Ariel langsung membalas.[ Aku bisa membantumu kapan saja. ]Tiba-tiba Eka nimbrung.[ Wah, wah, wah! Bos, akhirnya kamu online juga! Apa ini adalah misi yang dulu?”Sonia membalas.[ Emm, sudah tahap terakhir! ]Eka segera mengetik. [ Aku juga mau ikut. Aku lagi di Jembara, apa aku boleh ikut membantumu? ]Setelah Eka mengirim pesan itu, Sonia dan Ariel terdiam hampir lima menit. Jika bukan karena tampak mereka berdua sedang online, Eka pun mengira mereka berdua sudah offline. Beberapa saat kemudian, Sonia membalas. [ Nggak usah, cukup Ariel saja! ]Eka sungguh kecewa. [ Jangan-jangan kalian ketemuan di belakang aku? ]Sonia berkata pada Ariel. [ Ariel, kita chat pribadi saja. ][Oke!]Seketika muncul notifikasi baru di ponsel Eka. Ternyata dia sudah dikeluarkan dari aplikasi, tidak diperbolehkan masuk selama satu hari!…Pada jam sepuluh malam hari ini, Kasen kedatangan banyak tamu. Banyak orang yang berjalan hilir mudik di lobi. Para pelayan juga ikut mondar-mandir memapah tamu
Si gadis memalingkan kepalanya, lalu melayangkan tatapan tajam. “Menurutmu, apa yang sudah aku rekam?”Si lelaki menatap si gadis. “Kamu bukan Lily!”Raut wajah si gadis sangatlah dingin. “Tentu saja bukan!”“Kamu adalah pelayan yang biasanya antar minuman?”Zein langsung berdiri untuk mendekati gadis itu. “Siapa yang mengutusmu kemari? Serahkan kamera itu kepadaku. Kalau nggak, aku akan membuatmu mati mengenaskan!”“Berdiri di sana! Jangan bergerak!” Muncul barang lain di tangan Sonia. Dia menunjuk si lelaki. “Kamu sudah melakukan begitu banyak hal kotor, apa kamu kira kamu bisa menebusnya lagi? Hari ini aku datang untuk menghabisimu!”Si lelaki tertegun tidak berani bergerak. Benda di tangan si gadis terlihat mirip seperti pistol, hanya saja ukurannya lebih kecil daripada pistol biasa. Sepertinya Zein pernah melihat senjata ini sebelumnya. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, dan ekspresi wajahnya berubah drastis. Dia menatap Sonia dengan sangat terkejut. “Kamu … kamu ….”Raut wajah Soni
Telinga Reza langsung terngiang-ngiang, dan pikirannya menjadi kosong. Bahkan, sekujur tubuhnya seketika gemetar. Tanpa berpikir panjang, Reza langsung berlari ke ruang 6616 yang sedang mengalami kebakaran.“Pak Reza, Pak Reza jangan ke sana!” Sunny segera mengikuti langkahnya.Asap tebal mengepul dari ruangan 6616. Reza berlari kencang langsung menerobos ke dalam.Namun, langkah Reza langsung dihalangi oleh petugas kebakaran. “Pak, api di dalam sana masih belum padam semua. Kamu nggak boleh ke dalam!”“Minggir!” Reza terlihat sangat galak. Dia langsung mendorong petugas keamanan.“Pak! Pak!”Beberapa petugas kebakaran langsung menahan Reza. “Pak, kamu tidak boleh ke dalam!”“Mohon segera tinggalkan tempat ini!”Reza menatap api yang semakin membara. Seumur hidup Reza, dia tidak pernah kepanikan dan ketakutan seperti ini. Pikiran Reza memberitahunya untuk masuk ke ruangan! Apa pun yang terjadi, Reza harus memastikan apakah Sonia berada di dalam atau tidak.“Reza!”Tiba-tiba terdengar s
Kebakaran di Kasen menghancurkan satu ruangan dan memakan satu korban jiwa.Saat polisi datang melakukan pemeriksaan, isi ruangan 6616 sudah terbakar hingga hanya menyisakan abu saja. Mereka tidak berhasil menemukan petunjuk apa-apa.Identitas jenazah itu sudah berhasil ditemukan. Dia adalah Direktur Utama dari Perusahaan Instafood, Zein Calianda. Saat memeriksa latar belakang Zein, polisi menemukan bahwa tiga tahun lalu, Zein datang ke Jembara untuk mendirikan perusahaannya. Dia tidak memiliki satu keluarga pun di Jembara.Namun setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata nama Zein Calianda itu hanyalah sebuah nama samaran!Pihak kepolisian menyelidiki jati diri Zein, dan juga menyelidiki masalah kebakaran pada malam hari itu. Orang pertama yang diinterogasi tak lain adalah pendamping wanitanya, Lily.Lily juga terkejut. Bagaimanapun juga, Zein adalah tamu yang dilayaninya tiap hari. Jika pada saat itu dia tidak meninggalkan ruangan, sepertinya nasib Lily akan sama tragisnya dengan Zein
Robi menuruni mobil, lalu membuka pintu mobil. Dia berkata dengan suara datar, “Pak Reza suruh saya untuk jemput Anda.”Sonia mengangguk, lalu memasuki mobil.Pemeriksaan Kasen masih belum membuahkan hasil. Namun, hasil autopsi jasad Zein sudah keluar. Zein memang mengidap penyakit jantung. Hanya saja, tubuh Zein sudah dibakar hingga gosong. Pemeriksaan lebih detail juga akan membutuhkan banyak waktu.Saat ini, petugas kepolisian yang menangani penyelidikan Zein kembali. Identitas asli Zein sungguh mengejutkan. Selain itu, petugas kepolisian juga berhasil menemukan puluhan ton barang terlarang di dalam gudang Perusahaan Instafood.Berhubung identitas asli Zein agak istimewa. Kasus ini terpaksa diserahkan ke divisi narkotika. Tak lama kemudian, kasus ini malah ditutup!Pihak kepolisian membuat pernyataan ke publik, penyakit jantung Zein kambuh, dan rokok di tangannya adalah penyebab kebakaran dan meninggalkan mendiang Zein. Kasen juga dianggap bersalah lantaran terlambat dalam menghubu
Setelah meninggalkan toko kue, Sonia mengangkat kotak kue pergi ke studio untuk mencari Juno. Dia bersama Juno akan pergi mengunjungi guru.Resepsionis bertanya pada Sonia dengan hormat, “Nona cari siapa, ya?”Sonia membalas, “Juno.”Jarang ada yang langsung mencari bos besar, resepsionis pun bertanya dengan tersenyum, “Sudah buat janji?”“Emm, dia tahu aku akan datang mencarinya.”“Kalau begitu, aku hubungi Pak Juno dulu. Mohon tunggu sebentar.”Resepsionis menelepon telepon ruangan kantor Juno. Dia mengangguk, lalu berkata pada Sonia, “Pak Juno sudah menunggu di ruangan lantai atas. Anda boleh langsung ke sana!”Sonia berterima kasih, lalu berjalan menuju kantor Juno. Saat ini ada seorang asisten desainer berjalan melewati meja resepsionis, dia pun bertanya, “Siapa dia?”Resepsionis menggelengkan kepala. “Nggak tahu. Dia datang buat cari Bos!”Asisten lanjut berkata, “Cantik banget, jangan-jangan pacarnya Bos?”“Jangan asal bicara! Hati-hati dimarahi Bos.”Sonia memasuki ruangan ker
“Terima kasih, sampai jumpa!”Setelah Jason mengakhiri panggilan, dia sengaja tidak berbicara. Dia ingin melihat Reza bisa bertahan berapa lama.Ternyata tidak sampai tiga menit, Reza pun bertanya, “Dia mau ke mana?”“Siapa?” Jason berlagak kebingungan.Reza memelototi Jason dengan galak.Jason langsung berlagak mengerti. “Oh, kamu lagi tanya masalah Sonia, ya?”Jason mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Kalau kamu ingin putus sama dia, jangan banyak tanya masalah dia lagi. Pengalamanku mengatakan nggak bagus seperti itu. Nanti jadi susah untuk dilupakan!”“Jangan sok pintar pakai acara pengalaman lagi.”Jason mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Teorinya sama saja, sih. Kalau kamu ingin putus sama dia, kamu jangan peduli sama masalah dia lagi. Dengan begitu, perasaan kamu terhadap dia baru bisa pudar. Kalau kamu masih ingin bersama dia, dia naik kereta api besok. Hari ini kamu ke Imperial Garden dan jelaskan semua kesalahpahaman
Sonia menyesap teh, lalu menundukkan kepalanya sambil berkata, “Dia telepon, kok. Aku teleponnya di kamar, makanya Kakek nggak tahu.”Kakek Jemmy tersenyum sinis. “Jangan kira aku sudah tua, gampang untuk dibohongi. Kalau kalian berdua saling menyukai, kalian nggak bakal bersedia untuk berpisah sedetik pun. Kalaupun berpisah, kamu pasti akan sering meneleponnya. Kondisi kamu ini sangat tidak wajar!”Sonia mencondongkan badannya ke depan, lalu menopang dagunya. “Apa Kakek pernah pacaran?”Kakek Jemmy mendengus, lalu menunjukkan ekspresi kesal. “Memangnya Kakek nggak pernah muda?”“Orang yang Kakek bilang tadi, yang nggak ingin berpisah sedetik pun itu Nenek, ya?” tanya Sonia dengan penasaran.“Tentu saja! Memangnya orang lain?”Di bawah cahaya senja, tatapan Jemmy terlihat semakin lembut lagi. “Aku dan nenekmu sudah berteman dari kecil. Hubungan kami sangatlah polos. Pokoknya anak zaman sekarang nggak bakal bisa merasakannya.”Sonia menggigit bibir bawahnya, lalu tersenyum lebar.Jemmy
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja