Linda sudah membantu Yana untuk mandi dan mengganti baju tidur. Jason menggendongnya ke kamar, lalu membuka lampu di atas nakas. Dia mengambil buku cerita dari atas nakas, lalu bercerita kepada Yana.Yana sangatlah patuh, tetapi dia merasa tidak tenang. Dia terus menarik lengan pakaian Jason. “Paman, jangan marah sama Ibu lagi, ya.”Jason membelai rambut halus Yana berusaha untuk menenangkannya. “Iya, Paman tidak marah lagi. Ayo Yana tidur.”Sekitar setengah jam, Yana baru tertidur pulas.Jason menyelimutinya, lalu memadamkan lampu di atas nakas. Setelah itu, dia baru berdiri, berjalan keluar kamar.Langkah kaki Jason bergerak ke sisi dapur. Dia mengambil sebotol air mineral dingin, lalu meneguknya. Tetiba dia berkata dengan dingin, “Sepertinya aku pernah suruh kamu jauhi si Derrick? Gara-gara kebodohanmu, Yana juga dimarahi oleh mereka. Sepertinya tidak seharusnya aku mengurusmu. Biar kita lihat apa si Derrick bisa melindungimu atau tidak.Nada bicara Jason sangatlah ketus. Dia memali
Mereka berdua tidak berbicara lagi. Semuanya sedang larut dalam pemikiran mereka sendiri.Detik demi detik berlalu. Kelly sudah menenangkan dirinya. Dia mulai merasa gugup ketika dipeluk oleh Jason.Kelly kembali mendorong lengan Jason, lalu berkata dengan suara rendah, “Sudah malam. Sudah saatnya kamu pulang!”“Kamu usir aku lagi?” Jason menunduk untuk menatapnya. “Setelah kamu usir aku malam itu, aku emosi dan tidak bisa tidur semalaman!”“Bukan ….” Ketika Kelly hendak melanjutkan, tetiba dia kepikiran dengan kecanggungan malam itu. Dia pun terdiam.“Sopir langsung pulang setelah mengantar Bi Linda. Aku tidak punya mobil. Kamu malah suruh aku pulang?” ucap Jason dengan tidak puas.Kelly terdiam sejenak, lalu menunduk. “Kalau begitu, kamu tidur di kamar tamu.”“Aku tidur di kamarmu untuk temani Yana. Kamu tidur di kamar tamu.” Jason tidak puas dengan pembagian Kelly.Kelly mengangkat kepala langsung memelototinya.“Tidak nangis lagi?” Tatapan Jason sangat tajam. Namun, dapat terlihat
“Kenapa nggak boleh?” Jason mencubit dagu Kelly. “Kamu lagi jaga diri kamu buat siapa? Ayahnya Yana? Apa kamu sangat mencintainya?”Kelly hanya menggigit bibirnya, tidak menjawab pertanyaan Jason.“Jawab!” Jason semakin mendekat.Kelly memberanikan diri untuk berkata, “Iya, aku sangat mencintainya!”Raut wajah Jason seketika berubah serius. Dia mengepal erat tangannya. “Kalian sudah kenal berapa lama?”“Suka seseorang itu nggak ada hubungannya dengan waktu. Ada orang yang mungkin akan suka setelah berhubungan lama, tapi ada yang mungkin suka pada pandangan pertama.”“Tutup mulutmu! Siapa yang ingin mendengar kisah cintamu!” Jason merasa geram. “Kamu berutang sama aku, lalu melarikan diri ke luar negeri. Kamu bahkan berani suka orang lain?”Kelly terpaksa berkata, “Cinta itu nggak bisa dikontrol!”Raut wajah Jason semakin muram lagi. Urat hijau di keningnya semakin menonjol. Dia pun berkata dengan tersenyum dingin, “Tidak ada gunanya kamu mencintainya. Pada akhirnya, dia mencampakkan ka
Kelly tidak berbicara lagi. Dia sedang konsentrasi dalam mengeringkan rambut.Kelly sedang berdiri, sedangkan Jason sedang duduk. Jika Jason memalingkan sedikit kepalanya, dia bisa menyentuh tubuh si wanita. Jason pun berusaha menenangkan dirinya supaya Kelly tidak mengatakan hal-hal yang memancing emosinya lagi.Tak lama kemudian, rambut Jason sudah kering. Kelly mematikan pengering rambut, lalu bertanya dengan tidak yakin, “Apa benar kamu mau tidur di kamarku? Sewaktu Yana tidur, dia bisa tendang kamu. Nanti kamu malah nggak bisa tidur.”“Aku juga nggak bisa tidur di kamar tamu,” balas si lelaki dengan ketus.Jadi, kenapa Jason bersikeras ingin menginap di sini?Namun, Kelly juga tidak berani bertanya. Dia hanya mengangguk. “Tidur sana. Aku mau mandi dulu!”Jason berjalan ke kamar utama dengan raut datar. Sebelum masuk, dia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Jangan lupa kemari untuk bilang selamat malam.”Kelly pun terdiam.Apa Jason mengira Kelly itu pelayan?Selesai mandi, Kelly
Kelly tidak boleh mengutarakan perasaannya. Dia hanya bisa menyembunyikan perasaannya di hatinya, kemudian mengenangnya di malam hari. Dengan begitu, tidak akan ada yang menyadarinya.…Keesokan paginya, saat Yana melebarkan matanya, dia ingin mencari Kelly, tetapi dia malah melihat Jason.Meskipun tidak menemukan Kelly, Yana juga tidak menangis. Dia merangkak ke hadapan Jason, lalu memanggil dengan suara gemasnya, “Paman!”Jason melebarkan matanya. Dia pun tersenyum ketika melihat si kecil di hadapannya. “Sudah bangun?”Yana duduk, lalu tersenyum padanya.Hati Jason terasa luluh. Dia mengangkat tangannya, lalu memasukkan Yana ke dalam pelukannya. “Kenapa segembira ini?”“Di mana Ibu?” tanya Yana.Jelas-jelas Jason tahu Yana adalah anak Kelly dengan lelaki lain, seharusnya Jason akan membencinya. Namun entah kenapa, Jason tidak bisa membenci Yana, melainkan sangat menyukainya.“Aku ingin cari Ibu!” Yana tersenyum, lalu merangkak melewati tubuh Jason, hendak pergi mencari Kelly.“Yana,
Reza langsung menebaknya. “Jason?”Sonia merasa sangat tidak masuk akal. “Jason pakai jubah mandi Kelly!”Reza pun tertawa. “Maksudmu, mereka tidur bersama?”Sonia menggeleng. Dia merasa semuanya terlalu cepat, tidak seperti karakter Kelly.“Tidak ada wanita yang bisa menolak Jason. Semuanya juga wajar.” Reza berjalan kemari, lalu merangkul pinggang Sonia. “Semuanya juga sudah dewasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Jason itu serigala, sedangkan Kelly itu kelinci. Kekuatan mereka nggak setara. Kalau Jason berani mempermainkan Kelly lagi, aku pasti nggak akan ampuni dia!”Sonia merasa dirinya sangat bertentangan. Di satu sisi, dia kasihan Kelly membesarkan anaknya dengan Jason sendiri. Dia berharap hubungan Kelly dan Jason bisa kembali seperti dulu lagi. Namun di sisi lain, Sonia khawatir Jason tidak memperlakukan Kelly dengan tulus, sama seperti dia memperlakukan mantan-mantan kekasihnya, yang mana tidak lebih dari 3 bulan.“Aku jamin kali ini Jas
Padahal Jason baru menjaganya satu malam saja. Sementara, Kelly seorang diri membesarkan Yana dari kecil. Dia pasti sangat menderita.Saat mendengar pertanyaan mendadak Jason, dia pun tertegun di tempat. Kemudian, dia membalas dengan perlahan, “Sudah terbiasa, aku nggak merasa capek, kok.”“Siang hari mesti kerja, malam hari mesti jaga Yana. Lama-kelamaan kamu pasti akan kecapekan. Kamu bisa cari suster untuk jaga Yana. Nanti aku akan bayar upahnya,” ucap Jason dengan perlahan.“Nggak usah!” Kelly segera menggeleng. “Siang hari aku kerja, nggak bisa ketemu Yana. Jadi, aku mesti temani Yana di malam hari. Sebenarnya kondisi sekarang ini sudah cukup bagus!”Tatapan Jason ketika menatap Kelly semakin tajam lagi. Dia bertanya, “Kapan kamu dan ayahnya Yana pisah? Apa dia tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah?”Kelly menggigit sandwich, lalu menunduk. “Apa bisa jangan ungkit masalah dia?”Hati Jason terasa penat. Kelly tidak ingin mengungkit lelaki itu. Sepertinya dia masi
Simon mengendarai mobil. Mereka berdua pergi ke perusahaan bersama. Setelah tiba di lantai 39, baru saja Kelly duduk di bangku kerjanya, tetiba dia menerima pesan masuk dari Derrick.[ Kelly, maafkan aku. Aku tahu apa pun yang aku katakan tidak bisa menebus rasa bersalahku. Aku tidak bisa tidur semalaman, tapi aku juga tidak berani mengganggumu lagi. Ibuku mengetahui kabar aku menyukai seorang wanita dari rumah sakit. Setelah mencari tahu latar belakang keluargamu, dia pun mengikuti langkahku untuk menemukanmu. Aku tahu aku tidak punya muka untuk menemuimu lagi. Aku hanya berharap anggota keluargaku tidak membawakan luka yang terlalu besar untukmu. Maaf! ]Kesan Derrick di hati Kelly adalah seorang dokter pintar dan sopan. Jadi, meskipun semalam mereka sangat canggung, Kelly tetap akan menghormatinya. Setelah berpikir beberapa saat, dia baru membalas.[ Nggak apa-apa. Demi membuat ibumu tenang, kelak kita nggak usah bertemu lagi. Aku harap kamu bisa memakluminya. ]Kelly tidak menyalah
Reza menatap bangku kosong dengan raut pucat. Dia berjalan menuju meja, melihat sebuah tablet di atasnya. Lampu di tablet itu berkedap-kedip, samar-samar memancarkan bayangan ke dinding. Ribuan gambar melintas dengan kecepatan tinggi.Jadi, gambar-gambar dalam video bersamanya sudah direkam sebelumnya. Percakapan berganti dengan sangat cepat sesuai konteks, begitu cepat hingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata!Di layar ponsel, Sonia tersenyum tipis. “Reza, kenapa kamu diam saja?”Reza menunduk melihat Sonia di dalam layar ponsel. Kedua matanya seketika memerah. “Sonia, kenapa kamu membohongiku dengan cara seperti ini?”Sonia yang berada di dalam layar menatap Reza dengan terbengong.Reza mengakhiri video, lalu bergegas berjalan keluar.“Tuan Reza, ada yang terjadi?” tanya Indra dengan panik.Aura Reza sangat dingin. Dia melangkah dengan cepat. Saat dia hendak keluar, Jemmy bergegas ke dalam kamar. “Reza!”Langkah kaki Reza berhenti. Raut wajahnya kelihatan sangat muram. Dia menundu
Reza mengangkat ponselnya untuk menghubungi Robi. Suaranya terdengar buru-buru. “Apa Yandi sedang di Kota Jembara?”Robi segera membalas, “Iya, dia masih di sana.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Namun, hati Reza tetap terasa tidak tenang. Rasa tidak tenang itu tidak berhenti menjalar di hatinya. Tidak!Reza harus segera menemui Sonia! Dia baru akan merasa tenang setelah bertemu langsung dengan Sonia!Salju di Kota Jembara semakin lebat saja. Pesawat pribadi tidak bisa beroperasi. Reza terpaksa mengendarai mobil ke Kota Atria.…Sore harinya, Johan telah kembali dari pelabuhan. Dia bergegas ke rumah Frida. Begitu memasuki rumah, dia langsung bertanya, “Apa ada kabar dari Bos?”Frida menggeleng. “Nggak ada, dua hari ini Bos nggak kasih perintah apa pun. Dia sudah dua hari melakukan panggilan video rekayasa dengan Kak Reza.”Kening Johan berkerut. “Sudah dua hari?”“Iya!” Frida menatap ponselnya.“Apa Bos dalam bahaya?” Raut wajah Johan menjadi pucat.Frida berkata, “Kalau Bos dalam bahaya,
Raut wajah Celine menjadi pucat. Ucapan Reza bagai menamparnya di depan umum, membuatnya merasa sangat canggung.Reza bersandar di tempat duduknya dengan malas. Auranya terasa sangat dingin. “Bekerjalah dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dalam hal yang tidak berguna. Ada banyak orang yang ingin menjadi asisten pribadiku. Kalau kamu hanya memikirkan cara untuk menjilatku saja, cepat atau lambat kamu pasti akan dieliminasi. Apa kamu mengerti?”Celine mengepal erat tangannya. Saking malunya, betapa inginnya dia menghilang dari muka bumi ini. Dia tidak berani menatap Reza lagi, langsung menunduk dan mengiakan. “Aku mengerti!”“Keluar!” Nada bicara Reza sangat datar. Dia tidak memberi Celine sedikit pun kesempatan untuk bersuara lagi.Celine segera membalikkan tubuhnya, berjalan keluar ruangan.Setelah keluar ruangan, raut wajah Celine masih kelihatan sangat canggung. Tiba-tiba terlintas kata “mengundurkan diri” dari benaknya. Dia tidak ingin muncul di hadapan Reza lagi.Bukannya Sonia
Setelah tiba di Imperial Garden, Reza melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya. Dia duduk di sofa sembari memandang rumah yang kosong ini. Hatinya seketika terasa sakit dan tidak tenang ketika kepikiran Sonia.Beberapa saat kemudian, Reza baru berhasil menenangkan dirinya. Dia memalingkan kepalanya memandang ke kamar sebelah. Dia sungguh berharap setelah pintu itu dibuka, ada Sonia di dalam sana.Jelas-jelas Reza tahu semua itu tidak memungkinkan. Namun, dia masih saja berjalan ke kamar sebelah. Begitu pintu dibuka, Reza menyalakan lampu. Gambaran familier terbayang di depan mata.Dulu, Sonia akan tinggal di sini. Biasanya Sonia suka duduk di depan balkon sembari membaca buku di malam hari. Kemudian, Reza akan mengesampingkan buku Sonia, lalu memberinya ciuman mendalam.Reza berjalan ke sisi balkon, lalu duduk di sofa. Dia melihat selembar memo yang ditempelkan di atas sana.Saat Sonia pergi, sudah berkali-kali Reza memasuki kamar ini. Hanya saja, dia tidak pernah menyadari keberad
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang