Saat Sonia sedang bekerja, dia pun menerima panggilan dari Reza. Dia baru saja selesai rapat, langsung menelepon Sonia untuk bertanya, “Perusahaan kalian sedang diterpa masalah?”Sonia membalas, “Iya.”“Bagaimana hubunganmu dengan King? Apa perlu bantuanku?” tanya Reza dengan suara lembut.Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Gimana cara kamu membantunya?”Reza membalas dengan tersenyum, “Aku bisa beli Starlight Entertainment, lalu mengakhiri hubungan kerja sama dengan Stella. Selesai!”Stella baru saja tenar. Mana mungkin dia bisa memiliki penggemar sebanyak itu? Semuanya hanyalah akun yang dibeli oleh Starlight Entertainment. Asalkan Reza bisa membeli Starlight Entertainment, Stella pun tidak bisa berulah lagi.Sonia menendang batu kerikil di hadapannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Terima kasih atas dukungan Tuan Reza. Tapi aku rasa King bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.”“Kalau kalian butuh bantuanku, kamu bisa katakan kepadaku kapan saja!” Reza berpesan, “Warganet zaman seka
Sonia berkata, “Besok kemungkinan Starlight Entertainment akan mengirim surat tuntutan dari pengacara. Setelah kamu menerimanya, langsung unggah ke akun resmi studio saja. Kemudian, kamu beri tahu awak media bahwa GK dan Arkava Studio akan melakukan konferensi pers di lusa hari nanti.”Tiba-tiba Sonia teringat sesuatu, lalu melanjutkan, “Oh, sekalian undang juga Stella dan pihak Starlight Entertainment ke acara itu. Pada saat itu, King akan jelaskan langsung kepada mereka.”Dania merasa kaget. “Kamu ingin menampakkan diri?”Sonia mengangguk. “Nggak ada jalan lain lagi!”Sekarang masalah sudah berkembang hingga tahap seperti ini, Dania dan Juno pun telah menerima pukulan yang sangat besar. Jika King tidak menampakkan diri lagi, hati nuraninya akan terasa sakit!Dania berkata dengan serius, “Sekarang semua orang sedang menunggu kehadiran King. Kalau kamu menampakkan diri, bukannya kamu akan masuk ke dalam jebakan mereka? Orang-orang yang dibayar Stella pasti nggak bakal lepasin kamu! Kam
Sutradara Teddy sungguh tidak menyangka masalah viral di internet akan melibatkan Sonia, bahkan membuat keonaran sampai ke lokasi syuting. Dia sungguh khawatir dengan keselamatan Sonia. Setelah berpikir beberapa saat, dia memutuskan untuk membiarkan Sonia istirahat beberapa hari di rumah. Nanti setelah masalah ini berlalu, Sonia baru akan dipanggil untuk kembali bekerja.Amelia juga masih merasa syok. Nyaris saja wajahnya dan Sonia hancur!Sonia juga tidak ingin mendatangkan masalah bagi tim produksi. Apalagi, besok Sonia juga tidak bisa datang bekerja. Jadi, dia pun menyetujuinya.Pengawal melaporkan masalah itu kepada Reza. Reza yang tadinya sedang rapat, langsung menyerahkan rapat kepada Chandra. Dia segera mengendarai mobil untuk menjemput Sonia.Reza tahu Sonia tidak terluka. Namun, raut wajahnya masih sangat muram. “Sebenarnya Juno bisa selesaikan masalah ini atau tidak? Kalau tidak bisa, biar aku saja yang selesaikan!”Sonia menenangkannya. “Jangan buru-buru! Besok Arkava Studio
Sonia mengangkat kepala dengan tersenyum tipis. “Hai!”“Teh susu ini dibuat sesuai dengan seleramu.” Kally meletakkan hidangan. Ketika menyadari Sonia sedang sibuk melukis sketsanya, dia pun berkata dengan penuh perhatian, “Aku keluar dulu. Kalau ada apa-apa, kamu bisa panggil aku.”“Oke!” Sonia menyesap teh susu. Rasa dingin itu membuat dirinya terasa segar.Sonia langsung duduk di atas karpet. Dia menyesap teh susu sembari melukis sketsanya.Pada saat ini, Celine berjalan ke dalam ruangan. Dia meletakkan dokumen ke atas meja Reza, lalu memalingkan kepala untuk melihat Sonia. Matanya seketika disipitkan.Celine kepikiran dirinya baru saja disindir oleh Reza. Tatapannya seketika menjadi dingin. Biasanya sikap Reza terhadapnya tergolong bagus. Asalkan masalah berhubungan dengan Sonia, Reza pasti akan bersikap dingin terhadap Celine.Celine berjalan ke sisi Sonia, lalu menunduk untuk melihatnya. “Gimana ceritanya kamu bisa bersama Tuan Reza?”Sonia tidak mengangkat kepalanya sama sekali.
Tatapan Stella berkilauan. “Jadi, aku hadir atau nggak usah?”“Tentu saja mesti hadir!” balas manajer dengan girang, “Ini adalah kesempatan bagus untuk mengalahkan King!”Stella pun ikut bersemangat. “Aku mengerti!”“Kami akan mempersiapkan semuanya demi kamu. Kalau King minta maaf besok, kamu berlagak menerimanya saja. Dengan begitu, kita bisa mempermalukan penggemar King dan juga mendapat kesan bagus dari warganet lainnya.”Stella terus mengangguk. “Oke, aku mengerti!”“Persiapkan dirimu dengan baik. Besok adalah harimu!” pesan manajer dengan tersenyum.Pada saat ini, pengumuman GK sedang viral di media sosial. Penggemar dan akun-akun yang dibeli Stella merasa semua ini adalah hasil dari jerih payah mereka. Itulah sebabnya King baru bersedia untuk meminta maaf secara terbuka. Penggemar King malah merasa kaget dan juga gugup. Mereka sungguh tidak percaya King akan melakukan penjiplakan, bahkan tidak percaya King akan menunduk untuk melakukan permintaan maaf. Selain merasa kaget, mer
Pada jam 09.50 pagi, Stella yang sudah selesai merias wajahnya dengan cantik dan mengenakan gaun merah muda itu menuruni mobil. Manajer dan sopir pun mengawalnya memasuki gedung utama GK.Hari ini GK akan mengadakan konferensi pers di kantor pusat. Di depan pintu sana sudah dikerumuni oleh para awak media. Tak sedikit kamera menyorot ke sisi Stella. Ada juga penggemar yang mengangkat papan sembari berteriak untuk memberi dukungan kepada Stella.Stella melambaikan tangan terhadap penggemarnya. Dia kelihatan sangat menawan!Setelah memasuki gedung, tiba-tiba sekelompok orang berlari ke dalam area istirahat, lalu menjerit dengan gembira, “Stella!”Stella menoleh. Ternyata ada juga anggota Keluarga Dikara, ada Reviana, Hendri, Tobias, dan juga Sutini. Bahkan, Aminah dan Bagas juga sudah tiba.Reviana kelihatan sangat gembira. “Stella, hari ini Kakek, Nenek, Paman, dan yang lain datang untuk mendukungmu. Apa kamu merasa gembira?”Stella menunjukkan senyuman manis di wajahnya. “Terima kasih,
Penanggung jawab GK, Dania, berjalan ke sisi podium. Tokoh utama hari ini juga berangsur-angsur memasuki ruangan. Suasana juga berubah hening.Juno juga sudah tiba. Hari ini dia mengenakan kemeja berwarna hitam dan juga celana formal berwarna hitam. Kacamata berbingkai emas itu membuatnya kelihatan elegan dan sedikit dingin.Stella menarik napas dalam-dalam. Akhirnya, dia bisa membuat Juno menyesali perbuatannya waktu itu! Sejak Stella diusir Juno dari Arkava Studio, dia pun terus menunggu kedatangan hari ini!Akhirnya hari ini pun tiba!Stella ingin Juno menunduk untuk minta maaf terhadapnya, lalu mengakui kesalahannya! Sementara, mengenai Stella akan memaafkannya atau tidak, semuanya tergantung ketulusan hati Juno.Stella ingin membalas semua hinaan yang pernah diterimanya kepada Sonia dan juga Juno!Stella sudah tidak sabaran. Dia mengejapkan mata berkilauannya. Ujung bibirnya spontan melengkung ke atas.Namun, saat Stella sedang tersenyum, dia malah melihat keberadaan Sonia di bela
Seketika ruangan menjadi ricuh. Ada yang merasa kaget dan ada yang merasa bingung.Sonia menggenggam mic, lalu tersenyum. “Selamat pagi semuanya, perkenalkan aku King!”Seluruh ruangan menjadi hening dalam beberapa detik. Kemudian, ruangan baru kembali ricuh.Semua anggota Keluarga Dikara juga menunjukkan ekspresi kaget. Raut wajah Stella juga menjadi pucat. Dia langsung menggenggam tangan Reviana, lalu berkata dengan gugup, “Nggak mungkin! Nggak mungkin!”Reviana juga tidak percaya dengan telinganya sendiri. Kedua matanya terus tertuju pada diri Sonia. Sonia adalah King? Bagaimana mungkin Sonia itu King? Bukannya King sudah terkenal sejak dulu? Sebenarnya apa yang telah terjadi?Cindy malah melihat Sonia dengan raut penuh antusias. Dia menoleh untuk melihat ekspresi anggota keluarganya. Cindy sungguh merasa seru!Hani yang duduk di samping Cindy juga merasa syok. Dia juga tidak memercayainya. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat Cindy. “Cindy, apa semua ini benar? Sonia, dia … dia
"Baiklah!" Sonia membawa kotak camilan ke dalam, diikuti oleh pria kulit putih itu. Selama waktu ini, Sonia mendengar suara percakapan pria dan wanita dari arah ruang tamu.Ekspresi Sonia tetap tenang. Setelah meletakkan makanan di atas meja, dia berbalik dan berjalan keluar. Pria itu mengikutinya dari belakang dan menutup pintu.Sonia kembali mendorong troli menuju lantai atas. Setelah mengantarkan 12 porsi camilan, dia tetap tidak menemukan orang yang sedang dia cari.Namun, Sonia tidak terburu-buru. Ini baru hari pertama. Saat dia hendak membawa troli kembali ke lantai satu, tiba-tiba seorang gadis lain yang juga mengenakan seragam pelayan berlari menghampirinya.Gadis itu menarik tangannya dengan penuh semangat, lalu berucap, "Jangan sibuk lagi. Malam ini ada lelang, sebentar lagi bakal dimulai!"Gadis itu menarik Sonia menuju lift. Mereka naik ke lantai 32 yang ternyata adalah sebuah bar. Istana Fers yang terlihat sunyi dan tak berpenghuni di siang hari, berubah menjadi tempat yan
Sonia tidak menghiraukannya dan hanya menunduk untuk melanjutkan makan steik. Kase memandang Sonia dengan ekspresi kesal dan tak berdaya. Dia menambahkan, "Eh, jangan menindasku seperti ini dong! Bicaralah sesuatu yang bisa aku mengerti!"Namun, Sonia tetap serius menyantap makanannya. Dia membiarkan pria itu terus mengoceh tanpa memberikan tanggapan.Setelah selesai makan, Sonia bertanya dengan tak acuh, "Apa orang-orang yang meneliti energi baru ini sangat hebat?""Tentu saja! Mereka adalah talenta kelas dunia!" balas Kase dengan penuh keyakinan.Sonia bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, bukannya negara-negara lain juga ingin mendapatkan mereka?"Kase tertawa sebelum menjawab, "Belum ada satu pun yang berhasil merebut mereka dari Istana Fers. Begitu hasil penelitian mereka sukses besar, Rayden akan kasih uang yang cukup untuk menghidupi mereka seumur hidup, lalu memberikan identitas baru agar mereka bisa menikmati sisa hidup dengan tenang."Sonia memandang ke luar jendela, lalu
Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi
“Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s