Share

20. Tertata

Savitri terdiam, sesekali napasnya turun naik dengan ritme cepat pertanda perempuan itu menahan emosi. Namun, semua sudah terjadi dan sangat sulit untuk dihindari. Savitri pun membasuh wajah perempuan muda tanpa sehelai benang tersebut agar kedua kelopak matanya menutup.

Setelah dirasa cukup, Savitri mengangkat tubuh perempuan itu untuk dibaringkan pada balai bambu bersama mayat yang lain. Dengan air seadanya, Savitri mulai memandikan keempat mayat sekeluarga. Sedangkan Kliwon dan yang lainnya mulai menggali satu lubang untuk memendam mayat.

Semua prosesi pemakaman sederhana selesai sudah. Angin berhembus begitu kencang dan disertai petir yang beberapa kali terlihat jatuh menukik ke gubug Kliwon. Savitri menatap arah petir itu jatuh, dia ingat bahwa tubuh Jagat ada di rumah tersebut.

"Nona, apakah perlu kita pulang?" tanya Kliwon.

"Tidak perlu, mungkin sudah jalannya harus seperti ini. Kita lanjut!"

Rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju ke gubug lainnya. Sementara rombongan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status