“Kami mencari nyonya Eileen, benar rumahnya disini?”
“Pasti benar. Informanku tidak mungkin salah.” Garam menyela sambil menerobos masuk ke dalam.“Garam! Tidak sopan masuk rumah orang tanpa izin.” Tegur Karina.Pangeran Garam acuh tidak acuh. Dia tahu betul kelakuan tuan rumah ketika ada tamu dari pihak keluarga kerajaan. Biasanya dia akan kabur, bersembunyi, atau pura-pura tidak ada di rumah.Karina menyusulnya ke dalam, menarik tangan Garam dan memintanya berlaku lebih sopan.“Ha ha ha ... Maaf, sebenarnya aku mencari toilet dari tadi.”Ada-ada saja Pangeran satu ini. Ternyata dia menghambur masuk ke rumah orang untuk mencari toilet.“Yang benar saja! Jangan lakukan itu lagi, memalukan tahu.”“Maaf, maaf,”“HEI EILEEN! AKU PINJAM TOILET YA? MAKASIH.”Karina sampai terheran-heran dibuatnya. Pangeran Garam sebenarnya tipe pria yang bisa diandalkan, akan tetapi, dia memiliki kekurangan, yaitu terlalu santai. Padahal Karina tidak tahSeminggu kemudian, seorang wanita cantik melangkah keluar dari Tesla Model Y berwarna hitam mengilap, yang berhenti dengan anggun di depan toko Darina Fallen City. Saat pintu mobil terbuka, matahari pagi memantulkan cahaya pada rambut cokelat panjangnya yang berkilau, memancarkan aura keanggunan yang sulit diabaikan. Sepatu hak tingginya yang berwarna merah darah menambah kesan mewah pada penampilannya. “Tatapan orang-orang disini tidak nyaman sekali. Apa penampilanku terlalu heboh?” Semua orang yang berada di sekitar toko, baik pelanggan maupun pejalan kaki, tak mampu mengalihkan pandangan. Bisikan kekaguman mulai terdengar, beberapa bahkan mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan momen tersebut. Para karyawan toko yang sedang bekerja, termasuk mereka yang akan menjadi rekan kerjanya nanti, menghentikan aktivitas sejenak, terpesona oleh pesonanya. Mereka bertukar pandang, saling memberi isyarat tanpa kata bahwa hari ini akan menjadi hari
Roches Family generasi ke 19. Alphonse Roches dan adiknya, Diana Roches. Sayangnya, gadis manis itu meninggal dalam sebuah insiden penculikan. Berlanjut ke generasi ke 20. Alphonse memiliki 4 anak kandung dan 1 anak angkat.Generasi ini disebut yang terburuk karena keempat Pangeran yang mewarisi darah raja, dan Pangeran yang tidak memiliki darah raja, duduk di tempat yang sama. Lebih buruk lagi, Yang Mulia Alphonse Roches yang putus asa pada penyakitnya berencana mencari penerus secepat mungkin.“Sebelum penyakit ini membunuhku, salah satu dari Daniel, Hendrik, atau Garam harus sudah mewarisi tahta. Tidak perlu memikirkan Laros dan Adam. Lebih baik aku menjual jiwaku ke iblis demi mendapat kehidupan abadi daripada menyerahkan negara ini pada salah satu dari kedua anak itu.” Tegas Yang Mulia Raja pada Permaisuri Lydia tempo dahulu.Keinginan Yang Mulia Raja inilah yang menjadi awal terciptanya kompetisi dengan nama resmi ‘Der Wettbewerb ermittelt den stärksten Prinzen’
Darah menetes ke meja. Permaisuri Tiara berdesis, “Lepas lagi. Berapa lama harus didinginkan sampai menyatu? Nenek Bruja tidak mengajari bagian itu.”Ruangan itu tampak menyeramkan. Banyak bangkai diawetkan dan digantung terbalik di dinding seolah menunggu untuk dikebumikan.Permaisuri Tiara melepas ikat rambutnya. Terungkap panjang rambut Permaisuri Tiara yang sebenarnya mencapai 2 setengah meter. Setiap hari, Permaisuri Tiara harus menahan berat dari rambutnya yang disanggul demi memenuhi sebuah tuntutan.“Kenapa? Kenapa aku tidak bisa? Kenapa sihir dari nenek Bruja sulit sekali dilakukan?!”Permaisuri Tiara membuka laci. Tangannya menyambar sebuah buku sihir usang, pemberian penyihir dari Amerika Selatan. Buku sihir tersebut dipercaya menyimpan ilmu yang dapat dipelajari tanpa harus melakukan ritual khusus. Sebenarnya itu hanya buku biasa, yang dikarang sedemikian rupa untuk mengelabui Permaisuri Tiara yang haus kasih sayang. Buktinya ada di salah satu lembar
“Aku malu.” “Kenapa malu?” Tanya Belfast. “Aku tidak bisa memberitahu alasannya. Ini berhubungan dengan masa laluku yang tragis.” “Ya sudah. Ada majikan yang harus kita jaga. Jadi berhenti mengobrol.” Dua gadis itu berdiri tegak diambang pintu. Tangan mereka terlipat ke belakang. Sikap mereka tegas ditambah tatapan yang tajam. ***👑*** Permaisuri Tiara menyeduh mie. Tidak disangka, wanita yang selalu tampil glamor di depan publik itu, ternyata menyukai mie instan. Apalagi ditambah telur dadar dan bawang yang dicacah halus. “Terima kasih Karina. Kamu baik sekali.” Puji Tiara. “Lalu, apa yang dilakukan Pangeran Daniel setelah itu?” Tiara bertanya sambil tangannya menyendok mie ke mulut. Kedua gadis itu melanjutkan obrolan mereka di dapur. Karina berinisiatif membuatkan sepiring mie supaya terapinya berjalan lebih lancar. “Karina, kenapa kamu tidak coba mengajak Pangeran Daniel ke tempat
“Sampai jumpa lagi Tiara.”Karina bersyukur tidak terjadi apa-apa pada mereka. Setidaknya, dia masih punya jari yang utuh.Dua pengawal yang tidak tahu kejadian di dalam lantas bertanya ke Karina, “Apa yang terjadi Permaisuri?”Karina tidak mengatakan apa-apa. Bibirnya hanya berucap, “Ke perusahaan Pangeran Daniel. Cepat!” Lalu terkunci rapat.***👑***Karina sangat panik. Saking paniknya, dia lupa bisa menelepon Pangeran Daniel alih-alih menemuinya langsung di kantor.“Permaisuri Karina, ada apa anda kesini?”Karina mendesak satpam untuk mengantarnya ke ruangan kantor Pangeran Daniel. Setelah direnovasi, Karia tidak tahu lagi dimana letak pasti kantor itu. Oh ya, ini pertama kalinya Karina mengunjungi perusahaan Bio Hydra sejak mengandung.Ada beberapa tempat yang harus Karina hindari demi menjaga kesehatan janinnya. Seperti namanya, perusahaan ini bergerak di bidang teknologi, tepatnya bio-teknologi, yang sering kali melibatkan bahan-bahan k
Beberapa hari kemudian, Tiara datang ke kafe tempat Karina bekerja dahulu. Hatinya berdebar kencang saat menunggu kedatangan sahabatnya. Karina.“Karina. Disini!”Tiara melambaikan tangan, senyum cerah terpasang di bibirnya. Permaisuri satu ini tidak takut menyembunyikan wajahnya dari publik. Walaupun sebagai gantinya dia harus membawa beberapa pengawal untuk melindunginya. “Selamat pagi Tiara.” Senyum Karina tidak kalah manis.Pelanggan lain tidak henti-hentinya berbisik. Bahkan ada sekelompok remaja pria yang curi pandang tanpa henti. Karina dan Tiara terlalu memesona bagi mereka. Baru saja Karina meletakkan bokongnya yang bulat di sofa merah kafe, Tiara tiba-tiba menangis tanpa sebab. “Sepertinya kamu mengalami hari yang berat.” Ucap Karina sambil meletakkan tas mahalnya di kursi sebelah.Senyum Tiara berubah kecut. Gadis itu bercerita, kalau tadi pagi, dia bertengkar dengan Pangeran Hendrik, gara-gara Hendrik menggoda pembantu baru yang muda dan cantik jelita
“Tiara ... Apa itu kamu?”“Memangnya siapa lagi Pangeran?” Tiara balik bertanya. Pisau di tangannya bergemetar hebat, ragu hendak menyelesaikan misinya.“Jangan seperti ini Tiara! Kita bisa bicarakan baik-baik!” Tiara tidak peduli, tangannya berkelebat cepat menusuk dada kanan Pangeran Hendrik.“HWAAA!!!”Jleb!Telinga bando kelinci menyentuh hidung Hendrik. Hendrik membuka mata perlahan. Tiara ada di atasnya. Wajahnya tidak tampak karena terhalang rambutnya yang panjang. “Tidak terasa sakit ... “ Pangeran Hendrik terbengong-bengong memahami situasi.Sementara itu, Tiara tersenyum puas. “Aku berhasil. Aku sudah menusuknya Karina. Sekarang pergilah dari pikiranku! Pergilah ... PERGILAH!!”“Tiara?”“Surprise!” Tiara tiba-tiba berdiri di atas ranjang. Pisau itu ternyata hanya barang mainan. Pisau macam itu biasanya digunakan untuk mengerjai kucing. Menusuk tubuh mereka tanpa membunuh mereka.Nafas Pangeran Hendrik masih tersendat. Keja
“Kenalkan sayang. Ini Permaisuri Tiara Roches. Buka maskermu Tiara.” Perintah Karina dengan bangga.Daniel sangat terkejut melihat Tiara di perusahaan. Harusnya saat ini dia berada di rumah sakit menemani suaminya atau bekerja. Hanya Karina yang membuat Tiara meluangkan waktu sebanyak ini bahkan memasuki kandang macan. “Apa yang kamu lakukan padanya Karina? Dia kelihatan seperti tidak punya semangat hidup.” Tanya Pangeran Daniel diliputi rasa curiga.“Ah jangan khawatir, dia baik-baik saja. Mulai saat ini, Tiara akan jadi mata-mata terdekat kita dengan Pangeran Hendrik. Aku akan mengendalikannya lewat ilmu hipnotis yang kupelajari dari dosenku dahulu.”“Kamu bisa hipnotis?” Pangeran Daniel semakin curiga.“Heh, kamu tidak percaya padaku. Memang selama ini aku pernah membohongi kamu?”“Tidak pernah sih, tapi itu terlalu sulit dipercaya. Ilmu hipnotis itu kan ... “Karina menjelaskan cara kerja ilmu hipnotisnya. Singkatnya, ada 2 syarat yang harus d