Perdebatan di antara akun yang dibeli Starlight Entertainment dan penggemar King semakin sengit saja. Inti utama perselisihan adalah jelas-jelas Starlight Entertainment sedang memanfaatkan King, tetapi mereka malah merendahkan King untuk meningkatkan pamor Stella. Setiap kata-kata yang mereka ucapkan juga tidak ada batasannya. Pada hari Jumat, program acara TV Mode Wanita sudah memasuki episode belakang. Stella kembali mendapat pujian atas desain menakjubkannya. Sekarang Stella telah menjadi sosok yang dipuja-puja oleh tim produksi. Semua juri pun tak berhenti memujinya untuk menjalin hubungan baik.Selesai juri berkomentar, Stella berkata dengan tersenyum lembut, “Terima kasih atas dukungan semua orang. Tapi saat aku menerima penghargaan, aku juga menerima keraguan dari orang-orang. Di sini, aku ingin melakukan klarifikasi.”“Aku nggak pernah mengatakan aku itu King Junior. Desainku juga aku desain sesuai dengan gayaku, tanpa pengaruh dari siapa pun. Aku harap penggemar dari desainer
“Oke, aku akan bicarakan sama dia!” Sutradara kembali menjamin.Setelah membujuk Stella, sutradara baru pergi membujuk Cindy. Dia juga mengucapkan janji-janji manis, alhasil Cindy baru bersedia untuk melanjutkan syutingnya.Semua orang kembali ke aula untuk meneruskan rekaman. Demi menghindari Cindy sembarangan bicara lagi, pihak acara langsung mematikan micnya.Akhirnya program acara minggu ini selesai direkam juga.Saat menyunting video, semuanya kelihatan sangat harmonis, seperti keluarga yang saling mencintai satu sama lain saja.Mengenai ucapan yang dikatakan Stella di syuting awal tadi, yang mana mengatakan dirinya tidak menjiplak hasil karya King, sutradara juga sudah berpikir panjang. Demi meningkatkan popularitas program acara TV, pada akhirnya bagian itu ditayangkan.Mesti ada perdebatan untuk bisa memperoleh popularitas. Lagi pula, ucapan itu diucapkan Stella sendiri, tidak ada hubungannya dengan program acara TV mereka. Jika ada yang memperdebatkan masalah ini, mereka juga
Hendri tidak setuju dengan ucapan Reviana, dia merasa alangkah bagusnya jika Stella lebih menjaga sikapnya. Hanya saja, berhubung Reviana sangat keras kepala, Hendri juga tidak berani mengatakan pendapatnya lagi.“Oh ya, beberapa bulan ini pembayaran klien tidak tepat waktu, arus kas perusahaan agak terhambat. Kamu bantu aku bicarakan dengan Stella dulu, apa dia bisa ambil sebagian uangnya untuk diputar dulu.” Hendri mengalihkan topik pembicaran.“Masalah sepele seperti itu? Kamu ngomong saja sendiri sama Stella.” Reviana sedang menonton. Dia malas untuk bergerak.Hendri mengangguk, lalu naik ke lantai atas menuju kamar Stella. Pintu diketuk, kemudian dia memasuki kamar. Stella berdiri dengan menunjukkan senyum bahagia di wajahnya. “Ayah!”Hendri mengulangi ucapannya terhadap Reviana sekali lagi. Raut wajah Stella malah kelihatan tidak begitu bagus. Hendri menyadari Stella tidak bersedia untuk mendengarnya. Dia pun tidak menasihatinya lagi.Pada akhirnya, Hendri mengatakan masalah perp
Tak lama kemudian, Pretty menemukannya, lalu menyerahkannya kepada Sonia. “Coba kamu lihat!”Ada orang yang menggabungkan hasil desain Stella menjadi sebuah video. Satu per satu busana indah ditampilkan. Raut wajah Sonia semakin muram lagi. Sonia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Pretty, “Tolong kirim video ini kepadaku, ya!”Selesai berbicara, Sonia bergegas meninggalkan ruang istirahat.“Sonia, ada masalah apa?” tanya Pretty dengan cemas. Namun, Sonia tidak membalasnya sama sekali.Pretty sungguh bingung. Dia tidak mengindahkan Sonia, hanya mengirim video yang dia minta kepadanya.Sonia kembali ke ruang kerjanya, lalu membuka laptopnya. Dia mencari hasil desain model terbaru untuk tema musim gugur GK nanti. Kemudian, dia membandingkannya satu per satu dengan video yang dikirim Pretty.Hasilnya adalah setiap busana yang dibuat Stella itu memiliki jejak desain Sonia. Jika hanya ada satu atau dua busana yang mirip, mungkin semua itu hanyalah kebetulan belaka. Namun, jika semua desa
Sonia menyandarkan dagunya di atas pundak Reza, lalu membalasnya dengan tersenyum, “Apa yang bisa aku lakukan di sisimu?”“Kamu bisa melakukan apa pun atau … kamu tidak usah melakukan apa pun. Yang penting aku bisa melihatmu setiap saat.”“Apa kamu nggak bosan?” tanya Sonia.Reza tersenyum tipis. “Apa kamu akan bosan ketika melihatku?”“Nggak bakalan!” Pelukan Sonia semakin erat lagi.“Mau?” tanya Reza dengan penuh harapan.Sonia menggeleng. “Aku punya pekerjaan yang ingin aku lakukan.”“Aku bisa menunggu sampai kamu menyelesaikan pekerjaanmu di lokasi syuting.” Reza mencium pipi Sonia dengan perlahan. “Kamu bisa bekerja di perusahaan dengan jabatan istrinya presdir. Gimana menurutmu?”“Nggak mau!” Sonia segera menolak.Reza menghela napas ringan. “Sepertinya posisi istrinya presdir ditambah dengan aku masih tidak bisa dibandingkan dengan desainmu!”Sonia pun tertawa ketika mendengar nada bicara tidak berdaya Reza.“Apa kamu ingin terkenal? Seperti Stella? Kalau kamu ingin, aku bisa me
[ Desain Stella jauh sebelum desain GK. Bagaimana maksudnya? ][ Demi bertahan hidup dan menstabilkan kariernya, dia malah menjiplak hasil karya orang lain. Dasar nggak tahu malu! ][ Seorang senior malah bersikap seperti ini. Memalukan sekali! Masalah ini mesti diselidiki sampai tuntas. Coba selidiki, apakah semua hasil karya yang mendapat penghargaan itu adalah hasil jiplakan atau bukan! ]…Setelah masalah ini terekspos, sesungguhnya orang yang paling terkejut itu adalah Stella. Sebab, sejak awal dia mengira jika ada yang menuduhnya melakukan penjiplakan, orang itu seharusnya adalah Sonia, kenapa malah si King?Hasil desain itu dicetak Stella dari laptop Sonia. Kenapa karya itu malah menjadi milik King? Jangan-jangan King mengirim hasil karyanya kepada Sonia? Berhubung hasil karya itu bukan milik Sonia, itulah sebabnya Sonia tidak pernah mencarinya?Pikiran Stella terasa sangat kacau. Untung saja warganet berpihak padanya. Asalkan Stella bersikeras mengatakan dirinya tidak melakukan
Pembahasan mengenai King dan Stella masih belum berakhir. Sekarang malah diekspos kasus penjiplakan yang dilakukan King, topik semakin menghangat dan semakin viral.Ketika melihat penggemar King tak berhenti menyerang, penanggung jawab Starlight Entertainment juga mulai takut, langsung menghubungi Stella. “Stella, sebenarnya siapa yang melakukan penjiplakan? Aku harap kamu bisa terus terang sama aku.”Stella tertegun sejenak, lalu segera membalas, “Tentu saja King yang menjiplak hasil karyaku. Program acara TV Mode Wanita sudah ditayangkan selama satu bulan. Mana mungkin aku bisa menjiplak hasil karyanya?”Penanggung jawab merasa ragu. “Jadi, kenapa King berani menyuruh GK melakukan konferensi pers?”“Dia pasti mengira namanya sangat terkenal. Jadi, nggak akan ada yang percaya seorang senior di dunia desain akan menjiplak hasil karya junior. Itulah sebabnya dia berani bersikap arogan!” balas Stella dengan dingin.Penanggung jawab mengangguk. “Oke, aku mengerti sekarang!”Setelah pangg
Tentu saja Starlight Entertainment akan melindungi keuntungan perusahaan. Jadi, mereka mengeluarkan uang banyak untuk membeli akun demi membela Stella. Ditambah lagi dengan adanya postingan yang baru diunggah Stella, semua orang mulai memojokkan King.Bahkan, juri dari Mode Wanita juga maju untuk meneruskan postingan Stella, mendukung, dan membelanya.[ Aku bisa menjadi saksi mata. Semua hasil karya Stella di dalam acara adalah hasil kreasinya sendiri! ][ Aku juga bisa buktikan. Karena aku lihat sendiri jerih payah Stella dalam mendesain. Dia juga terus membahas detail busana dengan Nona Tiara. Mana mungkin dia menjiplak hasil karya orang lain?”[ Jelas-jelas Stella duluan mendesain, kemudian perusahaan itu baru melakukan konferensi pers. Semuanya bisa dibuktikan dari segi waktu. Sepertinya nggak seharusnya seorang desainer senior menjiplak hasil desain desainer junior yang baru terkenal! ]…Beberapa juri itu cukup berpengaruh dalam dunia hiburan. Dengan adanya komentar mereka, semua
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m