Share

Bab 7 ~ Leon

last update Last Updated: 2024-10-12 22:21:23

          “Hai,” sapa seseorang mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita menengadahkan kepalanya dan kedua matanya melebar di sana.

          “Leon?” Aerline terkejut saat melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depannya.

          “Wah, Lin. Aku pikir tadi bukan kamu, loh. Kamu kerja di sini sekarang?” tanya Leon.

          “Ya, aku kerja di sini. Oh, ngomong-ngomong kenapa kamu ada di sini?" tanya Aerline.

          "Sebenarnya, aku juga kerja di sini," kekehnya. “Aku asisten BM Heiner. Kamu baru ya?” tanyanya.

          “Ya, aku belum ada sebulan sih bekerja di sini. Wah, gak nyangka kita bisa bekera di perusahaan yang sama,” kekehnya.

          Leon dan Aerline terlihat asyik berbincang, tawa mereka menggema di seluruh ruangan, dan rasanya seperti mereka berada di dunia sendiri. Joel yang memperhatikan dari dalam ruangannya melalui jendela, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia menyeringai sinis saat melihat Aerline begitu akrab dengan Leon, sementara dirinya hanya bisa menyaksikan dari jauh.

Kenyitan di dahi Joel semakin dalam, menggerogoti rasa kesalnya.

“Kenapa dia bisa sehappy itu berbicara dengan pria lain?” pikirnya, berusaha menahan rasa cemburu yang menggelora di dadanya.

Dia hanya ingin agar Aerline juga bisa tertawa dan berbincang seperti itu dengannya, bukan dengan pria lain yang bisa jadi mengancam posisinya di samping Aerline.

“Ya sudah, aku masuk dulu, ya. Nanti, kita makan siang bareng,” ucap Leon. “Oh, ngomong-ngomong, nomormu masih yang sama?”

“Ya, masih yang sama,” jawab Aerline.

“Ya sudah nanti aku hubungi kamu. Sekarang, aku masuk dulu untuk antar dokumen ini ke Mr. Joel.”

“Ya, baiklah,” jawab Aerline.

Leon pun masuk ke dalam ruangan Joel dan berbincang dengan tenang dengan pria itu.

Aerline pun mulai fokus dengan pekerjaannya dan menatap layar laptop di depannya.

Selang beberapa menit, Leon pun keluar dari ruangan itu dan tersenyum pada Aerline sambil memberi kode dengan tangannya kalau dia akan menghubungi Aerline nanti. Aerline menjawab dengan anggukan kepalanya, tak lupa senyuman manis di bibirnya.

Drrrttt...

Setelah kepergian Leon, Aerline yang akan kembali menyelesaikan pekerjaannya dikagetkan oleh suara pesan masuk. Dia pun mengambil ponselnya dan membuka pesan yang masuk tersebut.

“Aku tidak tahu kalau kamu bisa seakrab itu dengan karyawan pria.” Itulah pesan singkat dari Joel dengan menambahkan emot kesal, membuat Aerline ingin tersenyum karenanya. ternyata pria itu cemburu pada Leon.

Sebelum membalas pesan dari Joel, Aerline melihat ke ruangan pria itu dan ternyata Joel sedang menatapnya juga dengan tatapan tajam dan wajah yang cemberut.

“Dia hanya teman kuliahku. Tidak sangka, kami sama-sama bekerja di sini.” Itulah pesan yang dikirim oleh Aerline pada Joel.

“Oh, aku tidak tahu kalau kamu memiliki teman pria.” Joel masih tidak mau kalah dan tetap merasa cemburu.

“Ya, aku juga manusia biasa, kan? aku senang bergaul dan berteman dengan banyak orang.” Aerline menggulum senyumnya membalas pesan dari Joel. Dia merasa senang melihat Joel yang cemburu padanya.

“Oh, pantas saja kamu langsung mutusin aku saat mau melanjutkan kuliah.” Sindiran Joel lebih memohok kali ini. Ternyata meluluhkan pria itu yang sedang cemburu bukan hal yang mudah.

“Semakin dewasa, dia semakin susah diluluhkan,” gerutu Aerline.

“Alasanku saat itu sangat jelas. Aku takut pada Kakek Komar, dan aku tidak betah dengan situasi di rumah Kakek, makanya aku ingin pergi menjauh. Ditambah kamu juga sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi, berhenti berpikir aku mengkhianatimu!”

Itulah pesan yang dikirim Aerline. Dia cukup tersinggung dengan tuduhan Joel. Padahal saat itu, dia harus berjuang melewati masa yang sangat sulit di Negara orang.

Joel melihat dari dalam ruangannya setelah membaca pesan dari Aerline. Wanita itu langsung memasukkan ponsel ke dalam laci mejanya dan kembali fokus bekerja.

“Kenapa dia yang jadi marah? Bukannya merayuku, malah ikutan marah,” keluh Joel di sana hanya bisa menghela napasnya.

***

          Saat tiba waktu makan siang. Joel keluar dari ruangannya dan mendekati Aerline yang masih sibuk dengan laptopnya. Pria itu mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita itu menengadahkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

          “Aku tunggu di basemen,” bisiknya dan berlalu pergi dari sana.

          Aerline mengerti maksud dari perkataan Joel itu. Dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menutup laptopnya di sana. Dia bangkit dari duduknya dengan hanya membawa ponsel dan dompetnya. Kemudian, dia berjalan menuju pintu keluar.

          “Hei, Aerline. Mau makan siang bersama, tidak?” tanya Maya yang sedang bersama para rekan sekretaris lainnya. Karena Joel, memiliki kurang lebih lima orang sekretaris di sana.

          “Kayaknya nggak, May. Aku ada janji dengan seseorang,” tolak  Aerline di sana.

          “Baiklah, kalau begitu,” ucap Maya.

          “Kalau begitu, duluan, ya.” Aerline pun berlalu pergi dari sana. Dia berjalan menuju ke lift dan langsung menekan tombol basemen, tempat di mana Joel memarkirkan mobilnya.

          Aerline mengecek ponselnya karena ada pesan masuk dan ternyata itu adalah pesan dari Leon dengan nomor barunya. Dia pun membalas pesan dari Leon yang meminta Aerline untuk menyimpan kontaknya.

          Ting!

          Pintu lift terbuka lebar di tempat tujuan, dan Aerline dengan semangat melangkahkan kakinya keluar dari ruang persegi itu, merasa sedikit berdebar karena sudah lama tidak bertemu Joel.

Dia berjalan menghampiri mobil Joel yang terparkir, senyum hangat mengembang di wajahnya membayangkan momen kebersamaan yang telah lama dinanti. Namun, tiba-tiba tatapannya terpaku pada sesuatu yang membuatnya melambatkan langkah.

Di sana, tepat di samping mobil Joel, seorang wanita yang sedang memeluk Joel. Lebih tepatnya, wanita itu yang memeluk Joel, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu dengan cara yang seakan menyiratkan keintiman yang mendalam.

Melihat hal itu, hati Aerline bergetar bukan karena kegembiraan, melainkan sebaliknya, rasa sakit juga perasaan cemburu dan bingung mulai melanda sebagai pertanyaan-pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Berbagai pikiran berputar di kepalanya, membuatnya sejenak terhenyak, seolah-olah waktu mendadak berhenti saat dia menyaksikan momen itu.

Sakit sudah pasti, tetapi Aerline sadar kalau hubungannya dengan Joel tidaklah jelas. Tidak ada kata balikan, tidak ada kata cinta atau sejenisnya. Hubungan tanpa status yang tidak bisa diminta pertanggung jawaban oleh Aerline pada pria itu.

Perlahan, Aerline berjalan mundur menjauhi tempat itu dan membalikkan badannya. Dia memutuskan untuk kembali saja, dia tidak tahan berlama-lama di sana.

“Aerline?” panggil seseorang menghentikan langkah Aerline dan ternyata ada sosok pria yang sedang berjalan ke arahnya.

“Leon?”

“Kamu dari dari mana, Lin? Mau pergi istirahat?” tanya Leon.

“Oh iya, aku mau pergi makan. Tapi-“ Aerline terdiam beberapa saat memikirkan alasan yang tepat pada Leon. “Um, kunci kendaraanku ketinggalan.”

“Oh begitu. Mau makan siang bareng?” ajak Leon. “Kebetulan aku juga mau istirahat makan siang, yuk.”

Aerline mempertimbangkan ajakan Leon, “Baiklah,” jawab Aerline akhirnya.

“Memangnya hanya dia yang bisa bersama wanita lain. Aku juga bisa melakukannya,” batin Aerline yang merasa kesal pada Joel. Dia yang mengajak, tetapi malah bersama wanita lain.

Mereka pun sama-sama naik ke dalam mobil milik Leon. Saat mobil Leon bergerak untuk meninggalkan area parkir basemen, mereka melewati Joel yang sedang berbicara dengan sosok wanita yang tak lain adalah tunangannya. Di sana, Joel sempat bertemu pandang dengan Aerline yang ada di dalam mobil. Dengan cepat, Aerline memalingkan wajahnya dan Joel hanya bisa melihat Aerline yang bersama pria lain di dalam mobil itu dengan penuh rasa cemburu dan kekesalan.

***

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Reny Yunita
aish bner bner ya mereka berdua blm balikan tapi udh seintim itu menjengkelkan bikin sesak aja ...
goodnovel comment avatar
Dshaku
itu pertunangan apa Joel. ngeri2 ya kalau paksaan
goodnovel comment avatar
fitri hd
sakit sih jadi aerline tuh melihat orang yang di sayang bersama wanita lain yang sabar ya ar,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 8 ~ Gelisah

    “Apa kamu pernah makan di sini sebelumnya?” tanya Leon. Saat ini, Leon dan Aerline berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama. “Belum, sih. Karena aku belum sebulan bekerja di sini. Jadi belum mencoba kuliner di sekitaran sini. Aku hanya pernah mencoba makan di restoran yang ada di seberang kantor.”Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan dua buku menu ke arah mereka berdua. “Menu makanan di sini semuanya enak. Kamu pasti akan suka,” ucap Leon. Aerline hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia sedang tidak bersemangat setelah melihat Joel bersama wanita lain tadi. Aerline mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi. Dia membuka buku menu sambil dalam hati berharap menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya. “Hmm, ada banyak pilihan di sini ya,” ucapnya, berpura-pura memperhatikan menu dengan serius. Leon tersenyum dan melihat ke arah Aerline. “Kalau kamu suka makanan pedas, aku rekomendasikan spaghetti aglio e olio di sini. Rasanya benar-benar

    Last Updated : 2024-10-14
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 9 ~ Kejujuran Aerline

    “Bahkan sampai jam segini pun, tidak ada pesan darinya,” gumam Aerline yang termenung di atas sofa yang ada di apartemennya. Wanita itu menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana kota dengan gedung pencakar langit dan kerlap kerlip lampu di luar jendela apartemen yang indah. Tetapi, keindahan itu sama sekali tidak bisa menghibur hati Aerline yang terus overthinking. Aerline meneguk minuman soda kaleng yang mengandung kadar alkohol sedang. Pikirannya terus tertuju pada Joel, entah pergi ke mana pria itu Tanpa memberi kabar dan memberi pesan pada Aerline. Sebenarnya dia dan wanita itu pergi ke mana, sampai Joel tidak bisa memberikan kabar pada Aerline? Itulah yang terus pemikiran - pemikiran yang terus mengusik pikiran Aerline. Dia mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatiran yang terus menerus mengganggu pikirannya. Dia bangkit dari sofa, menyusuri apartemen yang di dekorasi minimalis, sebelum akhirnya menepuk-nepuk bukunya yang tergeletak di meja. Membaca adalah cara ter

    Last Updated : 2024-10-15
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 10 ~ Alasan Joel

    “Uh, sial! Kenapa aku harus minum banyak sekali semalam. Pagi ini, kepalaku rasanya berputar tidak karuan,” keluh Aerline berjalan pelan memasuki lobi kantor.“Hei, Lin.” Sapaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara. “Oh, Leon. Kamu baru datang?” tanya Aerline. “Ya. Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?” tanya Leon hendak menyentuh kening Aerline, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline. “Sebenarnya karena semalam aku minum terlalu banyak.” Aerline hanya menunjukkan cengirannya. “Kenapa kamu mabuk saat hari kerja. Pasti akan terasa menyiksa, apalagi kamu harus bangun pagi dan pergi ke kantor,” ucap Leon. “Entahlah. Semalam aku hanya sedang ingin minum” jawabnya tersenyum kecil. Leon menggelengkan kepalanya, merasa prihatin sekaligus geli dengan sikap Aerline. “Kamu harus lebih bijak, Aerline. Mungkin sebaiknya kamu mencari cara lain untuk bersenang-senang yang tidak melibatkan alkohol,” sarannya.Aerline mengangkat bahu,

    Last Updated : 2024-10-16
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 11 ~ Meeting Triwulan

    Aerline mengikuti Joel bersama Maya memasuki ruang meeting. Di dalam ruangan, semua orang sudah berkumpul, manager divisi hingga branch manager sudah ada di sana. Joel yang merupakan Direktur utama pun menduduki kursi kebesarannya, kemudian Aerline dan Maya yang merupakan sekretaris Joel, memilih duduk di samping Joel. Setelah semua peserta rapat hadir, BM membuka pertemuan dengan senyuman. "Selamat datang semuanya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Hari ini kita akan membahas beberapa agenda penting terkait laporan per tiga bulan atau triwulan."Maya, yang selalu sigap, menyiapkan catatan dan alat presentasi. Aerline memandang sekeliling ruangan, menyadari bahwa setiap orang tampak antusias tetapi juga sedikit tegang. Dia tahu betapa pentingnya pertemuan ini untuk melihat perkembangan setiap divisi."Pertama-tama, mari kita tinjau hasil dari laporan sebelumnya," lanjut BM. "Saya ingin mendengar pendapat dari masing-masing divisi mengenai pencapaian dan tan

    Last Updated : 2024-10-17
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 12 ~ Makan Siang Bersama

    “Pesanlah apa pun yang kamu mau dan suka,” ucap Joel. Saat ini, Joel dan Aerline berada sebuah restoran mewah. Mereka sedang membaca dan melihat daftar menu yang tersedia di sana. “Hmm… Apa, ya?” gumam Aerline berpikir keras. Aerline terlihat bingung, matanya berkeliling membaca semua tulisan di buku menu yang penuh dengan pilihan lezat. Dia kemudian berpaling ke Joel, “Bagaimana kalau kita coba beberapa hidangan? Mungkin kamu bisa merekomendasikan sesuatu?” Joel tersenyum, “Tentu! Aku sangat merekomendasikan steak mereka. Dikenal sangat empuk dan dimasak dengan sempurna. Tapi kalau kamu suka makanan laut, udang panggang mereka juga luar biasa.”Aerline mengangguk, “Steak terdengar menggoda. Tapi aku juga penasaran dengan udang panggang. Mungkin kita bisa pesan keduanya dan berbagi?”“Okay! Kita bisa menambahkan beberapa hidangan pembuka juga. Bagaimana dengan sup krim jamur?” Joel menyarankan.Aerline terlihat semakin bersemangat, “Setuju! Ini akan menjadi makan siang yang luar

    Last Updated : 2024-10-18
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 13 ~ Kecurigaan Maya

    “Apa kamu sedang sibuk?” tanya Maya mendekati Aerline. “Tidak terlalu sih. Ada apa?” tanya Aerline. “Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari beberapa berkas di ruang arsip. Apa kamu mau bantu?” tanyanya. “Baiklah,” jawab Aerline. Maya tersenyum lega. “Terima kasih, Aerline. Berkas-berkas itu penting, dan aku kesulitan mencarinya sendiri.”Mereka berdua berjalan menuju ruang arsip. Selama perjalanan, Maya menjelaskan jenis berkas yang mereka cari. “Itu berkas terkait proyek yang kita kerjakan bulan lalu. Aku butuh dokumen itu untuk presentasi minggu depan.”Setibanya di pintu ruang arsip, Aerline membuka pintu dan mereka melangkah masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak berkas. “Wow, ini banyak sekali berkasnya. Dari mana kita mulai?” tanya Aerline sambil melihat sekeliling.“Kita bisa mulai dari rak sebelah kanan. Biasanya berkas proyek kita disimpan di sana,” jawab Maya. Aerline mengangguk dan mulai menarik berkas-berkas dari rak tersebut. Mereka membolak-balik dokumen, me

    Last Updated : 2024-10-20
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 14 ~ Dinas Ke Luar Kota

    “Lin, ini beberapa berkas yang harus kamu pelajari untuk mendampingi Tuan Joel melakukan bisnis di luar kota,” ucap Maya menunjukkan email berisik dokumen yang sudah disiapkannya. Beberapa menit lalu, Joel mengadakan briefing bersama dengan tim sekretarisnya, karena ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk meninjau proyek. Kepergiannya itu bisa memakan waktu tiga sampai lima hari, tergantung situasi di sana. Dan biasanya, Joel akan memilih Erdan yang merupakan sekretaris pria satu-satunya di sana untuk menemaninya kalau ada pekerjaan di luar kota. Tetapi, kali ini Joel memilih Aerline untuk menemaninya dengan alasan, bagian dari training Aerline yang merupakan karyawan baru. Semua orang memahami itu tanpa menaruh kecurigaan. Tetapi, Aerline mengerti alasan kenapa Joel ingin pergi bersamanya. Itu karena dia ingin berduaan dengan Aerline selama di sana. “Terima kasih, Maya,” jawab Aerline sambil membuka file dokumen tersebut. “Oh iya, apakah ada hal khusus yang perlu aku perhatikan?”

    Last Updated : 2024-10-21
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 15 ~ Pergi Berdua (21+)

    “Akhirnya sampai juga,” ucap Joel merenggangkan kedua tangan dan lehernya. Kemudian dia menoleh ke arah Aerline yang ternyata sudah terlelap di jok penumpang. “Ternyata dia tertidur, “ ujar Joel tersenyum melihatnya. Pria itu melepaskan sabuk pengamannya dan mencondongkan badannya ke arah Aerline. Ditatapnya wajah cantik Aerline dalam jarak dekat. Joel jadi teringat saat pertama dia bertemu dengan Aerline, saat gadis itu duduk di bangku SMP, dengan segala tingkahnya yang kekanakan dan ceria, berhasil mengusik perhatian Joel. Dan entah sejak kapan dia menyukainya hingga berani menyatakan perasaan dan mengajaknya untuk berpacaran saat Aerline masih duduk di bangku SMA. Sekarang, dia kembali menjadi wanitanya. Dan sejujurnya, hanya Aerline lah yang bisa menarik perhatian Joel yang terkenal pendiam dan begitu dingin pada wanita.“Apa yang kamu miliki, sampai membuatku bisa gila kalau tidak memilikimu, Arlyn,” bisk Joel merapikan anak rambut yang jatuh ke pelipisnya. “Semuanya terasa l

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 117 ~ Rasa Kesal Garren

    “Jadi, Joelio sudah siuman?” tanya Garren saat menerima laporan langsung dari anak buahnya. “Benar, Tuan. Dan sepertinya, mereka tahu kalau kejadian kemarin itu ulah Anda,” tambahnya. “Kurang ajar! Rencana kita jadi kacau, kenapa bukan wanita itu saja yang tertembak dan mati!” keluh Garren merasa sangat kesal sekali di sana. “Dan sepertinya, Kainan Dirgantara, sedang menyiapkan sesuatu yang besar untuk melawan kita membantu Joelio,” jelasnya. Garren menatap pria di depannya dengan intens. “Apa saja yang orang suruhan kita lihat dari gerak gerik mereka?” tanya Garren. “Tidak ada laporan gerak-geriknya bagaimana. Hanya saja, dia meyakini kalau mereka sedang merencanakan sesuatu untuk melawan kita,” jelas pria itu.Garren menghela napas panjang, amarahnya semakin membara. "Mereka mulai berani menantangku, ya?" gumamnya dengan nada penuh kebencian. "Terutama bocah sialan bernama Joelio itu. Seharusnya dia mati saja kemarin."Pria di depann

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 116 ~ Joel Kembali

    “Jadi, apa menurutmu, cerita putri dan pangeran itu sangat cocok untuk di dongengkan padaku?” gurau Joel membuat Aerline tersenyum. “Ya, biasanya sang pangeran akan terbangun. Dan ternyata benar bangun, kan?” ucap Aerline di sana. “Putri terbangun karena dicium pangeran. Dan The beast bangun hingga berubah jadi manusia normal karena ciuman beauty,” ujar Joel. “Aku bahkan tidak menerima ciuman apa pun. Ck... malang sekali, padahal aku berharap sekali ada adegan ciuman saat kamu menyelesaikan dongengnya.” “Maaf, Tuan. Karena ekspektasimu berbeda jauh dengan realita,” ucap Aerline di sana.Joel pura-pura memasang wajah kecewa. "Jadi, aku cuma bisa bangun tanpa ciuman penyelamat? Begitu kejamnya dunia ini..."Aerline tertawa kecil, hatinya terasa hangat melihat Joel kembali dengan candaan khasnya. "Ya, dunia memang kejam, Tuan. Lagipula, siapa yang bilang kamu butuh ciuman untuk bangun?"Joel mengerucutkan bibirnya, berpura-pura kesal. "Hei, bukanka

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 115 ~ Kembalilah... Joelio!

    “Dad!” Gisela memasuki ruangan milik Garren dengan sorot mata penuh kekesalan. “Oh, Gisel. Ada apa?” tanya Garren di sana. Menoleh ke arah Gisela dengan santai. “Kenapa Kyle dilarang masuk ke rumah ini?” tanya Gisela dengan tatapan penuh rasa kesal. “Kyle? Siapa dia?” tanya Garren. “Dad!” Gisela sedikit merajuk di sana karena kesal. Garren tertawa kecil di sana. “Oh, pria yang tidak jelas asal usulnya itu. Kenapa kamu harus bergaul dengan pria seperti itu, Gisel?” tanya Garren. “Dia pria yang baik, Dad. Dia temanku, biarkan dia masuk,” ucap Gisela. “No! tidak bisa, Gisela. Berhenti bergaul dengan pria tidak ada kejelasan itu. Kamu dan Joel memutuskan pernikahan, dan itu masih jadi perbincangan hangat di media, Darling. Kamu tidak boleh terkena skandal apa pun, Daddy ingin semua kesalahan ditimpakan pada Joelio, alasan kenapa pernikahan kalian dibatalkan,” ucap Garren. “Apa Dad mau menghancurkan r

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 114 ~ Rencana

    “Oh, kamu sudah kembali, Lyman?” tanya Kaivan saat Lyman datang ke rumah sakit di mana Kaivan berada. “Ya, gimana Joel?” tanya Lyman. “Masih belum ada perubahan. Aerline masih menemaninya di ruang ICU,” jawab Kaivan. “Ada yang ingin aku katakan tentang penembakan itu. Kita bicara di ruangan Richard,” ucap Lyman. “Baiklah.” Kaivan memberi perintah pada bodyguard yang dibawanya untuk memastikan Aerline baik-baik saja. Dia masih khawatir, akan ada yang berusaha menyakiti adiknya.Kaivan menatap Lyman dengan tatapan serius, lalu mengangguk. "Ayo kita ke sana sekarang," katanya tanpa basa-basi. Mereka berjalan cepat menuju ruangan Richard yang terletak di lantai berbeda dari ICU.Setibanya di ruangan tersebut, Richard yang mengenakan jas Dokter menunggu mereka dengan wajah penuh tanda tanya. "Apa terjadi sesuatu dengan Joel?" tanyanya segera."Bukan soal itu," ujar Lyman sambil menutup pintu rapat. "Ini soal penembakan yang hampir merenggut

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 113 ~ Pelakunya

    Angin berhembus dengan cukup kencang. Aerline menatap langit yang cukup mendung dan pepohonan di depannya. Wajahnya yang pucat dan sembab, dan matanya yang menunjukkan kelelahan yang tidak berujung. Ternyata menanti adalah hal yang paling menyebalkan. Setiap hari, hatinya tidak pernah merasa tenang, dan terus merasa cemas. Apa dia akan kembali padanya atau memang takdir menakdirkan mereka untuk berpisah. Entah, Aerline harus bagaimana lagi menguatkan keyakinannya di tengah keraguan yang menyerang hatinya. Apalagi melihat kondisi Joel yang masih tidak menunjukkan perkembangan.Aerline menghela napas panjang, mencoba meredakan beban yang menghimpit dadanya. Angin yang berhembus kencang menggoyangkan ranting-ranting pohon, seolah menggambarkan kegelisahan hatinya yang terus bergemuruh. Langit yang kelabu semakin mempertegas kekosongan yang ia rasakan.Dia memeluk dirinya sendiri, merasakan dinginnya udara yang menusuk kulitnya. Matanya yang sembab menatap tanpa fokus,

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 112 ~ Harapan

    Aerline mengenakan pakaian steril yang diberikan oleh perawat, tangannya sedikit gemetar saat menyesuaikan masker di wajahnya. Dengan langkah pelan namun penuh tekad, dia memasuki ruang ICU yang dipenuhi suara mesin medis yang monoton namun menenangkan.Di sana, Joel terbaring lemah di atas tempat tidur dengan berbagai alat medis yang terhubung ke tubuhnya. Wajahnya pucat, namun masih menunjukkan ketampanan yang selalu membuat Aerline jatuh cinta. Hatinya terasa perih melihat pria yang begitu ia cintai berada dalam kondisi seperti ini.Aerline mendekat, menarik kursi dan duduk di samping Joel. Tangannya yang gemetar menyentuh jemari Joel yang terasa dingin di bawah kulitnya. "Joel..." bisiknya lirih. Air matanya jatuh, namun dia segera menghapusnya dengan punggung tangan."Aku di sini... kumohon bertahanlah," ucapnya pelan. "Kalau kamu dengar aku, bangunlah. Aku janji nggak akan lari lagi. Kita akan coba semuanya dari awal... asal kamu tetap di sini."Aerline menggenggam tangan Joel e

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 111 ~ Tolong Jangan Pergi

    “Bagaimana kondisinya, Bang Richard?” tanya Aerline langsung menghampiri Richard yang baru saja keluar ruang operasi. “Perluru di tubuhnya sudah berhasil dikeluarkan dan pendarahan yang terjadipun sudah berhasil di tangani. Tetapi, karena terlalu banyak kehilangan darah, kondisinya masih belum stabil dan masih kritis. Kami akan membawa pasien ke ruang ICU,” jelas Richard di sana.Aerline menelan ludah dengan berat, mencoba menahan emosinya yang hampir meledak. “K-kritiskah?” tanyanya dengan suara bergetar, matanya yang merah menatap penuh harap pada Richard.Richard mengangguk perlahan. “Iya, tetapi kita sudah melewati tahap paling genting di ruang operasi. Sekarang tinggal bagaimana tubuh Joel merespons perawatan berikutnya di ICU.” Kaivan yang berada di samping Aerline, meremas bahu adiknya dengan lembut untuk memberinya kekuatan. “Kamu dengar sendiri, Lin? Operasinya berhasil. Itu langkah besar,” ucapnya mencoba menenangkan Aerline.Namun, Aerline masih sulit m

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 110 ~ Keadaan Joel

    “Joel, bertahanlah, kumohon... “ Aerline terus memegang tangan Joel yang saat ini berada di atas brankar rumah sakit. Para perawat berjalan cepat sambil mendorong brankar yang ditempati Joel, tangan Aerline yang penuh dengan darah, tidak kunjung terlepas dari tangan Joel. “Kumohon bertahanlah, Joel. Jangan tinggalkan aku,” isaknya.Aerline tak bisa menghentikan tangisnya, suara isakan yang keluar dari tenggorokannya begitu dalam dan penuh penderitaan. Semua yang ada di sekelilingnya seolah menghilang, hanya ada Joel, dan ia ingin sekali menyelamatkannya, meski ia tahu ini adalah hal yang di luar kekuatannya.Mereka sampai di ruang gawat darurat, dan para dokter segera bergerak cepat, memindahkan Joel ke meja perawatan. Aerline dipaksa untuk mundur, namun tangannya tetap terulur, berharap ada sesuatu yang bisa menghubungkannya dengan Joel, yang kini terbaring lemah.Seorang dokter mendekat, mencoba menenangkan Aerline. “Coba tenang, Nona. Kami akan melakuk

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 109 ~ Accident

    “Pak, apa ini masih lama?” tanya Aerline begitu gelisah sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Ya, sejak kemarin dia terus merasa bimbang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menemui Joel dan bicara kembali. Ini adalah kesempatan terakhir dari Aerline untuk perasaannya sendiri. Kalau, sekarang situasi kembali seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk menyerah walau sebenarnya hatinya masih begitu keras kepala dan ingin terus bersama Joel. “Sepertinya ada perbaikan jalan di depan sana,” ucap sopir taksi. Aerline menyesal karena tidak memakai ojeg online. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Pak,” ucap Aerline. “Saya tahu jalan alternatif, Bu. Kalau buru-buru, saya akan coba ambil jalan itu,” ucapnya. “Boleh, Pak, terima kasih.”Aerline membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel, mengetikkan pesan singkat kepada Lyman untuk memberi tahu bahwa dia akan segera menuju bandara. Rasanya berat sekali, tetapi dia tahu ini a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status