Padahal Jason baru menjaganya satu malam saja. Sementara, Kelly seorang diri membesarkan Yana dari kecil. Dia pasti sangat menderita.Saat mendengar pertanyaan mendadak Jason, dia pun tertegun di tempat. Kemudian, dia membalas dengan perlahan, “Sudah terbiasa, aku nggak merasa capek, kok.”“Siang hari mesti kerja, malam hari mesti jaga Yana. Lama-kelamaan kamu pasti akan kecapekan. Kamu bisa cari suster untuk jaga Yana. Nanti aku akan bayar upahnya,” ucap Jason dengan perlahan.“Nggak usah!” Kelly segera menggeleng. “Siang hari aku kerja, nggak bisa ketemu Yana. Jadi, aku mesti temani Yana di malam hari. Sebenarnya kondisi sekarang ini sudah cukup bagus!”Tatapan Jason ketika menatap Kelly semakin tajam lagi. Dia bertanya, “Kapan kamu dan ayahnya Yana pisah? Apa dia tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah?”Kelly menggigit sandwich, lalu menunduk. “Apa bisa jangan ungkit masalah dia?”Hati Jason terasa penat. Kelly tidak ingin mengungkit lelaki itu. Sepertinya dia masi
Simon mengendarai mobil. Mereka berdua pergi ke perusahaan bersama. Setelah tiba di lantai 39, baru saja Kelly duduk di bangku kerjanya, tetiba dia menerima pesan masuk dari Derrick.[ Kelly, maafkan aku. Aku tahu apa pun yang aku katakan tidak bisa menebus rasa bersalahku. Aku tidak bisa tidur semalaman, tapi aku juga tidak berani mengganggumu lagi. Ibuku mengetahui kabar aku menyukai seorang wanita dari rumah sakit. Setelah mencari tahu latar belakang keluargamu, dia pun mengikuti langkahku untuk menemukanmu. Aku tahu aku tidak punya muka untuk menemuimu lagi. Aku hanya berharap anggota keluargaku tidak membawakan luka yang terlalu besar untukmu. Maaf! ]Kesan Derrick di hati Kelly adalah seorang dokter pintar dan sopan. Jadi, meskipun semalam mereka sangat canggung, Kelly tetap akan menghormatinya. Setelah berpikir beberapa saat, dia baru membalas.[ Nggak apa-apa. Demi membuat ibumu tenang, kelak kita nggak usah bertemu lagi. Aku harap kamu bisa memakluminya. ]Kelly tidak menyalah
Kelly segera menarik tangan Deli. “Kamu nggak usah bersikap seperti ini!”“Bu Kelly, aku benar-benar sudah tidak ada jalan lagi, makanya aku bisa datang mencarimu. Aku mohon sama kamu, demi Derrick, tolong bantu kami!”Kelly terdiam sejenak, lalu membalas dengan datar, “Aku akan bahas masalah ini dengan Pak Jason. Aku juga berharap lain kali kamu bisa melakukan apa pun dengan kepala dingin. Meskipun Pak Derrick benar-benar memiliki kekasih, kamu juga nggak boleh menggunakan cara seperti itu untuk melukainya.”“Aku tahu. Aku tahu kesalahanku!” Deli tak berhenti mengangguk. Dia merasa bersalah. “Selama dua hari ini, ayahnya Derrick juga sudah mengomeliku. Dia suruh aku minta maaf secara langsung, makanya aku datang ke sini.”“Aku akan bicarakan dengan Pak Jason,” balas Kelly.“Terima kasih, terima kasih, ya!” Deli sungguh berterima kasih.Kelly berkata, “Kamu pulang saja!”“Kamu harus terima barang-barang ini!” Deli memasukkan buah tangan ke diri Kelly.Kelly tetap tidak ingin menerimany
Kelly menunduk, lalu berkata dengan suara rendah, “Aku nggak akan maafkan perbuatannya. Tapi aku paham kenapa dia berbuat seperti itu. Dia nggak ingin Derrick menikahi wanita yang memiliki banyak beban. Semuanya sangat masuk akal. Hanya saja, dia sudah salah paham. Jadi, kita biarkan masalah ini berlalu saja.”Jason mendengus dingin. “Memangnya anaknya itu siapa! Aku ingin dia tahu putranya yang tidak pantas sama kamu. Kamu bukanlah orang yang bisa ditindas semena-mena!”“Oh ya, kamu jangan merendahkan dirimu sendiri, aku akan merasa tidak senang. Kalau aku merasa tidak senang, aku akan membuat keluarganya Derrick membayar akibat dari perbuatan mereka!”Hati Kelly tak berhenti berdegup. Belum sempat Kelly merespons maksud dari ucapannya, terdengar lagi suara Jason. “Bukan karena kamu itu asistenku, bahkan karyawan perusahaanku juga tidak boleh ditindas oleh orang lain!”Kali ini Kelly baru merasa tenang.Jason melanjutkan, “Kamu tidak usah ikut campur dalam masalah ini. Serahkan saja s
Amelia berkata dengan galau, “Tapi kekasihku nggak suka. Kalau aku minum pil KB, malah akan ada efek samping.”Sonia kepikiran dengan obat yang biasanya diberikan Reza kepadanya. Dia pun berkata, “Aku ada satu jenis obat. Katanya nggak ada efek sampingnya. Kamu bisa mencobanya.”“Benarkah? Merek apa?” tanya Amelia.“Aku juga nggak tahu. Nanti pulang aku foto kasih kamu, ya.”“Oke.” Amelia mengangguk. “Alangkah bagusnya kalau nggak ada efek sampingnya.”Ada kru yang berjalan kemari. Perbincangan kedua orang juga sudah berakhir. Mereka melanjutkan pekerjaan mereka.Malam hari setelah pulang ke rumah, Sonia mencari obat yang diberikan Reza. Dia memotretnya, lalu mengirimkannya kepada Amelia.Amelia segera membalas. [ Aku nggak pernah melihat obat ini. Terima kasih, Sonia. ][ Jangan sungkan! ]Hanya masalah sepele saja, Sonia juga tidak memasukkan ke hati. Malam harinya, Reza membawa Sonia makan di Restoran Moona. Sonia juga tidak mengungkitnya. Dua hari kemudian, saat Sonia sedang beke
Ponsel yang diletakkan Sonia di atas meja berdering. Dia menerima panggilan dari Dania. Sonia pun mengangkatnya, “Sonia!”Dania berkata dengan tersenyum, “Apa kamu masih di lokasi syuting?”“Emm!”Dania tersenyum. “Kamu itu seorang desainer taraf internasional. Setiap harinya malah tinggal di lokasi syuting. Bukannya itu sama saja dengan menyia-nyiakan orang berbakat? Aku ingin tanya Juno, apa yang lagi dia pikirkan?”Sonia membalas, “Setelah pekerjaan di sini selesai, aku akan kembali ke studio. Lagi pula, tak peduli aku lagi di mana, aku pun nggak akan menunda pekerjaanku.”Dania berkata dengan tersenyum, “Sepertinya kamu tahu kenapa aku bisa meneleponmu?”“Tenang saja, desain musim gugur sudah selesai. Aku kirim ke e-mail kamu,” balas Sonia.“Sempurna!” Dania tersenyum. “Oh ya, apa Rose akan kembali?”“Iya! Tapi sementara ini dia nggak kembali ke studio. Dia menerima tawaran untuk menjadi mentor seni di sebuah program acara TV. Dia akan sibuk untuk sementara waktu.”“Oke, kalau begi
“Emm?” Kening Reza berkerut. “Maksudnya aku tua?”“Mungkin iya!” Sonia menahan tawanya.Reza memalingkan kepala melihat para pasangan yang masih mahasiswa itu. Mereka semua masih kelihatan sangat energik. Raut wajahnya pun semakin muram lagi. “Jangan-jangan kamu meremehkanku?”Senyuman di wajah Sonia semakin lebar lagi. “Bukan. Meski kamu lebih tua dari mereka, kamu masih lebih tampan daripada mereka!”Reza pun tersenyum. Dia menatap Sonia dengan dalam. “Apa benar kamu merasa aku tua?”Sonia segera menggeleng. “Nggak tua sama sekali. Salah ngomong doang!”Reza tersenyum tipis. “Kamu mesti tanggung kesalahanmu.”Mi telah dihidangkan. Pemilik kedai mi berkata dengan tersenyum, “Mi sudah datang!”Sonia segera mengalihkan pembicaraan. “Makan mi dulu.”Rasa mi masih sama seperti dahulu kala. Sonia makan mi dengan tenang. Sesekali dia melirik ke sisi Reza. Kebetulan Reza juga sedang menatapnya. Kedua pasang mata saling bertemu. Dia kelihatan agak bahagia.Bahagia …. Sudah selama ini, mereka
Ranty tertegun sejenak, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke dalam kamar. Dia duduk di sofa, lalu menatap Reza dengan tatapan dingin. “Katakanlah, selama aku nggak di sini, gimana caranya kamu membohongi Sonia hingga dia bersedia kembali bersamamu?”Reza sedang duduk di sofa seberang. Suaranya terdengar santai. “Dia itu memang istriku!”Ranty spontan mendengus dingin. “Bukannya kamu ingin cerai sama dia? Bukannya kamu sudah bosan?”Reza membalas, “Semua itu hanya salah paham!”“Bukan salah paham, tapi kamu sama sekali nggak percaya sama Sonia!”Tatapan Reza menjadi muram. “Aku tidak akan mengulanginya lagi!”“Serius?” Ranty tersenyum sinis. “Nanti malah muncul Gina, Gino, Gani lagi. Kemudian, mereka beri tahu kamu Sonia mendekatimu karena ada maksud lain. Nanti kamu malah campakin dia lagi?”Reza terlihat tegas. “Tidak akan!”“Ucapan cowok itu nggak bisa dipercaya. Cuma si bodoh Sonia saja yang akan percaya!” ucap Ranty dengan murka.Ranty memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia.
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“