“Tentu saja bukan!” Celine langsung menunjukkan ekspresi menghina. “Mana mungkin Sonia pantas untuk bersama Reza!”“Betul juga apa katamu!” Aminah mengangguk dengan perlahan. “Sonia memang agak cantik, tapi ada banyak wanita cantik di luar sana. Reza juga tidak kekurangan wanita cantik.” Dia tersenyum sinis. “Coba kamu lihat bagaimana sikap kakek nenekmu tadi. Seolah-olah Sonia akan menjadi istrinya Reza saja. Konyol sekali!”“Tenang saja, siapa pun bisa menikah dengan Reza, kecuali Sonia!” Terdengar rasa tidak puas dari nada bicara Celine. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke dalam ruang tamu.Setelah Hendri menelepon Sonia, dia pun dipanggil Tobias ke ruang bacanya.Raut wajah Tobias tampak sangat muram. Sepertinya dia sangat emosi saat ini. “Segera jemput Sonia untuk pulang ke rumah!”Kening Hendri tampak berkerut. “Aku juga ingin, tapi Sonia tidak bersedia untuk pulang.”“Dia tidak bersedia pulang juga karena kamu dan Reviana tidak memperlakukannya dengan baik. Kamu sendiri juga su
“Pemikiran Ayah juga sama seperti aku. Dia menyuruh kita untuk menjemput Sonia ke rumah, lalu memupuk hubungan baik terhadapnya. Selain itu, Ayah suruh kita carikan suami dengan latar belakang yang bagus untuk Stella.”Reviana segera berkata, “Kita sampingkan masalah Sonia dulu. Kita pertimbangkan masalah pernikahan Stella dulu. Sekarang studionya sudah rugi banyak. Daripada merugi terus, lebih baik dia menutup studionya dan menikah saja. Bukankah bagus untuk jadi istri orang kaya?”“Apa kamu punya calonnya?” tanya Hendri.Reviana berpikir sejenak, lalu berkata, “Teman main kartuku punya anak lak-laki yang baru pulang dari kuliah di luar negeri. Anak itu cukup tampan, hanya saja dia agak pendek. Tapi bisnis keluarganya semakin berkembang dalam dua tahun belakangan ini ….”Stella tidak menguping lagi. Dia kembali ke kamarnya dengan raut muram. Dia berbaring di atas ranjang. Rasa benci mengitari hati Stella. Dia menggertakkan giginya dengan kesal.Hendri dan Reviana malah ingin menjualny
“Siapa yang mengucilkanmu?”Stella tidak berbicara.Welly kembali menimpali, “Sebelumnya kamu bilang ingin pergi minta uang sama Pretty, lalu pergi secara diam-diam. Jangan kira semuanya akan berakhir begitu saja. Percaya tidak kalau aku akan pergi ke Kediaman Dikara?”Stella berkata dengan kesal, “Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Kalau kamu mencari anggota Keluarga Dikara dan menyinggung mereka, mereka akan mengusirku dari rumah. Kelak kamu pun nggak bakal mendapatkan sepeser pun dari aku.”Welly terbengong sejenak, lalu berkata dengan tersenyum sinis, “Jangan bohongi aku! Mereka sangat menyayangimu. Mana mungkin mereka akan mengusirmu?”“Mereka memang sayang sama aku, tapi aku bukan anak kandung mereka. Kalau aku membuat mereka nggak senang, mereka juga akan mengusirku dari rumah.” Stella tersenyum sinis. “Contohnya, bukannya Sonia juga dianiaya orang tuamu?”Kali ini Welly pun tersenyum. “Ujung-ujungnya karena kamu tidak punya hubungan darah sama mereka. Kita berdua barulah saudar
Mereka bermain sekitar satu jam lagi. Sonia berlari kemari, lalu meneguk air dengan napas terengah-engah. Berhubung pertandingan terlalu sengit, rambut yang dikuncir Sonia sudah longgar. Dia pun melepaskan ikat rambutnya, membiarkan rambutnya digerai panjang.Reza menyuruh Sonia untuk duduk. Dia ingin membantu Sonia untuk menguncir rambutnya.Sonia menengadah kepalanya menatap si lelaki. “Kamu bisa ikat rambut?”Usai berbicara, Sonia baru teringat Reza bukan hanya bisa menguncir rambut, dia juga bisa menyanggul rambutnya.Reza memperhatikan ikat rambut yang digunakan Sonia adalah ikat rambut berwarna hitam dengan ukiran emas logo GK.Gerakan Reza sangat lembut. Dia berhasil mengikat rambut Sonia hanya dengan satu kali. Terdengar suara tawa lembut Reza. “Aku bisa bantu kamu ikat rambut tiap hari.”Hati Sonia seketika terasa panas. Dia mengangkat kepalanya meneguk minumannya.Reza berkata dengan tersenyum, “Sudah main seharian. Sudah saatnya pulang.”“Tandy begitu melindungiku. Aku masih
Kelly tersenyum tanda terima kasih. “Terima kasih, Pak Reza.”“Jangan terlalu sungkan. Kamu bisa panggil aku Kak Reza,” balas Reza dengan tersenyum lembut.“Oke!” balas Kelly dengan gembira. Kemudian, dia bergegas kembali ke dapur.Setelah membalikkan tubuhnya, senyuman di wajah Kelly pun menjadi datar. Saat kedatangan Jason waktu itu, mereka berdua pun jadi bertengkar. Hubungan mereka berdua sangat canggung sekarang. Ditambah lagi sekarang Jason masih merasa marah. Jadi, alangkah baiknya jika tidak memanggil Jason ke rumah.Reza duduk di ruang tamu, lalu mengirim pesan kepada Jason.[ Apa kamu menyinggung Kelly lagi? ]Jason segera membalas. [ Apa yang dia katakan kepadamu? ][ Jangan gugup! Dia tidak bilang apa-apa. ]Beberapa saat kemudian, Jason mengirim pesan lagi. [ Kamu lagi di mana? ]Reza membalas. [ Lagi bareng Sonia. ]Reza tidak langsung memberi tahu dirinya sedang di mana. Hanya saja, setelah mengetahui Reza sedang bersama Sonia, kemungkinan besar mereka sedang berada d
Kelly refleks bertanya, “Apa Keluarga Wijaya mencarimu lagi?”“Tidak!” Derrick berkata dengan tersenyum, “Jangan segugup ini. Selain masalah orang lain, memangnya kita berdua tidak boleh bertemu?”Kelly tidak berani melihat Jason. Dia berkata dengan nada dingin, “Maaf, malam ini aku ada urusan.”“Tidak apa-apa. Kita bisa janjian lain hari.” Derrick berkata dengan pengertian, “Aku tidak ganggu kamu lagi. Kamu kerja dulu sana!”“Oke, sampai jumpa!”Kelly mengakhiri panggilan. Seperti biasanya, dia berdiri di tempat, menunggu omelan dari Jason.Jason menunduk untuk membaca dokumen tanpa ekspresi apa-apa. Setelah dia menyimpan ponselnya, Jason baru berkata dengan nada tegas, “Hari ini Eras Group traktiran. Kamu pergi bersamaku.”“Baik!” Kelly mengangguk. Dia sungguh mirip dengan asisten yang penurut dan juga berkualifikasi.Jason melirik Kelly dengan datar. “Keluar sana!”“Baik!” Kelly meninggalkan ruangan.Setelah kembali ke meja kerjanya, Kelly baru menghubungi Bibi Linda, memberitahunya
Hari ini adalah acara perayaan keberhasilan kerja sama Gunawan Group dengan Eras Group. Direksi dan wakil direksi Eras Group berdatangan, lalu bersulang dengan Jason.Jason juga tidak menolak. Dalam seketika, 4-5 gelas alkohol sudah habis diteguknya.Selagi Jason dan sekretaris Kimin mengobrol, Kimin menuangkan alkohol ke gelas Kelly. “Dengar dari Pak Andri, proposal kerja sama kali ini hasil jerih payah Bu Kelly, ya? Kami bisa bekerja sama dengan Gunawan Group juga berkat jerih payah Bu Kelly. Mari kita bersulang.”Kelly mengangkat gelasnya, lalu menyesapnya. Seketika hawa panas memasuki tenggorokan hingga ke dalam perutnya.“Apa Bu Kelly baru bergabung dengan Gunawan Group? Padahal kamu masih muda, kamu malah sangat berkompeten. Pandangan Pak Jason memang bagus sekali!” Kimin tak berhenti memuji. Tatapan Jason tertuju pada diri Kelly. Menyadari alkohol di dalam gelas Kelly hampir habis, Jason juga tidak mencegahnya.Setelah minum bergelas-gelas, akhirnya Kimin sedikit mabuk. Dia men
Setibanya di Nine Street Mansion, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian, 4-5 pendamping wanita juga memasuki ruangan.Pencahayaan di dalam ruangan sangat redup. Lingkungan di sekitar sangatlah mewah. Setelah mabuk, para lelaki pun langsung mengekspos wajah asli mereka.Andri memeluk seorang pendamping wanita yang sudah akrab dengannya. Dia disuapi alkohol, lalu bersenda gurau. Sikap sopan dan lembut yang dijumpai tadi sudah menghilang semuanya.Ini pertama kalinya Kelly mengikuti pertemuan seperti ini. Dulu, Jason, Bondan, dan yang lain juga sering berkumpul. Hanya saja, mereka hanya main kartu, minum, dan mengobrol bersama. Meski ada pendamping wanita, mereka semua juga tahu batasan.Namun Kelly tahu inilah sikap asli lelaki bisnis. Meskipun Kelly tidak menyukainya, dia juga mesti terbiasa.Duduk seorang pendamping wanita di samping Jason. Hanya saja, berhubung aura Jason sangatlah berkelas, si pendamping wanita juga tidak berani bersikap terlalu keterlaluan.Saat ini, Shella berjal
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera