Share

Tuduhan

Penulis: Ukhty Ijah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-11 20:41:48

Manda baru saja pulang dari cafe, tempat pertemuannya dengan Windy.

Dia hendak naik ke atas, saat suara Mama Andien terdengar lantang memanggilnya dari ruang tengah.

Manda menoleh ke arah ibu mertuanya, yang sedang berdiri dengan bertolak pinggang. Tatapan matanya tajam dan ekspresi wajahnya terlihat marah.

"Ke sini kamu!" perintah Mama Andien.

Manda bingung dengan amarah yang ditunjukkan oleh ibu mertuanya itu.

Apa mungkin Mama Andien tahu soal dirinya dan Bram, pikir Manda.

Seketika pikiran buruk itu membuat Manda menjadi ketakutan. Dia berdiri mematung dengan kedua kaki gemetar.

"Apa kamu t*li?! Mama memanggilmu ke sini!" bentak Mama Andien.

Dengan langkah pelan, Manda menghampiri Mama Andien. Keringat dingin mulai bercucuran di wajah Manda. Dia berjalan sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa jalanmu lamban sekali!" Mama Andien yang tidak sabar, segera menarik tangan Manda dan membawanya ke ruang teng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janji Suci Yang Terbagi   Arman Pulang

    "Manda merasa gak enak hati sama Mas Arman. Tanpa sadar, Manda melampiaskan kemarahan Manda padanya," sesal Manda sembari duduk dengan kepala bersandar di kursi."Itu karena pikiranmu sedang kalut saja," hibur Ayu."Apa yang harus Manda lakukan, Yu? Pusing rasanya kepala ini," keluh Manda seraya menelengkupkan kepalanya di antara kedua tangannya di atas meja."Kan sudah kubilang dari awal. Jauhi Mas Bram. Tapi kamu gak mau dengar," gerutu Ayu."Yu ...," suara Manda lirih hampir menangis."Ya, ya, ya, yang sudah berlalu biarlah berlalu. Nasi juga udah jadi bubur,"Ayu mencondongkan badannya ke tepi meja."Manda, kalau soal Sarah itu bukan urusanmu. Jika Arman mau menceraikannya, biarkan saja. Itu lebih baik kan. Kabar gembira untukmu. Tapi kalau soal Mas Bram, mau gak mau kamu harus cerita sama Arman. Apapun resikonya nanti, kamu harus siap menghadapinya,""Itu yang membuat Manda takut, Yu," Manda mengangkat kepa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Pengakuan Cinta Arman

    POV MANDAKami makan siang berdua di sebuah restoran di dekat pantai.Setelah sekian lama kami berjauhan, hari ini kami bisa berkumpul lagi seperti dulu.Mas Arman tidak menunjukkan wajah letih, walaupun dia baru saja melakukan perjalanan jauh dari Hongkong. Wajahnya berseri bahagia seolah tidak ada beban di hatinya.Aku tidak pernah melihat ekspresi wajah seperti itu dari Mas Arman."Kenapa melihatku seperti itu?" Mas Arman menyadari tatapanku."Eh, gak apa-apa. Mas Arman gak capek ya? Seharusnya istirahat dulu di rumah. Ketemu Papa Mama," aku mengalihkan pembicaraan."Nanti saja pulangnya. Mas mau jalan-jalan dulu sama kamu," jawab Mas Arman sambil menikmati makanannya."Ikannya enak. Kamu cobain deh," Mas Arman menyuapkannya padaku.Aku mencicipinya."Iya, enak," jawabku."Kamu gak mau menyuapiku?" pinta Mas Arman dengan manja."Makananku pedas. Mas Arman kan gak suka pedas

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Arman Pulang (2)

    Semalam Arman dan Manda menginap di hotel. Arman sengaja tidak pulang ke rumah karena ingin menghabiskan waktu berdua bersama Manda lebih lama.Pagi itu, Manda duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Arman yang sedang merapikan diri.Dalam pikirannya saat ini sedang mencari cara untuk memberitahu Arman soal masalahnya dengan Bram.Manda tidak bercerita soal Bram pada Arman kemarin. Dia merasa gak enak hati jika harus merusak momen kebahagiaan mereka.Melihat Manda yang sedang memperhatikannya, Arman tersenyum padanya. Manda membalasnya dengan tersenyum tipis.Arman merasa heran dengan sikap aneh Manda. Perlahan Arman mendekatinya, lalu duduk di samping Manda."Manda, kamu sakit?" tanya Arman sambil memegang tangan Manda."Gak, Mas,""Dari kemarin Mas perhatikan kamu sering melamun. Sedang memikirkan apa?""Gak ada, Mas," sanggah Manda dengan gugup."Kamu sedih karena kita harus pulang ke rum

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Rahasia Yang Terungkap

    "Jadi bagaimana, Nda? Apa reaksi Arman?" Ayu menyusul Manda ke ruang kerjanya."Manda ... belum cerita, Yu," jawab Manda sambil meletakkan tasnya di atas meja."Kok bisa kamu belum cerita, Nda?" ujar Ayu kecewa."Masalahnya kemarin itu Mas Arman terlihat bahagia. Manda belum pernah melihat Mas Arman sebahagia itu sebelumnya. Manda gak tega kalau harus merusak suasana hatinya,""Terus kapan kamu mau bilang? Jangan menundanya lagi, Nda. Posisimu sekarang ini sedang bahaya," desak Ayu."Hari ini Manda akan ceritakan semuanya pada Mas Arman,"***Sementara itu di ruang kerjanya, Arman sedang fokus membaca beberapa laporan perusahaan.Kemudian sekretarisnya ijin masuk ke dalam ruangannya."Pak Arman, ada kiriman paket buat Bapak," dia memberikan amplop coklat besar pada Arman."Dari siapa?" Arman menerimanya."Kurang tahu, Pak. Tidak ada nama pengirimnya,""Makasih, Bel,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Kebencian

    Daniel baru saja sampai di depan rumah Bram. Dia memarkirkan mobilnya di belakang mobil Arman.Suasana lingkungan perumahan tempat tinggal Bram terlihat sepi saat itu.Daniel berjalan masuk ke halaman depan rumah Bram.Dia segera mempercepat langkahnya ketika mendengar suara teriakan Arman dari dalam rumah.Daniel berhenti sejenak di ruang tengah rumah Bram. Dia terkejut melihat Arman yang sedang menduduki Bram seraya meni*ju wajah Bram berkali-kali."Arman!" Daniel segera menghentikannya.Dia memeluk adik bungsunya itu dari belakang, dan menjauhkannya dari Bram."Arman, hentikan!" perintahnya."Lepaskan aku, Kak! Biar ku hab*si ba*inga ini!!" berontak Arman.Bram berusaha duduk sambil menahan rasa sakit akibat serangan Arman."Berhenti, Arman!! Ini bukan caranya menyelesaikan masalah!!!" seru Daniel.Dengan segenap tenaga, Daniel menarik Arman keluar dari rumah Bram.Suasana

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Rekan Kerja

    Ting, tong. Suara bel pintu berbunyi. Tak berapa lama, pintu rumahpun dibuka.Sarah berdiri di balik pintu. Dia tertawa geli melihat beberapa luka di wajah Bram."Habis bertarung dimana, Pak," ledek Sarah."Ngapain ke sini?" tanya Bram dengan nada malas."Hei, jangan gitu dong sama rekan kerja. Aku datang ke sini mau lihat keadaanmu," ucap Sarah basa-basi sambil nyelenong masuk ke rumah Bram.Sarah berjalan menuju ke ruang tengah sambil diikuti oleh Bram dari belakang."Apa di sini kalian berkelahi? Seingatku sewaktu terakhir aku ke sini, di ruangan ini ada meja kaca. Apa jangan-jangan pecah ya?" tebak Sarah dengan nada sinis."Ternyata suamiku itu kuat juga ya. Wajahmu sampai babak belur dibuatnya," Sarah kembali tertawa."Kalau kamu ke sini cuma buat meledekku, sebaiknya pulang saja," ujar Bram kesal."Jangan ngambek dong. Aku cuma bercanda kok. Aku benar-benar khawatir lho," ucap Sarah yang terdengar

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Ketenangan Sesaat

    Keesokan harinya di rumah Ayu."Nda, sarapan yuk,"Ayu duduk di tepi ranjang, tempat Manda sedang tidur membelakanginya."Manda gak lapar, Yu," jawab lirih Manda."Jangan gitu dong, Nda. Ntar kamu sakit," Ayu menepuk pelan bahu Manda.Manda tidak menjawab."Aku sudah meminta semua karyawan untuk libur hari ini. Aku juga gak tega ninggalin kamu sendirian seperti ini," ucap sedih Ayu."Maaf sudah merepotkanmu, Yu,""Iissh, siapa yang direpotkan? Kamu tuh kayak bicara sama orang lain aja,"Perlahan Manda beranjak bangun."Manda mau cari kontrakan aja, Yu,""Ngapain cari kontrakan. Tinggal di sini aja," pinta Ayu."Manda gak enak sama Mas Joko kalau tinggal kelamaan di sini,""Mas Joko gak keberatan kok. Santai aja,"Manda menggelengkan kepala."Temani Manda cari kontrakan, ya?" ajak Manda.Ayu menghela nafas."Kamu tuh keras kepala kal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13
  • Janji Suci Yang Terbagi   Dijemput Papa

    Ayu bergegas membuka pintu kamar dengan kencang."Nda, a-ada Pak Hendra!" ucap Ayu antusias."Papa?" Manda terkejut."Ayo, cepat keluar," Ayu menggandeng tangan Manda dan mengiringnya keluar kamar.Papa Hendra sedang duduk di ruang tamu ditemani suami Ayu."Papa," sapa pelan Manda."Halo, Manda," sapa Papa sembari tersenyum.Manda menghampiri Papa Hendra, lalu mencium punggung tangannya."Apa kabar?" tanya Papa."Baik, Pa," jawab Manda dengan menundukkan kepalanya."Pak Hendra, mau minum apa? Teh atau kopi, Pak?" Ayu menawarkan."Teh saja, Yu,""Iya, Pak. Sebentar ya," lalu Ayu mengajak suaminya untuk membantu di dapur."Papa pulang kapan?" tanya Manda dengan gugup."Kemarin Papa pulang,""Oohh,"Manda terus menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata papa mertuanya. Manda merasa malu karena masalah yang terjadi akibat keb*dohannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13

Bab terbaru

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 17

    Mobil Toyota Alphard dan Mercedes-Benz terpakir di halaman rumah keluarga Hadiwijaya.Pak Setya sedang berdiri di depan mobil Alphard, menunggu kedua majikan kecilnya muncul dari dalam rumah.Tak lama berselang, Chandra dan Tya yang sudah rapi dalam balutan seragam sekolahnya, berjalan dengan riang menuju teras depan rumah.Mereka didampingi oleh kedua orang tua, oma, dan babysitter barunya."Chandra, Tya, belajar yang rajin ya. Jangan nakal di sekolah," ujar Manda mengusap lembut kepala kedua anaknya."Iya, Ma," jawab si kembar hampir bersamaan. Kemudian mereka mengecup punggung tangan mamanya."Have fun at school." Arman memeluk hangat kedua anaknya."Okay, Pa," si kembar membalas pelukan Arman.Chandra dan Tya menghampiri Nyonya Adele untuk mengecup punggung tangannya."Cucu Oma yang cantik dan ganteng," puji Nyonya Adele sembari memeluk kedua cucunya.Setelah selesai berpamitan, Chandra dan Tya segera menghampiri mobil yang akan mereka tumpangi."Nyonya, saya berangkat dulu mengan

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 16

    Arman masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Manda sedang berbaring di atas ranjang, dengan posisi tidur membelakanginya.Manda menoleh ketika suaminya duduk di tepi ranjang."Anak-anak sudah tidur, Mas?" tanyanya sembari beranjak duduk."Sudah. Kamu belum tidur?""Manda menunggu Mas Arman,""Mau ditimang-timang ya biar bisa tidur?" ucap Arman dengan memainkan mata genitnya."Iih, Mas," Manda tersipu malu.Arman bergerak mendekati istrinya. Dia merangkul tubuh Manda."Gak usah malu. Bilang saja kalau pelukanku bikin kamu nyaman, kan," goda Arman."Genit, ah," Manda menepuk lembut dada suaminya.Arman menyandarkan punggungnya ke headboard bed sambil mendekap istri tercintanya di dada.Keduanya diam sejenak, menikmati kehangatan satu sama lain."Mas lama sekali tadi? Anak-anak susah ya disuruh tidur?" tanya Manda kemudian."Enggak. Abis dari kamar mereka, Mas mengobrol sebentar sama Tante,"Manda mengangkat setengah badannya untuk menatap wajah Arman."Apa Mas berhasil membujuk Tante?" t

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 15

    "Kamu beruntung bisa bekerja di sini. Gajinya besar. Bahkan lebih besar dari gaji di tempat kerjamu dulu, kan," sambut Santi dengan riang."Iya, aku bersyukur bisa diterima kerja di sini," jawab Rianti sembari tersenyum senang."Kamu harus berterima kasih sama Nyonya Adele. Kalau bukan karena dia, kamu gak akan bisa bekerja di rumah ini. Manda kan sudah menolakmu,""Nyonya Manda," Kiki yang tiba-tiba muncul di depan kamar Rianti, mengoreksi ucapan Santi.Kemudian Kiki masuk ke dalam kamar Rianti, dan ikut bergabung untuk mengobrol."Kamu aja yang anggap dia Nyonya. Aku sih gak mau. Cuman di depannya aja aku terpaksa panggil dia Nyonya, daripada aku dipecat. Males banget!" cibir Santi.Rianti heran dengan sikap tak sopan Santi pada majikannya."Kenapa ... kamu hanya memanggil namanya?" tanya Rianti."Untuk apa aku memanggilnya Nyonya? Dia dan aku sama. Kami satu level. Nasibnya aja yang mujur karena dinikahi Tuan Arman," cemooh Santi."Maksudnya?""Manda itu perempuan kampung, sama sep

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 14

    "Jahat sekali Tante Adele bikin persyaratan seperti itu?!" ucap kesal Ayu dari balik telpon."Manda rasa Tante sengaja melakukannya. Dia tahu kalau Manda gak akan membiarkan Kiki dipecat. Jadi mau tak mau, Manda terpaksa menerima babysitter itu," ujar Manda dengan sedih."Lalu Arman?""Mas Arman sudah berusaha membujuk Tante Adele, tapi percuma saja. Tante gak mau mengubah keputusannya,""Menyebalkan sekali!" umpat Ayu."Sepertinya kami harus mengalah. Daripada masalahnya makin besar," ujar Manda dengan pasrah."Manda, aku boleh tanya sesuatu?" ucap Ayu."Soal apa?""Kamu pernah bilang kalau kamu takut si kembar akan lebih sayang sama babysitter mereka, makanya kamu gak mau memakai jasanya. Tapi aku rasa itu bukan satu-satunya alasan," ujar Ayu dengan curiga.Manda mengangkat punggungnya yang bersandar di headboard bed. Dia terkejut dengan pernyataan sahabatnya itu."Memangnya ... ada alasan apa lagi? Pertanyaanmu aneh," ujar Manda dengan gugup."Beberapa waktu yang lalu, aku gak seng

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 13

    Keesokan harinya ...."Bi, Pak Setya dan anak-anak sudah pulang?" tanya Manda saat berpapasan dengan Bibi Sari."Belum, Nyonya,""Manda tunggu saja di ruang tengah," jawab Manda sambil melihat ke jam di layar ponselnya."A-anu ... Nyonya. Di ruang tengah sedang ada tamu,""Tamu siapa?""Hmmm ...," Bibi Sari ragu untuk menjawab pertanyaan Manda."Siapa, Bi?" selidik Manda."Tamunya Nyonya Adele,""Kenapa raut wajah Bibi jadi gugup begitu? Memang siapa tamunya?" tanya Manda penasaran."I-itu ... dia ... babysitter yang waktu itu,""Ha?" Manda terkejut.Kemudian Manda bergegas menuju ke ruang tengah untuk menemui tamu Nyonya Adele.Bibi Sari yang merasa khawatir, ikut menyusul Manda ke ruang tengah.Manda menghentikan langkahnya seketika setelah melihat Rianti sedang mengobrol dengan Nyonya Adele di ruangan."Bu Manda," Rianti segera bangun dari duduknya untuk menyapanya.Sementara Nyonya Adele mengabaikan kehadiran istri keponakannya itu."Kamu sudah paham aturan rumah yang saya sampaik

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 12

    "Alhamdulillah Nyonya sudah pulang," sambut hangat Bi Sari."Iya, Bi. Senang rasanya bisa pulang," sahut Manda dengan tersenyum lega."Anak-anak belum pulang sekolah, Bi?" tanya Arman."Belum, Tuan. Tapi Pak Setya sudah jemput ke sana,""Baguslah. Sayang, kamu istirahat dulu di kamar, ya," ujar Arman."Manda mau ke ruang tengah saja, Mas. Nungguin anak-anak,""Mas antar ke sana," jawab Arman sambil menggandeng tangan istrinya."Tasnya biar saya taruh di kamar, Tuan,""Makasih, Bi," Arman menyerahkan travel bagnya pada Bibi Sari.Kemudian dia mengajak Manda pergi ke ruang tengah."Duduklah di sini. Mau nonton tv?" tanya Arman sambil menata bantal sofa."Gak usah, Mas," jawab Manda sembari duduk."Selamat datang, Nyonya Manda. Nyonya mau minum teh?" Kiki menyusul ke ruang tengah."Kok kamu gak ikut jemput anak-anak, Ki?" tanya heran Manda."Gak, Nyonya. Soalnya Nyonya Adele minta Kiki di rumah saja," jawab Kiki dengan salah tingkah."Pak Setya yang jemput sendirian?""Gak, Nya. Tadi pag

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 11

    Arman berjalan menuju ke ruang tengah sambil menenteng travel bag kecil di tangannya."Bagaimana si kembar?" tanya Nyonya Adele yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah."Mereka baik-baik saja, Tan. Arman sudah menidurkan mereka,""Kamu mau kemana bawa tas?""Arman mau ke rumah sakit,""Kamu mau meninggalkan anak-anak setelah kejadian tadi?" Nyonya Adele mengerutkan keningnya."Si kembar gak apa-apa, Tan. Makanya Arman berani pergi. Lagipula di sini ada Tante. Arman minta tolong jaga anak-anak malam ini. Besok Arman sudah kembali,""Ini bukan masalah mereka gak apa-apa atau ada Tante yang jaga di sini. Si kembar butuh kamu, Arman. Bagaimana kalau tengah malam mereka merengek kesakitan dan mencarimu? Lagipula Manda itu udah dewasa. Dia bisa jaga dirinya sendiri. Gak perlu kamu manjakan seperti ini!" ucap kesal Nyonya Adele.Arman menghela nafas. Dia meletakkan travel bagnya di bawah, lalu duduk di samping

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 10

    "Tante Adele di rumah?" Manda terkejut."Iya. Tante memberi kabar mendadak. Karena Mas gak bisa menjemput, Mas minta Pak Setya yang datang ke bandara," jawab Arman sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut istrinya."Sudah, Mas. Manda sudah kenyang," tolak halus Manda."Tinggal satu sendok lagi. Sayang kalau dibuang. Ayo," bujuk Arman."Gak mau. Rasanya mual," Manda menutup mulutnya dengan tangan."Ya, sudah," Arman melahap satu sendok nasi terakhir."Berapa lama Tante akan tinggal di rumah, Mas?""Mas gak tahu. Kan Mas belum sempat mengobrol sama Tante," jawab Arman setelah selesai menelan makanannya."Ooh," ujar Manda dengan nada lesu."Kenapa? Kok wajahmu jadi murung?" tanya Arman sembari memberikan segelas air putih pada Manda."Gak apa-apa, Mas," jawab Manda sembari tersenyum tipis.Manda menerima gelas itu, lalu meminum airnya

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 9

    Arman mempercepat langkahnya menyusuri koridor rumah sakit. Raut wajahnya cemas setelah mendengar kabar buruk yang menimpa istrinya.Arman mengecek satu persatu nomor yang tertera di depan pintu kamar pasien.Dia berhenti di depan pintu kamar yang dicarinya. Arman pun segera masuk ke dalam tanpa mengetuk terlebih dulu.Perhatian Arman tertuju pada istrinya yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit."Mas," sapa Manda."Ada apa? Apa yang terjadi? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana bayi kita?" tanya Arman dengan panik."Mas, Manda gak apa-apa. Anak kita juga baik-baik saja," jawab Manda menenangkan suaminya."Kamu yakin? Dokter bilang apa?" tanya Arman yang masih ragu."Kata dokter, gak ada yang perlu dikhawatirkan. Manda hanya kaget saja karena itu perut Manda jadi sakit,""Syukurlah," Arman bernafas lega."Apa yang sebenarnya terjadi di rumah

DMCA.com Protection Status