Home / Romansa / Jatuh Cinta Pada Adik Musuh / 99. Anggota Tetap Fonza

Share

99. Anggota Tetap Fonza

Author: Flutterby
last update Last Updated: 2024-05-21 04:53:46

"Maaf, om. Nanti Kayden tanya sama Sekar dulu, ya." Kayden menjawab sungkan.

Seharusnya tidak ada kata tidak untuk calon mertua. Tapi karena masih ada hubungan dengan Dewo, Kayden takut Sekar tidak nyaman. Apalagi ini adalah acara penting untuk Sekar.

"Om paham maksudmu. Kalau seandainya Sekar keberatan pun jangan dipaksa. Om bisa memakluminya." kata Broto.

"Baaang, bang Renooo!" Seseorang tiba-tiba membuka pintu dengan heboh. Dia berteriak sambil melempar tas ranselnya tidak menyadari empat orang yang ada di ruang tamu.

"Wa'alaikumussalam!" Ucap Sandra. Dia menatap sengit putra bungsunya.

"Eh eh. Assalamu'alaikum mama." Alfa dengan terkekeh menyalami mama papanya. Kakaknya lalu terakhir Kayden.

"Habis dari mana aja kamu baru pulang jam segini?" tanya Broto.

"Biasa, Pa, Alfa latihan taekwondo dulu demi masa depan yang cerah." kekeh Alfa.

Anna memutar mata. Masa depan apanya cuma masuk geng motor.

"Oiya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    100. Sahabat dari Kampung

    "Ups. Sori, sori. Gue gak tau kalo ada lo." Kata Kayden. Tapi dia terkekeh melihat kelakuan Anna. Dia yang topless, kenapa gadis itu yang tersipu malu. "G-gue cuma nganterin baju buat lo." Anna menunjuk pakaian yang teronggok di atas kasur. "Thanks." kata Kayden. Anna hanya mengangguk sebelum keluar dari kamar Alfa. Dia tidak mengangkat kepala sama sekali. Kayden gemas melihatnya.***Anna turun menuju meja makan bersama Alfa dan Kayden. Alfa terus saja memonopoli Kayden. Anna sampai jengah melihatnya."Kak Kayden, kenalin ini bang Reno abangnya Alfa." Alfa mengenalkan pemuda manis berkaca mata yang duduk di samping Broto."Reno," Reno menyalami Kayden. Tadi begitu pulang dia juga menanyakan pemilik motor besar di depan rumahnya. Broto lalu menceritakan siapa Kayden sekalian tentang Sekar juga. Daniel langsung merasa kagum dan simpati pada mereka."Kayden." Kayden menjabat tangannya. "Oh ya, gue izin minjam baju lo."

    Last Updated : 2024-05-21
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    101. Perjaka Tua

    "Hati hati dong." Kayden khawatir. Sekar terkekeh menunjukkan buku jarinya yang merah-merah. "Gak luka, kok." "Emang gabisa diem kamu tuh." Ucap Kayden. "Yakan mau nunjukin ke abang gimana besarnya rasa sayang Sekar!" jawab Sekar ngegas. "Iya iya, gak perlu ditunjukin lagi. Abang udah tau kok gimana sayangnya kamu." Kayden terkekeh gemas. "Ya terus kenapa masih nanya." Sekar cemberut. Matanya melotot lucu. "Pengen goda kamu aja." jawab Kayden terkekeh. "Bang Kay, Sekar kangen~" rengek Sekar. Kayden tersenyum. Dia apalagi. "Pulang dong. Abang ke sana kamu gak bolehin." Sekar terkekeh melihat wajah cemberut Kayden. Kemarin dia mengancam jika Kayden nekat menyusulnya, Sekar akan pindah sekolah di Paris saja sekalian menjaga oma. "Kamis Paman Louis baru bisa berangkat. Sekar duluan gak dibolehin." Sekar mengadu. Bibi

    Last Updated : 2024-05-22
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    102. Satu Rahasia

    Diman memperhatikan motor besar di belakang mobilnya. Beberapa kali Diman berbelok, motor itu juga ikut berbelok. Diman menurunkan laju kendaraannya dan menunggu pengendara motor itu melewatinya tapi motor itu ikut berjalan pelan. Diman mengusap keringat di dahinya. "Non, sepertinya ada yang mengikuti mobil kita." Ucap Diman. "Siapa?" Anna meletakkan ponselnya dan menoleh ke belakang. "Motor besar yang warna merah itu, non. Agak di belakang. Tapi saya yakin dari tadi motor itu ngikutin kita." Anna memicingkan matanya. Dia mengepalkan tangannya saat mengenali orang itu. Lima hari ini cowok itu selalu mengganggunya di sekolah. "Apa kita ke kantor polisi aja, non?" tanya Diman. Suaranya terdengar panik. "Atau telpon papa non?" "Nanti mampir ke kafe Raya, ya." Pinta Anna. "Pelanin mobilnya, pak." Anna kemudian membuka kaca mobil, dengan isyarat tangan dia menyuruh Shaka mengikuti ke

    Last Updated : 2024-05-22
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    103. Persiapan Acara

    "Wa'alaikumussalam." jawab Sandra."Lama kakak tuh," decak Alfa tidak puas.Anna mencubit pipi Alfa. Dia kemudian menatap Kayden di sampingnya dengan penasaran."Kay, lo ada apa ke mari?" "Kagak ada basa-basinya jadi cewek." Alfa menepuk jidatnya sendiri. Anna menatapnya sebal. Kayden terkekeh, "Gue mau ke pantai lagi liat persiapan acara, kali aja lo mau ikut.""Mau. Gue mau!" ucap Anna semangat. "Beneran kagak ada malu-malunya ni cewek." Alfa menepuk jidat lagi. Jika begini ceritanya dia yakin Kak Kayden tidak perlu bantuannya lagi untuk bisa mendapatkan hati Anna. Yang ada Anna yang langsung mempersembahkan hatinya tanpa syarat. Anna menatap Alfa dengan sebal. "Mama, Alfa~" Kayden mengulum senyum melihat Anna yang mengadu. Gemasnya. "Alfa jangan isengin kakaknya, ih." Sandra mengusap kepala Alfa sayang. Dia lalu beralih menatap Anna. "Kamu juga cepet siap-siap sana.""Mama kas

    Last Updated : 2024-05-23
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    104. Penculik Berbudi Luhur

    "Ini mama sama adeknya Anna, pakde. Anna harap pakde gak keberatan Anna datang rame-rame." Ucap Anna meminta izin. Paijo terkekeh, "ya, ndak papa. Malah bagus jadi tambah ramai tho. Nanti ajak ketemu sama budemu."Paijo lalu menepuk pundak Kayden, "nanti bantu pakde pilih furniture. Biar bisa langsung diisi besok. Bantu video call pak Louis juga." Paijo terkekeh. Kayden menatapnya sebal. Pakde itu sudah dibelikan Sekar hape canggih, tapi untuk melakukan video call masih canggung. Katanya aneh karena bisa memunculkan wajah. "Yaudah Kayden mau anter tante dulu.""Iya, anter dulu calon mert- iya antar aja dulu."Kayden menatap pamannya kesal.Paijo hanya terkekeh sambil mendorong bahunya. "Keceplosan nak Kayden." katanya lagi. Alfa menarik-narik Jaket Kayden. Kayden mengulum senyum melihat kelakuan Alfa. Dari tadi matanya selalu tertuju pada sekelompok pemuda yang berada di samping motor-motor besar yang terpar

    Last Updated : 2024-05-23
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    105. Artedjo Grup

    Kayden terkekeh saja. Budenya itu pasti masih merajuk karena Kayden tidak mau menjawab apa hubungannya dengan Anna dari kemarin."Kayden sama Anna mau keluar cari cemilan buat bapak-bapak.""Loh kurang? Nanti bude minta keluarin yang baru dibikin Tia."Kayden menatap budenya sebal. Sungguh tidak pengertian. "Bosan jajanan manis semua. Kayden juga mau cari titipannya anak-anak. Mereka mau tidur di tenda malam ini. Sekalian Kayden juga mau liat hotel yang mau dibooking, cocok apa gak."Marni terkekeh melihat Kayden yang menjelaskan sambil cemberut padanya."Boleh, ya, tante? Janji Annanya dijagain kok." Pinta Kayden.Sandra mengangguk. "Hati-hati." pesannya."Maafin kelakuan anak bujang saya ya, mbak." Ucap Marni setelah mereka berpamitan.Sandra tersenyum. "Kalau nak Kayden, mbak ketemu pertama kalinya di mana?""Pertama kali ketemu pas Sekar ngenalin Kayden setahun kemudian. Pas Sekar udah masuk SD. Sek

    Last Updated : 2024-05-23
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    106. Terima Cash

    "Anak-anak mana dulu, nih. Kalo anak Fonza, sebenarnya udah cukup semua. Kalo anak-anak kita, titipannya cuma satu. Kita calon orang tuanya harus saling cinta dan menyayangi selamanya." Kayden menatap Anna sebentar lewat spion. Dia juga mengedipkan sebelah matanya.Anna menunduk malu. Pipinya langsung merah.Kayden terkekeh. Manisnya calon pacar."J-jadi mau ke mana?" tanya Anna. Dia merinding saat sesekali Kayden mengusap tangannya yang memeluk cowok itu. "Kalo ke KUA boleh, gak?" "A-aku serius." rengek Anna. Dia takut pingsan jika terus mendapat serangan manis Kayden. "Kita keliling aja berdua. Di pantai pakde gangguin terus~ Gabisa berduaan sama kamu." Kayden mengadu. Anna mengulum senyum. "Besok kamu ke sini lagi?" "Kamu mau ikut?" Kayden melihatnya lewat spion. Anna malu-malu mengangguk. Kayden tersenyum. "Tapi kita jenguk bunda dulu, ya. Kamu gak malu kan nemenin aku ke rumah sakit

    Last Updated : 2024-05-24
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    107. Tour Guide Terpercaya

    "Kamu bener-bener saya karungin juga lama-lama!" Dimas menyentil kening gadis itu sekali lagi. Dia lalu menggenggam tangan Sekar dan menyusuri toko-toko yang ada.Dua jam Dimas menemani Sekar berbelanja. Tangannya kanan dan kiri menenteng belanjaan Sekar."Kamu kapan pulang ke Indonesia? Bukannya di pantai sedang sibuk menyiapkan acara doa untuk ibumu.""Om juga kapan pulang?" Sekar mendongakkan kepala menatap Dimas. "Sekar masih harus tunggu paman Sekar di sini. Pulang duluan gak dibolehin." Sekar mengerucutkan bibirnya.Dimas menaikkan sudut bibirnya. "Kalau begitu rencana kepulangan saya akan ditunda.""Kok gitu?" Sekar memiringkan tubuhnya dan menatap Dimas di sampingnya."Harusnya saya pulang sore ini, tapi berhubung saya sudah punya tour guide yang terpercaya di sini, sepertinya saya akan tertarik untuk tinggal lebih lama.""Siapa tour guide yang om maksud?" Sekar memicing curiga. Perasaannya tidak enak."

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    168. Cari ke Semua Sudut Kota

    "Masuk!" Kata suara dari dalam. Sekar berdecih dalam hati. Matanya berkilat jijik mendengar suara Brian itu. Dia berjalan santai setelah seorang pemuda membukakan pintu. Begitu masuk mata Sekar langsung melotot melihat sosok di depannya. Matanya berkilat ngeri sesaat. Dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan itu tapi seseorang sudah terlebih dahulu menutup pintu dan menguncinya dari luar. Seseorang yang duduk di balik meja menaikkan sudut bibirnya. Dia berjalan menghampiri Sekar. Sekar meneguk ludahnya. Kakinya bergerak mundur tanpa sadar. Pemuda itu berhenti di depan Sekar. Dia menyesap rokok di tangannya dan menghembuskan asapnya tepat ke depan wajah Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan batuk. "Long time no see, baby girl~" Kata pemuda itu. Sebelah tangannya mengelusi pipi kiri Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menolehkan wajahnya k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    167. Kakak Ilen

    Ponsel Sekar berdering. Gadis itu merogoh isi tasnya untuk memeriksa ponselnya. Dia tertegun menatap layar ponselnya. "Ilen?" Gumamnya tanpa suara. Keningnya berkerut. Dia menggeleng kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah menolak panggilan. Belum selesai menyimpan ponselnya, nada dering kembali bergema. Sekar berdecak dan dengan cepat menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar. "Kenapa?" Tanya Sekar ketus. "Kar, tolongin gue. G-gue takut~" "Hah?" Sekar melototkan matanya. Dia menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya sekali lagi memastikan nama penelepon. "Kar, gue takut." Suara Evelyn terdengar lagi. "Len, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Sekar cemas. Evelyn menggelengkan kepalanya di seberang sana. "Selametin gue, Kar. G-gue... Hiks. Gue takut." "Len, lo tenang, oke. Lo bisa ceritain semuanya pelan-pelan." "Brian, d-dia nipu gue. S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    166. 108 Penyiksaan

    "Dulu aku merasa kau adalah manusia paling menjijikkan yang rela melakukan apa saja demi harta, tapi ternyata jalang di sampingmu jauh lebih menjijikkan. Kalian pasangan yang serasi." Oda tersenyum sinis. Dia puas karena Dewo terdiam lama di seberangnya tanpa bisa menjawab. "Dan untuk isi catatan sebenarnya aku sudah lupa di mana menyimpannya, yang jelas...." "A-apa?" Dewo menahan nafas. Tangannya berkeringat. "Seandainya suatu hari nanti kau kecelakaan yang sangat parah dan membutuhkan donor darah dari anak-anakmu, maka hanya ada satu anakmu yang bisa melakukannya." Hati Dewo menjadi dingin. "Apa maksud perkataanmu?" Oda tersenyum sinis. "Dewo Maryoto, kau mampu merampok kekayaan tanteku dengan otak pintarmu, apa hal kecil seperti ini saja kau tidak mampu mengartikannya." Oda kemudian menekan logo telepon merah di layar ponselnya. Pemuda itu berdecak jijik setelahnya. Dia kemudian menghubungi sebuah nomor. Tak lama panggilannya diangkat. "Bawa dua orang itu ke markas b

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera membuka pintu apartemennya dan segera menguncinya dari dalam. Shaka tak bisa berpikir jernih sesaat. Saat dia menyadarinya, Sekar sudah m

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci. "Iya kan buat rame-rame." Kayden menjawab. "Kan kita cuma bertiga. Emang ha

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    163. Jangan-jangan Ada Maling

    Kayden terkekeh. Dia dengan semangat menunggu bagaimana Gio akan menghadapi Sekar yang curigaan. "Beneran habis putus. Astaga. Kan liat sendiri selama gue dirawat di rumah sakit gak ada yang jenguk gue. Kalo ada pacar kan gak mungkin gue gak dijenguk." Gio mendelik sebal. Sekar terkekeh. "Terus kok kenapa bisa putus?" "Kepo lu!" Gio mengusap wajah Sekar dengan telapak tangannya. "Paling habis diselingkuhin kan lo?" Kayden tersenyum mengejek. Gio bungkam. Hanya matanya yang melirik sinis Kayden. Kayden terbahak-bahak dan memukul pahanya sendiri. "Anji-ng. Beneran habis diselingkuhin?" "Setan lu!" Gio menarik bagian depan rambut Kayden. Bibirnya cemberut. Sekar terkekeh lucu. "Gio jomblo aja juga, biar kayak Sekar sama bang Kay~" Sekar mengh

DMCA.com Protection Status