“Pemikiran Ayah juga sama seperti aku. Dia menyuruh kita untuk menjemput Sonia ke rumah, lalu memupuk hubungan baik terhadapnya. Selain itu, Ayah suruh kita carikan suami dengan latar belakang yang bagus untuk Stella.”Reviana segera berkata, “Kita sampingkan masalah Sonia dulu. Kita pertimbangkan masalah pernikahan Stella dulu. Sekarang studionya sudah rugi banyak. Daripada merugi terus, lebih baik dia menutup studionya dan menikah saja. Bukankah bagus untuk jadi istri orang kaya?”“Apa kamu punya calonnya?” tanya Hendri.Reviana berpikir sejenak, lalu berkata, “Teman main kartuku punya anak lak-laki yang baru pulang dari kuliah di luar negeri. Anak itu cukup tampan, hanya saja dia agak pendek. Tapi bisnis keluarganya semakin berkembang dalam dua tahun belakangan ini ….”Stella tidak menguping lagi. Dia kembali ke kamarnya dengan raut muram. Dia berbaring di atas ranjang. Rasa benci mengitari hati Stella. Dia menggertakkan giginya dengan kesal.Hendri dan Reviana malah ingin menjualny
“Siapa yang mengucilkanmu?”Stella tidak berbicara.Welly kembali menimpali, “Sebelumnya kamu bilang ingin pergi minta uang sama Pretty, lalu pergi secara diam-diam. Jangan kira semuanya akan berakhir begitu saja. Percaya tidak kalau aku akan pergi ke Kediaman Dikara?”Stella berkata dengan kesal, “Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Kalau kamu mencari anggota Keluarga Dikara dan menyinggung mereka, mereka akan mengusirku dari rumah. Kelak kamu pun nggak bakal mendapatkan sepeser pun dari aku.”Welly terbengong sejenak, lalu berkata dengan tersenyum sinis, “Jangan bohongi aku! Mereka sangat menyayangimu. Mana mungkin mereka akan mengusirmu?”“Mereka memang sayang sama aku, tapi aku bukan anak kandung mereka. Kalau aku membuat mereka nggak senang, mereka juga akan mengusirku dari rumah.” Stella tersenyum sinis. “Contohnya, bukannya Sonia juga dianiaya orang tuamu?”Kali ini Welly pun tersenyum. “Ujung-ujungnya karena kamu tidak punya hubungan darah sama mereka. Kita berdua barulah saudar
Mereka bermain sekitar satu jam lagi. Sonia berlari kemari, lalu meneguk air dengan napas terengah-engah. Berhubung pertandingan terlalu sengit, rambut yang dikuncir Sonia sudah longgar. Dia pun melepaskan ikat rambutnya, membiarkan rambutnya digerai panjang.Reza menyuruh Sonia untuk duduk. Dia ingin membantu Sonia untuk menguncir rambutnya.Sonia menengadah kepalanya menatap si lelaki. “Kamu bisa ikat rambut?”Usai berbicara, Sonia baru teringat Reza bukan hanya bisa menguncir rambut, dia juga bisa menyanggul rambutnya.Reza memperhatikan ikat rambut yang digunakan Sonia adalah ikat rambut berwarna hitam dengan ukiran emas logo GK.Gerakan Reza sangat lembut. Dia berhasil mengikat rambut Sonia hanya dengan satu kali. Terdengar suara tawa lembut Reza. “Aku bisa bantu kamu ikat rambut tiap hari.”Hati Sonia seketika terasa panas. Dia mengangkat kepalanya meneguk minumannya.Reza berkata dengan tersenyum, “Sudah main seharian. Sudah saatnya pulang.”“Tandy begitu melindungiku. Aku masih
Kelly tersenyum tanda terima kasih. “Terima kasih, Pak Reza.”“Jangan terlalu sungkan. Kamu bisa panggil aku Kak Reza,” balas Reza dengan tersenyum lembut.“Oke!” balas Kelly dengan gembira. Kemudian, dia bergegas kembali ke dapur.Setelah membalikkan tubuhnya, senyuman di wajah Kelly pun menjadi datar. Saat kedatangan Jason waktu itu, mereka berdua pun jadi bertengkar. Hubungan mereka berdua sangat canggung sekarang. Ditambah lagi sekarang Jason masih merasa marah. Jadi, alangkah baiknya jika tidak memanggil Jason ke rumah.Reza duduk di ruang tamu, lalu mengirim pesan kepada Jason.[ Apa kamu menyinggung Kelly lagi? ]Jason segera membalas. [ Apa yang dia katakan kepadamu? ][ Jangan gugup! Dia tidak bilang apa-apa. ]Beberapa saat kemudian, Jason mengirim pesan lagi. [ Kamu lagi di mana? ]Reza membalas. [ Lagi bareng Sonia. ]Reza tidak langsung memberi tahu dirinya sedang di mana. Hanya saja, setelah mengetahui Reza sedang bersama Sonia, kemungkinan besar mereka sedang berada d
Kelly refleks bertanya, “Apa Keluarga Wijaya mencarimu lagi?”“Tidak!” Derrick berkata dengan tersenyum, “Jangan segugup ini. Selain masalah orang lain, memangnya kita berdua tidak boleh bertemu?”Kelly tidak berani melihat Jason. Dia berkata dengan nada dingin, “Maaf, malam ini aku ada urusan.”“Tidak apa-apa. Kita bisa janjian lain hari.” Derrick berkata dengan pengertian, “Aku tidak ganggu kamu lagi. Kamu kerja dulu sana!”“Oke, sampai jumpa!”Kelly mengakhiri panggilan. Seperti biasanya, dia berdiri di tempat, menunggu omelan dari Jason.Jason menunduk untuk membaca dokumen tanpa ekspresi apa-apa. Setelah dia menyimpan ponselnya, Jason baru berkata dengan nada tegas, “Hari ini Eras Group traktiran. Kamu pergi bersamaku.”“Baik!” Kelly mengangguk. Dia sungguh mirip dengan asisten yang penurut dan juga berkualifikasi.Jason melirik Kelly dengan datar. “Keluar sana!”“Baik!” Kelly meninggalkan ruangan.Setelah kembali ke meja kerjanya, Kelly baru menghubungi Bibi Linda, memberitahunya
Hari ini adalah acara perayaan keberhasilan kerja sama Gunawan Group dengan Eras Group. Direksi dan wakil direksi Eras Group berdatangan, lalu bersulang dengan Jason.Jason juga tidak menolak. Dalam seketika, 4-5 gelas alkohol sudah habis diteguknya.Selagi Jason dan sekretaris Kimin mengobrol, Kimin menuangkan alkohol ke gelas Kelly. “Dengar dari Pak Andri, proposal kerja sama kali ini hasil jerih payah Bu Kelly, ya? Kami bisa bekerja sama dengan Gunawan Group juga berkat jerih payah Bu Kelly. Mari kita bersulang.”Kelly mengangkat gelasnya, lalu menyesapnya. Seketika hawa panas memasuki tenggorokan hingga ke dalam perutnya.“Apa Bu Kelly baru bergabung dengan Gunawan Group? Padahal kamu masih muda, kamu malah sangat berkompeten. Pandangan Pak Jason memang bagus sekali!” Kimin tak berhenti memuji. Tatapan Jason tertuju pada diri Kelly. Menyadari alkohol di dalam gelas Kelly hampir habis, Jason juga tidak mencegahnya.Setelah minum bergelas-gelas, akhirnya Kimin sedikit mabuk. Dia men
Setibanya di Nine Street Mansion, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian, 4-5 pendamping wanita juga memasuki ruangan.Pencahayaan di dalam ruangan sangat redup. Lingkungan di sekitar sangatlah mewah. Setelah mabuk, para lelaki pun langsung mengekspos wajah asli mereka.Andri memeluk seorang pendamping wanita yang sudah akrab dengannya. Dia disuapi alkohol, lalu bersenda gurau. Sikap sopan dan lembut yang dijumpai tadi sudah menghilang semuanya.Ini pertama kalinya Kelly mengikuti pertemuan seperti ini. Dulu, Jason, Bondan, dan yang lain juga sering berkumpul. Hanya saja, mereka hanya main kartu, minum, dan mengobrol bersama. Meski ada pendamping wanita, mereka semua juga tahu batasan.Namun Kelly tahu inilah sikap asli lelaki bisnis. Meskipun Kelly tidak menyukainya, dia juga mesti terbiasa.Duduk seorang pendamping wanita di samping Jason. Hanya saja, berhubung aura Jason sangatlah berkelas, si pendamping wanita juga tidak berani bersikap terlalu keterlaluan.Saat ini, Shella berjal
“Suap,” perintah Jason.Jantung Kelly berdegup kencang. Dia langsung meneguk alkohol di dalam gelas. Hanya saja, Kelly tidak sanggup untuk menyuap Jason.Jason melihat Kelly menggembungkan wajahnya. Tatapannya seketika menjadi lembut. Belum sempat disuapi Kelly, Jason langsung menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Kelly.Kedua mata Jason dipejamkan. Dia sedang mengisap alkohol di dalam mulut Kelly.Otak Kelly bagai kesetrum listrik saja. Pikirannya menjadi hampa. Anggur berwarna merah membasahi bibir kedua orang. Jason merangkul pinggang Kelly berusaha untuk mendekatinya, membuat posisi ciuman kedua orang lebih nyaman lagi.Detak jantung Kelly berdegup tak karuan. Jantungnya hampir copot saja. Selesai mengisap anggur di dalam mulut Kelly, Jason pun memberinya ciuman yang mendalam.Ada orang yang bersenda gurau dan menyanyi di sekitar. Hanya saja, semua itu bagai tidak ada hubungannya dengan Kelly. Dia hampir kehabisan napasnya.Kening Jason mulai berkerut. Dia memberi napas kepada
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m