Share

Bab 7 ~ Leon

last update Last Updated: 2024-10-12 22:21:23

          “Hai,” sapa seseorang mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita menengadahkan kepalanya dan kedua matanya melebar di sana.

          “Leon?” Aerline terkejut saat melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depannya.

          “Wah, Lin. Aku pikir tadi bukan kamu, loh. Kamu kerja di sini sekarang?” tanya Leon.

          “Ya, aku kerja di sini. Oh, ngomong-ngomong kenapa kamu ada di sini?" tanya Aerline.

          "Sebenarnya, aku juga kerja di sini," kekehnya. “Aku asisten BM Heiner. Kamu baru ya?” tanyanya.

          “Ya, aku belum ada sebulan sih bekerja di sini. Wah, gak nyangka kita bisa bekera di perusahaan yang sama,” kekehnya.

          Leon dan Aerline terlihat asyik berbincang, tawa mereka menggema di seluruh ruangan, dan rasanya seperti mereka berada di dunia sendiri. Joel yang memperhatikan dari dalam ruangannya melalui jendela, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia menyeringai sinis saat melihat Aerline begitu akrab dengan Leon, sementara dirinya hanya bisa menyaksikan dari jauh.

Kenyitan di dahi Joel semakin dalam, menggerogoti rasa kesalnya.

“Kenapa dia bisa sehappy itu berbicara dengan pria lain?” pikirnya, berusaha menahan rasa cemburu yang menggelora di dadanya.

Dia hanya ingin agar Aerline juga bisa tertawa dan berbincang seperti itu dengannya, bukan dengan pria lain yang bisa jadi mengancam posisinya di samping Aerline.

“Ya sudah, aku masuk dulu, ya. Nanti, kita makan siang bareng,” ucap Leon. “Oh, ngomong-ngomong, nomormu masih yang sama?”

“Ya, masih yang sama,” jawab Aerline.

“Ya sudah nanti aku hubungi kamu. Sekarang, aku masuk dulu untuk antar dokumen ini ke Mr. Joel.”

“Ya, baiklah,” jawab Aerline.

Leon pun masuk ke dalam ruangan Joel dan berbincang dengan tenang dengan pria itu.

Aerline pun mulai fokus dengan pekerjaannya dan menatap layar laptop di depannya.

Selang beberapa menit, Leon pun keluar dari ruangan itu dan tersenyum pada Aerline sambil memberi kode dengan tangannya kalau dia akan menghubungi Aerline nanti. Aerline menjawab dengan anggukan kepalanya, tak lupa senyuman manis di bibirnya.

Drrrttt...

Setelah kepergian Leon, Aerline yang akan kembali menyelesaikan pekerjaannya dikagetkan oleh suara pesan masuk. Dia pun mengambil ponselnya dan membuka pesan yang masuk tersebut.

“Aku tidak tahu kalau kamu bisa seakrab itu dengan karyawan pria.” Itulah pesan singkat dari Joel dengan menambahkan emot kesal, membuat Aerline ingin tersenyum karenanya. ternyata pria itu cemburu pada Leon.

Sebelum membalas pesan dari Joel, Aerline melihat ke ruangan pria itu dan ternyata Joel sedang menatapnya juga dengan tatapan tajam dan wajah yang cemberut.

“Dia hanya teman kuliahku. Tidak sangka, kami sama-sama bekerja di sini.” Itulah pesan yang dikirim oleh Aerline pada Joel.

“Oh, aku tidak tahu kalau kamu memiliki teman pria.” Joel masih tidak mau kalah dan tetap merasa cemburu.

“Ya, aku juga manusia biasa, kan? aku senang bergaul dan berteman dengan banyak orang.” Aerline menggulum senyumnya membalas pesan dari Joel. Dia merasa senang melihat Joel yang cemburu padanya.

“Oh, pantas saja kamu langsung mutusin aku saat mau melanjutkan kuliah.” Sindiran Joel lebih memohok kali ini. Ternyata meluluhkan pria itu yang sedang cemburu bukan hal yang mudah.

“Semakin dewasa, dia semakin susah diluluhkan,” gerutu Aerline.

“Alasanku saat itu sangat jelas. Aku takut pada Kakek Komar, dan aku tidak betah dengan situasi di rumah Kakek, makanya aku ingin pergi menjauh. Ditambah kamu juga sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi, berhenti berpikir aku mengkhianatimu!”

Itulah pesan yang dikirim Aerline. Dia cukup tersinggung dengan tuduhan Joel. Padahal saat itu, dia harus berjuang melewati masa yang sangat sulit di Negara orang.

Joel melihat dari dalam ruangannya setelah membaca pesan dari Aerline. Wanita itu langsung memasukkan ponsel ke dalam laci mejanya dan kembali fokus bekerja.

“Kenapa dia yang jadi marah? Bukannya merayuku, malah ikutan marah,” keluh Joel di sana hanya bisa menghela napasnya.

***

          Saat tiba waktu makan siang. Joel keluar dari ruangannya dan mendekati Aerline yang masih sibuk dengan laptopnya. Pria itu mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita itu menengadahkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

          “Aku tunggu di basemen,” bisiknya dan berlalu pergi dari sana.

          Aerline mengerti maksud dari perkataan Joel itu. Dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menutup laptopnya di sana. Dia bangkit dari duduknya dengan hanya membawa ponsel dan dompetnya. Kemudian, dia berjalan menuju pintu keluar.

          “Hei, Aerline. Mau makan siang bersama, tidak?” tanya Maya yang sedang bersama para rekan sekretaris lainnya. Karena Joel, memiliki kurang lebih lima orang sekretaris di sana.

          “Kayaknya nggak, May. Aku ada janji dengan seseorang,” tolak  Aerline di sana.

          “Baiklah, kalau begitu,” ucap Maya.

          “Kalau begitu, duluan, ya.” Aerline pun berlalu pergi dari sana. Dia berjalan menuju ke lift dan langsung menekan tombol basemen, tempat di mana Joel memarkirkan mobilnya.

          Aerline mengecek ponselnya karena ada pesan masuk dan ternyata itu adalah pesan dari Leon dengan nomor barunya. Dia pun membalas pesan dari Leon yang meminta Aerline untuk menyimpan kontaknya.

          Ting!

          Pintu lift terbuka lebar di tempat tujuan, dan Aerline dengan semangat melangkahkan kakinya keluar dari ruang persegi itu, merasa sedikit berdebar karena sudah lama tidak bertemu Joel.

Dia berjalan menghampiri mobil Joel yang terparkir, senyum hangat mengembang di wajahnya membayangkan momen kebersamaan yang telah lama dinanti. Namun, tiba-tiba tatapannya terpaku pada sesuatu yang membuatnya melambatkan langkah.

Di sana, tepat di samping mobil Joel, seorang wanita yang sedang memeluk Joel. Lebih tepatnya, wanita itu yang memeluk Joel, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu dengan cara yang seakan menyiratkan keintiman yang mendalam.

Melihat hal itu, hati Aerline bergetar bukan karena kegembiraan, melainkan sebaliknya, rasa sakit juga perasaan cemburu dan bingung mulai melanda sebagai pertanyaan-pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Berbagai pikiran berputar di kepalanya, membuatnya sejenak terhenyak, seolah-olah waktu mendadak berhenti saat dia menyaksikan momen itu.

Sakit sudah pasti, tetapi Aerline sadar kalau hubungannya dengan Joel tidaklah jelas. Tidak ada kata balikan, tidak ada kata cinta atau sejenisnya. Hubungan tanpa status yang tidak bisa diminta pertanggung jawaban oleh Aerline pada pria itu.

Perlahan, Aerline berjalan mundur menjauhi tempat itu dan membalikkan badannya. Dia memutuskan untuk kembali saja, dia tidak tahan berlama-lama di sana.

“Aerline?” panggil seseorang menghentikan langkah Aerline dan ternyata ada sosok pria yang sedang berjalan ke arahnya.

“Leon?”

“Kamu dari dari mana, Lin? Mau pergi istirahat?” tanya Leon.

“Oh iya, aku mau pergi makan. Tapi-“ Aerline terdiam beberapa saat memikirkan alasan yang tepat pada Leon. “Um, kunci kendaraanku ketinggalan.”

“Oh begitu. Mau makan siang bareng?” ajak Leon. “Kebetulan aku juga mau istirahat makan siang, yuk.”

Aerline mempertimbangkan ajakan Leon, “Baiklah,” jawab Aerline akhirnya.

“Memangnya hanya dia yang bisa bersama wanita lain. Aku juga bisa melakukannya,” batin Aerline yang merasa kesal pada Joel. Dia yang mengajak, tetapi malah bersama wanita lain.

Mereka pun sama-sama naik ke dalam mobil milik Leon. Saat mobil Leon bergerak untuk meninggalkan area parkir basemen, mereka melewati Joel yang sedang berbicara dengan sosok wanita yang tak lain adalah tunangannya. Di sana, Joel sempat bertemu pandang dengan Aerline yang ada di dalam mobil. Dengan cepat, Aerline memalingkan wajahnya dan Joel hanya bisa melihat Aerline yang bersama pria lain di dalam mobil itu dengan penuh rasa cemburu dan kekesalan.

***

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Reny Yunita
aish bner bner ya mereka berdua blm balikan tapi udh seintim itu menjengkelkan bikin sesak aja ...
goodnovel comment avatar
Dshaku
itu pertunangan apa Joel. ngeri2 ya kalau paksaan
goodnovel comment avatar
fitri hd
sakit sih jadi aerline tuh melihat orang yang di sayang bersama wanita lain yang sabar ya ar,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 8 ~ Gelisah

    “Apa kamu pernah makan di sini sebelumnya?” tanya Leon. Saat ini, Leon dan Aerline berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama. “Belum, sih. Karena aku belum sebulan bekerja di sini. Jadi belum mencoba kuliner di sekitaran sini. Aku hanya pernah mencoba makan di restoran yang ada di seberang kantor.”Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan dua buku menu ke arah mereka berdua. “Menu makanan di sini semuanya enak. Kamu pasti akan suka,” ucap Leon. Aerline hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia sedang tidak bersemangat setelah melihat Joel bersama wanita lain tadi. Aerline mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi. Dia membuka buku menu sambil dalam hati berharap menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya. “Hmm, ada banyak pilihan di sini ya,” ucapnya, berpura-pura memperhatikan menu dengan serius. Leon tersenyum dan melihat ke arah Aerline. “Kalau kamu suka makanan pedas, aku rekomendasikan spaghetti aglio e olio di sini. Rasanya benar-benar

    Last Updated : 2024-10-14
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 9 ~ Kejujuran Aerline

    “Bahkan sampai jam segini pun, tidak ada pesan darinya,” gumam Aerline yang termenung di atas sofa yang ada di apartemennya. Wanita itu menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana kota dengan gedung pencakar langit dan kerlap kerlip lampu di luar jendela apartemen yang indah. Tetapi, keindahan itu sama sekali tidak bisa menghibur hati Aerline yang terus overthinking. Aerline meneguk minuman soda kaleng yang mengandung kadar alkohol sedang. Pikirannya terus tertuju pada Joel, entah pergi ke mana pria itu Tanpa memberi kabar dan memberi pesan pada Aerline. Sebenarnya dia dan wanita itu pergi ke mana, sampai Joel tidak bisa memberikan kabar pada Aerline? Itulah yang terus pemikiran - pemikiran yang terus mengusik pikiran Aerline. Dia mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatiran yang terus menerus mengganggu pikirannya. Dia bangkit dari sofa, menyusuri apartemen yang di dekorasi minimalis, sebelum akhirnya menepuk-nepuk bukunya yang tergeletak di meja. Membaca adalah cara ter

    Last Updated : 2024-10-15
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 10 ~ Alasan Joel

    “Uh, sial! Kenapa aku harus minum banyak sekali semalam. Pagi ini, kepalaku rasanya berputar tidak karuan,” keluh Aerline berjalan pelan memasuki lobi kantor.“Hei, Lin.” Sapaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara. “Oh, Leon. Kamu baru datang?” tanya Aerline. “Ya. Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?” tanya Leon hendak menyentuh kening Aerline, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline. “Sebenarnya karena semalam aku minum terlalu banyak.” Aerline hanya menunjukkan cengirannya. “Kenapa kamu mabuk saat hari kerja. Pasti akan terasa menyiksa, apalagi kamu harus bangun pagi dan pergi ke kantor,” ucap Leon. “Entahlah. Semalam aku hanya sedang ingin minum” jawabnya tersenyum kecil. Leon menggelengkan kepalanya, merasa prihatin sekaligus geli dengan sikap Aerline. “Kamu harus lebih bijak, Aerline. Mungkin sebaiknya kamu mencari cara lain untuk bersenang-senang yang tidak melibatkan alkohol,” sarannya.Aerline mengangkat bahu,

    Last Updated : 2024-10-16
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 11 ~ Meeting Triwulan

    Aerline mengikuti Joel bersama Maya memasuki ruang meeting. Di dalam ruangan, semua orang sudah berkumpul, manager divisi hingga branch manager sudah ada di sana. Joel yang merupakan Direktur utama pun menduduki kursi kebesarannya, kemudian Aerline dan Maya yang merupakan sekretaris Joel, memilih duduk di samping Joel. Setelah semua peserta rapat hadir, BM membuka pertemuan dengan senyuman. "Selamat datang semuanya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Hari ini kita akan membahas beberapa agenda penting terkait laporan per tiga bulan atau triwulan."Maya, yang selalu sigap, menyiapkan catatan dan alat presentasi. Aerline memandang sekeliling ruangan, menyadari bahwa setiap orang tampak antusias tetapi juga sedikit tegang. Dia tahu betapa pentingnya pertemuan ini untuk melihat perkembangan setiap divisi."Pertama-tama, mari kita tinjau hasil dari laporan sebelumnya," lanjut BM. "Saya ingin mendengar pendapat dari masing-masing divisi mengenai pencapaian dan tan

    Last Updated : 2024-10-17
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 12 ~ Makan Siang Bersama

    “Pesanlah apa pun yang kamu mau dan suka,” ucap Joel. Saat ini, Joel dan Aerline berada sebuah restoran mewah. Mereka sedang membaca dan melihat daftar menu yang tersedia di sana. “Hmm… Apa, ya?” gumam Aerline berpikir keras. Aerline terlihat bingung, matanya berkeliling membaca semua tulisan di buku menu yang penuh dengan pilihan lezat. Dia kemudian berpaling ke Joel, “Bagaimana kalau kita coba beberapa hidangan? Mungkin kamu bisa merekomendasikan sesuatu?” Joel tersenyum, “Tentu! Aku sangat merekomendasikan steak mereka. Dikenal sangat empuk dan dimasak dengan sempurna. Tapi kalau kamu suka makanan laut, udang panggang mereka juga luar biasa.”Aerline mengangguk, “Steak terdengar menggoda. Tapi aku juga penasaran dengan udang panggang. Mungkin kita bisa pesan keduanya dan berbagi?”“Okay! Kita bisa menambahkan beberapa hidangan pembuka juga. Bagaimana dengan sup krim jamur?” Joel menyarankan.Aerline terlihat semakin bersemangat, “Setuju! Ini akan menjadi makan siang yang luar

    Last Updated : 2024-10-18
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 13 ~ Kecurigaan Maya

    “Apa kamu sedang sibuk?” tanya Maya mendekati Aerline. “Tidak terlalu sih. Ada apa?” tanya Aerline. “Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari beberapa berkas di ruang arsip. Apa kamu mau bantu?” tanyanya. “Baiklah,” jawab Aerline. Maya tersenyum lega. “Terima kasih, Aerline. Berkas-berkas itu penting, dan aku kesulitan mencarinya sendiri.”Mereka berdua berjalan menuju ruang arsip. Selama perjalanan, Maya menjelaskan jenis berkas yang mereka cari. “Itu berkas terkait proyek yang kita kerjakan bulan lalu. Aku butuh dokumen itu untuk presentasi minggu depan.”Setibanya di pintu ruang arsip, Aerline membuka pintu dan mereka melangkah masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak berkas. “Wow, ini banyak sekali berkasnya. Dari mana kita mulai?” tanya Aerline sambil melihat sekeliling.“Kita bisa mulai dari rak sebelah kanan. Biasanya berkas proyek kita disimpan di sana,” jawab Maya. Aerline mengangguk dan mulai menarik berkas-berkas dari rak tersebut. Mereka membolak-balik dokumen, me

    Last Updated : 2024-10-20
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 14 ~ Dinas Ke Luar Kota

    “Lin, ini beberapa berkas yang harus kamu pelajari untuk mendampingi Tuan Joel melakukan bisnis di luar kota,” ucap Maya menunjukkan email berisik dokumen yang sudah disiapkannya. Beberapa menit lalu, Joel mengadakan briefing bersama dengan tim sekretarisnya, karena ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk meninjau proyek. Kepergiannya itu bisa memakan waktu tiga sampai lima hari, tergantung situasi di sana. Dan biasanya, Joel akan memilih Erdan yang merupakan sekretaris pria satu-satunya di sana untuk menemaninya kalau ada pekerjaan di luar kota. Tetapi, kali ini Joel memilih Aerline untuk menemaninya dengan alasan, bagian dari training Aerline yang merupakan karyawan baru. Semua orang memahami itu tanpa menaruh kecurigaan. Tetapi, Aerline mengerti alasan kenapa Joel ingin pergi bersamanya. Itu karena dia ingin berduaan dengan Aerline selama di sana. “Terima kasih, Maya,” jawab Aerline sambil membuka file dokumen tersebut. “Oh iya, apakah ada hal khusus yang perlu aku perhatikan?”

    Last Updated : 2024-10-21
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 15 ~ Pergi Berdua (21+)

    “Akhirnya sampai juga,” ucap Joel merenggangkan kedua tangan dan lehernya. Kemudian dia menoleh ke arah Aerline yang ternyata sudah terlelap di jok penumpang. “Ternyata dia tertidur, “ ujar Joel tersenyum melihatnya. Pria itu melepaskan sabuk pengamannya dan mencondongkan badannya ke arah Aerline. Ditatapnya wajah cantik Aerline dalam jarak dekat. Joel jadi teringat saat pertama dia bertemu dengan Aerline, saat gadis itu duduk di bangku SMP, dengan segala tingkahnya yang kekanakan dan ceria, berhasil mengusik perhatian Joel. Dan entah sejak kapan dia menyukainya hingga berani menyatakan perasaan dan mengajaknya untuk berpacaran saat Aerline masih duduk di bangku SMA. Sekarang, dia kembali menjadi wanitanya. Dan sejujurnya, hanya Aerline lah yang bisa menarik perhatian Joel yang terkenal pendiam dan begitu dingin pada wanita.“Apa yang kamu miliki, sampai membuatku bisa gila kalau tidak memilikimu, Arlyn,” bisk Joel merapikan anak rambut yang jatuh ke pelipisnya. “Semuanya terasa l

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 110 ~ Keadaan Joel

    “Joel, bertahanlah, kumohon... “ Aerline terus memegang tangan Joel yang saat ini berada di atas brankar rumah sakit. Para perawat berjalan cepat sambil mendorong brankar yang ditempati Joel, tangan Aerline yang penuh dengan darah, tidak kunjung terlepas dari tangan Joel. “Kumohon bertahanlah, Joel. Jangan tinggalkan aku,” isaknya.Aerline tak bisa menghentikan tangisnya, suara isakan yang keluar dari tenggorokannya begitu dalam dan penuh penderitaan. Semua yang ada di sekelilingnya seolah menghilang, hanya ada Joel, dan ia ingin sekali menyelamatkannya, meski ia tahu ini adalah hal yang di luar kekuatannya.Mereka sampai di ruang gawat darurat, dan para dokter segera bergerak cepat, memindahkan Joel ke meja perawatan. Aerline dipaksa untuk mundur, namun tangannya tetap terulur, berharap ada sesuatu yang bisa menghubungkannya dengan Joel, yang kini terbaring lemah.Seorang dokter mendekat, mencoba menenangkan Aerline. “Coba tenang, Nona. Kami akan melakuk

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 109 ~ Accident

    “Pak, apa ini masih lama?” tanya Aerline begitu gelisah sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Ya, sejak kemarin dia terus merasa bimbang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menemui Joel dan bicara kembali. Ini adalah kesempatan terakhir dari Aerline untuk perasaannya sendiri. Kalau, sekarang situasi kembali seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk menyerah walau sebenarnya hatinya masih begitu keras kepala dan ingin terus bersama Joel. “Sepertinya ada perbaikan jalan di depan sana,” ucap sopir taksi. Aerline menyesal karena tidak memakai ojeg online. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Pak,” ucap Aerline. “Saya tahu jalan alternatif, Bu. Kalau buru-buru, saya akan coba ambil jalan itu,” ucapnya. “Boleh, Pak, terima kasih.”Aerline membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel, mengetikkan pesan singkat kepada Lyman untuk memberi tahu bahwa dia akan segera menuju bandara. Rasanya berat sekali, tetapi dia tahu ini a

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 108 ~ Kabar Mengejutkan

    “Kok cepet banget udah balik?” tanya Lyman saat Joel sudah kembali ke apartemen temannya itu. Di sana juga ada Richard yang sedang duduk dan bermain kartu dengan Lyman. Mereka sama-sama memperhatikan Joel yang menghela napas panjang sambil duduk di sofa. “Kalian udah bicara? Kaivan sudah kasih izin, loh,” ucap Richard menimpali. “Dia gak mau bicara padaku dan memilih menghindar,” jawab Joel. “Dia benar-benar sudah menyerah padaku dan memutuskan untuk berkomunikasi lagi denganku,” Lyman dan Richard saling bertukar pandang. Keduanya memahami situasi sulit yang sedang dialami Joel, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Mereka tahu betapa keras kepala Joel dalam mempertahankan perasaannya untuk Aerline."Ya, setidaknya kamu udah coba, bro," ujar Lyman mencoba menenangkan. "Kalau dia butuh waktu atau emang gak bisa lagi, mungkin kamu harus belajar nerima."Joel menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit apartemen dengan pandanga

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 107 ~ Kedatangannya

    Aerline masih membeku di tempatnya saat Joel berjalan mendekatinya. Wanita itu merasa ini hanya khayalannya saja, tetapi sosoknya begitu nyata, bahkan debaran jantungnya berdebar sangat cepat sekali. “Hei...” sapa Joel saat sudah berdiri di hadapan Aerline yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut. “Joel?” gumamnya. Joel tersenyum canggung di sana. Dan situasinya semakin menegangkan, tatapan keduanya menyiratkan kerinduan yang begitu mendalam. “Aku udah izin sama Abangmu, katanya tidak boleh lebih dari jam sembilan,” ucap Joel membuka suaranya sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Masih ada waktu satu jam lagi.” Joel kembali melihat ke arah Aerline di hadapannya. “Apa kamu bisa memberiku waktu untukku, Aerly?” tanya Joel. Aerline memalingkan wajahnya, tanpa mengatakan apa pun dia berjalan mendekati bibir pantai. Dia masih berpikir, kalau sosok Joel hanya halusinasinya saja.Namun, langkah Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 106 ~ Tiga Bulan Kemudian

    Tiga Bulan Kemudian... Aerline tidak menyangka kalau dia akan melewati waktu selama ini dengan segala kesibukannya bekerja, tanpa mengenal lelah dan waktu. Dia ingin seluruh pikirannya, hanya terfokus pada apa yang sedang dia kerjakan sekarang, walau terkadang, dia merasa lelah dan kembali teringat tentang sosok Joel. Kadang, dia ingin sekali bertanya pada Kaivan, apa mereka benar-benar menikah. Atau dia ingin bertanya pada Lyman, bagaimana kabar Joel di sana, apa dia sehat, apa dia bahagia. Sayangnya, Aerline sudah bertekad untuk benar-benar menghilangkannya dari pikiran, walau sangat sulit untuk menghilangkan nama Joel dari hatinya. Saat ini, Aerline sedang berjalan seorang diri menyusuri bibir pantai dengan menenteng tas tangannya. Sepulang meeting di luar kantor dengan klien, dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai dan menikmati waktu kesendiriannya. Aerline berjalan menyusuri dermaga yang terbuat dari kayu, berjalan sampai ke bagian u

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 105 ~ Tidak benar-benar Lupa

    “Gimana hari pertamamu, Lin?” tanya Kaivan sambil bersandar di pintu. Ini sudah jam pulang dan sebagian rekan kerjanya sudah pulang.Aerline menoleh dan tersenyum kecil. “Lelah, tapi aku menikmatinya.”“Bagus. Itu yang penting,” ujar Kaivan dengan bangga.Hari pertama Aerline di kantor berakhir dengan perasaan lega dan puas. Meski masih banyak yang harus dipelajari, dia tahu bahwa dia sudah mengambil langkah besar untuk keluar dari masa-masa sulitnya. Malam itu, saat dia pulang ke rumah, Aerline merasa lebih percaya diri dan penuh harapan untuk hari esok.“Kalau sudah selesai, ayo pulang. Kebetulan Khayra masak banyak, kamu makan malam di rumah Abang saja,” ucap Kaivan.“Dalam rangka apa nih?” tanya Aerline.“Tidak ada, hanya makan malam bersama saja,” jawabnya tersenyum merekah.“Baiklah.” Aerline membereskan meja kerjanya, mematikan laptop dan memasukkan ponsel ke dalam tas tangannya, Kemudian dia bangkit dari duduknya.“Yuk, Bang.”Kaivan mengangguk dan berjalan di samping Aerline

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 104 ~ Hari Pertama Bekerja

    Aerline berdiri di depan cermin besar di sudut kamarnya. Matanya menatap lekat pantulan dirinya, seolah mencari keyakinan di balik sosok yang tampak elegan namun sedikit gelisah. Kemeja putih dengan potongan simpel yang dipadukan blazer abu-abu terang membalut tubuhnya, memberikan kesan profesional yang biasa dia kenakan saat bekerja bersama Joel. Ya, sekali lagi nama Joelio terlintas di kepalanya.Dia menghela napasnya sambil merapikan helaian rambut yang tergerai di bahunya, memastikan setiap detail terlihat sempurna. Sepatu hak rendah yang berwarna senada dengan blazernya sudah siap di kaki. Aerline menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya."Memulai aktivitas baru. Ya, aku harus fokus dan bisa beradaptasi dengan baik," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam di ruangan yang sunyi. "Aku bisa melakukannya."Namun, di balik senyum tipis yang ia coba paksakan, ada perasaan ragu yang tak bisa sepenuhnya ia hilangkan. Apakah dia cukup mampu? Apa

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 103 ~ Melanjutkan Hidup

    “Jadi, harus kembali sekarang?” tanya Aerline yang saat ini berada di bandara mengantar Leon untuk kembali. “Ya, aku harus kembali sekarang. Aku harap Mr. Hainer memberiku tambahan cuti, sayangnya sejak kemarin dia terus menghubungiku,” keluh Leon dengan ekspresi berpura-pura sebal membuat Aerline tersenyum di sana. “Ya, jangan sampai kamu jadi pengangguran karena aku,” kekeh Aerline. “Mungkin aku bisa numpang hidup padamu, Nona besar,” goda Leon. Aerline terkekeh di sana. “Tapi aku tidak biasa memelihara seorang pria.”Leon tertawa kecil mendengar jawaban Aerline, lalu mengangkat bahu seolah tidak tersinggung. “Kamu benar, aku terlalu mahal untuk dipelihara,” balasnya dengan nada bercanda, membuat Aerline menggeleng pelan.“Tapi, serius, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menemaniku. Rasanya seperti recharge penuh sebelum kembali ke rutinitas,” ujar Leon dengan nada tulus.Aerline tersenyum lembut. “Sama-sama. Aku juga senang b

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 102 ~ Berkeliling Bersama Leon

    “Hei...” sapa Leon yang sudah berdiri di depan gerbang rumah Aerline. “Hei... Waw! Apa ini?” tanya Aerline terkejut melihat Leon menaiki sebuah motor sport di sana. “Bagaimana penampilanku? Menarik, bukan?” kekehnya dengan menaikkan bahunya penuh rasa bangga. “Oke, ya kau seperti anak muda sekarang,” kekeh Aerline. “Tapi ngomong-ngomong, bagaimana kamu mendapatkan motor ini?” tanya Aerline menyentuh bagian depan motor. “Kau tidak mencurikannya, kan?”Leon tertawa keras, menunjukkan senyum lebarnya. “Tentu saja tidak, Nona detektif! Aku menyewanya. Ternyata cukup mudah mendapatkan motor sport seperti ini di sini. Dan, aku rasa ini cara terbaik untuk menikmati jalanan Indonesia,” ujarnya sambil menepuk jok motor dengan penuh rasa bangga.Aerline menggeleng pelan sambil tersenyum. “Kau benar-benar serius ingin merasakan sensasi jadi anak motor di Indonesia, ya?” candanya.Leon menanggapi dengan anggukan percaya diri. “Tentu saja. Aku ingin merasakan seperti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status