Share

Menahan Batas

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-26 12:00:15

“Mas Gavin jahat banget, sih,” gerutu Alya begitu mereka sudah di dalam mobil perjalanan menuju kantor.

“Jahat gimana, Babe?” tanya Gavin bingung.

“Masak aku mau betulin dasi dilarang, mau ngambilin makan dilarang. Mas Gavin malu punya istri aku?” cerocos Alya dengan wajah cemberut. Gavin tersenyum mendengar omelan Alya.

“Sorry, Babe. Aku hanya gak mau Yeni salah paham. Dia belum tahu tentang kita, kalau dia marah-marah dan pengaruhnya gak mau jaga Putri. Aku yang kerepotan, ‘kan?” jelas Gavin kemudian. Alya mendengus kesal sambil melihat ke jalanan di depan yang beranjak ramai.

“Lalu kapan Mas Gavin akan memberitahu dia? Mas Gavin jadi cerai, ‘kan?” kembali Alya menanyakan hal yang sangat dihindari Gavin kali ini. Dia tidak menjawab dan pura-pura fokus menatap lalu lintas di depannya. Tetapi sikap Gavin ini malah membuat Alya kesal.

Wanita berwajah manis itu tambah memajukan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jadikan Aku yang Kedua   Cemburuku Karena Cinta

    “Al, gimana malam penghargaannya? Jadi, gak?” tanya Rendy begitu menyeruak masuk ke dalam ruangan Alya. Alya terdiam sambil melihat Rendy dari sudut matanya.“Ya jadi, Ren. Kapan hari aku sudah memintamu mengurusnya. Aku rasa kamu lebih ahli untuk urusan itu. Kita pakai jasa EO saja biar tidak merepotkan,” ucap Alya kemudian. Rendy tampak manggut-manggut mendengarkan.“Pikirku juga begitu. Hanya aku juga ingin tahu konsep yang kamu inginkan. Kalau menurutku bagaimana kalau kita undang keluarga karyawan juga, biar mereka tahu kinerja keluarganya di sini.”Alya tersenyum sambil menganggukkan kepala, sepertinya dia menyetujui ide Rendy itu.“Sebenarnya aku sudah janjian sama EO jam sebelas, kalau kamu senggang sekalian sama aku ketemuan ama mereka. Jadi kamu bisa mengutarakan idemu,” urai Rendy kemudian. Alya diam sejenak seakan sedang mengingat jadwalnya hari ini kemudian sudah menganggukkan kepala lagi.“Oke, kalau gitu kita berangkat sekarang saja,” tawar Alya. Sontak Rendy tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-27
  • Jadikan Aku yang Kedua   Yang Bahagia Yang Berduka

    “Kok malem banget datangnya, Mas?” tanya Yeni menyapa begitu Gavin masuk ke ruangan rawat inap Putri.Usai makan siang tadi Gavin memang sengaja menghabiskan waktunya berduaan bersama Alya di apartemennya. Dia cemburu gara-gara Alya pergi dengan Rendy tanpa pamit dan Gavin melampiaskan cemburunya dengan meminta jatah ke Alya. Oleh sebab itu Gavin sedikit terlambat kembali ke kantor dan akhirnya terlambat menggantikan Yeni berjaga.“Iya, maaf, Yen. Aku banyak kerjaan tadi. Kamu pasti lelah, ya?” jawab Gavin kemudian. Yeni sebenarnya ingin marah, tetapi dia sudah berusaha sabar dan menekan amarahnya serendah mungkin. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Gavin oleh sebab itu dia harus sedikit berkorban.“Gak papa kok, Mas. Oh ya, kamu tadi diantar Alya?” lagi Yeni bertanya.“Iya. Alya langsung pulang, dia lelah katanya.”‘Lelah melayani aku sepanjang siang tadi,’ lanjut Gavin dalam hati.Gavin memang sengaja meninggalkan banyak bekas di tubuh Alya dan Alya tidak mungkin ikut datang k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Jadikan Aku yang Kedua   Sakitnya Tuh Di Sini

    Rendy baru saja keluar dari ruang rawat inap Putri saat Gavin datang. Gavin sedikit terkejut melihat Rendy yang ada di sana.“Kok kamu tahu Putri di sini, Ren?” tanya Gavin kemudian.“Iya. Aku tadi tanya informasi. Tumben Alya gak jenguk ponakannya, Vin,” ucap Rendy kemudian. Gavin hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Sudah, kemarin. Hari ini dia lelah, jadi tidak ke sini,” jawab Gavin. Rendy hanya manggut-manggut padahal Rendy sangat berharap bisa bertemu Alya di sini. Kalau hendak ke rumah Alya, Rendy harus menyiapkan alasan yang lain.“Kamu gak balik ke kantormu lagi, Ren?” kata Gavin bertanya kini.“Hmm ... gak kayaknya, Vin. Alya minta aku mengurus malam penghargaan besok yang rencananya diadakan akhir pekan ini. Kamu sudah tahu belum tentang itu?” Gavin menggeleng cepat.“Iya, Mas. Nanti aku boleh ikut datang, kan? Aku ajak Putri sekalian. Kata Rendy boleh mengajak keluarga, kok,” sahut Yeni tiba-tiba. Gavin hanya diam. Sesungguhnya dia tidak tahu tentang malam pengharg

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Jadikan Aku yang Kedua   Luluh Lantak

    Rendy hanya diam sambil termenung menatap Alya yang pagi ini memimpin meeting. Tak jauh di sebelah Alya, duduk Gavin yang tampak terpana menatap Alya tak berkedip. Baru kali ini Rendy sama sekali tidak fokus dengan agenda meeting pagi. Entah mengapa karena kejadian di parkiran tadi membuat Rendy benar-benar tidak fokus dan muncul berbagai pikiran aneh di benaknya.Sekali lagi netra pekat Rendy melihat ke arah Alya yang sedang menerangkan dan Gavin yang duduk tak jauh di sebelah Alya terus menatapnya sambil mengulum senyum. Sesekali Gavin memajukan bibirnya seakan sedang memberi kecupan jauh untuk Alya. Rendy menghela napasnya berulang sambil menggelengkan kepalanya. Pikirannya pasti sangat stress kali ini sehingga sudah berprasangka yang aneh-aneh.Tidak mungkin ada hubungan spesial antara Gavin dan Alya layaknya sepasang kekasih. Mereka itu saudara, mana ada saudara yang menjalin hubungan layaknya kekasih. Selain itu dosa, juga akan menyebabkan hubungan incest. Rendy

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Jadikan Aku yang Kedua   Menjauh dan Mendekat

    Akhir pekan tiba dan acara yang dinantikan para karyawan perusahaan Alya pun tiba. Rendy yang mempersiapkan segalanya berharap acara penghargaan malam ini berjalan dengan lancar apalagi kali ini Rendy juga sudah mengundang beberapa rekanan kerja yang lain. Memang acaranya intern kantor, tetapi tetap saja Rendy sudah mempersiapkannya semaksimal mungkin. Acara kali ini digelar di sebuah ballroom hotel terkenal di kota mereka. Alya memang sengaja sedikit royal mengelontorkan uang untuk acara spesial ini. Dia sudah janji kepada dirinya sendiri untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para karyawan dan salah satunya dengan acara seperti ini.Alya datang lebih awal untuk membantu Rendy menyiapkan segalanya. Rendy sangat senang, karena hanya dengan kesempatan-kesempatan kecil ini, ia bisa berinteraksi dengan Alya.“Al, lebih baik kamu duduk saja, deh. Kamu sudah rapi dan cantik gitu masak mau bantuin aku. Lagian ada EO yang menghandle semuanya, kok,” ucap Rendy. Al

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Jadikan Aku yang Kedua   Hukuman Untuk Yeni

    Beberapa jam sebelumnya ...Gavin sudah melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah. Pikirannya galau karena tadi tidak sempat bertemu dan berpamitan dengan Alya. Apalagi malam ini dia sudah mengecewakan istri keduanya itu, Gavin benar-benar menyesal. Rasanya dia harus segera memutuskan semuanya dan memilih salah satu di antara mereka.Gavin terus terdiam sambil sibuk menatap lalu lintas di depannya. Yeni mengamati dengan sudut matanya dan Yeni merasa ada sesuatu yang aneh pada Gavin. Tidak biasa suaminya itu tampak tegang dan terus diam. Dia seperti sedang menyimpan sesuatu.“Mas ... .” Yeni memberanikan menginterupsi lamunan Gavin. Gavin tidak menjawab hanya menoleh ke arahnya sekilas.“Kamu ada masalah?” lagi Yeni bertanya dan pertanyaan Yeni itu membuat Gavin mengangkat kedua alisnya berbarengan.“Aku lihat kamu tampak gelisah, tidak seperti biasanya. Ada apa?” Kembali Yeni bertanya. Gavin diam dan sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Jadikan Aku yang Kedua   Hukuman Terberat

    Gavin tersenyum menyapa Alya yang baru saja terbangun. Gadis berwajah manis itu langsung tersenyum dan merubah posisi tidurnya. Ia sudah setengah bersandar kini sambil menatap Gavin tanpa jeda.“Mas Gavin gak tidur semalam?” tanya Alya kemudian. Gavin hanya tertawa dan menggeleng.“Aku baru saja bangun, Babe,” jawab Gavin sambil menjatuhkan kecupan di kening Alya. Alya hanya manggut-manggut sambil terus menatap Gavin tak berjeda.“Tadi ponselmu bunyi, sepertinya dari Ibu dan aku tidak berani mengangkatnya jadi aku biarkan saja,” terang Gavin kemudian. Alya hanya tersenyum meringis. Dia memang kelupaan tidak mematikan ponselnya semalam. Ibunya pasti khawatir karena ia tidak pulang semalam.“Kamu tidak kirim pesan ke Ibu kalau tidak pulang semalam?” tanya Gavin kemudian. Alya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Enggak, aku lupa, Mas. Udah biarin saja, kita langsung pulang saja habis ini biar g

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Jadikan Aku yang Kedua   Alya Pingsan

    Sudah hampir dua minggu berselang sejak kejadian itu, kini Yeni semakin menyadari dirinya. Ia tidak akan mengemis kepada Gavin untuk mendapatkan belaian dan sentuhan. Yeni tidak mau harga dirinya semakin tak ada artinya. Jadi dia memutuskan membiarkannya saja. Yeni berharap suatu saat Gavin memaafkannya dan kembali seperti Gavin yang dia kenal dulu.Sudah beberapa hari ini juga Gavin selalu pulang malam. Perusahaan Alya memang sedang melakukan ekspansi ke segala bidang. Bukan hanya pembangunan perumahan saja yang dia tangani, perkantoran, gedung pencakar langit bahkan beberapa mall terkenal sudah memakai jasa kontruksi milik Alya. Bahkan karena hal itu juga membuat Alya sering melakukan kunjungan keluar kota, seperti hari ini.Sejak kemarin pagi, Alya sudah merasa tubuhnya tidak enak. Kepalanya pusing, badan meriang dan dia sangat mudah lelah. Sebenarnya Gavin sudah melarang Alya untuk melakukan kunjungan, tetapi istri keduanya itu bersikeras berangkat untuk meninjau p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02

Bab terbaru

  • Jadikan Aku yang Kedua   Berakhir dengan Senyuman

    Gavin bergegas turun dari mobil usai memarkirnya. Entah mengapa Bu Aminah tiba-tiba menelepon sore tadi dan memintanya datang ke rumah. Gavin menghentikan langkahnya saat melihat mobil Alya yang baru saja datang. Alya segera turun dari mobil dan berjalan menghampiri Gavin. Mereka berdua terlihat canggung, mungkin karena sudah lama tidak bertemu dan jarangnya komunikasi. Kemudian Gavin yang lebih dulu jalan mendekat dan langsung merengkuh Alya dalam pelukannya. Ia memeluk Alya dengan sangat erat seakan takut kehilangan. Alya hanya terdiam dalam pelukan suami sekaligus kakak angkatnya. “Maafkan aku, Babe. Aku janji akan memperbaiki semuanya,” cicit Gavin lirih sambil mengecup kening Alya sekilas. Alya mengangguk sambil tersenyum. Mereka kemudian sudah berjalan beriringan masuk ke dalam rumah. Gavin dan Alya sedikit terkejut saat melihat sudah banyak orang di dalam ruang tamu. Ada Yeni beserta bibi dan pamannya, ada Bu Tari, ibu pemilik panti asuhan tempat Gavin diadopsi dulu, ada bude

  • Jadikan Aku yang Kedua   Sebuah Pengakuan

    Alya baru saja memarkir mobilnya dan berjalan lesu menuju lift, dia tidak melihat mobil Gavin di sana. Alya bisa memastikan kalau suami sekaligus kakak angkatnya itu tidak masuk kerja lagi kali ini. Sebuah helaan napas panjang keluar dari bibir seksi Alya. Ia sudah menekan tombol di lift dan bergegas masuk saat pintunya terbuka.Sepi dan hening pagi ini, tidak seperti hari biasanya kali ini suasana sedikit sunyi. Padahal telinga Alya akhir-akhir ini sering mendengar lebah yang berdengung. Lebah-lebah itu selalu sibuk menjelekkan namanya dan juga nama Gavin. Alya sudah biasa mendengarnya jadi sedikit aneh jika kali ini, dia tidak mendnegar suara berdengung itu.Perlahan Alya masuk ke ruangannya. Rini belum datang dan Alya bisa melihat mejanya yang masih rapi, kosong belum terisi. Alya segera mengeluarkan isi di dalam paper bag yang dibawanya dari rumah. Bu Aminah sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Alya juga sebuah susu ibu hamil sebagai pelengkapnya.Alya tersen

  • Jadikan Aku yang Kedua   Doa dan Harapan Ibu

    Sudah hampir sepekan sejak peristiwa heboh pertengkaran Alya dan Yeni di kantor, sejak hari itu juga gosip dan rumor aneh-aneh semakin berkembang cepat dari mulut ke mulut. Ujung-ujungnya selalu menyalahkan pihak ketiga alias sang pelakor yang notabene dalam hal ini adalah Alya. Setiap kesempatan di kantor, Alya selalu dikucilkan. Para karyawan dari bawahan hingga setaraf manager sibuk menggunjingkan dirinya. Bahkan Alya sekarang tidak pernah melakukan meeting pagi.Dia memang masih berangkat ngantor namun hanya diam di dalam ruangannya sibuk mengerjakan tugasnya. Datang lebih awal dan pulang paling terakhir. Alya tidak tahan dengan gunjingan dan rumor yang terus menjelekkan namanya, jadi dia lebih memilih berdiam di ruangan saja. Hal yang sama lebih parah menimpa Gavin, dia malah tidak masuk kerja hingga beberapa hari.Gavin benar-benar depresi, belum habis dukanya akan kehilangan Putri dan penyesalan mendalam ditambah kini keadaan kantor yang semakin tidak nyaman. Se

  • Jadikan Aku yang Kedua   Pertarungan Dua Istri

    Sudah hampir dua hari berselang dan Gavin selalu melalui hari yang sama, berangkat kerja, parkir di tempat biasa lalu naik lift harus bersamaan dengan para karyawan yang terus sibuk membicarakannya. Seperti pagi ini, padahal Gavin sudah berniat berangkat pagi agar tidak satu lift dengan para karyawan tukang ghibah itu. Namun, ternyata dia salah. Gavin kembali bertemu dengan karyawan tukang ghibah tadi.“Selamat pagi, Pak!” sapa salah satu dari karyawan yang suka ghibah itu. Gavin hanya mengangguk sambil tersenyum. Sekali lagi di hari yang beda dia bertemu dengan orang yang menyebalkan.Hanya lima orang karyawan yang pangkatnya supervisor dan asisten manager sudah berada bersama Gavin di dalam lift tersebut. Kembali lima orang itu sudah kasak kusuk sambil sesekali melirik Gavin.“Pak ... kok sekarang jarang bareng sama Bu Alya. Emang sudah gak sama Bu Alya lagi?” tanya salah satu dari mereka. Gavin hanya diam menghela napas panjang.

  • Jadikan Aku yang Kedua   Bahan Ghibah

    “CABUT UCAPANMU ITU, YENI!!!” sentak Gavin penuh amarah. Yeni hanya diam dan berdiri menantang Gavin seakan siap kalau Gavin hendak memukulnya.“Jangan pernah sekalipun menyumpahi anak yang sedang dikandung Alya. Aku memang lebih mencintai Alya daripada kamu. Tapi asal kamu tahu, kamu yang membuatku seperti itu. Kamu sendiri yang menjauh saat aku ingin dekat. Kamu yang membuka lebar pintu untuk aku menikah lagi. Aku harap kamu bisa belajar menelaah kini,” pungkas Gavin.Dia sudah membalikkan badan dan bergegas pergi meninggalkan Yeni. Sontak Yeni panik, dia ikut membalikkan badan dan mengejar Gavin.“Mas!! Kamu mau ke mana? Apa kamu mau ke Alya dan minta jatah pelayanannya lagi? MAS!!!” teriak Yeni penuh amarah. Gavin tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil kemudian sudah pergi meninggalkan rumahnya.Yeni semakin kacau, ia menyesal melepas tawaran Irwan saat itu. Hanya karena ingin memperbaiki rumah tangganya,

  • Jadikan Aku yang Kedua   Anak Balas Anak

    Gavin terdiam sambil menatap jasad yang sudah ditutupi kain berwarna putih. Usai menerima telepon dari Bu Aminah tadi, Gavin sangat shock. Dengan bergegas dia melarikan mobilnya ke rumah sakit dan kini dia sudah berdiri mematung di hadapan jasad buah hati kesayangannya.Gavin menyesal tidak berada di sampingnya saat Putri merenggang nyawa, Gavin menyesal tidak melihat Putri untuk terakhir kali. Dia sudah egois, mementingkan kebutuhan biologisnya dan melupakan tanggung jawabnya sebagai ayah.Hanya terdiam mematung tanpa bicara dan tanpa tangisan airmata yang dilakukan Gavin kini. Dia tidak bisa protes kepada siapa pun tentang hal ini. Dia juga tidak bisa bertanya bagaimana kondisi terakhir putrinya itu sesaat sebelum meninggal. Ini adalah penyesalan Gavin terbesar dan untuk pertama kali dia merasa gagal. Ia gagal sebagai ayah, gagal sebagai suami dan juga gagal sebagai lelaki. Tiga predikat itu telah melekat di namanya kini.Yeni berjalan menghampiri Gavin yang m

  • Jadikan Aku yang Kedua   Bagai Disambar Petir

    Sinar mentari pagi sudah menerobos masuk tanpa sopan menembus tirai kamar tempat Gavin terpulas. Matanya langsung mengerjap begitu sinar mentari yang hangat ini menyentuh tubuhnya. Dilihat ke samping kasur, sudah tidak ada Alya di sana. Gavin mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Gavin menyimpulkan kalau istri keduanya itu pasti sedang mandi.Gavin mengulum senyum sambil menyibak selimut dan memakai boxernya dengan sembarang. Gavin berjalan berjingkat menuju kamar mandi. Dia ingin meminta bonus tambahan kali ini ke sang Istri. Gavin selalu kecanduan jika sudah melakukan dengan Alya. Tubuh dan pesona Alya seakan terus menghipnotis dirinya dan tak bisa lepas begitu saja.CEKLEKTepat dugaan Gavin, Alya tidak mengunci pintu kamar mandi. Gavin mengulum senyum saat melihat siluet tubuh istrinya sedang berdiri di bawah shower tertutup tirai mandi. Seketika onderdil penting miliknya langsung berdiri menjulang siap menerjang kembali. Pelan Gavin berjalan mendeka

  • Jadikan Aku yang Kedua   Saat Menutup Mata

    Alya tersenyum sambil menatap pria tampan di sampingnya yang sekarang sibuk mengendarai kendaraan mengurai kemacetan sore ini. Mobil Gavin sudah melaju cepat, tetapi sama sekali tidak mengarah ke rumah Bu Aminah ataupun apartemen mereka berdua. Gavin sudah mengarahkannya ke rumah mereka di tepi pantai yang terletak di luar kota.“Kita ke rumah pantai lagi, Mas?” Alya bertanya. Gavin mengangguk sambil tersenyum.“Iya, aku tidak ingin kamu cemas, Al. Lebih baik kamu beristirahat beberapa hari di sana sampai keadaan di kantor kondusif. Lagipula kerjaan di kantor bisa dihandle Rini dan Rendy,” urai Gavin kemudian. Alya hanya tersenyum sambil manggut-manggut.“Terus Mas Gavin sendiri ke mana? Aku akan ditinggal sendiri di sana? Sama juga bohong dong, Mas,” dumel Alya sambil memajukan seluruh bibirnya ke depan. Gavin tersenyum. Gemas memperhatikan ulah istri mudanya itu.“Jangan khawatir, Babe. Aku temani, kok. Aku akan

  • Jadikan Aku yang Kedua   Saat Sang Pangeran Datang

    Gavin sibuk memainkan kakinya. Dia gelisah karena operasi Putri belum juga usai. Sudah hampir pukul dua siang dan belum ada tanda-tanda operasi itu selesai. Sesekali Gavin menoleh ke arah Yeni yang tampak duduk terdiam sambil menyandarkan kepalanya ke dinding. Gavin tahu kalau Yeni juga sama gelisahnya dengan dia kali ini.Gavin berdiri hendak mendekat ke arah Yeni kemudian tiba-tiba lampu di atas pintu padam dan tak lama pintu terbuka. Gavin menghela napas lega saat melihat beberapa suster sudah mendorong ranjang tidur rumah sakit tersebut. Gavin dan Yeni bergegas mengikuti.“Bagaimana keadaannya, Sus? Dia baik-baik saja, ‘kan?” tanya Gavin penasaran. Suster hanya tersenyum sambil memberi isyarat agar Gavin tenang.“Kita tunggu ya, Pak. Nanti setelah diobservasi baru tahu keadaan adek,” jawab suster itu diplomatis. Gavin mengangguk kemudian dia tiba-tiba menghentikan langkah tidak mengikuti dua suster dan Yeni yang mengiringi Putri tadi. Ponselnya sudah berdering nyaring dan Gavin te

DMCA.com Protection Status