasi, tidak diperbolehkan masuk selama satu hari!…Pada jam sepuluh malam hari ini, Kasen kedatangan banyak tamu. Banyak orang yang berjalan hilir mudik di lobi. Para pelayan juga ikut mondar-mandir memapah tamu
“Hah?” Sonia mengangkat kepalanya dengan syok.Reza berkata dengan perlahan, “Tadi pagi Ayah dan Ibu telepon. Mereka mau mengunjungi Kakek. Jadi, mereka tanya apa kita mau ikut. Aku bilang kamu masih tidur, tidak usah tunggu kita.”Kedua mata Sonia terbelalak lebar. “Kenapa kamu nggak bangunin aku? Bukannya aku jadi kelihatan nggak sopan?”Reza tersenyum tipis. “Memangnya sopan lebih penting daripada tidurmu? Lagi pula, kita itu sekeluarga. Kamu tidak usah berpikir terlalu banyak. Mereka sama seperti Kakek, sama-sama menyayangimu!”Sonia merasa alangkah baiknya untuk bersikap lebih sopan di hadapan senior. Hanya saja, berhubung mereka sudah telat, Sonia juga tidak mempermasalahkannya lagi. Dia hanya bertanya, “Ada urusan apa mereka mencari Kakek?”Reza membalas, “Tentu saja … ada urusan yang sangat penting!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa?”“Soal pernikahan kita!”Sonia terdiam membisu. Dia menarik pergelangan tangan Reza. “Kita laksanakan setelah Tahun Baru, ya?”“Tidak!” Reza langsu
Akhirnya Sonia mulai bangun. Dia melirik Reza sekilas, lalu bertanya pada Ranty, “Apa kamu sibuk banget hari ini?”“Nggak, kok. Aku lagi di rumahnya Matias. Aku nggak ada kerjaan sama sekali. Apa nanti kalian berencana untuk mengunjungi Kakek? Aku juga mau ikut,” ucap Ranty.Sonia kepikiran sesuatu. Hari ini dia mau bertemu dengan Jemmy. Namun, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.Sonia menggaruk rambutnya. “Kalian pergi dulu. Nanti kita ketemuan di rumah Pak Guru!”“Oke, sampai jumpa!” balas Ranty dengan nada bicara manis. Setelah itu, dia pun mengakhiri panggilan.Reza menyingkirkan ponselnya, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memberi ciuman di bibir Sonia.Sonia mengelak. “Belum gosok gigi. Lagi pula, sekarang sudah saatnya untuk bangun. Kalau aku nggak sampai rumah Pak Aska sebelum makan siang, aku pasti akan dimarah Kakek.”“Tidak apa-apa. Kalaupun dimarah, aku yang akan dimarah!” Reza suka melihat Sonia yang malas untuk bangun itu. Dia mencium Sonia beberapa saat,
Sonia memelototi Reza. “Tuan Reza harap mengerti. Keputusan ada di tanganku.”Kening Reza sedikit berkerut. “Sayang, kamu akan segera pulang. Waktu kebersamaan kita hanya tersisa dua hari saja. Kita baru saja bersama, sebentar lagi kita malah mesti berpisah.”Nada bicara Reza sangat normal. Hanya saja, tatapannya kelihatan sangat tajam dan nada bicaranya juga terdengar kesal. Saat dia mengatakan perpisahan, kebetulan kata-kata itu menusuk hati Sonia.Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan pakaiannya. “Hanya sekali saja!”Reza mengambil pakaian itu dengan penuh penasaran. “Ini memang sekali pakai, ‘kan? Memangnya kamu ingin pakai beberapa kali?”Sonia terdiam membisu. Sepertinya ucapannya itu mubazir.Reza mengambil pakaiannya. Tatapannya kelihatan semakin tajam. Dia langsung menggendong Sonia. “Tenang saja, kamu tidak usah turun tangan. Aku bersedia untuk melayanimu!”Sonia membalikkan tubuhnya, lalu kedua pahanya mengapit pinggang Reza. Tiba-tiba dia bertanya, “Apa ada cow
Telapak tangan Reza mengusap rambut Sonia. Dia menunduk untuk mengecup keningnya, lalu mendesak Robi untuk mengendarai mobil dengan cepat.Robi membatin, ‘Aku sudah berusaha untuk cepat, tapi kondisi lalu lintas tidak mengizinkan.’Tentu saja dengan adanya perintah Bos, Robi juga tidak boleh mencari alasan apa pun. Dia terpaksa mengeluarkan teknik mengemudinya, lalu mengebut kencang.Setibanya di Gedung Anggrek, Reza tidak membangunkan Sonia, melainkan langsung menggendongnya untuk menuruni mobil.Ada kotak hadiah yang jatuh dari tubuh Sonia. Reza melihat sekilas, lalu mengambilnya ke lantai atas.Setibanya di lantai atas, pintu dibuka, kemudian ditutup kembali. Kali ini, Reza tidak memiliki pertimbangan lain. Sonia diturunkan di atas rak sepatu. Dia menahan pinggang langsing Sonia, lalu memberinya ciuman hangat yang mendalam.Sonia merasa sangat mengantuk. Yang tidak bisa tidur terlelap selama sepuluh hari ini bukan hanya Reza saja. Semalam Sonia mengobrol panjang dengan Ranty hingga
Saskia tahu apa maksud Jason. Dia tidak segera memberi jawaban pasti, melainkan langsung mengalihkan topik pembicaraan. “Sebenarnya boleh tidak aku bawa Yana ke rumah? Tadi ayahmu baru berpesan sama aku. Dia bahkan sudah menghafal cerita dongeng untuk diceritakan kepada Yana.”Jason berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke, bawa Yana pulang saja. Aku akan bicara dengan Kelly.”Saskia langsung merasa gembira. Dia menggendong Yana sembari berkata, “Ayo pulang bersama Nenek. Ucapkan sampai jumpa kepada Ayah!”“Di mana Ibu?” tanya Yana.Jason memiringkan kepalanya untuk mencium pipi Kelly. “Aku pergi cari Ibu dulu. Kamu pulang dengan Nenek sana. Nanti malam kita lakukan panggilan video.”“Emm!” Yana mengangguk dengan patuhnya. “Sampai jumpa, Ayah!”“Sampai jumpa!”Jason sungguh merasa gembira. Dia menggendong Yana berjalan keluar. “Kakek suruh orang untuk bawa seekor koala dan dua ekor kelinci dari luar negeri. Semuanya cantik-cantik. Apa kamu mau melihatnya?”“Nenek!” Kening Yana berkerut.
Celine malah memperhatikan Reza dan Sonia. Pada acara seperti ini, Reza malah memilih untuk berdiri di samping Sonia. Apa hubungan mereka berdua sudah diresmikan?Hati Celine terasa panik. Dia merasa waktu yang tersisa sangatlah sedikit. Namun, dengan sikap arogan Celine, dia tidak bisa menjilat pria seperti yang dilakukan Sonia!Ketika kepikiran hal ini, Celine semakin meremehkan Sonia!…Jemmy menghadiahkan sebuah hadiah berharga untuk Ranty. Sebelum pergi, dia berpesan kepada Ranty, “Sekarang kamu sudah menikah, kamu pun sudah dewasa. Ke depannya kamu tidak boleh bersikap kekanak-kanakan lagi dan mesti jaga temperamenmu. Lewatilah hidupmu bersama Matias dengan baik!”Ranty memeluk Jemmy dengan perlahan. “Kakek, terima kasih sudah kemari hari ini. Aku pasti akan dengar ucapanmu!”“Kamu memang patuh!” Jemmy menepuk pundak Ranty. “Kamu tidak usah antar lagi. Aku pulang saja!”Kedua mata Ranty menjadi basah. Dia melambaikan tangannya. “Sampai jumpa, Kakek!”Reza dan Sonia mengantar Jemm
“Iya! Iya!” Orang yang berbicara segera menimpali, “Anak muda punya pemikirannya sendiri. Pikiran kita juga tidak boleh terlalu konservatif. Yang penting mereka gembira saja!”Saskia tersenyum, lalu mengambil tisu untuk menyeka krim di ujung bibir Yana dengan lembut.Lysa berkata, “Reza masih belum mengadakan resepsi pernikahan. Nanti keluarga kita diskusikan tanggal, kemudian kita adakan bersama saja, lebih ramai juga. Lagi pula, hubungan Reza dan Jason juga cukup bagus.”Kedua mata Saskia langsung berkilauan. Dia berpikir sejenak, lalu mengangkat kepalanya. “Oke, nanti biarkan Jason dan Reza ambil keputusan saja!”Lysa mengangguk dengan tersenyum lembut. Dia berpikir seandainya mereka berdua bisa menikah bersama, sepertinya akan lebih cepat lagi. Dia sudah tidak sabaran ingin Sonia memanggilnya dengan sebutan “Ibu”.…Setelah acara bubar, mobil sudah berhenti di depan untuk mengantar Jemmy dan Aska pulang.Sonia, Reza, Ranty, dan yang lain mengantar kedua senior ke luar gedung.Orang
Nelson mengangkat-angkat alisnya. “Ternyata kamu sudah mengundurkan diri. Apa karena kamu bertengkar sama Bos Yandi?”Ketika melihat sikap mereka berdua tadi, sepertinya mereka sedang tidak akur.Tasya menunduk, lalu membalas dengan suara pelan, “Nggak ada yang perlu dipertengkarkan. Aku … semua salahku. Aku nggak ingin tambah masalah buat dia. Lagi pula, aku pergi bekerja atau nggak, semuanya juga nggak ada hubungannya sama dia!”Nelson bertanya dengan bingung, “Kesalahan apa yang kamu perbuat?”Tasya tidak berbicara.Nelson tersenyum. “Kalau tidak mau kerja, ya tidak usah. Kamu memang tidak seharusnya ke sana!”“Iya.” Tasya tersenyum menyindir sembari bergumam, “Memang nggak seharusnya aku ke sana!”“Kalau begitu, kamu akan punya waktu yang lebih banyak di akhir pekan. Nanti kita pergi daki gunung bersama atau nonton film di bioskop.” Tersimpan amarah di dalam mata Nelson. Dia menatap Tasya dengan sedikit harapan.Tasya mengangguk dengan tidak fokus. “Oke!”“Kalau begitu, sepakat, ya
Ketika Reza mendengar suara tawa Sonia, dia langsung menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dada lebar Reza bisa membuat Sonia bersandar dengan nyamannya. Dia berkata dengan suara rendah, “Sonia, aku benar-benar sangat beruntung!”“Emm?” Sonia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Reza.Reza menatap Sonia dengan tatapan membara. “Beruntung sekali!”Ujung bibir Sonia melengkung ke atas. “Aku juga merasa seperti itu!”Hati Reza terasa lembut. Dia menunduk untuk mengecup kening Sonia, lalu beralih ke ujung hidung mancung, kemudian berakhir di bibirnya.…Setelah Yandi meninggalkan tempat, dia berjalan ke area parkiran. Dari kejauhan, terlihat dua sosok orang sedang berjalan menghampirinya. Suara yang familier juga terdengar.“Oscar, yang cepat. Kue tarnya sudah meleleh, nih!”Suara Tasya terdengar sedikit manis dan imut.Oscar segera mengikuti langkah Tasya, lalu mengambil kue tar dari tangan Tasya. Suaranya terdengar tidak berdaya dan santai. “Padahal semuanya sudah tersedia di acara, kam