Share

Bab 6 ~ Weekend yang Manis

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 18:55:11

“Tunggu, Joel!” Aerline mendorong dada bidang Joel yang sudah membuatnya hampir kehilangan napas. Bisa-bisanya pria itu mencium Aerline dengan brutal. 

“Apa yang kamu lakukan?!” tanya Aerline. 

Wanita itu memekik kaget saat Joel mengangkat tubuh wanita itu dan mendudukannya di kepala sofa, dengan Joel yang masih berdiri dihadapannya. 

“Aku bilang, aku merindukanmu, Arlyn. Apa kamu tidak mengerti?” tanya Joel tersenyum simpul. 

“Ah, masakanku!” Aerline melepaskan diri dari Joel dan berlari ke arah pantry. Wanita itu segera mengambil spatula dan mengaduk masakannya di dalam wajan. Syukurlah tidak sampai gosong, dan masakan itu masih bisa di selamatkan. 

Aerline mematikan kompor dan hendak mengambil piring, tetapi Joel sudah berdiri di sampingnya dengan sebuah piring di tangan. 

“Kamu butuh piring, kan?” tanya Joel menunjukkan piring pada Aerline. 

“Oh, ya. Terima kasih,” jawab Aerline menerimanya dan mulai memindahkan masakan ke dalam piring tersebut. 

“Aku tidak tau kalau kamu bisa masak,” ucap Joel. 

“Aku sudah lama dan mulai terbiasa hidup seorang diri. Jadi, memasak sudah jadi rutinitas sehari-hariku,” jawab Aerline. 

“Ya, aku penasaran dengan rasanya. Kuharap seenak yang terlihat,” ucap Joel. 

Aerline tidak menjawab. Dia memilih menata masakannya di atas mini bar, dan juga mengambil dua mangkuk nasi untuk mereka berdua. Joel sudah duduk di minibar, kemudian Aerline pun bergabung di samping Joel karena memang mini bar itu hanya bisa digunakan untuk dua orang. 

“Bagaimana kamu tau alamat apartemenku?” tanya Aerline. 

“Bukankah menemukan alamat seperti ini, bukan hal sulit untukku?” jawab Joel. “Jadi, tidak perlu menanyakan hal yang sudah pasti.”

“Um, ya, kamu benar.”

Mereka pun menikmati makanan dalam diam sam tenang. 

“Ngomong-ngomong lima tahun yang lalu, kamu masih membenciku, bahkan menatapku saja tidak mau. Kenapa sekarang kamu bersikap seperti ini padaku?” tanya Aerline merasa penasaran. 

“Jadi, sebaiknya aku bersikap seperti itu padamu?” tanya Joel. 

“Um, tidak sih. Sepertinya aku lebih suka yang banyak ngomong dibanding yang dingin dan pendiam,” ujar Aerline tanpa sadar membuat Joel mengulum senyumnya. 

“Oh, jadi kamu suka aku?” godanya. 

“A-apa sih maksudmu. Bukan begitu, aku hanya tidak suka dengan orang yang menjawab singkat, seperti berbicara dengan tembok,” jawab Aerline mengalihkan pandangannya dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Joel tidak berniat untuk membahas yang sudah berlalu. Kemudian, dia pun menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

“Um ... rasanya tidak buruk. Aku tidak tahu kamu handal memasak,” ujar Joel kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Aerline melihat Joel yang lahap memakan makanannya. Dia pun hanya bisa tersenyum dan bersyukur karena Joel menyukai makanannya.

Setelah selesai makan, Aerline membawa semua cucian kotor ke tempat cucian piring dan mencucinya. Saat sedang mencuci piring, Joel kembali mendekat dan tiba-tiba saja memeluk Aerline dari belakang.

Degh!

“Jo-joel?” gumam Aerline.

“Hmm ... lanjutkan saja aktivitasmu,” bisiknya mencium dan menggigit pelan daun telinga Aerline, meninggalkan getaran asing pada tubuhnya.

“Joel, hentikan. Itu geli,” pinta Aerline tetapi Joel tidak mendengarnya dan malah semakin mengecupi leher jenjang Aerline di sana. Bahkan tanpa permisi, tangannya menyusup masuk ke balik kaos oblong yang dikenakan Aerline.

“Hm ... “ Aerline memejamkan matanya saat merasakan sensasi geli yang cukup membuat jantungnya berdebar dan darahnya berdesir.

“Aku sangat menyukai aroma tubuhmu,” bisik Joel dengan nada yang semakin membuat Aerline hanyut dalam buaian kenikmatan. Sentuhan dan belaian tangannya yang lembut dan mampu membuat seluruh tubuhnya merinding.

“A-aku masih cuci piring,” gumam Aerline.

“Tinggalkan saja.” Joel menarik tubuh Aerline untuk menghadap ke arahnya. Tatapan mereka terpaut satu sama lain dengan deru napas yang berat. Aerline dapat melihat sorot mata Joel yang berkabut dan terlihat bergairah.

“Aku menginginkanmu, Aerline.” Tanpa menunggu lama, Joel memangku tubuh Aerline dan mendudukkannya di atas minibar. Kini wajah mereka sejajar, dan Joel langsung memangut bibir ranum itu tanpa jeda.

Aerline sendiri hanyut dalam buaian pria itu, dia tidak bisa lagi berpikir logis, dan ingin larut dalam racun yang pasti akan menyesakkannya, hingga membunuhnya secara perlahan. Dia tidak mau banyak berpikir, karena dirinya memang menginginkan Joel. Jauh dari lubuk hati terdalamnya, Aerline benar-benar menginginkan pria itu.

Entah sejak kapan, mereka sudah menanggalkan seluruh pakaian mereka. Aerline hanya bisa mendesah dan melenguh panjang memanggil nama Joel saat pria itu menyentuh, membelai dan memberikan kecupan di setiap inci tubuhnya yang mulus.

Tanpa menunggu lama, mereka pun melakukan pergulatan panas penuh kenikmatan. Keringat sudah bercucuran di tubuh mereka berdua. Deru napas yang memburu, keringat yang bercucuran dan sentuhan kulit yang terasa panas, berhasil membakar gairah mereka berdua. Hanya suara lenguhan panjang yang terdengar di ruangan kosong itu, hingga akhirnya mereka berdua mencapai puncak kepuasan.

***

          “Ini kopi untukmu,” ujar Aerline memberikan gelas berisi kopi yang masih mengepulkan asap pada Joel yang duduk santai di atas sofa. Siang tadi, mereka berdua menghabiskan waktu dengan saling memadu kasih dan memuaskan hasrat selama dua kali dan tidur panjang. Kini keduanya sudah bangun saat langit sudah berganti warna jadi gelap.

          “Oh ya, terima kasih,” ujar Joel menerima gelas berisi minuman itu dari Aerline. Wanita itu pun duduk di atas sofa, tepat di samping Joel sambil memegang gelas berisi kopi panas miliknya.

          “Rasanya tetap sama,” ucap Joel setelah meneguknya sedikit.

          “Ya, karena tangan yang membuatnya juga sama,” jawab Aerline tersenyum di sana sambil meneguk pelan kopinya.

          Mereka berdua sedang duduk santai sambil menonton acara televisi yang sedang menayangkan film action favorit mereka berdua.

          “Akhirnya, hari weekendku dihabiskan bersama dengan pria yang selalu kunantikan kedatangannya setiap saat,” batin Aerline dengan kedua pipinya bersemu merah. Dia merasa kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dan ada rasa hangat yang mengalir di dalam hatinya yang sudah terlalu lama mendingin.

          “Jadi, bagaimana kabar Kakakmu?” tanya Joel membuka suara.

          “Bang Kaivan? keadaannya baik, begitu juga dengan Kak Khayra," jawab Aerline.

          "Mereka sudah punya anak?" tanya Joel karena dia dan Kaivan sudah tidak bertemu selama lima tahun lamanya, dan dia juga sempat kehilangan kontak dengan mereka, setelah menjalani pengobatan yang cukup lama karena kejadian di masa lalu.

          “Ya, anak kembar,” jawab Aerline.

          “Wah, anak kembar? Hm ... pasti keduanya mirip Khayra, tidak mungkin mirip Kaivan, apalagi sikapnya,” gurau Joel.

          “Kata siapa. Kak Khayra hanya kebagian hamil dan melahirkan saja. Keduanya mirip banget sama Abang,” jawab Aerline. “Bahkan yang perempuan, benar-benar jahil dan gak bisa diem mirip Bang Kaivan.” Aerline tersenyum mengingat kedua ponakannya yang sangat menggemaskan itu.

          “Ya, sepertinya dia sudah mendapatkan kebahagiaannya,” ucap Joel yang ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Aerline, wanita itu setuju dengan penilaian Joel.

          “Dan kamu sendiri, sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Joel. “Kamu jelas tahu kalau aku ada di negara ini juga, kan? lalu, kenapa tidak mendatangiku lebih awal?” tanyanya.

          “Aku tahu. Aku hanya tidak memiliki alasan untuk menemuimu,” jawab Aerline tersenyum kecil sambil menundukkan tatapannya, menatap air kopi di dalam gelas yang dipegangnya.

          “Andai saja aku tahu lebih awal. Mungkin aku akan menemuimu,” ucap Joel. “Menemui orang di masa lalu, apa harus selalu memiliki alasan?”

          Pertanyaan Joel tidak bisa dijawab oleh Aerline. Dia mendadak kelu dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Karena selama di sini, dia menahan diri untuk tidak mencari tahu informasi maupun keberadaan pria itu. Aerline tidak terlalu percaya diri dan takut, Joel akan kembali bersikap dingin dan mengabaikannya.

***

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Reny Yunita
menjengkelkan Skali kalian saling cinta tapi gengsi gede Skali mengakuinya ...‍♀️
goodnovel comment avatar
Dshaku
iyalah. aku jg psti bgitu. tdk berani menemui masalalu.
goodnovel comment avatar
fitri hd
cinta lama belum kelar kembali lagi ini sih masih sama sama suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 7 ~ Leon

    “Hai,” sapa seseorang mengetuk meja kerja Aerline membuat wanita menengadahkan kepalanya dan kedua matanya melebar di sana. “Leon?” Aerline terkejut saat melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depannya. “Wah, Lin. Aku pikir tadi bukan kamu, loh. Kamu kerja di sini sekarang?” tanya Leon. “Ya, aku kerja di sini. Oh, ngomong-ngomong kenapa kamu ada di sini?" tanya Aerline. "Sebenarnya, aku juga kerja di sini," kekehnya. “Aku asisten BM Heiner. Kamu baru ya?” tanyanya. “Ya, aku belum ada sebulan sih bekerja di sini. Wah, gak nyangka kita bisa bekera di perusahaan yang sama,” kekehnya. Leon dan Aerline terlihat asyik berbincang, tawa mereka menggema di seluruh ruangan, dan rasanya seperti mereka berada di dunia sendiri. Joel yang memperhatikan dari dalam ruangannya melalui jendela, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia menyeringai sinis saat melihat Aerline begitu akrab dengan Leon, sementara dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 8 ~ Gelisah

    “Apa kamu pernah makan di sini sebelumnya?” tanya Leon. Saat ini, Leon dan Aerline berada di sebuah restoran untuk makan siang bersama. “Belum, sih. Karena aku belum sebulan bekerja di sini. Jadi belum mencoba kuliner di sekitaran sini. Aku hanya pernah mencoba makan di restoran yang ada di seberang kantor.”Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan dua buku menu ke arah mereka berdua. “Menu makanan di sini semuanya enak. Kamu pasti akan suka,” ucap Leon. Aerline hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dia sedang tidak bersemangat setelah melihat Joel bersama wanita lain tadi. Aerline mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian tadi. Dia membuka buku menu sambil dalam hati berharap menemukan sesuatu yang bisa menghibur hatinya. “Hmm, ada banyak pilihan di sini ya,” ucapnya, berpura-pura memperhatikan menu dengan serius. Leon tersenyum dan melihat ke arah Aerline. “Kalau kamu suka makanan pedas, aku rekomendasikan spaghetti aglio e olio di sini. Rasanya benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 9 ~ Kejujuran Aerline

    “Bahkan sampai jam segini pun, tidak ada pesan darinya,” gumam Aerline yang termenung di atas sofa yang ada di apartemennya. Wanita itu menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana kota dengan gedung pencakar langit dan kerlap kerlip lampu di luar jendela apartemen yang indah. Tetapi, keindahan itu sama sekali tidak bisa menghibur hati Aerline yang terus overthinking. Aerline meneguk minuman soda kaleng yang mengandung kadar alkohol sedang. Pikirannya terus tertuju pada Joel, entah pergi ke mana pria itu Tanpa memberi kabar dan memberi pesan pada Aerline. Sebenarnya dia dan wanita itu pergi ke mana, sampai Joel tidak bisa memberikan kabar pada Aerline? Itulah yang terus pemikiran - pemikiran yang terus mengusik pikiran Aerline. Dia mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatiran yang terus menerus mengganggu pikirannya. Dia bangkit dari sofa, menyusuri apartemen yang di dekorasi minimalis, sebelum akhirnya menepuk-nepuk bukunya yang tergeletak di meja. Membaca adalah cara ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 10 ~ Alasan Joel

    “Uh, sial! Kenapa aku harus minum banyak sekali semalam. Pagi ini, kepalaku rasanya berputar tidak karuan,” keluh Aerline berjalan pelan memasuki lobi kantor.“Hei, Lin.” Sapaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara. “Oh, Leon. Kamu baru datang?” tanya Aerline. “Ya. Kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?” tanya Leon hendak menyentuh kening Aerline, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline. “Sebenarnya karena semalam aku minum terlalu banyak.” Aerline hanya menunjukkan cengirannya. “Kenapa kamu mabuk saat hari kerja. Pasti akan terasa menyiksa, apalagi kamu harus bangun pagi dan pergi ke kantor,” ucap Leon. “Entahlah. Semalam aku hanya sedang ingin minum” jawabnya tersenyum kecil. Leon menggelengkan kepalanya, merasa prihatin sekaligus geli dengan sikap Aerline. “Kamu harus lebih bijak, Aerline. Mungkin sebaiknya kamu mencari cara lain untuk bersenang-senang yang tidak melibatkan alkohol,” sarannya.Aerline mengangkat bahu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 11 ~ Meeting Triwulan

    Aerline mengikuti Joel bersama Maya memasuki ruang meeting. Di dalam ruangan, semua orang sudah berkumpul, manager divisi hingga branch manager sudah ada di sana. Joel yang merupakan Direktur utama pun menduduki kursi kebesarannya, kemudian Aerline dan Maya yang merupakan sekretaris Joel, memilih duduk di samping Joel. Setelah semua peserta rapat hadir, BM membuka pertemuan dengan senyuman. "Selamat datang semuanya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Hari ini kita akan membahas beberapa agenda penting terkait laporan per tiga bulan atau triwulan."Maya, yang selalu sigap, menyiapkan catatan dan alat presentasi. Aerline memandang sekeliling ruangan, menyadari bahwa setiap orang tampak antusias tetapi juga sedikit tegang. Dia tahu betapa pentingnya pertemuan ini untuk melihat perkembangan setiap divisi."Pertama-tama, mari kita tinjau hasil dari laporan sebelumnya," lanjut BM. "Saya ingin mendengar pendapat dari masing-masing divisi mengenai pencapaian dan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 12 ~ Makan Siang Bersama

    “Pesanlah apa pun yang kamu mau dan suka,” ucap Joel. Saat ini, Joel dan Aerline berada sebuah restoran mewah. Mereka sedang membaca dan melihat daftar menu yang tersedia di sana. “Hmm… Apa, ya?” gumam Aerline berpikir keras. Aerline terlihat bingung, matanya berkeliling membaca semua tulisan di buku menu yang penuh dengan pilihan lezat. Dia kemudian berpaling ke Joel, “Bagaimana kalau kita coba beberapa hidangan? Mungkin kamu bisa merekomendasikan sesuatu?” Joel tersenyum, “Tentu! Aku sangat merekomendasikan steak mereka. Dikenal sangat empuk dan dimasak dengan sempurna. Tapi kalau kamu suka makanan laut, udang panggang mereka juga luar biasa.”Aerline mengangguk, “Steak terdengar menggoda. Tapi aku juga penasaran dengan udang panggang. Mungkin kita bisa pesan keduanya dan berbagi?”“Okay! Kita bisa menambahkan beberapa hidangan pembuka juga. Bagaimana dengan sup krim jamur?” Joel menyarankan.Aerline terlihat semakin bersemangat, “Setuju! Ini akan menjadi makan siang yang luar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 13 ~ Kecurigaan Maya

    “Apa kamu sedang sibuk?” tanya Maya mendekati Aerline. “Tidak terlalu sih. Ada apa?” tanya Aerline. “Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari beberapa berkas di ruang arsip. Apa kamu mau bantu?” tanyanya. “Baiklah,” jawab Aerline. Maya tersenyum lega. “Terima kasih, Aerline. Berkas-berkas itu penting, dan aku kesulitan mencarinya sendiri.”Mereka berdua berjalan menuju ruang arsip. Selama perjalanan, Maya menjelaskan jenis berkas yang mereka cari. “Itu berkas terkait proyek yang kita kerjakan bulan lalu. Aku butuh dokumen itu untuk presentasi minggu depan.”Setibanya di pintu ruang arsip, Aerline membuka pintu dan mereka melangkah masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak berkas. “Wow, ini banyak sekali berkasnya. Dari mana kita mulai?” tanya Aerline sambil melihat sekeliling.“Kita bisa mulai dari rak sebelah kanan. Biasanya berkas proyek kita disimpan di sana,” jawab Maya. Aerline mengangguk dan mulai menarik berkas-berkas dari rak tersebut. Mereka membolak-balik dokumen, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 14 ~ Dinas Ke Luar Kota

    “Lin, ini beberapa berkas yang harus kamu pelajari untuk mendampingi Tuan Joel melakukan bisnis di luar kota,” ucap Maya menunjukkan email berisik dokumen yang sudah disiapkannya. Beberapa menit lalu, Joel mengadakan briefing bersama dengan tim sekretarisnya, karena ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk meninjau proyek. Kepergiannya itu bisa memakan waktu tiga sampai lima hari, tergantung situasi di sana. Dan biasanya, Joel akan memilih Erdan yang merupakan sekretaris pria satu-satunya di sana untuk menemaninya kalau ada pekerjaan di luar kota. Tetapi, kali ini Joel memilih Aerline untuk menemaninya dengan alasan, bagian dari training Aerline yang merupakan karyawan baru. Semua orang memahami itu tanpa menaruh kecurigaan. Tetapi, Aerline mengerti alasan kenapa Joel ingin pergi bersamanya. Itu karena dia ingin berduaan dengan Aerline selama di sana. “Terima kasih, Maya,” jawab Aerline sambil membuka file dokumen tersebut. “Oh iya, apakah ada hal khusus yang perlu aku perhatikan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 110 ~ Keadaan Joel

    “Joel, bertahanlah, kumohon... “ Aerline terus memegang tangan Joel yang saat ini berada di atas brankar rumah sakit. Para perawat berjalan cepat sambil mendorong brankar yang ditempati Joel, tangan Aerline yang penuh dengan darah, tidak kunjung terlepas dari tangan Joel. “Kumohon bertahanlah, Joel. Jangan tinggalkan aku,” isaknya.Aerline tak bisa menghentikan tangisnya, suara isakan yang keluar dari tenggorokannya begitu dalam dan penuh penderitaan. Semua yang ada di sekelilingnya seolah menghilang, hanya ada Joel, dan ia ingin sekali menyelamatkannya, meski ia tahu ini adalah hal yang di luar kekuatannya.Mereka sampai di ruang gawat darurat, dan para dokter segera bergerak cepat, memindahkan Joel ke meja perawatan. Aerline dipaksa untuk mundur, namun tangannya tetap terulur, berharap ada sesuatu yang bisa menghubungkannya dengan Joel, yang kini terbaring lemah.Seorang dokter mendekat, mencoba menenangkan Aerline. “Coba tenang, Nona. Kami akan melakuk

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 109 ~ Accident

    “Pak, apa ini masih lama?” tanya Aerline begitu gelisah sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Ya, sejak kemarin dia terus merasa bimbang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menemui Joel dan bicara kembali. Ini adalah kesempatan terakhir dari Aerline untuk perasaannya sendiri. Kalau, sekarang situasi kembali seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk menyerah walau sebenarnya hatinya masih begitu keras kepala dan ingin terus bersama Joel. “Sepertinya ada perbaikan jalan di depan sana,” ucap sopir taksi. Aerline menyesal karena tidak memakai ojeg online. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Pak,” ucap Aerline. “Saya tahu jalan alternatif, Bu. Kalau buru-buru, saya akan coba ambil jalan itu,” ucapnya. “Boleh, Pak, terima kasih.”Aerline membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel, mengetikkan pesan singkat kepada Lyman untuk memberi tahu bahwa dia akan segera menuju bandara. Rasanya berat sekali, tetapi dia tahu ini a

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 108 ~ Kabar Mengejutkan

    “Kok cepet banget udah balik?” tanya Lyman saat Joel sudah kembali ke apartemen temannya itu. Di sana juga ada Richard yang sedang duduk dan bermain kartu dengan Lyman. Mereka sama-sama memperhatikan Joel yang menghela napas panjang sambil duduk di sofa. “Kalian udah bicara? Kaivan sudah kasih izin, loh,” ucap Richard menimpali. “Dia gak mau bicara padaku dan memilih menghindar,” jawab Joel. “Dia benar-benar sudah menyerah padaku dan memutuskan untuk berkomunikasi lagi denganku,” Lyman dan Richard saling bertukar pandang. Keduanya memahami situasi sulit yang sedang dialami Joel, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Mereka tahu betapa keras kepala Joel dalam mempertahankan perasaannya untuk Aerline."Ya, setidaknya kamu udah coba, bro," ujar Lyman mencoba menenangkan. "Kalau dia butuh waktu atau emang gak bisa lagi, mungkin kamu harus belajar nerima."Joel menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit apartemen dengan pandanga

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 107 ~ Kedatangannya

    Aerline masih membeku di tempatnya saat Joel berjalan mendekatinya. Wanita itu merasa ini hanya khayalannya saja, tetapi sosoknya begitu nyata, bahkan debaran jantungnya berdebar sangat cepat sekali. “Hei...” sapa Joel saat sudah berdiri di hadapan Aerline yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut. “Joel?” gumamnya. Joel tersenyum canggung di sana. Dan situasinya semakin menegangkan, tatapan keduanya menyiratkan kerinduan yang begitu mendalam. “Aku udah izin sama Abangmu, katanya tidak boleh lebih dari jam sembilan,” ucap Joel membuka suaranya sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Masih ada waktu satu jam lagi.” Joel kembali melihat ke arah Aerline di hadapannya. “Apa kamu bisa memberiku waktu untukku, Aerly?” tanya Joel. Aerline memalingkan wajahnya, tanpa mengatakan apa pun dia berjalan mendekati bibir pantai. Dia masih berpikir, kalau sosok Joel hanya halusinasinya saja.Namun, langkah Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 106 ~ Tiga Bulan Kemudian

    Tiga Bulan Kemudian... Aerline tidak menyangka kalau dia akan melewati waktu selama ini dengan segala kesibukannya bekerja, tanpa mengenal lelah dan waktu. Dia ingin seluruh pikirannya, hanya terfokus pada apa yang sedang dia kerjakan sekarang, walau terkadang, dia merasa lelah dan kembali teringat tentang sosok Joel. Kadang, dia ingin sekali bertanya pada Kaivan, apa mereka benar-benar menikah. Atau dia ingin bertanya pada Lyman, bagaimana kabar Joel di sana, apa dia sehat, apa dia bahagia. Sayangnya, Aerline sudah bertekad untuk benar-benar menghilangkannya dari pikiran, walau sangat sulit untuk menghilangkan nama Joel dari hatinya. Saat ini, Aerline sedang berjalan seorang diri menyusuri bibir pantai dengan menenteng tas tangannya. Sepulang meeting di luar kantor dengan klien, dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai dan menikmati waktu kesendiriannya. Aerline berjalan menyusuri dermaga yang terbuat dari kayu, berjalan sampai ke bagian u

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 105 ~ Tidak benar-benar Lupa

    “Gimana hari pertamamu, Lin?” tanya Kaivan sambil bersandar di pintu. Ini sudah jam pulang dan sebagian rekan kerjanya sudah pulang.Aerline menoleh dan tersenyum kecil. “Lelah, tapi aku menikmatinya.”“Bagus. Itu yang penting,” ujar Kaivan dengan bangga.Hari pertama Aerline di kantor berakhir dengan perasaan lega dan puas. Meski masih banyak yang harus dipelajari, dia tahu bahwa dia sudah mengambil langkah besar untuk keluar dari masa-masa sulitnya. Malam itu, saat dia pulang ke rumah, Aerline merasa lebih percaya diri dan penuh harapan untuk hari esok.“Kalau sudah selesai, ayo pulang. Kebetulan Khayra masak banyak, kamu makan malam di rumah Abang saja,” ucap Kaivan.“Dalam rangka apa nih?” tanya Aerline.“Tidak ada, hanya makan malam bersama saja,” jawabnya tersenyum merekah.“Baiklah.” Aerline membereskan meja kerjanya, mematikan laptop dan memasukkan ponsel ke dalam tas tangannya, Kemudian dia bangkit dari duduknya.“Yuk, Bang.”Kaivan mengangguk dan berjalan di samping Aerline

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 104 ~ Hari Pertama Bekerja

    Aerline berdiri di depan cermin besar di sudut kamarnya. Matanya menatap lekat pantulan dirinya, seolah mencari keyakinan di balik sosok yang tampak elegan namun sedikit gelisah. Kemeja putih dengan potongan simpel yang dipadukan blazer abu-abu terang membalut tubuhnya, memberikan kesan profesional yang biasa dia kenakan saat bekerja bersama Joel. Ya, sekali lagi nama Joelio terlintas di kepalanya.Dia menghela napasnya sambil merapikan helaian rambut yang tergerai di bahunya, memastikan setiap detail terlihat sempurna. Sepatu hak rendah yang berwarna senada dengan blazernya sudah siap di kaki. Aerline menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya."Memulai aktivitas baru. Ya, aku harus fokus dan bisa beradaptasi dengan baik," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam di ruangan yang sunyi. "Aku bisa melakukannya."Namun, di balik senyum tipis yang ia coba paksakan, ada perasaan ragu yang tak bisa sepenuhnya ia hilangkan. Apakah dia cukup mampu? Apa

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 103 ~ Melanjutkan Hidup

    “Jadi, harus kembali sekarang?” tanya Aerline yang saat ini berada di bandara mengantar Leon untuk kembali. “Ya, aku harus kembali sekarang. Aku harap Mr. Hainer memberiku tambahan cuti, sayangnya sejak kemarin dia terus menghubungiku,” keluh Leon dengan ekspresi berpura-pura sebal membuat Aerline tersenyum di sana. “Ya, jangan sampai kamu jadi pengangguran karena aku,” kekeh Aerline. “Mungkin aku bisa numpang hidup padamu, Nona besar,” goda Leon. Aerline terkekeh di sana. “Tapi aku tidak biasa memelihara seorang pria.”Leon tertawa kecil mendengar jawaban Aerline, lalu mengangkat bahu seolah tidak tersinggung. “Kamu benar, aku terlalu mahal untuk dipelihara,” balasnya dengan nada bercanda, membuat Aerline menggeleng pelan.“Tapi, serius, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menemaniku. Rasanya seperti recharge penuh sebelum kembali ke rutinitas,” ujar Leon dengan nada tulus.Aerline tersenyum lembut. “Sama-sama. Aku juga senang b

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 102 ~ Berkeliling Bersama Leon

    “Hei...” sapa Leon yang sudah berdiri di depan gerbang rumah Aerline. “Hei... Waw! Apa ini?” tanya Aerline terkejut melihat Leon menaiki sebuah motor sport di sana. “Bagaimana penampilanku? Menarik, bukan?” kekehnya dengan menaikkan bahunya penuh rasa bangga. “Oke, ya kau seperti anak muda sekarang,” kekeh Aerline. “Tapi ngomong-ngomong, bagaimana kamu mendapatkan motor ini?” tanya Aerline menyentuh bagian depan motor. “Kau tidak mencurikannya, kan?”Leon tertawa keras, menunjukkan senyum lebarnya. “Tentu saja tidak, Nona detektif! Aku menyewanya. Ternyata cukup mudah mendapatkan motor sport seperti ini di sini. Dan, aku rasa ini cara terbaik untuk menikmati jalanan Indonesia,” ujarnya sambil menepuk jok motor dengan penuh rasa bangga.Aerline menggeleng pelan sambil tersenyum. “Kau benar-benar serius ingin merasakan sensasi jadi anak motor di Indonesia, ya?” candanya.Leon menanggapi dengan anggukan percaya diri. “Tentu saja. Aku ingin merasakan seperti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status