Ranty menyalakan mesin mobil, lalu berkata dengan tersenyum, “Tapi aku merasa dia cukup baik sama kamu!”Kali ini Sonia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tujuan Melvin memang tidaklah murni, tapi tidak dipungkiri, Melvin memang pernah membantu Sonia. Dia pernah membantu Sonia menyelesaikan banyak masalah. Jadi, terkadang ketika Sonia emosi hendak menggebuki si Melvin, dia pun memilih untuk bersabar.Sonia menghela napas panjang. Setelah kejadian ini, hubungannya dengan Reza semakin mendingin lagi.Toko es krim itu memang adalah sebuah masalah. Semua orang mengatakannya dengan sangat santai, tapi toko es krim itu adalah sebuah toko waralaba. Dapat ditebak betapa mahalnya harga toko itu.Seorang rakyat jelata malah menerima sebuah toko waralaba. Wajar jika Sonia merasa tidak tenang.Sepertinya Ranty dapat menebak apa yang ada di benak Sonia. Dia pun berkata, “Toko es krim itu memang cukup besar nilainya, tapi itu bukanlah apa-apa bagi Keluarga Jatmadi. Pak Willy hanya menukar sebuah tok
Sonia berjalan masuk. Dia seketika mengerutkan keningnya ketika melihat Leon dan yang lainnya. Dia bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan?”Leon terbengong ketika melihat Sonia. Dia memalingkan kepalanya untuk memelototi orang yang menyampaikan pesan tadi. Kemudian, Leon langsung tersenyum cengengesan kepada Sonia. “Rupanya Nona Sonia yang datang!”“Apa yang kalian lakukan?” tanya Sonia kembali ketika melihat tongkat di tangan mereka.“Ahh?” Leon menatap Sonia dengan terkejut. Dia tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Nona Sonia, apa kamu ingin main bisbol?”Sonia terdiam membisu.“Emm, lain kali saja!” balas Sonia setelah terdiam beberapa saat.“Haish!” Leon membalas dengan berlagak serius.Sonia mengamati sekeliling, lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. “Leon, kemari sebentar!”“Baik!” Leon menyerahkan tongkat ke orang di sampingnya, lalu memelototi anggotanya yang sudah salah memberi informasi itu.Orang itu mengusap-usap kepalanya. “Bukannya dia anggotanya Grup
Ariel langsung membalas.[ Aku bisa membantumu kapan saja. ]Tiba-tiba Eka nimbrung.[ Wah, wah, wah! Bos, akhirnya kamu online juga! Apa ini adalah misi yang dulu?”Sonia membalas.[ Emm, sudah tahap terakhir! ]Eka segera mengetik. [ Aku juga mau ikut. Aku lagi di Jembara, apa aku boleh ikut membantumu? ]Setelah Eka mengirim pesan itu, Sonia dan Ariel terdiam hampir lima menit. Jika bukan karena tampak mereka berdua sedang online, Eka pun mengira mereka berdua sudah offline. Beberapa saat kemudian, Sonia membalas. [ Nggak usah, cukup Ariel saja! ]Eka sungguh kecewa. [ Jangan-jangan kalian ketemuan di belakang aku? ]Sonia berkata pada Ariel. [ Ariel, kita chat pribadi saja. ][Oke!]Seketika muncul notifikasi baru di ponsel Eka. Ternyata dia sudah dikeluarkan dari aplikasi, tidak diperbolehkan masuk selama satu hari!…Pada jam sepuluh malam hari ini, Kasen kedatangan banyak tamu. Banyak orang yang berjalan hilir mudik di lobi. Para pelayan juga ikut mondar-mandir memapah tamu
Si gadis memalingkan kepalanya, lalu melayangkan tatapan tajam. “Menurutmu, apa yang sudah aku rekam?”Si lelaki menatap si gadis. “Kamu bukan Lily!”Raut wajah si gadis sangatlah dingin. “Tentu saja bukan!”“Kamu adalah pelayan yang biasanya antar minuman?”Zein langsung berdiri untuk mendekati gadis itu. “Siapa yang mengutusmu kemari? Serahkan kamera itu kepadaku. Kalau nggak, aku akan membuatmu mati mengenaskan!”“Berdiri di sana! Jangan bergerak!” Muncul barang lain di tangan Sonia. Dia menunjuk si lelaki. “Kamu sudah melakukan begitu banyak hal kotor, apa kamu kira kamu bisa menebusnya lagi? Hari ini aku datang untuk menghabisimu!”Si lelaki tertegun tidak berani bergerak. Benda di tangan si gadis terlihat mirip seperti pistol, hanya saja ukurannya lebih kecil daripada pistol biasa. Sepertinya Zein pernah melihat senjata ini sebelumnya. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, dan ekspresi wajahnya berubah drastis. Dia menatap Sonia dengan sangat terkejut. “Kamu … kamu ….”Raut wajah Soni
Telinga Reza langsung terngiang-ngiang, dan pikirannya menjadi kosong. Bahkan, sekujur tubuhnya seketika gemetar. Tanpa berpikir panjang, Reza langsung berlari ke ruang 6616 yang sedang mengalami kebakaran.“Pak Reza, Pak Reza jangan ke sana!” Sunny segera mengikuti langkahnya.Asap tebal mengepul dari ruangan 6616. Reza berlari kencang langsung menerobos ke dalam.Namun, langkah Reza langsung dihalangi oleh petugas kebakaran. “Pak, api di dalam sana masih belum padam semua. Kamu nggak boleh ke dalam!”“Minggir!” Reza terlihat sangat galak. Dia langsung mendorong petugas keamanan.“Pak! Pak!”Beberapa petugas kebakaran langsung menahan Reza. “Pak, kamu tidak boleh ke dalam!”“Mohon segera tinggalkan tempat ini!”Reza menatap api yang semakin membara. Seumur hidup Reza, dia tidak pernah kepanikan dan ketakutan seperti ini. Pikiran Reza memberitahunya untuk masuk ke ruangan! Apa pun yang terjadi, Reza harus memastikan apakah Sonia berada di dalam atau tidak.“Reza!”Tiba-tiba terdengar s
Kebakaran di Kasen menghancurkan satu ruangan dan memakan satu korban jiwa.Saat polisi datang melakukan pemeriksaan, isi ruangan 6616 sudah terbakar hingga hanya menyisakan abu saja. Mereka tidak berhasil menemukan petunjuk apa-apa.Identitas jenazah itu sudah berhasil ditemukan. Dia adalah Direktur Utama dari Perusahaan Instafood, Zein Calianda. Saat memeriksa latar belakang Zein, polisi menemukan bahwa tiga tahun lalu, Zein datang ke Jembara untuk mendirikan perusahaannya. Dia tidak memiliki satu keluarga pun di Jembara.Namun setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata nama Zein Calianda itu hanyalah sebuah nama samaran!Pihak kepolisian menyelidiki jati diri Zein, dan juga menyelidiki masalah kebakaran pada malam hari itu. Orang pertama yang diinterogasi tak lain adalah pendamping wanitanya, Lily.Lily juga terkejut. Bagaimanapun juga, Zein adalah tamu yang dilayaninya tiap hari. Jika pada saat itu dia tidak meninggalkan ruangan, sepertinya nasib Lily akan sama tragisnya dengan Zein
Robi menuruni mobil, lalu membuka pintu mobil. Dia berkata dengan suara datar, “Pak Reza suruh saya untuk jemput Anda.”Sonia mengangguk, lalu memasuki mobil.Pemeriksaan Kasen masih belum membuahkan hasil. Namun, hasil autopsi jasad Zein sudah keluar. Zein memang mengidap penyakit jantung. Hanya saja, tubuh Zein sudah dibakar hingga gosong. Pemeriksaan lebih detail juga akan membutuhkan banyak waktu.Saat ini, petugas kepolisian yang menangani penyelidikan Zein kembali. Identitas asli Zein sungguh mengejutkan. Selain itu, petugas kepolisian juga berhasil menemukan puluhan ton barang terlarang di dalam gudang Perusahaan Instafood.Berhubung identitas asli Zein agak istimewa. Kasus ini terpaksa diserahkan ke divisi narkotika. Tak lama kemudian, kasus ini malah ditutup!Pihak kepolisian membuat pernyataan ke publik, penyakit jantung Zein kambuh, dan rokok di tangannya adalah penyebab kebakaran dan meninggalkan mendiang Zein. Kasen juga dianggap bersalah lantaran terlambat dalam menghubu
Setelah meninggalkan toko kue, Sonia mengangkat kotak kue pergi ke studio untuk mencari Juno. Dia bersama Juno akan pergi mengunjungi guru.Resepsionis bertanya pada Sonia dengan hormat, “Nona cari siapa, ya?”Sonia membalas, “Juno.”Jarang ada yang langsung mencari bos besar, resepsionis pun bertanya dengan tersenyum, “Sudah buat janji?”“Emm, dia tahu aku akan datang mencarinya.”“Kalau begitu, aku hubungi Pak Juno dulu. Mohon tunggu sebentar.”Resepsionis menelepon telepon ruangan kantor Juno. Dia mengangguk, lalu berkata pada Sonia, “Pak Juno sudah menunggu di ruangan lantai atas. Anda boleh langsung ke sana!”Sonia berterima kasih, lalu berjalan menuju kantor Juno. Saat ini ada seorang asisten desainer berjalan melewati meja resepsionis, dia pun bertanya, “Siapa dia?”Resepsionis menggelengkan kepala. “Nggak tahu. Dia datang buat cari Bos!”Asisten lanjut berkata, “Cantik banget, jangan-jangan pacarnya Bos?”“Jangan asal bicara! Hati-hati dimarahi Bos.”Sonia memasuki ruangan ker
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera