Ucapan Fredy ini akhirnya membuat Dela merasa lega. Untung saja dia masih percaya kalau Dela tidak ada hubungan apa pun dengan Darwin! Pada saat bersamaan, Dela juga menenangkan emosinya."Naiklah, sekarang aku butuh kamu!" Fredy menepuk punggung Dela mengisyaratkan dia untuk naik.Untuk sesaat Dela tercengang kebingungan menatap Fredy, "Bukankah kamu sedang marah padaku?""Hehe." Fredy tertawa sombong seperti biasanya lalu menekan pipi Dela, "Tapi itu bukan berarti harus menunda keinginanku padamu. Seharusnya kamu merasa bersyukur karena bagaimanapun juga aku masih suka dengan tubuhmu!""Tidak tahu wajahmu ini merah karena emosi atau karena malu."Setelah itu Fredy berbisik lagi di telinga Dela, "Besok sore aku akan berangkat ke Los Angeles dan akan pulang setengah bulan kemudian!"Dela mengira dirinya salah dengar, apakah Fredy sedang memberitahu Dela tujuan kepergiannya? Bahkan dari nada bicaranya terdengar sedikit tidak rela? Sebelumnya Fredy langsung pergi dan tidak kembali untuk
Dela langsung menjawab, "Halo." "Halo kakak ipar, aku tidak mengganggumu bekerja'kan?" suara Darwin yang sopan dan rendah terdengar dari telepon, tidak sulit untuk bisa mendengar ada nada kesedihan dalam suaranya. "Apa ada kabar dari Angel?" Darwin tertawa suram, "Kalau ada aku pasti akan beri tahu kamu dengan senang! Tapi sudah beberapa hari masih tidak ada kabar juga!" "Aku bisa mengerti perasaanmu, aku juga sangat panik. Asalkan tidak mendengar kabar buruk maka itu artinya semua baik-baik saja!" hibur Dela. "Lebih baik dia diculik saja, setidaknya aku bisa membawanya pulang kembali dengan uang!" Darwin menghela napas panjang, "Apakah kakak ipar ada waktu setelah pulang kerja nanti?" "Maaf, belakangan ini perusahaan sudah tanda tangan beberapa proyek, produk yang diminta harus segera dikirim. Takutnya aku akan lembur malam ini!" Dela berbohong dengan tidak enak hati, Fredy sangat peduli terhadap hal ini jadi lebih baik dia menghindar membuat masalah saja, "Maaf sekali." "Tidak
Dela meletakkan surat kabar di tangannya lalu menutup ekspresi menyedihkan di wajahnya. Hubungan mereka berdua akan berubah? Ini semua hanyalah khayalan Dela sendiri saja. Dela tertawa mencibir, dia sama sekali tidak lupa sebelumnya Fredy sudah katakan bahwa pernikahan dan istri tidak ada arti untuknya! Di surat kabar yang terletak di atas meja tertulis dengan jelas 'Fredy Presdir Grup Wijaya dan juara Miss Universe masuk ke hotel sambil berpelukan erat', lalu foto mereka berdua yang tertera di sana sebagai pembuktian. Hubungan pria tampan dan wanita cantik memang sangat menarik perhatian seluruh dunia karena terlihat sangat cocok tapi hati Dela terasa sangat sakit. "Putriku, kali ini perusahaan Amanda bisa melewati bencana ini atau tidak semuanya bergantung kepadamu!" ujar David sambil berjalan masuk, "Produk untuk dua kontrak sudah diantarkan, pihak pembeli juga sudah mengirimkan sisa 60% dana ke rekening perusahaan. Untuk sementara bencana perusahaan Amanda sudah diselesaikan."
Dela menerima panggilan telepon dari Darwin saat dekat jam pulang bekerja. Suasana hatinya terdengar sangat sedih sehingga membuat Dela juga merasa sedih. Saat dia berjalan masuk ke dalam bar yang didekorasi dengan elegan bersama dengan musik jazz yang menggema, Dela dengan cepat menemukan seorang pria duduk di sudut sambil minum bir sendirian. Saat ini rambutnya yang biasa terlihat bersih menjadi kusut seperti bola, dagunya ditutupi dengan janggut, bajunya yang berantakan tergantung di tubuhnya hanya bisa digambarkan dengan kata ceroboh. Darwin mendongak dan melihat Dela yang berdiri di sampingnya. Dia lalu tersenyum senang dan menunjuk tempat duduk di sampingnya, "Duduk dan temani aku minum. Peter, berikan bir wanita untuk nona ini!" "Berikan aku jus buah saja, terima kasih!" Dela menghentikan gerakan bartender. Darwin menegak habis cairan di gelasnya itu lalu mengisi gelasnya lagi sampai penuh. Sudah ada 3 botol kosong di atas meja, berbahaya sekali kalau terus minum seperti in
"Kakak Ipar, bangunlah." Darwin mengguncang tubuh Dela dengan panik. Dela membuka matanya secara perlahan, kepalanya sangat sakit seperti akan meledak. Dinding langit berwarna merah muda? Di mana ini? Dela segera bangkit dan duduk, selimut yang menutupi tubuhnya juga merosot jatuh sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Dela menunduk dan menarik napas dingin, "Kenapa bisa begini?" Dela sangat kebingungan. Dia sudah tidur dengan Darwin! Sudah terjadi hubungan yang tidak seharusnya terjadi antara dia dan Darwin! "Kakak ipar maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku juga tidak tahu apa yang sudah terjadi?" Darwin mengambil celananya dan menjelaskan dengan sulit! "Kemarin aku minum terlalu banyak jadi aku tidak ingat apapun. Aku tidak tahu bagaimana semua ini bisa terjadi! Tapi aku tidak akan melemparkan tanggung jawab, aku tahu semua ini adalah salahku!" Setengah menit kemudian, Dela menarik selimut, kedua bahunya bergetar hebat dan air mata mulai membasahi pipinya. Dela hanya inga
Asap nikotin memenuhi wajah Dela saat dia baru keluar dari kamar mandi. Dela yang masih memikirkan hal lain langsung terkesiap, matanya yang bengkak dan memerah itu langsung membelalak menatap ke depan. Dia menahan napasnya sambil berkata, "Fredy, kenapa kamu sudah pulang? Kapan kamu pulang?" "Coba tebak!" Suara yang rendah itu seperti terdengar dari neraka, tatapan Fredy seperti singa yang baru saja tertidur menatap Dela dengan lekat, langkah kakinya yang sedikit berbahaya berjalan perlahan mendekati Dela. Rasa dingin menakutkan yang dipancarkan dari tubuhnya langsung menembus masuk ke dalam tulang Dela yang terlihat panik. Dela bergerak mundur sampai punggungnya menempel ke pintu kaca kamar mandi. "Aku, aku … Fredy, aku … " Dela yang panik tidak tahu harus bagaimana menghadapi Fredy. Tangan Fredy yang besar dan tegas itu memegang leher Dela, mata tajamnya yang menyipit malah terlihat lebih waspada, "Kemarin jam 10 malam aku sampai di rumah, awalnya ingin mencari kehangatanmu tap
"Aku tidak ingin mendengar ini semua, aku sudah peringatkan kamu tidak boleh merusak kebahagiaan Angel karena kamu tidak akan bisa menahan akibatnya nanti! Karena kamu berani menantangku, aku akan biarkan kamu rasakan akibatnya!" Fredy berteriak sampai nadi hijaunya terlihat, dia menarik rambut Dela lebih kuat lalu menghisap rokok di jari tangannya. Cahaya lampu di atas kepalanya yang terang membuat ekspresi wajahnya semakin menakutkan!Saat melihat Fredy mulai menurunkan rokoknya yang masih terbakar itu, Dela langsung memohon dengan ekspresi ketakutan, "Aku mohon, jangan … "Diiringi dengan suara mencicit dan bau terbakar, suara teriakan Dela yang terdengar menyakitkan memenuhi kamar!Dela membuka mulutnya yang gemetaran, seluruh tubuhnya meringkuk erat dan kedua tangannya memegang kemeja Fredy dengan kaku. Rasa sakit dan panas yang berasal dari pangkal pahanya membuat air matanya mengalir.Sampai napasnya menjadi teratur dan tubuhnya perlahan menjadi rileks, Fredy baru mematikan rok
Melihat cairan lengket yang ada di atas lantai, Fredy yang sepertinya teringat sesuatu lalu menyipitkan mata dan menarik lengan Dela, "Sialan, apa kamu hamil?"Dela mencoba untuk tenang dan berkata dengan datar, "Hamil? Bagaimana mungkin? Berapa kali kesempatan yang kamu berikan kepadaku untuk hamil?" Saat mereka melakukan hubungan, walaupun Fredy tidak menggunakan pengaman, dia juga sangat jarang bisa kehilangan kendali di dalam tubuh Dela.Walaupun Dela berbicara dengan sangat datar, Fredy yang tidak percaya tidak berencana membiarkan ini semua lewat begitu saja, dia menyipitkan mata lalu berkata, "Ayo kita pergi periksa ke dokter! Kalau kamu benar-benar hamil, aku tidak akan biarkan anakku terlantar di luar!""Tidak, aku tidak hamil. Aku tidak mau pergi periksa ke dokter, aku mau kita langsung pergi mengurus perceraian!" Dela yang tadi terlihat tenang langsung menggeleng dengan panik."Kamu ternyata sudah hamil!" Ekspresi dingin Fredy terlihat sedikit