Share

Teka-teki

Author: Ayaya Malila
last update Last Updated: 2025-01-02 23:57:46
Mira tampak cemas. Mondar-mandir di depan kamar tempatnya menginap bersama Aira. Sementara Enzo sudah pulas tertidur. "Kenapa Aira belum pulang juga?" gumamnya.

Tak hanya Aira, Alex pun tak nampak. "Ck! Ditelepon juga tidak bisa," gerutu Mira.

Beruntung, kegalauan itu berakhir ketika dia melihat langkah tiga orang yang semakin mendekat ke arahnya. "Ra!" seru Mira.

Panik dirinya melihat Aira yang berjalan di tengah dua orang bule tampan. Keponakannya itu sedang dituntun oleh Brandon dan Alex. "Apa yang terjadi?" tanya Mira was-was.

"Hanya kecelakaan kecil, Tante," jawab Aira, berusaha sesantai mungkin karena tak ingin membuat tantenya resah.

"Bagaimana bisa?"

"Aira terpeleset. Kakinya terkilir," sahut Alex sebelum Aira sempat membuka mulut.

"Ya, Tuhan!" Mira segera mendekat dan merengkuh sang keponakan, lalu membawanya masuk ke kamar. Namun, baru saja Mira hendak mendorong daun pintu agar terbuka lebih lebar, Alex lebih dulu memanggilnya.

"Saya sudah menerima hasil pe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Janda Tapi Perawan   Misteri Sammy

    Setelah dua jam perjalanan udara, Aira dan Mira sampai juga di Jakarta. Wildan sudah menunggu di terminal kedatangan. "Mau langsung pulang atau mampir dulu?" tawar Wildan saat kendaraan yang mereka tumpangi mulai bergerak meninggalkan area parkir bandara."Pulang saja, deh. Besok saja main ke rumah Papa Bayu," sahut Aira."Oke!" Wildan memutar kemudi, melajukan mobil dalam kecepatan sedang hingga tiba di kediaman Kartika.Tampak sang ibu telah menunggu di halaman depan, bermaksud untuk menyambut kedatangan Aira."Ne ... ne ... ne!" seru Enzo antusias tatkala Wildan membantunya turun."Kangen nenek, ya?" Wildan tergelak melihat tingkah lucu keponakan yang seumuran dengan putrinya itu. "Iyyah!" sahut Enzo, seolah tahu apa yang dibicarakan Wildan."Sayang!" sambut Kartika. Dia langsung berlari menghambur ke arah Wildan, dan merebut Enzo dari gendongan.Sementara Aira sibuk membawa barang-barangnya. Dia berniat masuk ke kamar untuk mengistirahatkan kaki.Namun, sebisa mungkin Aira menye

    Last Updated : 2025-01-05
  • Janda Tapi Perawan   Bertambahnya Satu Anggota Keluarga

    Dari balik dinding penyekat antara ruang tamu dan ruang tengah, Sinta dan Wildan menguping di sana. Kebetulan, Enzo dan sepupunya, Ratri, sama-sama tertidur setelah mandi. "Anak siapa yang dibawa Jati itu?" bisik Sinta pada suaminya. Dia agak terlambat datang, sehingga tak mengetahui percakapan awal. "Itu anak tetangga apartemen Aira dulu," jawab Wildan lirih. "Kenapa sampai diajak kemari oleh Jati?" tanya Sinta lagi. "Sst! Dengarkan dulu!" Wildan langsung membungkam lembut bibir istrinya, lalu memberikan isyarat agar Sinta memasang telinga lebar-lebar demi menangkap penjelasan Jati yang samar terdengar. "Sedang apa kalian di sini! Bukannya menjaga anak-anak!" hardik Mira seraya menepuk pundak Wildan dan Sinta secara bergantian. "Sstt!" Serempak, Wildan dan Sinta menempelkan telunjuk pada bibir. "Ck! Tidak sopan!" gerutu Mira sembari berdecak kesal. Meskipun demikian, dia turut mendengarkan percakapan di ruang tamu tersebut. "Apartemen yang pernah kamu tempati bersama

    Last Updated : 2025-01-05
  • Janda Tapi Perawan   Pesan

    "Ada hubungan apa antara Sammy dengan petugas dari Dinas Sosial?" tanya Aira penasaran. Jati yang awalnya hendak berpamitan pulang, kini harus menunda niatnya. Ada Aira yang tak sabar mendengar cerita Sammy. "Sammy tak punya siapapun, hanya kakek neneknya saja. Jadi, saat mereka meninggal, Sammy sebatang kara. Hal itulah yang membuat pemerintah negara bagian merasa perlu untuk memasukkan Sammy ke tempat tinggal sementara di bawah naungan Dinas Sosial," jelas Jati. "Beruntung, kakek dan nenek Sammy sangatlah cerdik. Sebelum kejadian naas itu, mereka membuat surat kuasa pada Catherine untuk menjadi wali Sammy," lanjutnya. "Lalu?" "Catherine merasa tak mampu, sehingga dia melimpahkannya padaku. Sammy sempat tinggal di rumahku selama dua bulan. Kemudian, Senja sakit dan seperti inilah yang kamu lihat sekarang," tutur Jati. "Sammy tidak keberatan kan, tinggal di sini?" Aira mengalihkan perhatiannya pada bocah yang asyik melemparkan makanan ikan ke kolam. "Aku sangat menyukai A

    Last Updated : 2025-01-06
  • Janda Tapi Perawan   Bayangan Hitam

    Aira tercenung di balkon kamar yang ditempati oleh Sammy. Tadi, ekor matanya menangkap sekelebat sosok yang tampak begitu mirip dengan Manggala. "Ah, mana mungkin dia ...." Aira menggumam pada diri sendiri. "Aku tidak mungkin melihat hantu. Hantu itu tidak ada. Orang mati tidak akan hidup lagi." Ibu muda itu terus bergumam sampai tiba di kamarnya sendiri. Dilihatnya Enzo yang lelap tertidur di ranjang bayi berukuran besar, mengingat balita itu sebentar lagi sudah berusia dua tahun. Aira tersenyum memperhatikan wajah damai putranya. Mata, hidung, bibir, bahkan bentuk wajah, semuanya begitu mirip Manggala. "Bayangkan kalau papamu masih hidup, Nak. Dia pasti akan sangat bahagia," ucap Aira pilu. Terus hanyut dalam bayangan Manggala, tiba-tiba Aira teringat akan nama pria yang sempat disebut oleh Sammy. Merasa penasaran, dirinya pun bangkit meraih laptop yang tergeletak di meja sudut dekat balkon. Lincah jemarinya mengetikkan. sesuatu pada keyboard. Mata bulat itu seketika terb

    Last Updated : 2025-01-08
  • Janda Tapi Perawan   Percintaan Malam

    "Manggala ...." Aira diam terpaku. Pikirannya mendadak kosong. Padahal, dia sudah mengetahui dari sang tante bahwa suaminya masih hidup. Namun, Aira sama sekali tak menyangka bahwa dia akan bertemu saat ini juga dengan sosok suaminya. "Iya, Sayang. Kamu baik-baik saja, kan?" Manggala tersenyum begitu manis. Dia maju mendekat sambil mengulurkan tangan, hendak menyentuh pipi wanita yang teramat dia cintai itu. Sayangnya, Aira refleks melangkah mundur. Dia masih dalam tahap terkejut dan tak percaya. Setahun lamanya Aira mengira jika dirinya benar-benar telah ditinggalkan oleh Manggala. Selama itu pula, yang tertanam di otaknya adalah sang suami meninggal dan Aira menjadi janda. "Sayang, kenapa?" Sorot mata Manggala memelas, menatap penuh harap pada wanita yang masih menjadi istrinya itu. "Aku tidak percaya ini." Aira menggeleng lemah. "Ka-kamu sudah mati," desisnya dengan suara bergetar. "Hei." Manggala tampak keberatan. "Ini aku. Aku masih di sini. Maaf, jika selama ini kamu

    Last Updated : 2025-01-09
  • Janda Tapi Perawan   Tersadar

    Aira terbangun mendengar rengekan khas Enzo di pagi hari. Panik, dia segera membuka mata lebar-lebar dan meraba seluruh tubuhnya. "Aku sudah memakai baju," gumam Aira sembari bernapas lega. Dia juga memperhatikan posisinya berbaring saat ini, yaitu di atas ranjangnya sendiri. Sekilas, teringat olehnya percintaan panas bersama Manggala semalam di kamar mandi."Mam ... maa!" Enzo mulai tak sabar. Bayi berusia 1,5 tahun itu berdiri sambil berpegangan di pagar pengaman tempat tidurnya. "Enzo!" Sesaat setelah kesadaran Aira kembali sepenuhnya, dia bergegas menghampiri dan menggendong sang putra. Detik itu juga Aira memperhatikan sekeliling, mencari-cari keberadaan Manggala yang telah bercinta dengannya semalam suntuk itu. Dia bahkan membawa Enzo masuk ke kamar mandi, demi mencari sosok sang suami.Namun, sayang. Pria yang baru saja melepas rindu dengannya itu sudah tak ada di sana. Bahkan, Manggala tak meninggalkan jejak sedikit pun. "Enzo, mana Papa?" iseng Aira bertanya pada putranya. T

    Last Updated : 2025-01-11
  • Janda Tapi Perawan   Penggemar Baru

    Beberapa hari telah berlalu sejak pertemuan Aira dengan Manggala. Setelah berdiskusi bersama seluruh anggota keluarga, Aira pun memutuskan untuk berangkat ke Amerika. Sayangnya, Sammy tak diajak serta. Bukannya Aira kejam, tapi dia hanya ingin melindungi bocah malang itu dari kenyataan yang mungkin saja dia alami. Aira hanya berusaha untuk berjaga-jaga jika ayah biologis Sammy menolak kehadiran Sammy dan akan semakin membuat bocah itu terluka. "Sammy baik-baik bersama Nenek, ya," pamit Aira dengan mata berkaca-kaca. Padahal, tak sampai seminggu Sammy tinggal di rumahnya, tapi bocah itu telah berhasil menghipnotis semua orang dan mendapatkan kasih sayang yang begitu besar oleh semua penduduk rumah. "Nanti kita memancing lagi di kolam belakang, ya," hibur Kartika saat melihat raut Sammy yang sedikit murung. "Apakah Aunty Aira akan lama berada di New York?" tanya Sammy lesu. "Tentu saja tidak!" elak Aira. "Pokoknya setelah semua urusan beres, Tante akan pulang dan mengajak

    Last Updated : 2025-01-12
  • Janda Tapi Perawan   Salah Paham

    Aira bernapas lega ketika berhasil menidurkan Enzo di kursi khusus bayi yang sengaja dia pesan untuk putranya. Namun, kelegaan itu tak berlangsung lama. Aira mendengar suara keributan yang berasal dari belakang tempat duduknya. "Sepertinya itu suara Tante Mira, deh?" celetuk Ibra. Penasaran, Aira langsung bangkit dari duduk dan menoleh ke belakang. Benar saja, tantenya itu seperti sedang beradu mulut dengan seorang pria, sampai-sampai beberapa awak kabin datang melerai. "Astaga, bikin malu saja!" omel Aira pelan. Dengan tergesa, dia berdiri dan mendekati Mira. "Ada apa ini, Tante?" sergah Aira. "Kita sudah ditipu, Ra!" jawab Mira dengan nada menggelegar. "Ditipu? Siapa yang menipu?" Aira benar-benar tak paham dengan maksud perkataan sang tante. "Nih!" Mira mengarahkan telunjuknya tepat ke muka Alex. "Ini dia tukang tipunya!" "Hah?!" Aira semakin bingung menghadapi sikap Mira. Belum habis tanda tanyanya, dua orang awak kabin lain datang menghampiri. "Maaf, Tuan dan Nyo

    Last Updated : 2025-01-13

Latest chapter

  • Janda Tapi Perawan   Semburat Senja

    Aira menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Dia harus bisa mengenyahkan segala pikiran buruk. Mungkin itu semua adalah bagian dari rencana Manggala, batinnya. "Manggala tidak mungkin berkhianat. Tadi dia sudah meneleponku." Kalimat itu terus Aira ulang seperti mantra. "Sammy dan saya akan duduk di sebelah sana," pamit Alex dan ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Aira. Sesaat kemudian, wanita cantik itu mengedarkan pandangan ke sekeliling lokasi pesta. Acara farewell party sekaligus first dance kedua mempelai diadakan di lahan kosong berupa padang rumput yang terletak di area selatan resort. Padang rumput tersebut berbatasan dengan tebing curam. Di bawah tebing, terdapat pemandangan indah berupa bibir pantai berbatu. Keindahan itu menjadi berkali lipat ketika di ujung horizon muncul semburat cahaya jingga yang menjadi penanda bahwa senja telah tiba. Tenda raksasa yang dilengkapi dengan dekorasi mewah nan elegan dan dihiasi ribuan bunga mawar putih, didirikan untuk m

  • Janda Tapi Perawan   Bernapas Lega

    "Aunty!" Teriakan Sammy membuat Aira terkejut. Konsentrasinya dalam mengambil foto-foto Cynthia pun buyar seketika. "Kenapa lagi, Nak?" tanyanya penuh kesabaran. "Ponselmu berbunyi," jawab Sammy seraya meraih sebuah telepon genggam dari dalam kopernya. "Ponsel siapa itu, Sammy?" Aira mengernyit waspada. "Itu bukan milikku " "Tapi, ayah tadi mengatakan jika ponsel ini berdering, maka aku harus memberikannya pada Aunty. Ayah tadi juga mengatakan kalau aku harus menunjukkan ponsel ini pada Aunty," jelas Sammy panjang lebar. Ragu-ragu, Aira mengulurkan tangan. Dia memutuskan untuk menerima ponsel yang disodorkan oleh Sammy. "Ha-halo?" sapa Aira terbata. "Sayang?" balas suara di seberang sana. Suara yang sudah sangat melekat dalam sanubari, bahkan alam bawah sadar Aira. "Ma-Manggala?" desisnya. "Iya, ini aku. Boleh aku minta tolong, Sayang?" tanya Manggala lembut. "Tentu! Ada apa, Ngga?" "Tolong kirim hasil foto-fotomu ke email yang akan kukirim sebentar lagi di nomor

  • Janda Tapi Perawan   Terkuak

    William terdiam. Di satu sisi, dia merasa sedikit terdesak. Wiliam sendirian di tempat ini. Sengaja dia memutuskan untuk menjauhkan para pengawalnya dari Frederick beserta anak buah pria paruh baya itu, agar rencananya bersama Manggala bisa berhasil. Sebuah pilihan berbahaya, berisiko tinggi. Namun, dia yakin hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Keyakinan William itu akhirnya membuahkan hasil. Sebelum anak buah Frederick berhasil meringkusnya, tiba-tiba puluhan pria berambut cepak dengan kaos hitam berlari menghampiri. Pria-pria itu sigap meringkus anak buah Frederick. Mereka melumpuhkan pria-pria bersetelan rapi itu kurang dari lima menit. "Ayah!" Cynthia menunjukkan ketakutannya saat seorang pria asing menodongkan pistol ke pelipis Frederick. Ujung moncongnya membuat pria berambut putih itu menegang. Meskipun demikian, Frederick tetap berusaha untuk menekan rasa takutnya. "Kau pikir bisa menghancurkanku seperti ini, Will?" ejek Frederick dengan senyum meremehkan.

  • Janda Tapi Perawan   Canggung

    "Aunty! Ayah membawakanku banyak kue. Lihatlah!" Sammy menyeret koper berodanya, lalu meletakkan benda persegi itu di depan kaki Aira. "Wow! Kelihatannya enak-enak!" puji ibunda Enzo itu untuk menyenangkan hati Sammy. "Aunty boleh mengambil satu!" Sammy menyodorkan sebungkus roti keju pada Aira. "Nanti dulu ya, Sayang. Aunty harus bekerja," tolak Aira halus. Diusapnya rambut coklat keemasan itu seraya tersenyum lembut. "Ah, aku lupa pesan ayah," ujar Sammy sambil menggaruk-garuk kepalanya. "Aunty sedang bekerja, dan aku tidak boleh mengganggu," lanjutnya. "Anak pintar!" Aira tertawa geli. Gemas rasanya melihat Sammy yang semakin hari, tumbuh semakin cerdas. Kembali dia mengacak-acak rambut Sammy sebelum fokus pada kamera tele yang sedari tadi dia pegang. Aira mendudukkan diri di kursi. Tubuhnya menghadap ke dinding kaca tebal. Tatapannya tajam mengarah ke pemandangan di bawah sana, di dekat bibir pantai. Di bangku panjang yang diapit bebatuan pantai itu, telah datang wani

  • Janda Tapi Perawan   Eksekusi

    "Kaca gelap ini bisa Anda gunakan untuk kepentingan kita," tutur Alex yang membuat dahi Aira berkerut. "Maksudnya?" "Lihat sisi ini!" Alex mengarahkan telunjuknya ke sudut dinding kaca. Mau tak mau, Aira mengikuti arah pandang Alex. Saat itulah dirinya menyadari bahwa sudut dinding kaca tersebut memiliki warna yang berbeda. Aira memperkirakan bahwa bagian kaca yang berwarna tak terlalu gelap itu memiliki luas tak lebih dari tiga puluh senti. "Untuk apa sudut ini?" tanyanya heran. "Anda bisa mengambil foto dari sana," jawab Alex. "Foto?" ulang Aira tak mengerti. "Tuan Clarks meminta anda mengambil foto dalam jumlah sebanyak-banyaknya dari sisi itu," terang Alex. "Ya, ampun. Kata-kata anda terlalu membingungkan. Aku sama sekali tak paham," keluh Aira seraya menggaruk keningnya. "Begini ...." Alex menggoyangkan tangannya, sebagai isyarat agar Aira mendekat. "Jadi, nanti aku mengatur pertemuan antara Tuan Clarks dan Cynthia. Lokasinya ada di bawah sana," tunjuk Alex.

  • Janda Tapi Perawan   Puncak Pesta

    Baru beberapa menit yang lalu Aira menjejakkan kaki di bandara internasional Ngurah Rai, Bali. Bersama Alex, dia menaiki satu mobil khusus yang telah disewa menuju tempat resepsi yang akan digelar besok. "Kru kita masih sama dengan yang dulu," tutur Alex tanpa ditanya, dan Aira pun mengangguk. "Anda tidak apa-apa, kan? Berpisah sementara dengan Enzo?" tanya Alex memastikan. Aira langsung menggeleng dengan yakin. "Dia aman bersama Mama, Tante Mira dan kakak-kakakku," jawabnya. Mendengar nama Mira disebut, Alex langsung tersenyum lebar. "Ya, aku juga merasa begitu. Enzo pasti akan baik-baik saja," gumamnya. Tak terasa, dua jam perjalanan telah ditempuh. Kini, mereka sampai di sebuah resort pribadi di pesisir selatan pulau Bali. Alex langsung mengajak Aira untuk meeting bersama beberapa orang kru yang akan membantu pekerjaan Aira besok. Sejauh yang dia nilai, konsep pernikahan Brandon ini sangat mewah. Seperti acara resepsi a la barat pada umumnya. Ada beberapa tahapan yang

  • Janda Tapi Perawan   Pembalasan Dimulai

    Manggala mengajak Aira memasuki sebuah kamar lain melalui pintu penghubung di kamar yang ditempati oleh Enzo. Pria tampan yang masih setia dengan rambut gondrongnya tersebut menuntun sang istri dengan sangat lembut dan penuh kehati-hatian. "Kamu makin cantik, Sayang," sanjung Manggala dengan tatapan lekat. Tak sedetik pun dirinya mengalihkan pandangan dari wajah cantik Aira yang sudah dipoles dengan make up elegan. "Syukurlah," desis Manggala kemudian. "Apa?" Aira menautkan alis tanda tak paham. "Gaun pilihanku sungguh sangat cocok dikenakan olehmu." Mata coklat tajam Manggala menyapu tubuh sang istri, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Gaun hitam berbahan velvet dengan model A-line itu sungguh sempurna membingkai pinggang ramping Aira. "Ah, Sayang. Rasanya sudah berabad-abad aku tak menyentuhmu." Sorot mata Manggala semakin sayu. Satu tangannya sudah aktif bergerak. Sementara bibirnya, dia dekatkan ke bahu kanan Aira. Dengan satu gigitan, Manggala arahkan tali gaun seuk

  • Janda Tapi Perawan   Bersenang-senang

    "Kamu makin ganteng," sanjung Aira seraya tersipu malu. "Masih gondrong juga." Manggala terkekeh. "Kamu ingin aku potong rambut?" tanyanya lembut. Aira spontan menggeleng. "Kamu mau model rambut macam apapun, tidak pernah gagal terlihat tampan," sanjungnya lagi. Manggala salah tingkah. Pipinya bersemu merah, bagaikan remaja yang baru jatuh cinta. "Benarkah?" Tatapan mata pria itu tampak sayu, terarah pada Aira. "Papap ... papap!" Celotehan Enzo membuat Manggala tersadar. Ada bayi yang sangat dia rindukan dan tunggu kedatangannya. "Jagoan Papa," ucap Manggala. Dia meraih Enzo dari gendongan Aira, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara. "Papa sangat merindukanmu, Nak. Sangat rindu," ungkap Manggala dengan mata berkaca-kaca. Begitu pula Aira dengan perasaan campur aduk. "Sampai kapan kita akan seperti ini, Ngga? Aku mulai lelah," keluhnya. "Tolong, sabar sedikit, Sayang. Berjanjilah padaku untuk bertahan," pinta Manggala. Aira tak menjawab. Malah Enzo yang menanggapiny

  • Janda Tapi Perawan   Penuh Damba

    Aira terlihat sangat bahagia menggandeng Enzo. Bocah menggemaskan itu terlihat sangat tampan dalam balutan tuksedo hitam. Senada dengan gaun malam Aira yang juga berwarna hitam. Enzo terus berceloteh dalam gendongan ibunya. Sementara tangan Aira yang lain tengah menyeret stroller. Wanita yang terlihat sangat cantik malam itu berjalan tergesa menuju teras. Aira patut terburu-buru, sebab saat itu suda menunggu sebuah mobil mewah sewaan yang terparkir gagah di halaman rumah Kartika. "Selamat malam, Nyonya." Seorang pria bersetelan hitam, keluar dari pintu pengemudi lau bergegas menghampiri Aira. Pria itu juga membungkuk hormat padanya. "Ini alamat yang akan saya tuju, Pak." Aira sedikit kesusahan mengoperasikan ponsel yang sedari tadi dia genggam sambil menggendong Enzo. "Saya sudah tahu, Nyonya. Klien saya sudah membagikan lokasinya," sahut sang sopir sopan. "Oh, baiklah. Terima kasih." Aira seakan tak sabar ingin bertemu dengan suami. Dirinya tak berpikir panjang untuk seger

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status