“Suap,” perintah Jason.Jantung Kelly berdegup kencang. Dia langsung meneguk alkohol di dalam gelas. Hanya saja, Kelly tidak sanggup untuk menyuap Jason.Jason melihat Kelly menggembungkan wajahnya. Tatapannya seketika menjadi lembut. Belum sempat disuapi Kelly, Jason langsung menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Kelly.Kedua mata Jason dipejamkan. Dia sedang mengisap alkohol di dalam mulut Kelly.Otak Kelly bagai kesetrum listrik saja. Pikirannya menjadi hampa. Anggur berwarna merah membasahi bibir kedua orang. Jason merangkul pinggang Kelly berusaha untuk mendekatinya, membuat posisi ciuman kedua orang lebih nyaman lagi.Detak jantung Kelly berdegup tak karuan. Jantungnya hampir copot saja. Selesai mengisap anggur di dalam mulut Kelly, Jason pun memberinya ciuman yang mendalam.Ada orang yang bersenda gurau dan menyanyi di sekitar. Hanya saja, semua itu bagai tidak ada hubungannya dengan Kelly. Dia hampir kehabisan napasnya.Kening Jason mulai berkerut. Dia memberi napas kepada
Sekujur tubuh Kelly seketika menjadi tegang. Dia tidak tahu bagaimana mendorong Jason.Malam ini dilalui dengan sangat kacau. Kelly telah kehilangan kemampuan untuk berpikir. Sepertinya Jason jauh lebih memabukkan daripada anggur dengan kadar alkohol tinggi yang diminumnya tadi.“Biarkan aku sandar sebentar. Apa kamu tidak tahu betapa baiknya aku terhadapmu hari ini?” Jason memejamkan matanya. Suaranya terdengar sangat lembut. Dia bahkan melepaskan Kelly padahal dia memiliki kesempatan sebagus itu!Hanya Kelly saja yang bisa membuat Jason menahan dirinya.Hati Kelly terasa gemetar. Dia mengira Jason sedang membahas masalah ingin melindunginya agar tidak ditindas Kimin. Dia pun merasa berterima kasih dan tidak bergerak.Kelly membuka jendela mobilnya. Angin sejuk di malam hari mengembus ke dalam mobil. Mobil melaju dengan cepat. Kelly terbangun dari mabuknya. Tetiba dia merasa ada yang salah?Semua orang Eras Group sangat menghormati Jason. Kelly sendiri juga bisa merasakannya.Bahkan K
“Aku suka sama kamu. Aku sangat amat menyukaimu!” Derrick mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Kelly. “Aku selalu merindukanmu. Aku tahu mungkin kamu merasa tidak masuk akal dengan perasaanku. Tapi aku mencintaimu tanpa alasan!”Kelly mengangkat kepalanya, lalu menatap Derrick dengan gugup.Di sisi lain, Jason sedang melihat interaksi kedua orang dari dalam mobil dengan wajah muram. Dia juga tidak tahu kenapa dirinya menyuruh Simon untuk memutar arah. Ternyata, ada pertunjukan seru yang sedang menunggunya.Bola mata hitam pekat Jason tak berhenti tertuju pada diri Kelly.Kelly melepaskan tangannya dari genggaman Derrick. Raut wajahnya seketika menjadi datar. “Pak Derrick, kalau kamu begini lagi, kita nggak bisa ketemu lagi nanti. Terima kasih sudah menyukaiku, tapi maaf sekali, aku nggak suka sama kamu. Kamu pulang saja!”Usai berbicara, Kelly memasuki gedung.Derrick mengikuti langkahnya, lalu kembali meraih pergelangan tangan Kelly. “Kelly, aku tidak percaya kamu tidak punya p
Postur tubuh Jason sangat tinggi, auranya juga sangat dingin. Saat dia berdiri di tempat, semua orang di sekitar pun merasa merinding ketakutan.Jason langsung berjalan ke hadapan Kelly, lalu mendorong Derrick. “Segera bawa ibumu tinggalkan tempat ini. Kalau kamu berani mengganggu Kelly lagi, aku akan usir kamu dari Jembara!”Derrick menatap Jason dengan kaget.Tentu saja Deli tidak bisa menerima perlakuan ini. Biasanya dia sangat bangga dengan pencapaian anaknya, dia tidak akan mengizinkan ada orang lain yang mengomelinya. Dia mengerutkan kening melihat ke sisi Jason. “Siapa kamu?”Jason menggenggam tangan dingin Kelly. “Lelakinya!”Kelly spontan mengangkat kepala melihat ke sisi Jason. Dapat terlihat betapa gusarnya Jason saat ini.Derrick pun terbengong, begitu pula dengan Deli dan yang lain. Deli mengedipkan matanya, lalu bertanya, “Kamu itu lelakinya? Kenapa dia malah menggoda putraku?”Tatapan Jason sangat dingin. “Coba kamu tanya putramu. Siapa yang menggoda siapa? Bawa anakmu t
Linda sudah membantu Yana untuk mandi dan mengganti baju tidur. Jason menggendongnya ke kamar, lalu membuka lampu di atas nakas. Dia mengambil buku cerita dari atas nakas, lalu bercerita kepada Yana.Yana sangatlah patuh, tetapi dia merasa tidak tenang. Dia terus menarik lengan pakaian Jason. “Paman, jangan marah sama Ibu lagi, ya.”Jason membelai rambut halus Yana berusaha untuk menenangkannya. “Iya, Paman tidak marah lagi. Ayo Yana tidur.”Sekitar setengah jam, Yana baru tertidur pulas.Jason menyelimutinya, lalu memadamkan lampu di atas nakas. Setelah itu, dia baru berdiri, berjalan keluar kamar.Langkah kaki Jason bergerak ke sisi dapur. Dia mengambil sebotol air mineral dingin, lalu meneguknya. Tetiba dia berkata dengan dingin, “Sepertinya aku pernah suruh kamu jauhi si Derrick? Gara-gara kebodohanmu, Yana juga dimarahi oleh mereka. Sepertinya tidak seharusnya aku mengurusmu. Biar kita lihat apa si Derrick bisa melindungimu atau tidak.Nada bicara Jason sangatlah ketus. Dia memali
Mereka berdua tidak berbicara lagi. Semuanya sedang larut dalam pemikiran mereka sendiri.Detik demi detik berlalu. Kelly sudah menenangkan dirinya. Dia mulai merasa gugup ketika dipeluk oleh Jason.Kelly kembali mendorong lengan Jason, lalu berkata dengan suara rendah, “Sudah malam. Sudah saatnya kamu pulang!”“Kamu usir aku lagi?” Jason menunduk untuk menatapnya. “Setelah kamu usir aku malam itu, aku emosi dan tidak bisa tidur semalaman!”“Bukan ….” Ketika Kelly hendak melanjutkan, tetiba dia kepikiran dengan kecanggungan malam itu. Dia pun terdiam.“Sopir langsung pulang setelah mengantar Bi Linda. Aku tidak punya mobil. Kamu malah suruh aku pulang?” ucap Jason dengan tidak puas.Kelly terdiam sejenak, lalu menunduk. “Kalau begitu, kamu tidur di kamar tamu.”“Aku tidur di kamarmu untuk temani Yana. Kamu tidur di kamar tamu.” Jason tidak puas dengan pembagian Kelly.Kelly mengangkat kepala langsung memelototinya.“Tidak nangis lagi?” Tatapan Jason sangat tajam. Namun, dapat terlihat
“Kenapa nggak boleh?” Jason mencubit dagu Kelly. “Kamu lagi jaga diri kamu buat siapa? Ayahnya Yana? Apa kamu sangat mencintainya?”Kelly hanya menggigit bibirnya, tidak menjawab pertanyaan Jason.“Jawab!” Jason semakin mendekat.Kelly memberanikan diri untuk berkata, “Iya, aku sangat mencintainya!”Raut wajah Jason seketika berubah serius. Dia mengepal erat tangannya. “Kalian sudah kenal berapa lama?”“Suka seseorang itu nggak ada hubungannya dengan waktu. Ada orang yang mungkin akan suka setelah berhubungan lama, tapi ada yang mungkin suka pada pandangan pertama.”“Tutup mulutmu! Siapa yang ingin mendengar kisah cintamu!” Jason merasa geram. “Kamu berutang sama aku, lalu melarikan diri ke luar negeri. Kamu bahkan berani suka orang lain?”Kelly terpaksa berkata, “Cinta itu nggak bisa dikontrol!”Raut wajah Jason semakin muram lagi. Urat hijau di keningnya semakin menonjol. Dia pun berkata dengan tersenyum dingin, “Tidak ada gunanya kamu mencintainya. Pada akhirnya, dia mencampakkan ka
Kelly tidak berbicara lagi. Dia sedang konsentrasi dalam mengeringkan rambut.Kelly sedang berdiri, sedangkan Jason sedang duduk. Jika Jason memalingkan sedikit kepalanya, dia bisa menyentuh tubuh si wanita. Jason pun berusaha menenangkan dirinya supaya Kelly tidak mengatakan hal-hal yang memancing emosinya lagi.Tak lama kemudian, rambut Jason sudah kering. Kelly mematikan pengering rambut, lalu bertanya dengan tidak yakin, “Apa benar kamu mau tidur di kamarku? Sewaktu Yana tidur, dia bisa tendang kamu. Nanti kamu malah nggak bisa tidur.”“Aku juga nggak bisa tidur di kamar tamu,” balas si lelaki dengan ketus.Jadi, kenapa Jason bersikeras ingin menginap di sini?Namun, Kelly juga tidak berani bertanya. Dia hanya mengangguk. “Tidur sana. Aku mau mandi dulu!”Jason berjalan ke kamar utama dengan raut datar. Sebelum masuk, dia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Jangan lupa kemari untuk bilang selamat malam.”Kelly pun terdiam.Apa Jason mengira Kelly itu pelayan?Selesai mandi, Kelly
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m