Share

Salah Tingkah

Author: Ayaya Malila
last update Last Updated: 2024-12-24 17:16:14

"Apa?" Brandon menggeleng bingung. Terlihat jelas mimik wajah dan sikap Aira yang tiba-tiba berubah. Wanita cantik itu tampak gemetaran.

"Hei, Aira. Kau baik-baik saja?" tanyanya lembut seraya mendekat.

"Tidak!" seru Aira tertahan. Dia mundur beberapa langkah, menjauh dari Brandon.

"Kau kenapa?" Brandon semakin bingung melihat sikap wanita yang pernah mencuri hatinya itu.

"Apa Tuan Larson yang menyuruhmu? Apa kalian menjebakku di sini?" cecar Aira.

"Apa maksudnya ini?" Mira yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, kini angkat bicara. "Apa hubungannya Brandon dengan penjahat itu?"

"Dia anak kandungnya!" Telunjuk Aira mengarah tepat ke Brandon.

"Hei, aku sudah tidak pernah bertemu dengan pria tua itu, Aira. Memang benar dia ayah kandungku, tapi sejak Frederick memberiku uang, kami tak pernah berjumpa lagi sejak saat itu," terang Brandon. "Dia sudah membuangku. Frederick memberiku uang supaya aku menjauh dan tidak mengganggu hidupnya lagi. Kuturuti permintaannya," ungkap Brandon bersun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Janda Tapi Perawan   Bayangan Misterius

    Mira mencebikkan bibir, seraya memandang remeh ke arah Brandon. "Tadi bilangnya cinta sama Aira. Eh, ternyata mau nikah sama perempuan lain. Dasar laki-laki buaya," gerutu Mira dalam hati. "Jadi, sesuai yang kita sepakati, besok kita akan pergi ke kaki gunung. Aku sudah membawa beberapa kru untuk membantumu. Kalian bisa berkomunikasi lebih lanjut setelah ini," tutur Brandon. "Kusarankan supaya Aira selalu berhati-hati," sela Helen. "Aku tidak mau dia berbuat sesuatu yang membuat kita sial." Aira mengeratkan genggaman garpu sambil menatap tajam ke arah calon istri Brandon itu. "Apa maksudmu?" geramnya. Helen hanya mengangkat bahu. "Semoga kau tak lupa atas apa yang terjadi pada Manggala. Seandainya dia tak mengejarmu ...." Aira terpancing emosi. Dia menggebrak meja kuat-kuat sampai Enzo terkejut dan menangis. "Jaga mulutmu, Helen! Jangan lupa kau yang menghancurkan hidupku!" sentak Aira. "Mama ...." Enzo melengkungkan bibir dengan mata berkaca-kaca. "Ra, sudah!" cegah Mir

    Last Updated : 2024-12-26
  • Janda Tapi Perawan   Fatamorgana

    Aira terbangun saat mendengar suara Enzo memanggil-manggil namanya. "Ra! Sudah ditunggu tuh, sama si Alex! Tumben kamu tidur seperti kebo. Susah sekali dibangunkan," omel Mira. Suaranya terdengar dekat di telinga Aira. Perlahan, ibu satu anak itu mengucek mata agar pandangannya tak buram. "Tante?" ucapnya lirih. Aira memperhatikan Mira yang sudah rapi dalam balutan blazer warna peach yang dipadu dengan celana jeans. Demikian pula Enzo yang juga telah rapi dan tampan dalam gendongan Mira. "A-aku di mana?" "Ya, di atas ranjang, lah! Kamu mengigau, ya?" Mira berdecak sambil menggeleng. "Tidak, Tante. Aku ...." Aira menggantung kalimatnya. Teringat oleh wanita cantik itu, semalam dia melihat sosok Manggala dalam kegelapan. "Angga, Tante!" Sontak Aira berseru. "Apa?" Mira mengernyit tak mengerti. "Manggala ada di sini!" Aira segera turun dari ranjang. Tak mempedulikan dirinya yang hanya memakai T-shirt putih ketat dan celana pendek ketat, dia berlari menuju kolam renang,

    Last Updated : 2024-12-28
  • Janda Tapi Perawan   Tak Terlihat

    Pemotretan pre wedding diadakan di lereng yang berada di salah satu sisi gunung. Rencana awal yang akan diadakan di padang rumput kaki bukit, harus diubah pada detik-detik terakhir. Semua hanya karena keinginan Helen yang tiba-tiba. "Di pertemuan semalam, calon istrimu tidak mengatakan apa-apa. Tahu-tahu tempat pemotretan dipindah seenaknya," gerutu Aira. "Maaf, Ra. Aku terpaksa menuruti keinginannya. Ada alasan yang tak bisa kukatakan padamu," sesal Brandon. Sesekali dia melirik ke arah Helen yang berada agak jauh dari dirinya dan Aira. Wanita cantik bermata biru itu tengah merapikan rambut dan make up. Sebelumnya, Helen sudah dirias di villa oleh penata rias profesional. "Padahal niatku juga sekalian menjaga Enzo. Kalau begini, aku tak bisa mengajak putraku serta," keluh Aira lagi. "Tidak apa-apa, Ra. Tante dan Enzo bisa menunggu kalian di villa," putus Mira. "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ini cuma masalah kecil," bujuknya sembari menepuk pelan pundak sang keponakan.

    Last Updated : 2024-12-29
  • Janda Tapi Perawan   Pria Itu

    Helen terpaku. Dia tak dapat berteriak maupun bergerak. Semua terjadi begitu cepat. Dirinya memang membenci Aira, tapi sama sekali tak pernah terlintas dalam benaknya untuk mengakhiri nyawa ibu satu anak itu. Beberapa saat setelah akal sehatnya kembali hadir, Helen segera berteriak sekencang-kencangnya. "Brandon! Aira terjatuh!" pekik Helen. Brandon yang asyik berdiskusi dengan Alex, langsung menoleh. "Apa?" serunya terbelalak. "Cepat, tolong dia! Aira di bawah sana!" pekik Helen histeris. "Ya, Tuhan!" Brandon dan Alex berlari secepat mungkin menuju arah telunjuk Helen. Sejenak, dua pria tampan itu tertegun melihat betapa curamnya tebing yang ditumbuhi rerumputan hijau di sela bebatuannya itu. "Apa yang kau lakukan, Helen!" sentak Brandon. Entah kenapa instingnya mengatakan bahwa calon istrinya itu berhubungan dengan kejadian tersebut. "Ti-tidak ada! Kami hanya bicara!" elak Helen terbata. Brandon tak percaya begitu saja. "Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti!" ancamnya.

    Last Updated : 2024-12-30
  • Janda Tapi Perawan   Seperti Mimpi

    Aira memegangi kepalanya yang terasa berat. Seakan ada bandul besi yang bergerak memukul tulang tengkoraknya dari dalam. "Ssshh," rintihnya lirih. Kelopak matanya terbuka perlahan, mengamati sekitar. "Di mana aku?" gumam Aira."Ibu sudah sadar?" Terdengar sebuah suara yang membuat Aira menoleh. Tirai putih di sampingnya terbuka. Seorang wanita berseragam perawat mendekat sambil membawa nampan. Luwes gerakannya mengisi suntikan dengan cairan bening, lalu menyuntikkannya ke dalam selang infus Aira. "Ini obat anti nyeri, Bu. Luka terkilir Anda lumayan parah," jelas si perawat tanpa diminta."Ini di mana?" Aira mengedarkan pandangan ke sekeliling."Rumah sakit daerah, Bu. Tim SAR yang membawa Anda kemari," terang si perawat."Oh, ya ...." Aira ingat sekarang. Dia tadi terjatuh dari tebing setelah terlibat percekcokan dengan Helen. "Anakku ...." Tiba-tiba dirinya teringat akan Enzo."Saya sudah memberitahu pendamping Anda di luar."Tak berselang lama dari penjelasan sang perawat, Aira melih

    Last Updated : 2024-12-31
  • Janda Tapi Perawan   Rahasia Besar

    Mira berdiri mematung di ambang pintu. Dia diam saja saat Manggala asyik bercengkerama dengan Enzo. Balita 1,5 tahun itu seakan telah mengenali Manggala sejak lama. Terbukti, Enzo sama sekali tak merengek saat Manggala mengangkat tubuh mungilnya, melempar Enzo ke udara, lalu menangkapnya lagi. "Pap ... pap," celoteh bocah menggemaskan itu. "Iya, Nak. Aku papamu," ucap Manggala penuh haru dengan mata berkaca-kaca. Melihat hal itu, Mira semakin kacau sekaligus penasaran setengah mati sehingga dia memberanikan diri untuk mendekat. "Apa kamu tidak ingin menceritakan sesuatu padaku? Apa hanya aku yang ketinggalan sesuatu?" cecar Mira. "Tante ...." Manggala tersenyum getir. "Izinkan aku bermain sebentar dengan Enzo. Nanti kalau dia tertidur, aku akan menceritakan semuanya," janjinya. "Oke!" Mira mengembuskan napas kasar. Tak merasa lega, malah semakin menambah rasa penasaran. Namun, dia tak dapat berbuat apapun tatkala melihat raut ceria Enzo dan sorot bahagia Manggala. Mira harus b

    Last Updated : 2025-01-01
  • Janda Tapi Perawan   Teka-teki

    Mira tampak cemas. Mondar-mandir di depan kamar tempatnya menginap bersama Aira. Sementara Enzo sudah pulas tertidur. "Kenapa Aira belum pulang juga?" gumamnya. Tak hanya Aira, Alex pun tak nampak. "Ck! Ditelepon juga tidak bisa," gerutu Mira. Beruntung, kegalauan itu berakhir ketika dia melihat langkah tiga orang yang semakin mendekat ke arahnya. "Ra!" seru Mira. Panik dirinya melihat Aira yang berjalan di tengah dua orang bule tampan. Keponakannya itu sedang dituntun oleh Brandon dan Alex. "Apa yang terjadi?" tanya Mira was-was. "Hanya kecelakaan kecil, Tante," jawab Aira, berusaha sesantai mungkin karena tak ingin membuat tantenya resah. "Bagaimana bisa?" "Aira terpeleset. Kakinya terkilir," sahut Alex sebelum Aira sempat membuka mulut. "Ya, Tuhan!" Mira segera mendekat dan merengkuh sang keponakan, lalu membawanya masuk ke kamar. Namun, baru saja Mira hendak mendorong daun pintu agar terbuka lebih lebar, Alex lebih dulu memanggilnya. "Saya sudah menerima hasil pe

    Last Updated : 2025-01-02
  • Janda Tapi Perawan   Misteri Sammy

    Setelah dua jam perjalanan udara, Aira dan Mira sampai juga di Jakarta. Wildan sudah menunggu di terminal kedatangan. "Mau langsung pulang atau mampir dulu?" tawar Wildan saat kendaraan yang mereka tumpangi mulai bergerak meninggalkan area parkir bandara."Pulang saja, deh. Besok saja main ke rumah Papa Bayu," sahut Aira."Oke!" Wildan memutar kemudi, melajukan mobil dalam kecepatan sedang hingga tiba di kediaman Kartika.Tampak sang ibu telah menunggu di halaman depan, bermaksud untuk menyambut kedatangan Aira."Ne ... ne ... ne!" seru Enzo antusias tatkala Wildan membantunya turun."Kangen nenek, ya?" Wildan tergelak melihat tingkah lucu keponakan yang seumuran dengan putrinya itu. "Iyyah!" sahut Enzo, seolah tahu apa yang dibicarakan Wildan."Sayang!" sambut Kartika. Dia langsung berlari menghambur ke arah Wildan, dan merebut Enzo dari gendongan.Sementara Aira sibuk membawa barang-barangnya. Dia berniat masuk ke kamar untuk mengistirahatkan kaki.Namun, sebisa mungkin Aira menye

    Last Updated : 2025-01-05

Latest chapter

  • Janda Tapi Perawan   Bahagia Untuk Semua

    "Hei, Manggala. Kau datang?" sapa Cynthia dengan suara yang sengaja dibuat manja dan menggoda. "Ya, bersama Aira. Dia sedang ke toilet." Manggala mundur beberapa langkah, berusaha menjaga jarak dari wanita yang sampai detik itu masih menyimpan rasa cinta untuknya. "Hm, anakmu tampan," sanjung Cynthia sambil iseng menyentuh pipi gembul Enzo. "Terima kasih," ucap Manggala singkat. "Di mana William dan Sammy?" tanyanya mengalihkan perhatian Cynthia. "Sedang bersiap bersama kru event organizer," jawab Cynthia dengan tatapan tak lepas dari wajah tampan Manggala. "Kalau begitu, aku permisi hendak menyusul Aira ke toilet," pamit Manggala. Sejak awal, dia merasa tak nyaman dengan interaksi Cynthia. Sebisa mungkin, Manggala akan berusaha mati-matian untuk menjauh dari ibunda Sammy itu. "Minggu depan adalah sidang pertama ayahku!" seru Cynthia, mencegah langkah Manggala agar tak buru-buru menjauh. "Baguslah!" sahut Manggala singkat. "Banyak saksi baru yang memberatkan ayahku. Ditambah m

  • Janda Tapi Perawan   Undangan Pesta

    Aira mengajak Catherine ke ruang tamu. Untuk menuju ke sana, mereka harus melewati taman belakang. Masih ada Ibra dan Arka yang betah nongkrong di bangku taman. "Kak," sapa Arka dengan sorot penuh arti. Aira yang memahami maksud adik iparnya, langsung tersenyum lebar. "Cat, kenalkan, mereka adik-adikku yang tampan!" Merasa dirinya dipanggil, Catherine yang awalnya berjalan dengan tatapan lurus ke depan sambil menggendong Enzo, segera menoleh. Sementara Ratri yang berada di gendongan Aira, mulai rewel. Bayi cantik itu merengek ingin bersama ibunya. "Ibra, Arka. Kalian berdua mengobrol dulu saja dengan Catherine. Aku mau mengantar Ratri ke ibunya," pamit Aira. Dia langsung pergi tanpa menunggu tanggapan ketiga orang itu. Beberapa langkah menjauh, Aira bisa mendengar gelak tawa dan obrolan ringan yang berasal dari Catherine beserta dua adik iparnya. Sesekali, Enzo ikut berceloteh. Aira pun tersenyum lega. Ternyata, tak sulit bagi mereka bertiga untuk saling mengakrabkan di

  • Janda Tapi Perawan   Jelas Berbeda

    "Hah, menikah?" Aira terkejut luar biasa. "Bukankah Tante Mira memutuskan untuk melajang seumur hidup?" serunya.Teringat oleh Aira, dulu sang tante mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan menikah. Alasannya hanya satu, yaitu ribet. Namun, siapa sangka jika hari ini, prinsip itu roboh."Coba tebak, siapa calonnya?" sela Kartika tak kalah antusias."Alex!" sahut Manggala enteng. "Lho, kok tahu?" Kartika melongo."Kapan hari kami melihat Tante Mira dilamar oleh Alex," beber Manggala sambil tersenyum geli."Ya, ampun!" Aira menepuk dahi."Jadi, kedatangan kami kemari adalah mengundang keluarga Manggala untuk hadir dalam resepsi sederhana yang akan diadakan di rumah," tutur Kartika."Tentu, Jeng. Dengan senang hati, kami akan hadir!" balas Imelda tak kalah antusias."Syukurlah!" Kartika berdiri memeluk Imelda, kemudian menyalami Bayu yang lebih banyak diam dan hanya senyum-senyum saja."Eh, tunggu! Enzo dan Ratri ke mana?" Saking hebohnya, Aira sampai melupakan keberadaan putra semata waya

  • Janda Tapi Perawan   Cinta Selamanya

    Manggala menahan napas. Menelan ludah pun terasa sulit. Tak disangka Aira bersedia menuruti keinginan gilanya. "Ra, sudah, Ra. Kamu menang," desis Manggala saat Aira terus meliukkan tubuh yang kini hanya terbalut pakaian dalam. "Nanggung, Sayang." Rupanya Aira terbawa permainan sendiri. Dia begitu menghayati hingga tanpa sadar kini hanya tersisa segitiga hitam berenda yang menutupi inti tubuhnya. "Oke, stop!" Manggala bangkit dari ranjang dan menerjang Aira. Dicumbuinya sang istri dengan sedikit kasar. Manggala lalu mendudukkan Aira di sofa, mengungkung dan menyerangnya dengan ciuman. Ketika Manggala hendak melepas segitiga berenda itu, Aira tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan suaminya. "Tunggu!" pinta Aira. "Lepas, Ra," geram Manggala yang sudah tak dapat menahan gairah. "Kamu masih marah, kan? Masih cemburu?" cecar Aira. Manggala menggeleng lemah. "Aku memaafkanmu, Sayang. Sekarang, ayo kita lanjut!" Manggala mendorong lembut tubuh Aira hingga berbaring di sofa. Dia l

  • Janda Tapi Perawan   Debat Panas

    "Sayang, kamu marah, ya?" Aira menarik-narik ujung lengan T-shirt yang dikenakan Manggala. "Sungguh aku tidak tahu kalau Hilda akan mengajakku ke rumah itu," beber Aira membela diri. Manggala masih diam, meskipun jemari Aira sudah menggerayangi bagian-bagian sensitif di tubuh tegapnya. "Sayang, please. Jangan diamkan aku. Aku tak kuat," rayu Aira tak putus asa. Kini, dia mengalungkan tangan di leher Manggala, lalu menariknya pelan. Dikecupnya leher kokoh itu berkali-kali. "Aira, geli!" hardik Manggala kesal. Dia jadi tidak bisa berkonsentrasi mengendarai mobil. Namun, Aira seakan tak menghiraukan protes suaminya. Dia malah meninggalkan bekas merah keunguan di leher bawah Manggala. "Astaga!" Manggala menyerah. Dia tak mau membahayakan istrinya akibat tidak bisa konsentrasi saat mengemudi. Dengan penuh emosi, Manggala membelokkan kemudi di sebuah hotel yang kebetulan dia lintasi. "Lho, Ngga? Kok belok ke hotel? Mau ngapain?" cecar Aira grogi. "Menurutmu?" sahut Man

  • Janda Tapi Perawan   Cinta Dan Percaya

    "Tadi rencananya Tante mau mengajak kamu makan pagi menjelang siang bersama-sama, tapi Hilda buru-buru berpamitan pulang," ujar Andini. "Oh, iya, Bu. Kebetulan suami saya juga barusan menelepon. Saya harus cepat-cepat kembali ke kantor," pamit Aira. "Iya, tentu! Tapi, sebelum kamu pulang, tolong bawa ini untuk makan siang kalian. Ini untuk Hilda dan suaminya juga." Andini menyodorkan lima kotak makanan pada Aira. "Banyak banget, Tante?" Sambil berkata demikian, Hilda langsung meraih kotak-kotak makanan yang ditata dalam paperbag itu. "Biasanya para pria porsi makannya lebih banyak," timpal Andini seraya tertawa. "Ah, Tante memang yang terbaik!" sanjung Hilda. Dipeluknya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu. Tak lupa ciuman pipi kanan dan kiri. Begitu pula Aira. Dia memeluk Andini cukup lama. Ada rasa haru terselip di dada. Bagaimanapun, sejak menjadi menantu, ibunda Jati itu selalu bersikap baik dan lembut padanya. "Sering-sering main ke sini ya, Nak," pinta

  • Janda Tapi Perawan   In Another Life

    Aira berkata sejujurnya. Dia sudah melepaskan masa lalu. Tak ada lagi alasan baginya untuk melihat ke belakang. Dia sudah sangat bahagia bersama Manggala, terlepas dari permasalahan besar yang pernah menimpa sang suami dan dirinya. Jati pun sepertinya tak perlu tahu tentang hal itu. Apalagi Manggala berhasil menyembunyikan insiden besar kecelakaan mereka. Tak seorang pun tahu apa yang terjadi dalam kemelut rumah tangga mereka selain keluarga dekat Aira dan Manggala. "Aku sungguh-sungguh minta maaf, Ra," ucap Jati dengan bibir bergetar. "Aku mendapat hukumanku bertahun-tahun lamanya." "Apa?" Aira mengernyit tak mengerti. "Seperti yang kubilang tadi, kukira aku bahagia dengan pilihanku, yaitu Senja. Namun, nyatanya, setelah aku melihat wajah sedihmu di hari perceraian kita, aku merasa gamang," ungkap Jati. "Sejak hari itu, aku merasa ada sudut hatiku yang kosong, ikut terbawa pergi bersamamu. Hal itu mempengaruhi kehidupan rumah tanggaku bersama Senja. Semua jadi terasa ... hambar.

  • Janda Tapi Perawan   Bicara Berdua

    "Eh, ada Aira?" Jati terkesiap menangkap sosok sang mantan istri yang berjarak beberapa meter dari hadapannya itu. "Halo, apa kabar?" Aira melambaikan tangan, berusaha menyamarkan sikap canggung yang tak biasa. "Kok, kamu bisa ada di sini, Ra?" tanya Jati terheran-heran. Dia seolah tak percaya melihat penampakan Aira di rumah yang pernah mereka tinggali bersama itu. "Aku yang mengajaknya ke sini, Mas. Kebetulan, suami Mbak Aira berteman dekat dengan Mas Gading," jelas Hilda. "Oh, begitu." Jati tersenyum kaku sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Eh, Ibu sampai lupa!" Andini menepuk pelan dahinya. "Bisa-bisanya sedari tadi Ibu mengajak kalian bicara, tanpa suguhan apa-apa!" "Eh, tidak usah, Bu. Sebentar lagi, kami juga harus kembali ke kantor. Iya kan, Hil?" Aira mengerjapkan mata berkali-kali sebagai isyarat agar Hilda mengiyakan kalimatnya. Namun, sayang. Wanita cantik berambut pendek itu sama sekali tak paham sinyal rahasia yang dikirimkan oleh Aira kepadanya.

  • Janda Tapi Perawan   Nostalgia Sejenak

    Ada rasa yang tak bisa Aira artikan saat memasuki rumah yang pernah dia huni selama menikah dengan Jati itu. Setiap sudut mengingatkannya akan kenangan buruk pernikahannya bersama suami pertamanya itu. Air mata Aira sudah mengambang di pelupuk ketika terdengar langkah kaki yang berasal dari ruang tengah. Spontan Aira dan Hilda menoleh ke arah suara. "Tante! Lihat siapa yang kuajak kemari!" seru Hilda antusias. Sosok yang baru memasuki ruang tamu itu berdiri terpaku sembari menatap nanar Aira. "Hai, Tante Andini. Apa kabar?" sapa Aira kikuk. Buliran air bening yang sedari tadi dia tahan, kini lolos sudah. Hati Aira seakan tercubit saat melihat wanita yang pernah menjadi mertuanya itu. Andini tampak lebih kurus dari saat terakhir mereka bertemu. Walau memang kecantikannya tak pernah pudar. Sikap anggun wanita paruh baya itu juga tetap melekat dalam setiap lakunya. "Kamu Aira? Benar-benar Aira, kan?" tanya Andini dengan bibir bergetar. "Iya, Tante." Ragu-ragu Aira hendak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status