Share

Bab 7 ~ Leon

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

          “Hai,” sapa seseorang mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita menengadahkan kepalanya dan kedua matanya melebar di sana.

          “Leon?” Aerline terkejut saat melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depannya.

          “Wah, Lin. Aku pikir tadi bukan kamu, loh. Kamu kerja di sini sekarang?” tanya Leon.

          “Ya, aku kerja di sini. Oh, ngomong-ngomong kenapa kamu ada di sini?" tanya Aerline.

          "Sebenarnya, aku juga kerja di sini," kekehnya. “Aku asisten BM Heiner. Kamu baru ya?” tanyanya.

          “Ya, aku belum ada sebulan sih bekerja di sini. Wah, gak nyangka kita bisa bekera di perusahaan yang sama,” kekehnya.

          Leon dan Aerline terlihat asyik berbincang, tawa mereka menggema di seluruh ruangan, dan rasanya seperti mereka berada di dunia sendiri. Joel yang memperhatikan dari dalam ruangannya melalui jendela, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia menyeringai sinis saat melihat Aerline begitu akrab dengan Leon, sementara dirinya hanya bisa menyaksikan dari jauh.

Kenyitan di dahi Joel semakin dalam, menggerogoti rasa kesalnya.

“Kenapa dia bisa sehappy itu berbicara dengan pria lain?” pikirnya, berusaha menahan rasa cemburu yang menggelora di dadanya.

Dia hanya ingin agar Aerline juga bisa tertawa dan berbincang seperti itu dengannya, bukan dengan pria lain yang bisa jadi mengancam posisinya di samping Aerline.

“Ya sudah, aku masuk dulu, ya. Nanti, kita makan siang bareng,” ucap Leon. “Oh, ngomong-ngomong, nomormu masih yang sama?”

“Ya, masih yang sama,” jawab Aerline.

“Ya sudah nanti aku hubungi kamu. Sekarang, aku masuk dulu untuk antar dokumen ini ke Mr. Joel.”

“Ya, baiklah,” jawab Aerline.

Leon pun masuk ke dalam ruangan Joel dan berbincang dengan tenang dengan pria itu.

Aerline pun mulai fokus dengan pekerjaannya dan menatap layar laptop di depannya.

Selang beberapa menit, Leon pun keluar dari ruangan itu dan tersenyum pada Aerline sambil memberi kode dengan tangannya kalau dia akan menghubungi Aerline nanti. Aerline menjawab dengan anggukan kepalanya, tak lupa senyuman manis di bibirnya.

Drrrttt...

Setelah kepergian Leon, Aerline yang akan kembali menyelesaikan pekerjaannya dikagetkan oleh suara pesan masuk. Dia pun mengambil ponselnya dan membuka pesan yang masuk tersebut.

“Aku tidak tahu kalau kamu bisa seakrab itu dengan karyawan pria.” Itulah pesan singkat dari Joel dengan menambahkan emot kesal, membuat Aerline ingin tersenyum karenanya. ternyata pria itu cemburu pada Leon.

Sebelum membalas pesan dari Joel, Aerline melihat ke ruangan pria itu dan ternyata Joel sedang menatapnya juga dengan tatapan tajam dan wajah yang cemberut.

“Dia hanya teman kuliahku. Tidak sangka, kami sama-sama bekerja di sini.” Itulah pesan yang dikirim oleh Aerline pada Joel.

“Oh, aku tidak tahu kalau kamu memiliki teman pria.” Joel masih tidak mau kalah dan tetap merasa cemburu.

“Ya, aku juga manusia biasa, kan? aku senang bergaul dan berteman dengan banyak orang.” Aerline menggulum senyumnya membalas pesan dari Joel. Dia merasa senang melihat Joel yang cemburu padanya.

“Oh, pantas saja kamu langsung mutusin aku saat mau melanjutkan kuliah.” Sindiran Joel lebih memohok kali ini. Ternyata meluluhkan pria itu yang sedang cemburu bukan hal yang mudah.

“Semakin dewasa, dia semakin susah diluluhkan,” gerutu Aerline.

“Alasanku saat itu sangat jelas. Aku takut pada Kakek Komar, dan aku tidak betah dengan situasi di rumah Kakek, makanya aku ingin pergi menjauh. Ditambah kamu juga sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi, berhenti berpikir aku mengkhianatimu!”

Itulah pesan yang dikirim Aerline. Dia cukup tersinggung dengan tuduhan Joel. Padahal saat itu, dia harus berjuang melewati masa yang sangat sulit di Negara orang.

Joel melihat dari dalam ruangannya setelah membaca pesan dari Aerline. Wanita itu langsung memasukkan ponsel ke dalam laci mejanya dan kembali fokus bekerja.

“Kenapa dia yang jadi marah? Bukannya merayuku, malah ikutan marah,” keluh Joel di sana hanya bisa menghela napasnya.

***

          Saat tiba waktu makan siang. Joel keluar dari ruangannya dan mendekati Aerline yang masih sibuk dengan laptopnya. Pria itu mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita itu menengadahkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

          “Aku tunggu di basemen,” bisiknya dan berlalu pergi dari sana.

          Aerline mengerti maksud dari perkataan Joel itu. Dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menutup laptopnya di sana. Dia bangkit dari duduknya dengan hanya membawa ponsel dan dompetnya. Kemudian, dia berjalan menuju pintu keluar.

          “Hei, Aerline. Mau makan siang bersama, tidak?” tanya Maya yang sedang bersama para rekan sekretaris lainnya. Karena Joel, memiliki kurang lebih lima orang sekretaris di sana.

          “Kayaknya nggak, May. Aku ada janji dengan seseorang,” tolak  Aerline di sana.

          “Baiklah, kalau begitu,” ucap Maya.

          “Kalau begitu, duluan, ya.” Aerline pun berlalu pergi dari sana. Dia berjalan menuju ke lift dan langsung menekan tombol basemen, tempat di mana Joel memarkirkan mobilnya.

          Aerline mengecek ponselnya karena ada pesan masuk dan ternyata itu adalah pesan dari Leon dengan nomor barunya. Dia pun membalas pesan dari Leon yang meminta Aerline untuk menyimpan kontaknya.

          Ting!

          Pintu lift terbuka lebar di tempat tujuan, dan Aerline dengan semangat melangkahkan kakinya keluar dari ruang persegi itu, merasa sedikit berdebar karena sudah lama tidak bertemu Joel.

Dia berjalan menghampiri mobil Joel yang terparkir, senyum hangat mengembang di wajahnya membayangkan momen kebersamaan yang telah lama dinanti. Namun, tiba-tiba tatapannya terpaku pada sesuatu yang membuatnya melambatkan langkah.

Di sana, tepat di samping mobil Joel, seorang wanita yang sedang memeluk Joel. Lebih tepatnya, wanita itu yang memeluk Joel, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu dengan cara yang seakan menyiratkan keintiman yang mendalam.

Melihat hal itu, hati Aerline bergetar bukan karena kegembiraan, melainkan sebaliknya, rasa sakit juga perasaan cemburu dan bingung mulai melanda sebagai pertanyaan-pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Berbagai pikiran berputar di kepalanya, membuatnya sejenak terhenyak, seolah-olah waktu mendadak berhenti saat dia menyaksikan momen itu.

Sakit sudah pasti, tetapi Aerline sadar kalau hubungannya dengan Joel tidaklah jelas. Tidak ada kata balikan, tidak ada kata cinta atau sejenisnya. Hubungan tanpa status yang tidak bisa diminta pertanggung jawaban oleh Aerline pada pria itu.

Perlahan, Aerline berjalan mundur menjauhi tempat itu dan membalikkan badannya. Dia memutuskan untuk kembali saja, dia tidak tahan berlama-lama di sana.

“Aerline?” panggil seseorang menghentikan langkah Aerline dan ternyata ada sosok pria yang sedang berjalan ke arahnya.

“Leon?”

“Kamu dari dari mana, Lin? Mau pergi istirahat?” tanya Leon.

“Oh iya, aku mau pergi makan. Tapi-“ Aerline terdiam beberapa saat memikirkan alasan yang tepat pada Leon. “Um, kunci kendaraanku ketinggalan.”

“Oh begitu. Mau makan siang bareng?” ajak Leon. “Kebetulan aku juga mau istirahat makan siang, yuk.”

Aerline mempertimbangkan ajakan Leon, “Baiklah,” jawab Aerline akhirnya.

“Memangnya hanya dia yang bisa bersama wanita lain. Aku juga bisa melakukannya,” batin Aerline yang merasa kesal pada Joel. Dia yang mengajak, tetapi malah bersama wanita lain.

Mereka pun sama-sama naik ke dalam mobil milik Leon. Saat mobil Leon bergerak untuk meninggalkan area parkir basemen, mereka melewati Joel yang sedang berbicara dengan sosok wanita yang tak lain adalah tunangannya. Di sana, Joel sempat bertemu pandang dengan Aerline yang ada di dalam mobil. Dengan cepat, Aerline memalingkan wajahnya dan Joel hanya bisa melihat Aerline yang bersama pria lain di dalam mobil itu dengan penuh rasa cemburu dan kekesalan.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Dshaku
itu pertunangan apa Joel. ngeri2 ya kalau paksaan
goodnovel comment avatar
fitri hd
sakit sih jadi aerline tuh melihat orang yang di sayang bersama wanita lain yang sabar ya ar,
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
OMG semakin seru sih ini sama² cemburu Joel yg niatnya mau berbicara dgn aerline malah di ganggu tunangannya dan pada akhirnya aerline jalan bareng deh sama si Leon dan joel menahan kesal dan cemburu wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 8 ~ Gelisah

    “Apa kamu pernah makan di sini sebelumnya?” tanya Leon. Saat ini, Leon dan Aerline berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama. “Belum, sih. Karena aku belum sebulan bekerja di sini. Jadi belum mencoba kuliner di sekitaran sini. Aku hanya pernah mencoba makan di restoran yang ada di seberang kantor.”Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan dua buku menu ke arah mereka berdua. “Menu makanan di sini semuanya enak. Kamu pasti akan suka,” ucap Leon. Aerline hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia sedang tidak bersemangat setelah melihat Joel bersama wanita lain tadi. Aerline mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi. Dia membuka buku menu sambil dalam hati berharap menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya. “Hmm, ada banyak pilihan di sini ya,” ucapnya, berpura-pura memperhatikan menu dengan serius. Leon tersenyum dan melihat ke arah Aerline. “Kalau kamu suka makanan pedas, aku rekomendasikan spaghetti aglio e olio di sini. Rasanya benar-benar

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 9 ~ Kejujuran Aerline

    “Bahkan sampai jam segini pun, tidak ada pesan darinya,” gumam Aerline yang termenung di atas sofa yang ada di apartemennya. Wanita itu menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana kota dengan gedung pencakar langit dan kerlap kerlip lampu di luar jendela apartemen yang indah. Tetapi, keindahan itu sama sekali tidak bisa menghibur hati Aerline yang terus overthinking. Aerline meneguk minuman soda kaleng yang mengandung kadar alkohol sedang. Pikirannya terus tertuju pada Joel, entah pergi ke mana pria itu Tanpa memberi kabar dan memberi pesan pada Aerline. Sebenarnya dia dan wanita itu pergi ke mana, sampai Joel tidak bisa memberikan kabar pada Aerline? Itulah yang terus pemikiran - pemikiran yang terus mengusik pikiran Aerline. Dia mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatiran yang terus menerus mengganggu pikirannya. Dia bangkit dari sofa, menyusuri apartemen yang di dekorasi minimalis, sebelum akhirnya menepuk-nepuk bukunya yang tergeletak di meja. Membaca adalah cara ter

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 10 ~ Alasan Joel

    “Uh, sial! Kenapa aku harus minum banyak sekali semalam. Pagi ini, kepalaku rasanya berputar tidak karuan,” keluh Aerline berjalan pelan memasuki lobi kantor.“Hei, Lin.” Sapaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara. “Oh, Leon. Kamu baru datang?” tanya Aerline. “Ya. Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?” tanya Leon hendak menyentuh kening Aerline, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline. “Sebenarnya karena semalam aku minum terlalu banyak.” Aerline hanya menunjukkan cengirannya. “Kenapa kamu mabuk saat hari kerja. Pasti akan terasa menyiksa, apalagi kamu harus bangun pagi dan pergi ke kantor,” ucap Leon. “Entahlah. Semalam aku hanya sedang ingin minum” jawabnya tersenyum kecil. Leon menggelengkan kepalanya, merasa prihatin sekaligus geli dengan sikap Aerline. “Kamu harus lebih bijak, Aerline. Mungkin sebaiknya kamu mencari cara lain untuk bersenang-senang yang tidak melibatkan alkohol,” sarannya.Aerline mengangkat bahu,

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 11 ~ Meeting Triwulan

    Aerline mengikuti Joel bersama Maya memasuki ruang meeting. Di dalam ruangan, semua orang sudah berkumpul, manager divisi hingga branch manager sudah ada di sana. Joel yang merupakan Direktur utama pun menduduki kursi kebesarannya, kemudian Aerline dan Maya yang merupakan sekretaris Joel, memilih duduk di samping Joel. Setelah semua peserta rapat hadir, BM membuka pertemuan dengan senyuman. "Selamat datang semuanya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Hari ini kita akan membahas beberapa agenda penting terkait laporan per tiga bulan atau triwulan."Maya, yang selalu sigap, menyiapkan catatan dan alat presentasi. Aerline memandang sekeliling ruangan, menyadari bahwa setiap orang tampak antusias tetapi juga sedikit tegang. Dia tahu betapa pentingnya pertemuan ini untuk melihat perkembangan setiap divisi."Pertama-tama, mari kita tinjau hasil dari laporan sebelumnya," lanjut BM. "Saya ingin mendengar pendapat dari masing-masing divisi mengenai pencapaian dan tan

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 12 ~ Makan Siang Bersama

    “Pesanlah apa pun yang kamu mau dan suka,” ucap Joel. Saat ini, Joel dan Aerline berada sebuah restoran mewah. Mereka sedang membaca dan melihat daftar menu yang tersedia di sana. “Hmm… Apa, ya?” gumam Aerline berpikir keras. Aerline terlihat bingung, matanya berkeliling membaca semua tulisan di buku menu yang penuh dengan pilihan lezat. Dia kemudian berpaling ke Joel, “Bagaimana kalau kita coba beberapa hidangan? Mungkin kamu bisa merekomendasikan sesuatu?” Joel tersenyum, “Tentu! Aku sangat merekomendasikan steak mereka. Dikenal sangat empuk dan dimasak dengan sempurna. Tapi kalau kamu suka makanan laut, udang panggang mereka juga luar biasa.”Aerline mengangguk, “Steak terdengar menggoda. Tapi aku juga penasaran dengan udang panggang. Mungkin kita bisa pesan keduanya dan berbagi?”“Okay! Kita bisa menambahkan beberapa hidangan pembuka juga. Bagaimana dengan sup krim jamur?” Joel menyarankan.Aerline terlihat semakin bersemangat, “Setuju! Ini akan menjadi makan siang yang luar

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 13 ~ Kecurigaan Maya

    “Apa kamu sedang sibuk?” tanya Maya mendekati Aerline. “Tidak terlalu sih. Ada apa?” tanya Aerline. “Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari beberapa berkas di ruang arsip. Apa kamu mau bantu?” tanyanya. “Baiklah,” jawab Aerline. Maya tersenyum lega. “Terima kasih, Aerline. Berkas-berkas itu penting, dan aku kesulitan mencarinya sendiri.”Mereka berdua berjalan menuju ruang arsip. Selama perjalanan, Maya menjelaskan jenis berkas yang mereka cari. “Itu berkas terkait proyek yang kita kerjakan bulan lalu. Aku butuh dokumen itu untuk presentasi minggu depan.”Setibanya di pintu ruang arsip, Aerline membuka pintu dan mereka melangkah masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak berkas. “Wow, ini banyak sekali berkasnya. Dari mana kita mulai?” tanya Aerline sambil melihat sekeliling.“Kita bisa mulai dari rak sebelah kanan. Biasanya berkas proyek kita disimpan di sana,” jawab Maya. Aerline mengangguk dan mulai menarik berkas-berkas dari rak tersebut. Mereka membolak-balik dokumen, me

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 14 ~ Dinas Ke Luar Kota

    “Lin, ini beberapa berkas yang harus kamu pelajari untuk mendampingi Tuan Joel melakukan bisnis di luar kota,” ucap Maya menunjukkan email berisik dokumen yang sudah disiapkannya. Beberapa menit lalu, Joel mengadakan briefing bersama dengan tim sekretarisnya, karena ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk meninjau proyek. Kepergiannya itu bisa memakan waktu tiga sampai lima hari, tergantung situasi di sana. Dan biasanya, Joel akan memilih Erdan yang merupakan sekretaris pria satu-satunya di sana untuk menemaninya kalau ada pekerjaan di luar kota. Tetapi, kali ini Joel memilih Aerline untuk menemaninya dengan alasan, bagian dari training Aerline yang merupakan karyawan baru. Semua orang memahami itu tanpa menaruh kecurigaan. Tetapi, Aerline mengerti alasan kenapa Joel ingin pergi bersamanya. Itu karena dia ingin berduaan dengan Aerline selama di sana. “Terima kasih, Maya,” jawab Aerline sambil membuka file dokumen tersebut. “Oh iya, apakah ada hal khusus yang perlu aku perhatikan?”

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 15 ~ Pergi Berdua (21+)

    “Akhirnya sampai juga,” ucap Joel merenggangkan kedua tangan dan lehernya. Kemudian dia menoleh ke arah Aerline yang ternyata sudah terlelap di jok penumpang. “Ternyata dia tertidur, “ ujar Joel tersenyum melihatnya. Pria itu melepaskan sabuk pengamannya dan mencondongkan badannya ke arah Aerline. Ditatapnya wajah cantik Aerline dalam jarak dekat. Joel jadi teringat saat pertama dia bertemu dengan Aerline, saat gadis itu duduk di bangku SMP, dengan segala tingkahnya yang kekanakan dan ceria, berhasil mengusik perhatian Joel. Dan entah sejak kapan dia menyukainya hingga berani menyatakan perasaan dan mengajaknya untuk berpacaran saat Aerline masih duduk di bangku SMA. Sekarang, dia kembali menjadi wanitanya. Dan sejujurnya, hanya Aerline lah yang bisa menarik perhatian Joel yang terkenal pendiam dan begitu dingin pada wanita.“Apa yang kamu miliki, sampai membuatku bisa gila kalau tidak memilikimu, Arlyn,” bisk Joel merapikan anak rambut yang jatuh ke pelipisnya. “Semuanya terasa l

Bab terbaru

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 59 ~ Kehancuran Gisela

    Tok! Tok! Tok! Aerline yang sedikit termenung karena perkataan Leon tadi terkejut dengan suara itu. Dia mengangkat kepalanya dan cukup terkejut saat melihat Gisella di sana. “Ah, ada yang bisa saya bantu?” tanya Aerline segera berucap. “Dimana, Joel?” tanya Gisella tanpa basa-basi. “Pak Joel-”“Ada apa kamu datang kemari?” tanya Joel di saat itu, dia muncul dan membuat mereka berdua menoleh ke arah Joel. “Aku ingin bicara denganmu, Joel,” ujar Gisella. “Masuk ke ruanganku,” ujar Joel berlalu pergi dan Gisella mengikutinya. Saat mereka masuk ke dalam ruangan, kaca jendela mereka diburamkan hingga Aerline tidak bisa melihat ke dalam ruangan. Aerline mengalihkan pandangannya dan malah bertemu dengan tatapan Leon yang juga sedang berada di ruangan itu dan menyaksikan hal itu. Aerline yang tidak Ingin dikasihani pun segera memalingkan wajahnya. Dan berusaha fokus dengan pekerjaannya. Di dalam ruangan, Gisella duduk di sofa dan berhadapan dengan Joel. “Kebetulan, ada yang ingin a

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 58 ~ Bicara dengan Leon

    “Joel, kita sudah di kantor,” ujar Aerline memperingati pria yang saat ini berjalan di sampingnya sambil menggenggam tangan Aerline menuju lift. “Memangnya kenapa? Aku masih ingin bermesraan denganmu,” ucap Joel dengan santai. Bukan Aerline tidak mau. Dia juga mau, bahkan dia ingin seluruh dunia tau tentang hubungan mereka. Tapi situasinya berbeda, Aerline adalah wanita Selingkuhan Joel. Bagaimanapun, akan terjadi huru-hara kalau sampai hubungan mereka tersebar. “Aku tidak mau ada yang lihat,” protes Aerline. “Tidak ada siapapun di sini. Jadi tenang saja,” ucap Joel tersenyum merekah. Aerline hanya bisa menghela napas panjang sambil melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada orang yang melintas. Namun, tangannya tetap digenggam erat oleh Joel, seolah pria itu sengaja memperlihatkan betapa ia tidak peduli dengan risiko yang mungkin mereka hadapi."Joel, aku serius. Kalau sampai ada yang melihat, aku yang akan menanggung akibatnya," bisik Aerline dengan nada setengah memohon.Joel

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 57 ~ Perhatian Joel

    Aerline membuka matanya saat cahaya matahari menerobos masuk ke celah jendela kamar. Wanita itu menyadari kalau dia sedang tidur dalam dekapan hangat Joel. Aerline tidak sangka, semalam mereka tidak melakukan apa pun selain tidur bersama. Joel terlihat berusaha menahan dirinya. Padahal awalnya, Aerline berpikir, Joel hanya ingin melakukan hubungan intim dengannya. Tetapi ternyata diluar dugaan, pria itu tidak melakukan apapun, selain tidur dengan memeluk Aerline. Aerline menghela napas pelan, mencoba memahami perasaannya sendiri. Ia merasa canggung, namun sekaligus terenyuh dengan sikap Joel semalam. Pria itu benar-benar telah berubah, setidaknya untuk kali ini, dia membuktikan bahwa tindakannya sejalan dengan ucapannya.Aerline menggerakkan tubuhnya perlahan, berusaha tidak membangunkan Joel. Namun, gerakan kecilnya membuat pria itu menggeliat pelan. Mata Joel perlahan terbuka, dan senyuman lembut langsung menghiasi wajahnya saat ia melihat Aerline.“Pagi, Sayang,” bisik Joel denga

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 56 ~ Belanja Bersama

    “Mau makan di rumah atau makan di luar?” tanya Joel. “Karena masih sore, kita maka di rumah aja,” ujar Aerline. “Okey. Kalau gitu, kita belanja bahannya dulu. Kebetulan, aku belum belanja bahan masakan,” ucap Joel. “Okay.”Joel menyetir mobilnya menuju salah satu swalayan untuk membeli bahan masakan. Di swalayan, mereka berdua berjalan santai menyusuri lorong-lorong penuh dengan barang kebutuhan. Aerline melihat deretan bahan masakan di kanan kirinya, sementara Joel mendorong keranjang belanja.“Apa yang mau dimasak nanti?” tanya Joel sambil menatap beberapa sayuran segar yang tersusun rapi di rak.“Mungkin pasta dengan saus creamy atau sup ayam, gimana menurutmu?” Aerline bertanya balik sambil memilih tomat yang masih segar.“Pasta sounds good. Tapi tambahin salad biar lebih seimbang,” usul Joel sambil mengambil sekantong lettuce dan wortel.Aerline tersenyum, “Oke, setuju. Jangan lupa beli keju parmesan sama susu untuk sausnya.”Mereka melanjutkan belanja dengan suasana santai,

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 55 ~ Permintaan Joelio

    “Sebenarnya apa yang tadi dimaksud Leon, ya. Dia tidak melihat dan mendengar apa pun, kan?” batin Aerline merasa terusik dengan apa yang dikatakan Leon tadi. “Sudahlah, mungkin hanya salah paham. Sebaiknya aku kembali fokus bekerja,” gumamnya mulai fokus menatap layar laptop di depannya. Aerline berusaha mengalihkan pikirannya dari ucapan Leon yang menggantung dan penuh tanda tanya. Namun, rasa penasaran tetap membayang di benaknya, membuatnya sulit benar-benar fokus. Dia mengetik beberapa baris dokumen di laptopnya, tapi pikirannya terus berputar pada kemungkinan-kemungkinan yang dimaksud Leon.“Apa dia mendengar sesuatu waktu aku bicara dengan Joel tadi? Atau… apa mungkin dia benar-benar tahu?” Aerline bergumam pelan, menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Dia merasa bahwa Leon bukan tipe orang yang bicara sembarangan. Jika dia mengatakan sesuatu, pasti ada alasan di baliknya.Namun, Aerline menggelengkan kepala, mencoba mengusir pikiran-pikiran itu. "Fokus, Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 54 ~ Ketahuan?

    “Jadi, aku sebrengsek itu di matamu?” Aerline terkejut saat mendengar bisikan seseorang di belakangnya. Dia langsung membalikkan badannya dan melihat Joel berdiri di belakangnya. “Joel? Apa yang kamu lakukan di sini? Pergilah, nanti ada yang lihat. Kita lagi ada di kantor,” ujar Aerline melihat kanan dan kiri dengan khawatir. “Kenapa begitu gelisah? Memangnya kenapa kalau ketahuan?” goda Joel. “Apa kamu akan memakiku lagi?” Aerline merasa tubuhnya membeku, otaknya berputar cepat mencoba mencari alasan atau cara untuk keluar dari situasi ini. "Joel, aku nggak bermaksud... Maksudku, voice note itu... Aku... Aku mabuk waktu itu!" katanya terbata-bata, wajahnya memerah.Joel menyeringai kecil, tangannya dimasukkan ke saku celananya dengan santai. "Oh, jadi kalau mabuk, semua hal yang kamu sembunyikan keluar begitu saja, ya?" tanyanya dengan nada yang menggoda namun matanya tajam mengamati reaksi Aerline.Aerline menelan ludah, hatinya semakin kalut.

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   53 ~ Tamu Tidak Di undang

    “Apa yang kamu lakukan di rumahku?” tanya Joel merasa kesal karena kehadiran Bailee di sana. Ibu tiri Joel itu berjalan masuk dengan langkah angkuh memasuki rumah Joel. “Apa seperti itu, kamu menyapa ibumu?” tanya Bailee. Joel menatap Bailee dengan sinis. “Kalau tidak ada hal penting. Keluar!” usir Joel tanpa belas kasih. “Kamu selalu saja bersikap dingin padaku, Joel. Padahal dulu kita sangat dekat,” ujarnya dengan seringai. “Keluar!” usir Joel. “Ada jadwal untuk bertemu wedding organizer dan persiapan foto pra wedding dengan Gisella. Luangkanlah waktumu,” ujar Bailee. “Aku sibuk!”“Sibuk berkencan maksudmu?” ujar Bailee tersenyum meremehkan Joel. Bailee mengayunkan kakinya dengan santai, duduk di sofa ruang tamu Joel seolah rumah itu miliknya. Wajahnya tidak menunjukkan rasa terganggu oleh sikap dingin putra tirinya.“Kamu memang keras kepala seperti ayahmu,” kata Bailee dengan nada menyindir. “Tapi ingat, Joel, pernikahanmu dengan Gisella ini bukan hanya untukmu. Ini tenta

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 52 ~ Penghibur

    “Baru pulang?” tanya Freyya yang ternyata sedang sibuk di dapur saat Aerline sampai di apartemen. “Ya. Apa yang sedang kamu lakukan, Frey?” tanya Aerline berjalan perlahan mendekati dapur. “Aku sedang menghancurkan dapur. Apa kamu tidak lihat kalau aku sedang memasak!” ucap Freyya dengan mendengus. Aerline terkekeh di sana. “Sensi amat, Bu… ““Pergilah mandi, aku akan siapkan makan malam untuk kita berdua,” ujar Freyya. “Oke.”Aerline tersenyum kecil mendengar jawaban Freyya yang ketus tapi hangat. Freyya selalu seperti itu, penuh kehebohan tapi diam-diam peduli. Langkah Aerline melambat sejenak saat melihat kekacauan di dapur, tepung yang tumpah, beberapa alat masak berserakan, dan aroma masakan yang entah berhasil atau gagal tercium samar-samar.“Jangan terlalu lama mandinya, nanti makan malamnya dingin!” seru Freyya dari dapur sambil mengaduk sesuatu di wajan.Aerline hanya mengangguk sambil melangkah ke kamar mandi. Setelah hari yang panjang dan emosional, suara dan kehadiran

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 51 ~ Diantar Pulang

    “Saya, batalkan pembeliannya,” ujar Gisella yang bergegas pergi dari sana meninggalkan Kyle. Pelayan di sana dibuat terkejut dan hanya bisa melihat kepergian Gisella. “Nona Gisella, tunggu! Apa anda sangat handal menghindar? Bahkan tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di malam itu,” ujar Kyle masih mengejar Gisella. “Apa yang harus aku pertanggungjawabankan? Itu terjadi, karena kita sama-sama mabuk,” ujar Gisella masih terus berjalan cepat, berharap Kyle pergi. Kyle menghentikan langkahnya dan menatap punggung Gisella dengan tatapan tajam. “Kamu pikir itu alasan yang cukup? Mengabaikan semuanya hanya karena kita mabuk?”Gisella menghentikan langkahnya, menghela napas panjang sebelum berbalik menghadap Kyle. “Lalu apa yang kamu mau dariku, Tuan Kyle? Penyesalan? Permintaan maaf? Atau... tanggung jawab seperti yang kamu katakan?” tanya Gisella dengan kesal. Kyle mendekat, nadanya berubah lebih lembut. “Aku hanya ingin kita bicara, Nona. Bukan seperti ini, terus menghindar

DMCA.com Protection Status