Hari ini adalah acara perayaan keberhasilan kerja sama Gunawan Group dengan Eras Group. Direksi dan wakil direksi Eras Group berdatangan, lalu bersulang dengan Jason.Jason juga tidak menolak. Dalam seketika, 4-5 gelas alkohol sudah habis diteguknya.Selagi Jason dan sekretaris Kimin mengobrol, Kimin menuangkan alkohol ke gelas Kelly. “Dengar dari Pak Andri, proposal kerja sama kali ini hasil jerih payah Bu Kelly, ya? Kami bisa bekerja sama dengan Gunawan Group juga berkat jerih payah Bu Kelly. Mari kita bersulang.”Kelly mengangkat gelasnya, lalu menyesapnya. Seketika hawa panas memasuki tenggorokan hingga ke dalam perutnya.“Apa Bu Kelly baru bergabung dengan Gunawan Group? Padahal kamu masih muda, kamu malah sangat berkompeten. Pandangan Pak Jason memang bagus sekali!” Kimin tak berhenti memuji. Tatapan Jason tertuju pada diri Kelly. Menyadari alkohol di dalam gelas Kelly hampir habis, Jason juga tidak mencegahnya.Setelah minum bergelas-gelas, akhirnya Kimin sedikit mabuk. Dia men
Setibanya di Nine Street Mansion, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian, 4-5 pendamping wanita juga memasuki ruangan.Pencahayaan di dalam ruangan sangat redup. Lingkungan di sekitar sangatlah mewah. Setelah mabuk, para lelaki pun langsung mengekspos wajah asli mereka.Andri memeluk seorang pendamping wanita yang sudah akrab dengannya. Dia disuapi alkohol, lalu bersenda gurau. Sikap sopan dan lembut yang dijumpai tadi sudah menghilang semuanya.Ini pertama kalinya Kelly mengikuti pertemuan seperti ini. Dulu, Jason, Bondan, dan yang lain juga sering berkumpul. Hanya saja, mereka hanya main kartu, minum, dan mengobrol bersama. Meski ada pendamping wanita, mereka semua juga tahu batasan.Namun Kelly tahu inilah sikap asli lelaki bisnis. Meskipun Kelly tidak menyukainya, dia juga mesti terbiasa.Duduk seorang pendamping wanita di samping Jason. Hanya saja, berhubung aura Jason sangatlah berkelas, si pendamping wanita juga tidak berani bersikap terlalu keterlaluan.Saat ini, Shella berjal
“Suap,” perintah Jason.Jantung Kelly berdegup kencang. Dia langsung meneguk alkohol di dalam gelas. Hanya saja, Kelly tidak sanggup untuk menyuap Jason.Jason melihat Kelly menggembungkan wajahnya. Tatapannya seketika menjadi lembut. Belum sempat disuapi Kelly, Jason langsung menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Kelly.Kedua mata Jason dipejamkan. Dia sedang mengisap alkohol di dalam mulut Kelly.Otak Kelly bagai kesetrum listrik saja. Pikirannya menjadi hampa. Anggur berwarna merah membasahi bibir kedua orang. Jason merangkul pinggang Kelly berusaha untuk mendekatinya, membuat posisi ciuman kedua orang lebih nyaman lagi.Detak jantung Kelly berdegup tak karuan. Jantungnya hampir copot saja. Selesai mengisap anggur di dalam mulut Kelly, Jason pun memberinya ciuman yang mendalam.Ada orang yang bersenda gurau dan menyanyi di sekitar. Hanya saja, semua itu bagai tidak ada hubungannya dengan Kelly. Dia hampir kehabisan napasnya.Kening Jason mulai berkerut. Dia memberi napas kepada
Sekujur tubuh Kelly seketika menjadi tegang. Dia tidak tahu bagaimana mendorong Jason.Malam ini dilalui dengan sangat kacau. Kelly telah kehilangan kemampuan untuk berpikir. Sepertinya Jason jauh lebih memabukkan daripada anggur dengan kadar alkohol tinggi yang diminumnya tadi.“Biarkan aku sandar sebentar. Apa kamu tidak tahu betapa baiknya aku terhadapmu hari ini?” Jason memejamkan matanya. Suaranya terdengar sangat lembut. Dia bahkan melepaskan Kelly padahal dia memiliki kesempatan sebagus itu!Hanya Kelly saja yang bisa membuat Jason menahan dirinya.Hati Kelly terasa gemetar. Dia mengira Jason sedang membahas masalah ingin melindunginya agar tidak ditindas Kimin. Dia pun merasa berterima kasih dan tidak bergerak.Kelly membuka jendela mobilnya. Angin sejuk di malam hari mengembus ke dalam mobil. Mobil melaju dengan cepat. Kelly terbangun dari mabuknya. Tetiba dia merasa ada yang salah?Semua orang Eras Group sangat menghormati Jason. Kelly sendiri juga bisa merasakannya.Bahkan K
“Aku suka sama kamu. Aku sangat amat menyukaimu!” Derrick mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Kelly. “Aku selalu merindukanmu. Aku tahu mungkin kamu merasa tidak masuk akal dengan perasaanku. Tapi aku mencintaimu tanpa alasan!”Kelly mengangkat kepalanya, lalu menatap Derrick dengan gugup.Di sisi lain, Jason sedang melihat interaksi kedua orang dari dalam mobil dengan wajah muram. Dia juga tidak tahu kenapa dirinya menyuruh Simon untuk memutar arah. Ternyata, ada pertunjukan seru yang sedang menunggunya.Bola mata hitam pekat Jason tak berhenti tertuju pada diri Kelly.Kelly melepaskan tangannya dari genggaman Derrick. Raut wajahnya seketika menjadi datar. “Pak Derrick, kalau kamu begini lagi, kita nggak bisa ketemu lagi nanti. Terima kasih sudah menyukaiku, tapi maaf sekali, aku nggak suka sama kamu. Kamu pulang saja!”Usai berbicara, Kelly memasuki gedung.Derrick mengikuti langkahnya, lalu kembali meraih pergelangan tangan Kelly. “Kelly, aku tidak percaya kamu tidak punya p
Postur tubuh Jason sangat tinggi, auranya juga sangat dingin. Saat dia berdiri di tempat, semua orang di sekitar pun merasa merinding ketakutan.Jason langsung berjalan ke hadapan Kelly, lalu mendorong Derrick. “Segera bawa ibumu tinggalkan tempat ini. Kalau kamu berani mengganggu Kelly lagi, aku akan usir kamu dari Jembara!”Derrick menatap Jason dengan kaget.Tentu saja Deli tidak bisa menerima perlakuan ini. Biasanya dia sangat bangga dengan pencapaian anaknya, dia tidak akan mengizinkan ada orang lain yang mengomelinya. Dia mengerutkan kening melihat ke sisi Jason. “Siapa kamu?”Jason menggenggam tangan dingin Kelly. “Lelakinya!”Kelly spontan mengangkat kepala melihat ke sisi Jason. Dapat terlihat betapa gusarnya Jason saat ini.Derrick pun terbengong, begitu pula dengan Deli dan yang lain. Deli mengedipkan matanya, lalu bertanya, “Kamu itu lelakinya? Kenapa dia malah menggoda putraku?”Tatapan Jason sangat dingin. “Coba kamu tanya putramu. Siapa yang menggoda siapa? Bawa anakmu t
Linda sudah membantu Yana untuk mandi dan mengganti baju tidur. Jason menggendongnya ke kamar, lalu membuka lampu di atas nakas. Dia mengambil buku cerita dari atas nakas, lalu bercerita kepada Yana.Yana sangatlah patuh, tetapi dia merasa tidak tenang. Dia terus menarik lengan pakaian Jason. “Paman, jangan marah sama Ibu lagi, ya.”Jason membelai rambut halus Yana berusaha untuk menenangkannya. “Iya, Paman tidak marah lagi. Ayo Yana tidur.”Sekitar setengah jam, Yana baru tertidur pulas.Jason menyelimutinya, lalu memadamkan lampu di atas nakas. Setelah itu, dia baru berdiri, berjalan keluar kamar.Langkah kaki Jason bergerak ke sisi dapur. Dia mengambil sebotol air mineral dingin, lalu meneguknya. Tetiba dia berkata dengan dingin, “Sepertinya aku pernah suruh kamu jauhi si Derrick? Gara-gara kebodohanmu, Yana juga dimarahi oleh mereka. Sepertinya tidak seharusnya aku mengurusmu. Biar kita lihat apa si Derrick bisa melindungimu atau tidak.Nada bicara Jason sangatlah ketus. Dia memali
Mereka berdua tidak berbicara lagi. Semuanya sedang larut dalam pemikiran mereka sendiri.Detik demi detik berlalu. Kelly sudah menenangkan dirinya. Dia mulai merasa gugup ketika dipeluk oleh Jason.Kelly kembali mendorong lengan Jason, lalu berkata dengan suara rendah, “Sudah malam. Sudah saatnya kamu pulang!”“Kamu usir aku lagi?” Jason menunduk untuk menatapnya. “Setelah kamu usir aku malam itu, aku emosi dan tidak bisa tidur semalaman!”“Bukan ….” Ketika Kelly hendak melanjutkan, tetiba dia kepikiran dengan kecanggungan malam itu. Dia pun terdiam.“Sopir langsung pulang setelah mengantar Bi Linda. Aku tidak punya mobil. Kamu malah suruh aku pulang?” ucap Jason dengan tidak puas.Kelly terdiam sejenak, lalu menunduk. “Kalau begitu, kamu tidur di kamar tamu.”“Aku tidur di kamarmu untuk temani Yana. Kamu tidur di kamar tamu.” Jason tidak puas dengan pembagian Kelly.Kelly mengangkat kepala langsung memelototinya.“Tidak nangis lagi?” Tatapan Jason sangat tajam. Namun, dapat terlihat
Reza menatap bangku kosong dengan raut pucat. Dia berjalan menuju meja, melihat sebuah tablet di atasnya. Lampu di tablet itu berkedap-kedip, samar-samar memancarkan bayangan ke dinding. Ribuan gambar melintas dengan kecepatan tinggi.Jadi, gambar-gambar dalam video bersamanya sudah direkam sebelumnya. Percakapan berganti dengan sangat cepat sesuai konteks, begitu cepat hingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata!Di layar ponsel, Sonia tersenyum tipis. “Reza, kenapa kamu diam saja?”Reza menunduk melihat Sonia di dalam layar ponsel. Kedua matanya seketika memerah. “Sonia, kenapa kamu membohongiku dengan cara seperti ini?”Sonia yang berada di dalam layar menatap Reza dengan terbengong.Reza mengakhiri video, lalu bergegas berjalan keluar.“Tuan Reza, ada yang terjadi?” tanya Indra dengan panik.Aura Reza sangat dingin. Dia melangkah dengan cepat. Saat dia hendak keluar, Jemmy bergegas ke dalam kamar. “Reza!”Langkah kaki Reza berhenti. Raut wajahnya kelihatan sangat muram. Dia menundu
Reza mengangkat ponselnya untuk menghubungi Robi. Suaranya terdengar buru-buru. “Apa Yandi sedang di Kota Jembara?”Robi segera membalas, “Iya, dia masih di sana.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Namun, hati Reza tetap terasa tidak tenang. Rasa tidak tenang itu tidak berhenti menjalar di hatinya. Tidak!Reza harus segera menemui Sonia! Dia baru akan merasa tenang setelah bertemu langsung dengan Sonia!Salju di Kota Jembara semakin lebat saja. Pesawat pribadi tidak bisa beroperasi. Reza terpaksa mengendarai mobil ke Kota Atria.…Sore harinya, Johan telah kembali dari pelabuhan. Dia bergegas ke rumah Frida. Begitu memasuki rumah, dia langsung bertanya, “Apa ada kabar dari Bos?”Frida menggeleng. “Nggak ada, dua hari ini Bos nggak kasih perintah apa pun. Dia sudah dua hari melakukan panggilan video rekayasa dengan Kak Reza.”Kening Johan berkerut. “Sudah dua hari?”“Iya!” Frida menatap ponselnya.“Apa Bos dalam bahaya?” Raut wajah Johan menjadi pucat.Frida berkata, “Kalau Bos dalam bahaya,
Raut wajah Celine menjadi pucat. Ucapan Reza bagai menamparnya di depan umum, membuatnya merasa sangat canggung.Reza bersandar di tempat duduknya dengan malas. Auranya terasa sangat dingin. “Bekerjalah dengan baik. Jangan menghabiskan waktu dalam hal yang tidak berguna. Ada banyak orang yang ingin menjadi asisten pribadiku. Kalau kamu hanya memikirkan cara untuk menjilatku saja, cepat atau lambat kamu pasti akan dieliminasi. Apa kamu mengerti?”Celine mengepal erat tangannya. Saking malunya, betapa inginnya dia menghilang dari muka bumi ini. Dia tidak berani menatap Reza lagi, langsung menunduk dan mengiakan. “Aku mengerti!”“Keluar!” Nada bicara Reza sangat datar. Dia tidak memberi Celine sedikit pun kesempatan untuk bersuara lagi.Celine segera membalikkan tubuhnya, berjalan keluar ruangan.Setelah keluar ruangan, raut wajah Celine masih kelihatan sangat canggung. Tiba-tiba terlintas kata “mengundurkan diri” dari benaknya. Dia tidak ingin muncul di hadapan Reza lagi.Bukannya Sonia
Setelah tiba di Imperial Garden, Reza melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya. Dia duduk di sofa sembari memandang rumah yang kosong ini. Hatinya seketika terasa sakit dan tidak tenang ketika kepikiran Sonia.Beberapa saat kemudian, Reza baru berhasil menenangkan dirinya. Dia memalingkan kepalanya memandang ke kamar sebelah. Dia sungguh berharap setelah pintu itu dibuka, ada Sonia di dalam sana.Jelas-jelas Reza tahu semua itu tidak memungkinkan. Namun, dia masih saja berjalan ke kamar sebelah. Begitu pintu dibuka, Reza menyalakan lampu. Gambaran familier terbayang di depan mata.Dulu, Sonia akan tinggal di sini. Biasanya Sonia suka duduk di depan balkon sembari membaca buku di malam hari. Kemudian, Reza akan mengesampingkan buku Sonia, lalu memberinya ciuman mendalam.Reza berjalan ke sisi balkon, lalu duduk di sofa. Dia melihat selembar memo yang ditempelkan di atas sana.Saat Sonia pergi, sudah berkali-kali Reza memasuki kamar ini. Hanya saja, dia tidak pernah menyadari keberad
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang