Hendri tidak setuju dengan ucapan Reviana, dia merasa alangkah bagusnya jika Stella lebih menjaga sikapnya. Hanya saja, berhubung Reviana sangat keras kepala, Hendri juga tidak berani mengatakan pendapatnya lagi.“Oh ya, beberapa bulan ini pembayaran klien tidak tepat waktu, arus kas perusahaan agak terhambat. Kamu bantu aku bicarakan dengan Stella dulu, apa dia bisa ambil sebagian uangnya untuk diputar dulu.” Hendri mengalihkan topik pembicaran.“Masalah sepele seperti itu? Kamu ngomong saja sendiri sama Stella.” Reviana sedang menonton. Dia malas untuk bergerak.Hendri mengangguk, lalu naik ke lantai atas menuju kamar Stella. Pintu diketuk, kemudian dia memasuki kamar. Stella berdiri dengan menunjukkan senyum bahagia di wajahnya. “Ayah!”Hendri mengulangi ucapannya terhadap Reviana sekali lagi. Raut wajah Stella malah kelihatan tidak begitu bagus. Hendri menyadari Stella tidak bersedia untuk mendengarnya. Dia pun tidak menasihatinya lagi.Pada akhirnya, Hendri mengatakan masalah perp
Tak lama kemudian, Pretty menemukannya, lalu menyerahkannya kepada Sonia. “Coba kamu lihat!”Ada orang yang menggabungkan hasil desain Stella menjadi sebuah video. Satu per satu busana indah ditampilkan. Raut wajah Sonia semakin muram lagi. Sonia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Pretty, “Tolong kirim video ini kepadaku, ya!”Selesai berbicara, Sonia bergegas meninggalkan ruang istirahat.“Sonia, ada masalah apa?” tanya Pretty dengan cemas. Namun, Sonia tidak membalasnya sama sekali.Pretty sungguh bingung. Dia tidak mengindahkan Sonia, hanya mengirim video yang dia minta kepadanya.Sonia kembali ke ruang kerjanya, lalu membuka laptopnya. Dia mencari hasil desain model terbaru untuk tema musim gugur GK nanti. Kemudian, dia membandingkannya satu per satu dengan video yang dikirim Pretty.Hasilnya adalah setiap busana yang dibuat Stella itu memiliki jejak desain Sonia. Jika hanya ada satu atau dua busana yang mirip, mungkin semua itu hanyalah kebetulan belaka. Namun, jika semua desa
Sonia menyandarkan dagunya di atas pundak Reza, lalu membalasnya dengan tersenyum, “Apa yang bisa aku lakukan di sisimu?”“Kamu bisa melakukan apa pun atau … kamu tidak usah melakukan apa pun. Yang penting aku bisa melihatmu setiap saat.”“Apa kamu nggak bosan?” tanya Sonia.Reza tersenyum tipis. “Apa kamu akan bosan ketika melihatku?”“Nggak bakalan!” Pelukan Sonia semakin erat lagi.“Mau?” tanya Reza dengan penuh harapan.Sonia menggeleng. “Aku punya pekerjaan yang ingin aku lakukan.”“Aku bisa menunggu sampai kamu menyelesaikan pekerjaanmu di lokasi syuting.” Reza mencium pipi Sonia dengan perlahan. “Kamu bisa bekerja di perusahaan dengan jabatan istrinya presdir. Gimana menurutmu?”“Nggak mau!” Sonia segera menolak.Reza menghela napas ringan. “Sepertinya posisi istrinya presdir ditambah dengan aku masih tidak bisa dibandingkan dengan desainmu!”Sonia pun tertawa ketika mendengar nada bicara tidak berdaya Reza.“Apa kamu ingin terkenal? Seperti Stella? Kalau kamu ingin, aku bisa me
[ Desain Stella jauh sebelum desain GK. Bagaimana maksudnya? ][ Demi bertahan hidup dan menstabilkan kariernya, dia malah menjiplak hasil karya orang lain. Dasar nggak tahu malu! ][ Seorang senior malah bersikap seperti ini. Memalukan sekali! Masalah ini mesti diselidiki sampai tuntas. Coba selidiki, apakah semua hasil karya yang mendapat penghargaan itu adalah hasil jiplakan atau bukan! ]…Setelah masalah ini terekspos, sesungguhnya orang yang paling terkejut itu adalah Stella. Sebab, sejak awal dia mengira jika ada yang menuduhnya melakukan penjiplakan, orang itu seharusnya adalah Sonia, kenapa malah si King?Hasil desain itu dicetak Stella dari laptop Sonia. Kenapa karya itu malah menjadi milik King? Jangan-jangan King mengirim hasil karyanya kepada Sonia? Berhubung hasil karya itu bukan milik Sonia, itulah sebabnya Sonia tidak pernah mencarinya?Pikiran Stella terasa sangat kacau. Untung saja warganet berpihak padanya. Asalkan Stella bersikeras mengatakan dirinya tidak melakukan
Pembahasan mengenai King dan Stella masih belum berakhir. Sekarang malah diekspos kasus penjiplakan yang dilakukan King, topik semakin menghangat dan semakin viral.Ketika melihat penggemar King tak berhenti menyerang, penanggung jawab Starlight Entertainment juga mulai takut, langsung menghubungi Stella. “Stella, sebenarnya siapa yang melakukan penjiplakan? Aku harap kamu bisa terus terang sama aku.”Stella tertegun sejenak, lalu segera membalas, “Tentu saja King yang menjiplak hasil karyaku. Program acara TV Mode Wanita sudah ditayangkan selama satu bulan. Mana mungkin aku bisa menjiplak hasil karyanya?”Penanggung jawab merasa ragu. “Jadi, kenapa King berani menyuruh GK melakukan konferensi pers?”“Dia pasti mengira namanya sangat terkenal. Jadi, nggak akan ada yang percaya seorang senior di dunia desain akan menjiplak hasil karya junior. Itulah sebabnya dia berani bersikap arogan!” balas Stella dengan dingin.Penanggung jawab mengangguk. “Oke, aku mengerti sekarang!”Setelah pangg
Tentu saja Starlight Entertainment akan melindungi keuntungan perusahaan. Jadi, mereka mengeluarkan uang banyak untuk membeli akun demi membela Stella. Ditambah lagi dengan adanya postingan yang baru diunggah Stella, semua orang mulai memojokkan King.Bahkan, juri dari Mode Wanita juga maju untuk meneruskan postingan Stella, mendukung, dan membelanya.[ Aku bisa menjadi saksi mata. Semua hasil karya Stella di dalam acara adalah hasil kreasinya sendiri! ][ Aku juga bisa buktikan. Karena aku lihat sendiri jerih payah Stella dalam mendesain. Dia juga terus membahas detail busana dengan Nona Tiara. Mana mungkin dia menjiplak hasil karya orang lain?”[ Jelas-jelas Stella duluan mendesain, kemudian perusahaan itu baru melakukan konferensi pers. Semuanya bisa dibuktikan dari segi waktu. Sepertinya nggak seharusnya seorang desainer senior menjiplak hasil desain desainer junior yang baru terkenal! ]…Beberapa juri itu cukup berpengaruh dalam dunia hiburan. Dengan adanya komentar mereka, semua
Saat Sonia sedang bekerja, dia pun menerima panggilan dari Reza. Dia baru saja selesai rapat, langsung menelepon Sonia untuk bertanya, “Perusahaan kalian sedang diterpa masalah?”Sonia membalas, “Iya.”“Bagaimana hubunganmu dengan King? Apa perlu bantuanku?” tanya Reza dengan suara lembut.Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Gimana cara kamu membantunya?”Reza membalas dengan tersenyum, “Aku bisa beli Starlight Entertainment, lalu mengakhiri hubungan kerja sama dengan Stella. Selesai!”Stella baru saja tenar. Mana mungkin dia bisa memiliki penggemar sebanyak itu? Semuanya hanyalah akun yang dibeli oleh Starlight Entertainment. Asalkan Reza bisa membeli Starlight Entertainment, Stella pun tidak bisa berulah lagi.Sonia menendang batu kerikil di hadapannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Terima kasih atas dukungan Tuan Reza. Tapi aku rasa King bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.”“Kalau kalian butuh bantuanku, kamu bisa katakan kepadaku kapan saja!” Reza berpesan, “Warganet zaman seka
Sonia berkata, “Besok kemungkinan Starlight Entertainment akan mengirim surat tuntutan dari pengacara. Setelah kamu menerimanya, langsung unggah ke akun resmi studio saja. Kemudian, kamu beri tahu awak media bahwa GK dan Arkava Studio akan melakukan konferensi pers di lusa hari nanti.”Tiba-tiba Sonia teringat sesuatu, lalu melanjutkan, “Oh, sekalian undang juga Stella dan pihak Starlight Entertainment ke acara itu. Pada saat itu, King akan jelaskan langsung kepada mereka.”Dania merasa kaget. “Kamu ingin menampakkan diri?”Sonia mengangguk. “Nggak ada jalan lain lagi!”Sekarang masalah sudah berkembang hingga tahap seperti ini, Dania dan Juno pun telah menerima pukulan yang sangat besar. Jika King tidak menampakkan diri lagi, hati nuraninya akan terasa sakit!Dania berkata dengan serius, “Sekarang semua orang sedang menunggu kehadiran King. Kalau kamu menampakkan diri, bukannya kamu akan masuk ke dalam jebakan mereka? Orang-orang yang dibayar Stella pasti nggak bakal lepasin kamu! Kam
"Baiklah!" Sonia membawa kotak camilan ke dalam, diikuti oleh pria kulit putih itu. Selama waktu ini, Sonia mendengar suara percakapan pria dan wanita dari arah ruang tamu.Ekspresi Sonia tetap tenang. Setelah meletakkan makanan di atas meja, dia berbalik dan berjalan keluar. Pria itu mengikutinya dari belakang dan menutup pintu.Sonia kembali mendorong troli menuju lantai atas. Setelah mengantarkan 12 porsi camilan, dia tetap tidak menemukan orang yang sedang dia cari.Namun, Sonia tidak terburu-buru. Ini baru hari pertama. Saat dia hendak membawa troli kembali ke lantai satu, tiba-tiba seorang gadis lain yang juga mengenakan seragam pelayan berlari menghampirinya.Gadis itu menarik tangannya dengan penuh semangat, lalu berucap, "Jangan sibuk lagi. Malam ini ada lelang, sebentar lagi bakal dimulai!"Gadis itu menarik Sonia menuju lift. Mereka naik ke lantai 32 yang ternyata adalah sebuah bar. Istana Fers yang terlihat sunyi dan tak berpenghuni di siang hari, berubah menjadi tempat yan
Sonia tidak menghiraukannya dan hanya menunduk untuk melanjutkan makan steik. Kase memandang Sonia dengan ekspresi kesal dan tak berdaya. Dia menambahkan, "Eh, jangan menindasku seperti ini dong! Bicaralah sesuatu yang bisa aku mengerti!"Namun, Sonia tetap serius menyantap makanannya. Dia membiarkan pria itu terus mengoceh tanpa memberikan tanggapan.Setelah selesai makan, Sonia bertanya dengan tak acuh, "Apa orang-orang yang meneliti energi baru ini sangat hebat?""Tentu saja! Mereka adalah talenta kelas dunia!" balas Kase dengan penuh keyakinan.Sonia bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, bukannya negara-negara lain juga ingin mendapatkan mereka?"Kase tertawa sebelum menjawab, "Belum ada satu pun yang berhasil merebut mereka dari Istana Fers. Begitu hasil penelitian mereka sukses besar, Rayden akan kasih uang yang cukup untuk menghidupi mereka seumur hidup, lalu memberikan identitas baru agar mereka bisa menikmati sisa hidup dengan tenang."Sonia memandang ke luar jendela, lalu
Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi
“Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s