Dela yang duduk di sudut cafe menutup bibir tidak sanggup menahan isakan tangisnya. Air matanya yang hangat masuk ke dalam sela jari dan membasahi telapak tangannya.Dalam hati Fredy, Dela hanya seorang wanita licik yang memiliki tujuan sendiri, dia sama sekali menganggap remeh Dela!Untung saja Dela masih belum mengatakan ingin meminjam uang dari Fredy, kalau tidak Dela akan merasa semakin malu.Sebuah dering ponsel yang tiba-tiba terdengar membuyarkan perasaan sedihnya.Orang yang menelepon adalah David yang sangat tidak sabar untuk menerima uang."Ayah!""Putriku bagaimana, apakah Fredy sudah setuju?'Walaupun tidak tega, Dela tetap ingin berkata jujur, "Tidak Ayah, bisakah kita pikirkan cara lain saja?""Cara lain apa lagi? Aku membutuhkan setidaknya 100 miliar!""100 miliar? Ayah kenapa banyak sekali?" Dela membelalak terkejut, "Dari mana bisa mendapatkan uang sebanyak itu!""Karena itu aku memintamu untuk memohon kepada Fredy, jumlah uang sebesar ini mungkin adalah jumlah yang b
Dela sedikit tercengang, 100 miliar bukan angka yang besar? Benar juga, Darwin berasal dari keluarga kaya yang dimana keluarga mereka memiliki bisnis produksi pakaian.Melihat Dela yang terdiam, Darwin bertanya lagi, "Apakah muncul masalah pada dana untuk 'Selamanya Baru'?"Dela mengangguk lalu berkata sambil menghela napas, "Benar, investasi untuk film 'Selamanya Baru' gagal.""Kenapa bisa masuk ke industri perfilman? Aku juga tidak terlalu paham dengan bisnis tapi aku tahu industri ini tidak bisa disentuh," ujar Darwin dengan sedikit terkejut sambil mengernyit."Sebelumnya aku juga sudah melakukan penelitian, perusahaan perfilman itu adalah perusahaan yang terjamin tapi tetap saja…." Dela terlihat tidak berdaya dan tidak melanjutkan ucapannya lagi."Apakah Kakak Sepupu tidak berencana untuk berinvestasi di dalamnya? Apa kalian bertengkar?"Dela tersenyum canggung, suaminya memang tidak ingin membantu sehingga Dela dan keluarganya sedikit sulit untuk disegani di industri ini."Fredy
Dela yang memakai kemeja putih dan rok biru selutut turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk Grand Hill.Dia sudah bekerja di Grup Amanda ayahnya selama 1 minggu, setiap harinya hal yang dia hadapi adalah rasa sakit kepala yang sangat hebat. Karena selama ini ayah dan ibunya yang mengurus perusahaan jadi dia tidak pernah datang untuk memahami kondisi perusahaan.Setelah satu minggu di sini dia memang harus mengakui ucapan Fredy bahwa kondisi perusahaan ini benar-benar sangat kacau. Celah yang terlalu banyak di perusahaan ini sama sekali tidak bisa diselamatkan hanya dengan beberapa puluh miliar!Namun tidak peduli bagaimanapun juga, Dela tidak bisa hanya diam melihat Ayahnya yang sangat khawatir, jantung Ayahnya sudah tidak baik!Namun untuk uang itu, selama dua hari ini Dela sudah mengunjungi beberapa teman baik Ayahnya dan mereka semua menolak memberi bantuan.Untung saja masih ada Paman Ben yang sudah berjanji akan menemuinya malam ini!"Hah." Dela yang sedang menaiki tangg
Senyum di wajah Fredy yang baru saja masuk ke Hotel Houston bersama beberapa partner Eudania langsung membeku dan ekspresi wajahnya langsung berubah dingin saat melihat wanita yang sedang makan bersama dengan lelaki tua di tempat terbuka seperti ini."Asisten Rai, kamu bawa tamu ke atas dulu!" ujar Fredy dengan suara rendah, sepasang matanya terus menatap wanita cantik di meja itu."Paman Ben, coba lihat hidangan ini dibuat dengan cara terbaru. Rasanya sangat unik!" Dela mengernyit lalu menarik tangannya dengan cepat untuk menyembunyikan rasa terkejutnya.Paman Ben adalah teman lama Ayahnya, juga adalah Paman yang melihatnya tumbuh besar. Bagaimana bisa memperlakukannya seperti itu?Presdir Ben yang menerima penolakan jelas sekali tidak senang, ekspresi wajahnya langsung berubah masam, "Dela apa kamu pikir aku sudah tua dan ketinggalan zaman jadi tidak pernah makan makanan seperti ini? Atau kamu kira aku tidak punya uang untuk makan karena Grup Ben sudah akan bangkrut?""Tidak Paman B
Dela dihempaskan dengan kasar di atas ranjang besar lalu dia terpental lagi karena tekanan yang lumayan besar di atas ranjang itu.Dela yang ditatap oleh Fredy sambil tersenyum jahat dan dingin membuat dia gemetar ketakutan.Dela terus gemetar ketakutan tapi dia masih berusaha untuk tetap tenang, menatap Fredy tanpa ekspresi sedikit pun.Fredy yang masih terbakar api emosi tidak bisa lagi mempertahankan sikap baik seperti biasanya, dia mendekati Dela lalu mengangkat dagunya, "Tenang sekali, apakah tidak ada yang ingin kamu katakan kepadaku?"Dela menatap mata Fredy yang sangat dingin itu, "Tidak ada!""Berani sekali. Dela kamu tidak takut sedikit pun setelah berselingkuh secara terang-terangan?" Pembuluh darah di dahi Fredy sudah menonjol dengan jelas saat berbicara.Pembuluh darah yang menonjol di dahi seperti ini pertama kali muncul selama 28 tahun hidupnya."Presdir Wijaya aku tidak berselingkuh darimu. Aku sedang mencari dana untuk perusahaan, keluargaku membutuhkan investasi. Buk
Rok yang baru dipakai sekali itu dirobek dan ditumpuk di sudut ranjang bersama dengan beberapa potongan baju yang dirobek.Seprai dan selimut yang berantakkan di atas lantai dan ranjang, Dela yang berbaring terengah-engah, rambut hitam yang menutupi air matanya tapi tidak bisa menutupi perasaannya yang hancur.Sakit sekali, setiap bagian tubuhnya sangat sakit, dia mengira dirinya sudah mati!Fredy mengerikan sekali, dia meniduri Dela dengan cara yang sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh Dela, ingin Dela tahu apa yang dimaksud dengan benar-benar mengerti!Dari awal Dela tidak merasakan sedikitpun kebahagiaan, dia hanya merasakan rasa sakit dan malu yang tidak tertahankan.Fredy yang sudah selesai memakai pakaiannya dengan sombong melemparkan selembar cek ke rambut Dela, "100 miliar anggap tarifmu malam ini!"Setelah itu dia lalu merapikan kerah bajunya dan bersiap untuk pergi.Nada bicaranya yang menghina dan gerakannya yang sombong membangkitkan keinginan bertarung Dela. Tidak tahu
Dela menggelengkan kepala, dia berdiri secara perlahan sambil menahan rasa sakit di tubuhnya. Saat ini tubuhnya sudah memakai baju tidur yang sudah bersih, mungkin dibawakan oleh Ibu Sinta dari rumah.Dela mendongak lalu tersenyum ramah, "Terima kasih Ibu Sinta!""Tidak, Tuan yang menyuruhku menyiapkan semuanya!" Ibu Sinta yang tidak egois segera menyebut nama Fredy, jelas sekali dia ingin agar Dela bisa merasakan perhatian dari Fredy.Dela hanya tersenyum tanpa bereaksi.Sekarang dia tidak ingin mendengar nama orang itu sedikitpun!Dela kembali ke vila dibantu oleh Ibu Sinta, dia lalu beristirahat seharian. Keesokkan harinya dia menelepon seseorang dengan perasaan canggung."Maaf sudah mengganggumu bekerja!" Dela mengangguk kepada orang di depannya."Tidak, hari ini kebetulan aku tidak ada jadwal operasi jadi aku tidak sibuk!" Darwin menjelaskan dengan santai lalu dia mengeluarkan selembar cek dari saku jasnya dan menyodorkan kepada Dela, "Kakak Ipar, ini 100 miliar!"Dela menerima
"Presdir, Presdir Ben meminta untuk bertemu, aku menyuruhnya untuk menunggu di ruang tamu!" ujar Asisten Rai dengan suara rendah.Fredy berdeham dingin, mengisyaratkan sudah menjawab perkataan asisten.Ben yang baru saja memenangkan 2 bidang tanah saja sudah menganggap diri sebagai bos properti? Fredy hanya bisa mengatakan kalau Ben terlalu naif karena hanya menghabiskan sisa hidupnya dalam satu bisnis.Kemarin malam hanya dengan satu panggilan telepon saja semua bank menarik kembali dana pinjaman untuk perusahaannya. Sekarang beberapa proyek properti miliknya yang sedang dibangun pasti akan tertunda karena dukungan dana yang terputus! Tamat sudah Ben!Fredy ingin orang tua itu tahu apa akibat yang akan dia terima kalau berani menyinggung Fredy! Sialan, Fredy sangat ingin membantainya saat teringat orang tua itu memiliki keinginan tidak senonoh kepada Dela.Hanya mempersulit perusahaannya saja sudah termasuk cukup murah hati."Haha, Presdir beberapa hari lagi Perusahaan Konstruksi Ben