Share

Bab 7 ~ Leon

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-12 22:21:23

          “Hai,” sapa seseorang mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita menengadahkan kepalanya dan kedua matanya melebar di sana.

          “Leon?” Aerline terkejut saat melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depannya.

          “Wah, Lin. Aku pikir tadi bukan kamu, loh. Kamu kerja di sini sekarang?” tanya Leon.

          “Ya, aku kerja di sini. Oh, ngomong-ngomong kenapa kamu ada di sini?" tanya Aerline.

          "Sebenarnya, aku juga kerja di sini," kekehnya. “Aku asisten BM Heiner. Kamu baru ya?” tanyanya.

          “Ya, aku belum ada sebulan sih bekerja di sini. Wah, gak nyangka kita bisa bekera di perusahaan yang sama,” kekehnya.

          Leon dan Aerline terlihat asyik berbincang, tawa mereka menggema di seluruh ruangan, dan rasanya seperti mereka berada di dunia sendiri. Joel yang memperhatikan dari dalam ruangannya melalui jendela, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia menyeringai sinis saat melihat Aerline begitu akrab dengan Leon, sementara dirinya hanya bisa menyaksikan dari jauh.

Kenyitan di dahi Joel semakin dalam, menggerogoti rasa kesalnya.

“Kenapa dia bisa sehappy itu berbicara dengan pria lain?” pikirnya, berusaha menahan rasa cemburu yang menggelora di dadanya.

Dia hanya ingin agar Aerline juga bisa tertawa dan berbincang seperti itu dengannya, bukan dengan pria lain yang bisa jadi mengancam posisinya di samping Aerline.

“Ya sudah, aku masuk dulu, ya. Nanti, kita makan siang bareng,” ucap Leon. “Oh, ngomong-ngomong, nomormu masih yang sama?”

“Ya, masih yang sama,” jawab Aerline.

“Ya sudah nanti aku hubungi kamu. Sekarang, aku masuk dulu untuk antar dokumen ini ke Mr. Joel.”

“Ya, baiklah,” jawab Aerline.

Leon pun masuk ke dalam ruangan Joel dan berbincang dengan tenang dengan pria itu.

Aerline pun mulai fokus dengan pekerjaannya dan menatap layar laptop di depannya.

Selang beberapa menit, Leon pun keluar dari ruangan itu dan tersenyum pada Aerline sambil memberi kode dengan tangannya kalau dia akan menghubungi Aerline nanti. Aerline menjawab dengan anggukan kepalanya, tak lupa senyuman manis di bibirnya.

Drrrttt...

Setelah kepergian Leon, Aerline yang akan kembali menyelesaikan pekerjaannya dikagetkan oleh suara pesan masuk. Dia pun mengambil ponselnya dan membuka pesan yang masuk tersebut.

“Aku tidak tahu kalau kamu bisa seakrab itu dengan karyawan pria.” Itulah pesan singkat dari Joel dengan menambahkan emot kesal, membuat Aerline ingin tersenyum karenanya. ternyata pria itu cemburu pada Leon.

Sebelum membalas pesan dari Joel, Aerline melihat ke ruangan pria itu dan ternyata Joel sedang menatapnya juga dengan tatapan tajam dan wajah yang cemberut.

“Dia hanya teman kuliahku. Tidak sangka, kami sama-sama bekerja di sini.” Itulah pesan yang dikirim oleh Aerline pada Joel.

“Oh, aku tidak tahu kalau kamu memiliki teman pria.” Joel masih tidak mau kalah dan tetap merasa cemburu.

“Ya, aku juga manusia biasa, kan? aku senang bergaul dan berteman dengan banyak orang.” Aerline menggulum senyumnya membalas pesan dari Joel. Dia merasa senang melihat Joel yang cemburu padanya.

“Oh, pantas saja kamu langsung mutusin aku saat mau melanjutkan kuliah.” Sindiran Joel lebih memohok kali ini. Ternyata meluluhkan pria itu yang sedang cemburu bukan hal yang mudah.

“Semakin dewasa, dia semakin susah diluluhkan,” gerutu Aerline.

“Alasanku saat itu sangat jelas. Aku takut pada Kakek Komar, dan aku tidak betah dengan situasi di rumah Kakek, makanya aku ingin pergi menjauh. Ditambah kamu juga sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi, berhenti berpikir aku mengkhianatimu!”

Itulah pesan yang dikirim Aerline. Dia cukup tersinggung dengan tuduhan Joel. Padahal saat itu, dia harus berjuang melewati masa yang sangat sulit di Negara orang.

Joel melihat dari dalam ruangannya setelah membaca pesan dari Aerline. Wanita itu langsung memasukkan ponsel ke dalam laci mejanya dan kembali fokus bekerja.

“Kenapa dia yang jadi marah? Bukannya merayuku, malah ikutan marah,” keluh Joel di sana hanya bisa menghela napasnya.

***

          Saat tiba waktu makan siang. Joel keluar dari ruangannya dan mendekati Aerline yang masih sibuk dengan laptopnya. Pria itu mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita itu menengadahkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

          “Aku tunggu di basemen,” bisiknya dan berlalu pergi dari sana.

          Aerline mengerti maksud dari perkataan Joel itu. Dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menutup laptopnya di sana. Dia bangkit dari duduknya dengan hanya membawa ponsel dan dompetnya. Kemudian, dia berjalan menuju pintu keluar.

          “Hei, Aerline. Mau makan siang bersama, tidak?” tanya Maya yang sedang bersama para rekan sekretaris lainnya. Karena Joel, memiliki kurang lebih lima orang sekretaris di sana.

          “Kayaknya nggak, May. Aku ada janji dengan seseorang,” tolak  Aerline di sana.

          “Baiklah, kalau begitu,” ucap Maya.

          “Kalau begitu, duluan, ya.” Aerline pun berlalu pergi dari sana. Dia berjalan menuju ke lift dan langsung menekan tombol basemen, tempat di mana Joel memarkirkan mobilnya.

          Aerline mengecek ponselnya karena ada pesan masuk dan ternyata itu adalah pesan dari Leon dengan nomor barunya. Dia pun membalas pesan dari Leon yang meminta Aerline untuk menyimpan kontaknya.

          Ting!

          Pintu lift terbuka lebar di tempat tujuan, dan Aerline dengan semangat melangkahkan kakinya keluar dari ruang persegi itu, merasa sedikit berdebar karena sudah lama tidak bertemu Joel.

Dia berjalan menghampiri mobil Joel yang terparkir, senyum hangat mengembang di wajahnya membayangkan momen kebersamaan yang telah lama dinanti. Namun, tiba-tiba tatapannya terpaku pada sesuatu yang membuatnya melambatkan langkah.

Di sana, tepat di samping mobil Joel, seorang wanita yang sedang memeluk Joel. Lebih tepatnya, wanita itu yang memeluk Joel, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu dengan cara yang seakan menyiratkan keintiman yang mendalam.

Melihat hal itu, hati Aerline bergetar bukan karena kegembiraan, melainkan sebaliknya, rasa sakit juga perasaan cemburu dan bingung mulai melanda sebagai pertanyaan-pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Berbagai pikiran berputar di kepalanya, membuatnya sejenak terhenyak, seolah-olah waktu mendadak berhenti saat dia menyaksikan momen itu.

Sakit sudah pasti, tetapi Aerline sadar kalau hubungannya dengan Joel tidaklah jelas. Tidak ada kata balikan, tidak ada kata cinta atau sejenisnya. Hubungan tanpa status yang tidak bisa diminta pertanggung jawaban oleh Aerline pada pria itu.

Perlahan, Aerline berjalan mundur menjauhi tempat itu dan membalikkan badannya. Dia memutuskan untuk kembali saja, dia tidak tahan berlama-lama di sana.

“Aerline?” panggil seseorang menghentikan langkah Aerline dan ternyata ada sosok pria yang sedang berjalan ke arahnya.

“Leon?”

“Kamu dari dari mana, Lin? Mau pergi istirahat?” tanya Leon.

“Oh iya, aku mau pergi makan. Tapi-“ Aerline terdiam beberapa saat memikirkan alasan yang tepat pada Leon. “Um, kunci kendaraanku ketinggalan.”

“Oh begitu. Mau makan siang bareng?” ajak Leon. “Kebetulan aku juga mau istirahat makan siang, yuk.”

Aerline mempertimbangkan ajakan Leon, “Baiklah,” jawab Aerline akhirnya.

“Memangnya hanya dia yang bisa bersama wanita lain. Aku juga bisa melakukannya,” batin Aerline yang merasa kesal pada Joel. Dia yang mengajak, tetapi malah bersama wanita lain.

Mereka pun sama-sama naik ke dalam mobil milik Leon. Saat mobil Leon bergerak untuk meninggalkan area parkir basemen, mereka melewati Joel yang sedang berbicara dengan sosok wanita yang tak lain adalah tunangannya. Di sana, Joel sempat bertemu pandang dengan Aerline yang ada di dalam mobil. Dengan cepat, Aerline memalingkan wajahnya dan Joel hanya bisa melihat Aerline yang bersama pria lain di dalam mobil itu dengan penuh rasa cemburu dan kekesalan.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Dshaku
itu pertunangan apa Joel. ngeri2 ya kalau paksaan
goodnovel comment avatar
fitri hd
sakit sih jadi aerline tuh melihat orang yang di sayang bersama wanita lain yang sabar ya ar,
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
OMG semakin seru sih ini sama² cemburu Joel yg niatnya mau berbicara dgn aerline malah di ganggu tunangannya dan pada akhirnya aerline jalan bareng deh sama si Leon dan joel menahan kesal dan cemburu wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 8 ~ Gelisah

    “Apa kamu pernah makan di sini sebelumnya?” tanya Leon. Saat ini, Leon dan Aerline berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama. “Belum, sih. Karena aku belum sebulan bekerja di sini. Jadi belum mencoba kuliner di sekitaran sini. Aku hanya pernah mencoba makan di restoran yang ada di seberang kantor.”Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan dua buku menu ke arah mereka berdua. “Menu makanan di sini semuanya enak. Kamu pasti akan suka,” ucap Leon. Aerline hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia sedang tidak bersemangat setelah melihat Joel bersama wanita lain tadi. Aerline mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi. Dia membuka buku menu sambil dalam hati berharap menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya. “Hmm, ada banyak pilihan di sini ya,” ucapnya, berpura-pura memperhatikan menu dengan serius. Leon tersenyum dan melihat ke arah Aerline. “Kalau kamu suka makanan pedas, aku rekomendasikan spaghetti aglio e olio di sini. Rasanya benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 9 ~ Kejujuran Aerline

    “Bahkan sampai jam segini pun, tidak ada pesan darinya,” gumam Aerline yang termenung di atas sofa yang ada di apartemennya. Wanita itu menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana kota dengan gedung pencakar langit dan kerlap kerlip lampu di luar jendela apartemen yang indah. Tetapi, keindahan itu sama sekali tidak bisa menghibur hati Aerline yang terus overthinking. Aerline meneguk minuman soda kaleng yang mengandung kadar alkohol sedang. Pikirannya terus tertuju pada Joel, entah pergi ke mana pria itu Tanpa memberi kabar dan memberi pesan pada Aerline. Sebenarnya dia dan wanita itu pergi ke mana, sampai Joel tidak bisa memberikan kabar pada Aerline? Itulah yang terus pemikiran - pemikiran yang terus mengusik pikiran Aerline. Dia mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatiran yang terus menerus mengganggu pikirannya. Dia bangkit dari sofa, menyusuri apartemen yang di dekorasi minimalis, sebelum akhirnya menepuk-nepuk bukunya yang tergeletak di meja. Membaca adalah cara ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 10 ~ Alasan Joel

    “Uh, sial! Kenapa aku harus minum banyak sekali semalam. Pagi ini, kepalaku rasanya berputar tidak karuan,” keluh Aerline berjalan pelan memasuki lobi kantor.“Hei, Lin.” Sapaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara. “Oh, Leon. Kamu baru datang?” tanya Aerline. “Ya. Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?” tanya Leon hendak menyentuh kening Aerline, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline. “Sebenarnya karena semalam aku minum terlalu banyak.” Aerline hanya menunjukkan cengirannya. “Kenapa kamu mabuk saat hari kerja. Pasti akan terasa menyiksa, apalagi kamu harus bangun pagi dan pergi ke kantor,” ucap Leon. “Entahlah. Semalam aku hanya sedang ingin minum” jawabnya tersenyum kecil. Leon menggelengkan kepalanya, merasa prihatin sekaligus geli dengan sikap Aerline. “Kamu harus lebih bijak, Aerline. Mungkin sebaiknya kamu mencari cara lain untuk bersenang-senang yang tidak melibatkan alkohol,” sarannya.Aerline mengangkat bahu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 11 ~ Meeting Triwulan

    Aerline mengikuti Joel bersama Maya memasuki ruang meeting. Di dalam ruangan, semua orang sudah berkumpul, manager divisi hingga branch manager sudah ada di sana. Joel yang merupakan Direktur utama pun menduduki kursi kebesarannya, kemudian Aerline dan Maya yang merupakan sekretaris Joel, memilih duduk di samping Joel. Setelah semua peserta rapat hadir, BM membuka pertemuan dengan senyuman. "Selamat datang semuanya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Hari ini kita akan membahas beberapa agenda penting terkait laporan per tiga bulan atau triwulan."Maya, yang selalu sigap, menyiapkan catatan dan alat presentasi. Aerline memandang sekeliling ruangan, menyadari bahwa setiap orang tampak antusias tetapi juga sedikit tegang. Dia tahu betapa pentingnya pertemuan ini untuk melihat perkembangan setiap divisi."Pertama-tama, mari kita tinjau hasil dari laporan sebelumnya," lanjut BM. "Saya ingin mendengar pendapat dari masing-masing divisi mengenai pencapaian dan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 12 ~ Makan Siang Bersama

    “Pesanlah apa pun yang kamu mau dan suka,” ucap Joel. Saat ini, Joel dan Aerline berada sebuah restoran mewah. Mereka sedang membaca dan melihat daftar menu yang tersedia di sana. “Hmm… Apa, ya?” gumam Aerline berpikir keras. Aerline terlihat bingung, matanya berkeliling membaca semua tulisan di buku menu yang penuh dengan pilihan lezat. Dia kemudian berpaling ke Joel, “Bagaimana kalau kita coba beberapa hidangan? Mungkin kamu bisa merekomendasikan sesuatu?” Joel tersenyum, “Tentu! Aku sangat merekomendasikan steak mereka. Dikenal sangat empuk dan dimasak dengan sempurna. Tapi kalau kamu suka makanan laut, udang panggang mereka juga luar biasa.”Aerline mengangguk, “Steak terdengar menggoda. Tapi aku juga penasaran dengan udang panggang. Mungkin kita bisa pesan keduanya dan berbagi?”“Okay! Kita bisa menambahkan beberapa hidangan pembuka juga. Bagaimana dengan sup krim jamur?” Joel menyarankan.Aerline terlihat semakin bersemangat, “Setuju! Ini akan menjadi makan siang yang luar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 13 ~ Kecurigaan Maya

    “Apa kamu sedang sibuk?” tanya Maya mendekati Aerline. “Tidak terlalu sih. Ada apa?” tanya Aerline. “Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari beberapa berkas di ruang arsip. Apa kamu mau bantu?” tanyanya. “Baiklah,” jawab Aerline. Maya tersenyum lega. “Terima kasih, Aerline. Berkas-berkas itu penting, dan aku kesulitan mencarinya sendiri.”Mereka berdua berjalan menuju ruang arsip. Selama perjalanan, Maya menjelaskan jenis berkas yang mereka cari. “Itu berkas terkait proyek yang kita kerjakan bulan lalu. Aku butuh dokumen itu untuk presentasi minggu depan.”Setibanya di pintu ruang arsip, Aerline membuka pintu dan mereka melangkah masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak berkas. “Wow, ini banyak sekali berkasnya. Dari mana kita mulai?” tanya Aerline sambil melihat sekeliling.“Kita bisa mulai dari rak sebelah kanan. Biasanya berkas proyek kita disimpan di sana,” jawab Maya. Aerline mengangguk dan mulai menarik berkas-berkas dari rak tersebut. Mereka membolak-balik dokumen, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 14 ~ Dinas Ke Luar Kota

    “Lin, ini beberapa berkas yang harus kamu pelajari untuk mendampingi Tuan Joel melakukan bisnis di luar kota,” ucap Maya menunjukkan email berisik dokumen yang sudah disiapkannya. Beberapa menit lalu, Joel mengadakan briefing bersama dengan tim sekretarisnya, karena ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk meninjau proyek. Kepergiannya itu bisa memakan waktu tiga sampai lima hari, tergantung situasi di sana. Dan biasanya, Joel akan memilih Erdan yang merupakan sekretaris pria satu-satunya di sana untuk menemaninya kalau ada pekerjaan di luar kota. Tetapi, kali ini Joel memilih Aerline untuk menemaninya dengan alasan, bagian dari training Aerline yang merupakan karyawan baru. Semua orang memahami itu tanpa menaruh kecurigaan. Tetapi, Aerline mengerti alasan kenapa Joel ingin pergi bersamanya. Itu karena dia ingin berduaan dengan Aerline selama di sana. “Terima kasih, Maya,” jawab Aerline sambil membuka file dokumen tersebut. “Oh iya, apakah ada hal khusus yang perlu aku perhatikan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 15 ~ Pergi Berdua (21+)

    “Akhirnya sampai juga,” ucap Joel merenggangkan kedua tangan dan lehernya. Kemudian dia menoleh ke arah Aerline yang ternyata sudah terlelap di jok penumpang. “Ternyata dia tertidur, “ ujar Joel tersenyum melihatnya. Pria itu melepaskan sabuk pengamannya dan mencondongkan badannya ke arah Aerline. Ditatapnya wajah cantik Aerline dalam jarak dekat. Joel jadi teringat saat pertama dia bertemu dengan Aerline, saat gadis itu duduk di bangku SMP, dengan segala tingkahnya yang kekanakan dan ceria, berhasil mengusik perhatian Joel. Dan entah sejak kapan dia menyukainya hingga berani menyatakan perasaan dan mengajaknya untuk berpacaran saat Aerline masih duduk di bangku SMA. Sekarang, dia kembali menjadi wanitanya. Dan sejujurnya, hanya Aerline lah yang bisa menarik perhatian Joel yang terkenal pendiam dan begitu dingin pada wanita.“Apa yang kamu miliki, sampai membuatku bisa gila kalau tidak memilikimu, Arlyn,” bisk Joel merapikan anak rambut yang jatuh ke pelipisnya. “Semuanya terasa l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 87 ~ Rasa Kecewa

    “Lin?” Lyman masuk ke dalam ruang rawat Aerline. “Bang?” jawab Aerline melihat ke arah Lyman. Lyman berjalan mendekati Aerline yang duduk terbaring di atas ranjang rumah sakit. “Kenapa malam itu tidak tunggu Abang sih?” tanya Lyman terlihat begitu khawatir. “Aku baik-baik saja, Bang,” ujar Aerline di sana. “Kamu itu,” ucap Lyman sampai tidak bisa berkata apa-apa. “Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Abang sangat mencemaskanmu, Lin. Semalaman Abang keliling cari kamu,” ucap Lyman. “Maaf, Bang.” “Kalau terjadi sesuatu padamu, bagaimana Abang jelasin ke Kaivan? Kamu berharga untuk keluargamu, Lin. Jangan merasa sendiri, Abang di sini untuk jaga kamu,” ucap Lyman mengusap kepala Aerline dengan lembut.Aerline menunduk, merasa hangat mendengar kata-kata Lyman. Dia tidak menyangka Lyman begitu peduli padanya, bahkan rela mencari dirinya sepanjang malam."Maafkan aku, Bang. Aku nggak bermaksud bikin abang khawat

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 86 ~ Kondisi Aerline

    “Um... “ Aerline perlahan membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan. Dia meringis kecil sambil memegang kepalanya yang terasa berat. Dia menoleh ke arah punggung tangannya yang dipasang infusan di sana. “Apa aku ada di rumah sakit?” gumamnya berusaha mengingat apa yang terjadi. “Kamu sudah siuman, Lin?” pertanyaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara dan melihat sosok Leon di sana dan terlihat pria itu baru saja terbangun dari tidurnya. “Leon?” tanya Aerline. “Aku melihatmu pingsan dan tergeletak di pinggir jalan. Jadi, aku bawa kamu ke rumah sakit, menurut dokter kamu terkena usus buntu dan harus segera di operasi,” jawab Leon. “Operasi?” Aerline mengernyitkan dahinya. “Ponselmu mati, jadi aku tidak punya pilihan lain selain menandatangani surat persetujuannya. Aku sangat khawatir padamu,” ucap Leon. Aerline tersenyum di sana. “Terima kasih, Leon. Berkatmu, aku bisa selamat,” ujarnya

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 85 ~ Kejutan untuk Joel

    “Apa semuanya sudah sesuai?” tanya Aerline pada pelayan di restoran yang sudah dia booking jauh-jauh hari untuk acara ulang tahun Joel. Dia ingin memberikan kejutan spesial untuk Joel. “Semua sudah disiapkan dengan sangat baik, Nona. Kami hanya tinggal menunggu kode dari anda,” ucap pelayan itu. “Baiklah, terima kasih.” Aerline tersenyum lebar di sana. “Kalau begitu, saya permisi,” pamit pelayan tersebut. Aerline merapikan gaun cantik yang dikenakannya. Dia sengaja memakai gaun warna violet, karena menurut Joel, dia selalu cantik kalau memakai warna itu. Wanita itu duduk di kursi sambil melihat jam tangannya. “Masih ada 20 menitan lagi sampai Joel datang. Astaga, aku deg-degan sekali. Semoga saja, acaranya berjalan dengan lancar,” gumam Aerline tersenyum lebar. Dia sengaja membooking area rooftop sebuah restoran untuk merayakan ulang tahun Joel. Dia juga sudah menyiapkan beberapa kejutan kecil, di mana mereka akan memotong kue

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 84 ~ Bersamanya Aman

    “Jangan lupa dengan wine yang akan jadi pelengkap makan malam kita,” ucap Joel.“Aku akan mengambilkan wine kualitas terbaik, sebentar.” Tambah pria itu berlalu pergi dari sana meninggalkan Aerline yang masih menikmati makanannya.Joel kembali beberapa saat kemudian dengan sebotol wine berlabel premium di tangannya. “Ini dia, wine terbaik untuk melengkapi makan malam kita,” ucapnya sambil tersenyum.Aerline menatap botol itu dengan kagum. “Kamu benar-benar mempersiapkan semuanya dengan sempurna, Joel. Aku terkesan.”Joel hanya tersenyum kecil sambil membuka botol wine tersebut dengan anggun. Ia menuangkan wine ke dua gelas, lalu menyerahkan salah satunya kepada Aerline. “Untuk malam yang tidak akan pernah kita lupakan.”Aerline menerima gelas itu sambil menatap Joel dengan lembut. “Untuk malam ini, dan untuk kita,” ujarnya sambil mengangkat gelasnya untuk bersulang.Mereka berdua menyeruput wine itu dengan perlahan, menikmati rasa anggur yang lembut dan kaya. Angin pantai yang sepoi-s

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 83 ~ Liburan Bersama

    “Wah, apakah ini vila yang kamu maksud?” tanya Aerline saat dia menuruni mobil dan melihat suasana vila di bibir pantai. “Ya, ini adalah vila pribadi. Aku sengaja membookingnya. Jadi, tidak akan ada orang lain lagi selain kita berdua di sini,” ucap Joel memeluk Aerline dari belakang. Wanita itu tersenyum hangat dan memegang tangan Joel yang melingkar di perutnya."Tempat ini indah sekali, Joel," ucap Aerline, memandang hamparan pantai dengan pasir putih yang berkilauan diterpa sinar matahari. Suara ombak yang tenang dan angin laut yang sejuk memberikan suasana damai yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Joel menunduk sedikit, menyandarkan dagunya di bahu Aerline. "Aku ingin kamu merasa tenang dan melupakan semua beban yang ada," ucapnya lembut.Aerline menolehkan wajahnya sedikit, menatap Joel dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih, Joel. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini lebih dari cukup."Joel melepaskan pelukan itu perlahan, mengambil tangan Aerline dan membawanya ma

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 82 ~ Kembali Luluh

    “Kamu masih marah padaku?” tanya Joel mendekati Aerline yang masih kerja di meja kerjanya. Hari sudah malam, semua rekan kerjanya sudah pulang lebih dulu. Sedangkan Aerline harus lembur karena sempat tidak masuk, membuat pekerjaannya cukup menumpuk. Wanita itu menengadahkan kepalanya dan menatap Joel di depannya. "Aku tidak marah padamu, Joel,” jawab Aerline. “Aku paham posisimu, dan aku coba mengerti.” “Tapi kamu terus menghindariku seharian ini, apa kamu akan terus bersikap begitu? Padahal aku sangat merindukanmu,” ujar Joel yang duduk dihadapan Aerline sambil memegang tangan wanita itu. “Akhir-akhir ini, hubungan kita semakin renggang dan jauh, aku sangat merindukanmu.” Joel tersenyum di sana.Aerline menarik tangannya perlahan dari genggaman Joel, lalu menghela napas dalam-dalam. Ia menatap Joel dengan sorot mata yang bercampur antara lelah dan keraguan.“Joel, aku tidak menghindarimu,” ucapnya pelan, suaranya terdengar

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 81 ~ Kekhawatiran Maya

    “Aerline… “Semua rekan kerjanya kembali menyambut kedatangannya di kantor setelah tidak masuk kerja selama tiga hari. “Kamu baik-baik saja, Lin?” tanya Lita. “Kamu sakit apa sebenarnya? Kami khawatir banget, tau.” Kali ini Agnes yang berbicara. “Sakit asam lambung,” jawab Aerline tidak mengatakan yang sebenarnya kalau dia sakit Gerd. Aerline berusaha tersenyum pada rekan-rekannya yang tampak benar-benar khawatir. “Maaf ya, bikin kalian khawatir. Aku sudah lebih baik sekarang,” katanya sambil menepuk bahu Lita dengan lembut.“Kamu harus lebih jaga kesehatan, Lin,” ujar Maya dengan nada penuh perhatian.“Iya, jangan terlalu memaksakan diri di kantor,” tambah Agnes, menatap Aerline dengan pandangan serius.Aerline mengangguk kecil. “Aku akan lebih hati-hati. Terima kasih sudah peduli,” jawabnya tulus. Meski mencoba terdengar ringan, hatinya sedikit berat karena tahu mereka tidak mengetahui sepenuhnya apa yang ia alami belakangan ini.“Ngomong-ngomong, Leon nyariin kamu tadi pagi,”

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 80 ~ Kejadian Kecelakaan Gisela

    Gisela sedang duduk di atas kursi roda, Joel mendorong kursi rodanya berjalan-jalan ke taman rumah sakit. “Kenapa sih, masih ngurusin aku? Kamu gak paham, seberapa susuahnya aku menahan diri untuk tidak terbawa perasaan dengan aktingmu itu.” keluh Gisela. Joel masih diam membisu di sana, dia hanya bisa menghela napasnya. “Mata-mata Ayahmu ada di mana-mana,” ucapnya. “Aku ingin kamu tahan sebentar saja, karena situasi ini pun tidak menyenangkan bagiku. Aku ingin memastikan orang-orang yang kucintai aman, maka aku tidak akan mengganggumu lagi,” ujar Joel berkata dengan kejamnya membuat Gisela terdiam, hatinya sakit bukan main mendengar perkataan kasar Joel di sana. Dia tahu, semua ini hanya akting saja, dia juga tahu kalau Joel tidak bersungguh-sungguh padanya. Tapi dengan bodohnya, dia masih tetap berharap dan terbawa perasaan oleh perhatian Joel yang tidak nyata itu. Gisela bodoh, saat berkenalan dengan Joel dan sikapnya yang kadang baik padanya

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 79 ~ Mimpi Buruk

    Dor! “Tidak!” Aerline terperanjat bangun dari tidurnya. Nafasnya terengah dan keringat sudah membanjiri seluruh tubuhnya. Dia melihat sekeliling ruangan, ternyata dia tertidur di sofa ruang tengah apartemennya. Cahaya matahari sudah menerobos masuk ke celah jendela apartemennya. “Ternyata hanya mimpi,” gumamnya masih mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah.Aerline memegangi dadanya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdebar kencang. Mimpi itu terasa begitu nyata, seperti dia benar-benar terperangkap dalam kegelapan yang menyesakkan. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat apa yang baru saja dialaminya dalam tidur.Gambaran teror yang menakutkan, sampai muncul sosok berjubah hitam yang ingin membunuhnya. Mimpi itu membawa rasa sakit yang sulit dijelaskan, seolah-olah itu adalah cerminan dari semua yang mungkin akan terjadi padanya.Aerline menghela napas panjang, lalu bangkit perlahan dari sofa. Dia berjalan ke dapur untuk meng

DMCA.com Protection Status