Beranda / Thriller / Janji Cinta Polisi Tampan / XCII : SIAPA YANG LEBIH CEPAT

Share

XCII : SIAPA YANG LEBIH CEPAT

Penulis: Cha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-05 23:05:11

"Siapa yang lebih lama bertahan, dan berhasil menang adalah yang tak hanya menggunakan otak, serta otot. Melainkan juga menggunakan strategi."

***

"Maksud Ibu bagaimana? Saya enggak paham."

Tarissa tersenyum. Ia paham kalau caranya ini akan sulit untuk dipahami bagi siapa pun, termasuk untuk otak sepintar anaknya sendiri. Tarissa sudah menyiapkan diri untuk pertanyaan Biru yang sudah pasti kebingungan. Di pikiran anaknya, cara satu-satunya adalah dengan menghalau Harry untuk tidak memberitakan apa pun mengenai foto itu.

Tapi, hal itu adalah hal yang mustahil. Hampir sepuluh tahun, Tarissa berkecimpung di dunia politik meskipun hanya sekadar sebagai pendamping suaminya. Namun ia sudah hafal di luar kepala bagaimana politikus baru menginginkan tempat yang ajeg untuk dirinya sendiri. Apalagi Harry Taragandhi datang dari latar belakang pengusaha yang sukses, pastilah ia berpikir untung ruginya dengan cermat.

"Bolehkah saya yang menjelaskan?" tanya sang konten kreator pada Tarissa. Tarissa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCIII : BUKAN GOSIP

    "Berusahalah jujur, meskipun dunia kenyataannya selalu kejam terhadapmu. Berusahalah jujur, meskipun orang lain membalasmu dengan kebohongan."***"Gila! Dari mana akun ini punya foto Bang Djati?"Djati menoleh saat Bernardio bergumam dengan suara teramat pelan, tapi masih terdengar olehnya. Bernardio pun menyadari kalau bosnya menoleh, ia lalu memberikan ponselnya pada Djati, agar pria itu melihat apa yang dilihatnya. Djati mengernyit saat menemukan fotonya berada di salah satu media sosial bersama Ava. Ia kaget tentu saja.Padahal pertemuan itu dilakukan di tempat yang privat. Banyak orang yang tidak akan peduli dengan siapa mereka bertemu. Karena memang banyak diantaranya dilakukan untuk membicarakan bisnis. Djati pun memutar otak, dan di kepalanya banyak sekali kandidat yang bisa mengambil fotonya bersama Ava."Sial! Pasti saya diikuti!" seru Djati kesal. "Bernardio, dari siapa informasi ini berasal?""Dari Ibu Marianna, Bang. Dia bertanya kalau banyak staf yang membicarkan akun g

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCIV : TERTANGKAPNYA SANG AKTOR

    "Tuhan tidak pernah tidur. Ia akan membalas orang-orang baik yang berusaha, dan bertahan di jalan kebenaran."***"Terima kasih, Pak Biru. Berkat anda ibu saya mendapat seorang kuasa hukum yang mumpuni. Setidaknya saya bisa berharap kalau Ibu saya bisa mendapat hukuman yang jauh lebih ringan dari ringan."Biru mengangguk. Ia tersenyum tipis, dan langsung menerima uluran tangan Sulistiawati. Ia senang karena masalah Purwanto bisa berjalan seharusnya. Tinggal mengejar Anthony Radjarta saja, maka semua proses terlewati dengan baik, dan berakhir melegakan untuk semua orang.Althaf yang berada di belakang Biru pun, juga tersenyum. Ia kemudian memberikan sang anak pada ibunya. Sulistiawati berterima kasih, karena Althaf telah menjaga anaknya dengan sangat baik. Ia bahkan sampai tertidur di gendongan Althaf."Anda sangat baik sekali. Mohon maaf sebelumnya, apakah anda sudah menikah?" tanya Sulistiawati pada Althaf yang dibalas gelengan olehnya. "Anda akan menjadi ayah yang baik nantinya. Sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCV : TANDA KEJATUHAN

    "Tiap individu di dunia ini, ada masanya. Karena sesungguhnya tidak ada yang abadi, akan terganti dengan yang lain. Terganti dengan masa yang baru." *** "Maaf, Bang Dio!" Bernardio menengadah. Perasaannya tidak enak sama sekali, saat melihat Warman berlari masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu. Ia yakin pasti ini ada hubungannya dengan Pramudya. Anak bodoh itu sudah Bernardio ingatkan untuk tidak pergi hari ini, tapi dengan kurang ajarnya dia justru mengabaikan permintaannya, dan mematikan panggilan darinya saat itu juga. "Ada apa, Warman? Bukankah saya meminta kamu untuk mengikuti Pramudya? Kenapa kamu justru ada di sini? Berita apa yang kamu ingin sampaikan pada saya?" Warman menarik napasnya, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, saya terlambat. Mas Pram melakukan tindakan impulsif dengan mendatangi Mr. Johar saat tugas bandara menahan kopernya. Teledornya lagi, saat itu polisi datang, dan Mas Pram justru bertindak gegaba

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCVI : SUMBER FOTO BERASAL

    "Tiap kejahatan yang ditanam pasti menghasilkan balasan yang setimpal."***"Terima kasih ya, Padma. Saya sangat bersyukur karena Ava memiliki sahabat, dan saudara sebaik kamu."Selepas Padma menjawab, dan mengakhiri teleponnya, Biru pun menyimpan ponselnya di kantong jaket. Ia menghela napas, merasa bersyukur karena hari itu Ava merasa lebih baik setelah ditemani oleh Padma. Walau bagaimana pun saat sakit, bukan cuma tubuh yang butuh beristirahat, tapi juga otak. Dengan mendatangkan Padma ke rumah, Biru berharap istrinya punya teman ngobrol, dan berdiskusi untuk melepas penat.Eki yang melihat atasannya sudah selesai menelepon, langsung menghampiri. Biru pun menoleh, dan menanggapi kedatangan anak buahnya. Ia sudah sangat bekerja keras, butuh diapresiasi atas hasil yang telah ia dapatkan."Pak," sapa Eki seraya bersikap hormat pada sang atasan. "Terlihat dari jalannya sesi interogasi, Pramudya menolak memberi tahu siapa yang berada di belakangnya. Pengacaranya juga berkata kalau klie

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCVII : KEHANCURAN BERSAMA

    "Segala hal bisa berubah dalam sekejap mata. Jadi, tugas manusia adalah bersiap dari segala kemungkinan yang bisa terjadi pada siapa saja."***"Bagaimana keadaannya?"Namanya Garra Anandaya. Dia adalah kuasa hukum yang sengaja Djati siapkan, bila Pramudya, atau pun Bernardio mengalami masalah hukum. Dia adalah teman satu kampus Djati. Kepadanya ia percayakan dua tangan kanannya agar terbebas dari jerat hukum, bila itu memungkinkan.Garra dengan raut pasrah hanya bisa menggeleng. Kemungkinan Pramudya terlepas dari masalah sangatlah kecil. Saking kecilnya, Garra tidak bisa menjanjikan yang paling realistis sekali pun pada temannya itu. Hal itu tentu saja membuat Djati sangat gusar."Sial!" umpat Djati pelan."Djati, lebih baik lo enggak ikut campur sama sekali. Pramudya sudah mengakui kalau ia bekerja sendiri. Meskipun, tak mungkin polisi percaya dengan pernyataannya, tapi akan sangat sulit juga bagi polisi untuk mencurigai lo. Lebih baik lo menyingkir, sebelum segalanya terendus oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCVIII : JANJI TEMU

    "Hanya sebuah janji, namun terkadang sulit untuk ditepati. Hanya sebuah janji, namun terkadang hanya kalimat asal, tanpa berniat untuk dijadikan nyata."***"Apakah ini akhir dari cerita kamu, Djati?"Pertanyaan itu tak disambut oleh siapa pun. Sebab di kamar itu, Ava hanyalah sendiri, tak ada siapa pun yang menemaninya. Sehabis mandi, ia membuka ponselnya, dan menemukan banyak telepon, serta pesan dari suaminya. Tak hanya Biru, Padma juga memberikan satu pesan singkat yang mengabarkan kalau ia pulang setelah Ava tertidur, dan tak menunggu hingga dirinya benar-benar terbangun.Ia lalu membalas satu persatu pesan yang ada, dan kemudian menyalakan televisi untuk mengetahui kelanjutan kasus Pramudya Arian. Namun tak ada satu pun berita terbaru yang ia bisa ketahui. Tak ada satu pun nama Djati keluar dari mulut wartawan yang membacakan berita yang mereka telah liput. Sungguh, Ava was-was."Ya Tuhan!" seru Yenni yang kaget saat melihat Ava sudah duduk di sofa sambil menonton televisi. Ia p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Janji Cinta Polisi Tampan   XCIX : ALASAN MENJADI JAHAT

    "Menjadi jahat mungkin bukan pilihan. Tapi, hidup yang berat mungkin bisa jadi alasan mengapa seorang manusia menjadi jahat." *** "Kamu yakin mau ke kantor?" Pertanyaan suaminya itu langsung diangguki oleh Ava. Ava memang akan pergi ke kantor yayasan. Dirinya menyuruh Djati untuk pergi ke kantor yayasan, demi menanggulangi pemberitaan lain yang mungkin tersebar dari pertemuan mereka. Ava tidak ingin mengambil risiko, ia hanya ingin pertemuan ini berjalan lancar, tanpa dianggap sebagai suatu hal yang janggal bagi orang lain. Djati sendiri kemarin bertanya alasan Ava bertemu dengannya. Namun Ava jelas tidak mau menjelaskan topik apa yang akan mereka bicarakan. Untuk apa ia meminta bertemu, kalau Ava memberi tahu Djati di telepon. Akan lebih baik, ia menyimpan rapat-rapat, agar ia bisa mengetahui secara langsung, dan melihat raut wajah Djati ketika menjawab semua pertanyaan yang diajukannya. "Sebentar saja, kok. Banyak berkas yang harus saya baca, dan saya tanda tangani. Saya bosan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Janji Cinta Polisi Tampan   C : KEHAMILAN YANG TAK TERDUGA

    "Hadiah terbesar bagi seorang wanita adalah menjadi seorang Ibu."*** "Aku sudah bilang kan, ke kamu. Jangan menangis!" Ava mengusap air mata di pipinya. Lalu mengangguk seraya meminta maaf atas kelakuan yang bukan kesalahannya. Djati memandanginya dengan perasaan yang tidak enak sama sekali, merasa bersalah, dan ingin sekali meraup Ava ke dalam pelukannya. Sayangnya ia sudah melepaskan perempuan itu, dan tidak berniat sama sekali untuk merusak kebahagiaannya bersama Biru. Ia hanya dapat terpaku, menunggu Ava meredakan emosinya. Ava sendiri menarik napasnya secara perlahan, sakit kepalanya tak tertahankan, tapi ia mencoba untuk tetap tenang dengan menghembuskan napasnya. Ia sungguh merasa bersalah atas segala kesalahan yang terjadi pada hidupnya, hidup Djati, dan hidup semua orang yang pernah Praba lukai. Ia sungguh merasa malu atas segala hal yang Praba telah lakukan pada orang-orang yang bahkan tak pernah berbuat jahat padanya. "Sungguh, aku minta maaf," lirih Ava pada akhirnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13

Bab terbaru

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART III : PERMULAAN UNTUK PADMA

    "Lepasin tangan gue! Lo tuh, sudah punya istri. Mau apa lagi sih?"Padma memaksa Travis untuk melepas tangannya. Tapi, pria itu seperti menolak permintaannya. Padahal Travis sudah menjadi suami Ayunda, tapi mengapa masih saja mengemis untuk menjelaskan hal yang sudah berlalu. Padma tak segila itu untuk mendengarkan, dan membuang waktunya hanya untuk pria itu.Travis masih kencang memeganginya, padahal tangan Padma sudah merah karena terus dipaksa. Padma ingin berteriak, tapi di tangga darurat itu tak ada siapa pun. Pria itu sengaja menariknya ke sini untuk menyudutkannya, dan melakukan apa pun yang pria itu ingin lakukan. Namun Padma jelas tak akan membiarkannya."Dia minta dilepasin, lo enggak dengar memangnya? Apa karena lo bule, makanya harus pakai bahasa Inggris? Cepat lepasin, sebelum gue terpaksa mematahkan tangan itu."Padma, dan Travis kaget. Ternyata ada orang lain di koridor tersebut. Ia sedang duduk tak jauh dari kami, dan sepertinya sudah memperhatikan kami sejak tadi. Tra

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART II : JATUH CINTA VERSI BERNARDIO

    "Maaf, anda siapa ya?"Istri dari Radjarta bertanya, saat Bernardio berdiri di depan rumahnya. Ia sengaja langsung bertemu sang pemilik untuk memberikan aset yang sedianya dititipkan Praba padanya kepada keluarga Radjarta. Karena amanat, Bernardio pun langsung melakukannya, dan menjalankan tugasnya secepat ia bisa."Maaf, kalau saya mengganggu." Bernardio pun menyodorkan tangannya, dan istri Radjarta langsung menjabatnya. "Saya Bernardio. Saya tangan kanannya Pak Djati, anaknya Pak Praba. Saya ingin menyampaikan pesan dari Pak Praba untuk anda.""Oh, ya, silahkan masuk."Bernardio pun masuk, dan diminta duduk di salah satu kursi di ruang tamu tersebut. "Mohon maaf sebelumnya, Ibu. Karena saya tidak tahu nomor rekening Ibu, atau pun Pak Radja. Jadi, saya memberikannya dalam bentuk cek. Jadi, nanti anda bisa datang ke bank terdekat, dan meminta untuk mentransfernya ke rekening yang Ibu miliki.""Aduh, maaf Mas Bernard, tapi ini tuh, maksudnya apa ya? Bisa bicaranya pelan-pelan. Saya ini

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART I : PRABA DAN KONSEKUENSINYA

    "Anda tahu kan, kesempatan anda sempit untuk tidak mendapat hukuman seumur hidup. Meskipun kita ajukan banding sekali pun, pastinya akan sulit untuk menang. Kesalahan anda terlalu banyak, dan itu tidak bisa ditukar hanya dengan kerja sama dengan pihak kepolisian sekali pun."Praba mengangguk, ia mengerti segala konsekuensi yang ia harus hadapi kedepannya. Semenjak Djati dinyatakan meninggal, dan Ava sudah mau menemuinya, segala keputusan yang diberikan padanya akan diterimanya dengan ikhlas. Praba tak akan pernah menuntut apa-apa. Apa pun yang diterimanya adalah ganjaran dari seluruh perbuatannya di masa lalu."Saya sudah bilang tidak apa-apa kan, Jeremy? Jadi, jangan tanya lagi. Apa pun yang diputuskan oleh hakim, saya akan menerimanya.""Tidak ada akan menyesal?"Praba menggeleng. "Jika saya takut menyesal, maka saya tidak akan melakukan semua kejahatan di masa lalu, Jeremy. Apa pun yang terjadi ke depannya, saya akan terima. Kamu tidak perlu takut. Kamu juga patutnya berubah. Pilih

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXVII : AKHIR JANJI CINTA POLISI TAMPAN

    "Ada permulaan, dan ada akhir. Ada pertemuan, dan juga perpisahan. Jadi, jangan pernah sesali apapun."***"Mama bahagia deh! Ava mau melahirkan, dan Asla dinyatakan hamil. Nah sat set begini dong. Dalam waktu yang enggak lama keluarga kita akan ramai dengan tangisan bayi. Ya Tuhan, terima kasih!"Ava tertawa sambil merangkul bahu mertuanya yang terlihat sangat bahagia. Kini, meskipun tantangan di hadapannya akan lebih berat, namun Tarissa lebih bahagia. Tidak hanya sebagai nenek, Tarissa akan menyandang status baru, yakni menjadi ibu negara. Perhitungan cepat dilakukan, dan untuk sementara hasil akhir menentukan kalau ayah mertuanya, Berdaya Adinegara unggul dengan enam puluh satu persen. Jauh mengungguli pesaingnya.Walaupun demikian, Tarissa tak peduli. Kebahagiaan anak-anaknya sekarang adalah hal utama. Ia sangatlah senang melihat kalau kedua putranya tak lama lagi akan menjadi ayah. Menjalani pernikahan yang bahagia bersama istri-istri mereka. Masalah negara, itu urusan nanti."K

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXVI : PERJALANAN MEMBERANTAS NARKOBA

    "Tak ada yang pasti dalam hidup ini. Termasuk manusia yang tiap hari, jam, menit, dan detik bisa berubah pikiran, serta sikap."***"Wah, sudah berapa bulan, Mbak kehamilannya?"Seorang ibu yang mengantar putrinya cek kandungan bertanya, dan Ava hanya menjawab sekadarnya sambil tersenyum. Ia lalu menceritakan kalau putrinya juga hamil tak jauh dari usia kandungan Ava. Sayangnya tak sebahagia Ava yang bisa diantar kemana-mana oleh sang suami. Ava sebenarnya enggan mendengarkan masalah rumah tangga orang lain, tapi karena Biru tak juga kembali dari toilet membuat Ava akhirnya terpekur mendengar kisah cinta orang lain.Baru setengah jalan Ibu itu bercerita, terdapat keributan di ujung lorong lantai rumah sakit tempat Ava duduk menunggu untuk diperiksa dokter kandungan. Ava, dan sang ibu menoleh. Mereka mendapati seorang perempuan tengah berteriak, dan membentak si laki-laki dengan caci maki yang begitu keras. Awalnya Ava tak peduli, ia melengos, dan kembali melemparkan pandangan ke korid

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXV : BUAH DARI KEJAHATAN

    “Setiap hal di muka bumi ini akan ada timbal balik. Setiap kejahatan yang manusia tanam, akan mendapat imbas yang serupa. Setiap kebaikan yang manusia berikan, maka akan mendapat hadiah yang besar, bahkan berlipat ganda nikmatnya.” *** “Apa anda yakin akan membongkar semuanya?” Praba mengangguk dengan yakin. Tak pernah ada sedikit pun kegundahan di hatinya yang membuat Praba tidak yakin dengan pernyataannya. Ia ingin mengungkapkan segalanya, seperti permintaan Biru, dan juga Ava. Bila mereka ingin Praba menghabiskan waktu untuk selamanya di penjara, maka akan ia lakukan semua itu dengan sukarela, dan juga ikhlas. Ia tahu kesalahannya sangatlah banyak, dan juga tak terbendung. Ia bahkan rela menanggung kesalahan Djati untuk ia tanggung, karena memang semua yang terjadi pada Djati adalah salahnya. Ia yang menjerumuskan Djati ke dunia ini. Ia pula yang memaksa, dan mengancam Djati untuk tetap menjual narkoba, meskipun anak itu tak menginginkannya sama sekali. “Tolong catat semua ora

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXIV : DISKUSI AYAH DAN PUTRI KANDUNG

    "Kata orang-orang, saat mencintai pria, standar pertama bagi seorang perempuan adalah ayahnya. Lalu bagaimana jika figur ayah tak pernah muncul dalam diri seorang perempuan?"***Ava meringis saat melihat ayah kandungnya sendiri. Lama tak melihat Praba, membuatnya lupa akan sosok itu. Sosok yang dahulu pernah sangat ia benci sedemikian rupa, sekarang terkurung menyedihkan di dalam jeruji besi yang dingin. Inilah yang Ava inginkan, meskipun kini rasa iba itu muncul, menyeruak memenuhi seluruh hatinya."Apakabar Pak Praba?" tanya Ava memulai pembicaraan. Ava menunggu, tapi Praba tak juga memulai pembicaraan, jadi ia mendahuluinya dengan suara bergetar. "Ini pertemuan pertama kita, setelah segala permasalahan dan plot twist yang tersaji di hidup kita."Praba diam, tapi ia tak mungkin duduk di situ, dan tak memulai apa pun. "Walau saya tak suka tempat ini, tapi saya baik-baik saja. Tempat ini tak seburuk pikiran saya. Kemungkinan saya mulai merasa nyaman di sini.""Ini serius, atau hanya

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXIII : MERTUA DAN MENANTU

    "Terkadang dalam hidup banyak hal yang tak terduga. Termasuk sebuah keinginan yang tak terwujud, tapi digantikan dengan hal lain yang lebih besar oleh Tuhan."***"Kalian bertengkar?"Biru melirik istrinya dari balik kertas-kertas berisi laporan keuangan perusahaannya. Biru benar-benar banyak sekali pekerjaan, selepas platform permainannya viral, dan brand pakaiannya mengalami peningkatan penjualan yang sangat drastis. Mengalahkan pekerjaannya sebagai seorang polisi, Biru hampir saja menghabiskan sisa dua puluh empat jam hanya untuk pekerjaan sampingannya. Belum lagi, kini ia harus membagi waktunya yang sudah sempit untuk istri, dan calon bayi mereka.Ava yang baru selesai mandi, dan tengah mengeringkan rambutnya tersebut juga hanya menghela napas. Ia tahu akan percuma membagi kisah ini pada suaminya, tapi selain Biru, Ava tak tahu lagi harus bercerita pada siapa. Jadi, meskipun Biru tak memahami alasannya marah pada Padma, ia tetap menjelaskan kronologi pertengkarannya dengan sahabat

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXII : PERNIKAHAN IMPIAN

    "Tak ada yang sempurna dalam hidup, termasuk sebuah pernikahan. Pasti ada pasang surut yang membuat sebagian orang pasangan akhirnya berpisah, dan memilih jalan lain sendiri-sendiri."***"Selamat ya, Mas Samudera, dan Mbak Asla. Semoga kalian langgeng terus hingga maut memisahkan. Benar-benar deh, kalian berdua cocok banget!"Celetukan Irvin membuat beberapa keluarga tertawa saat mendengarnya. Namun apa yang dikatakan Irvin benar adanya. Samudera yang tampan sangat cocok bersanding dengan Asla yang sangat manis, dan cantik. Samudera yang hanya memakai kemeja putih, dan Asla yang memakai gaun putih selutut sangatlah padu bersama.Belum lagi dengan latar belakang pantai Anyer di Novus Jiva Villa, membuat suasana yang terasa begitu intim, serta indah. Dengan dihadiri oleh keluarga besar kedua mempelai, pernikahan Samudera, dan Asla terasa sangat berkesan. Keduanya seperti larut dalam bahagia bersama orang-orang yang mereka kenal dekat sejak kecil."Peenikahan yang indah, ya?" tanya Asta

DMCA.com Protection Status