Share

Bab 42 ~ Kembali Bekerja

Author: Kinan Larasati
last update Last Updated: 2024-11-12 22:59:07

“Aku naik duluan, ya.” Aerline melepaskan sabuk pengamannya.

“Nggak bareng?” tanya Joel.

“Mama mungkin? Akan ada banyak yang curiga. Aku turun di sini saja,” ucap Aerline membuka pintu mobil dan memastikan tidak ada siapa pun di sekitar sana.

Setelah itu, Aerline menutup pintu mobil dan berjalan pergi dengan terburu-buru. Dia tidak sadar, kalau di Leon baru saja menuruni mobilnya dan melihat Aerline turun dari mobil Joel.

“Arlin dan Pak Joelio?” gumam Leon mengernyitkan dahinya. “Apa mereka kebetulan bertemu, ya?”

Leon pun berjalan menuju ke lift.

Sampai di ruangan sekretaris, Aerline tersenyum saat beberapa rekan kerja menyapanya.

“Kamu sakit, Lin?” tanya Maya di sana.

“Oh, tidak,” jawab Aerline meletakkan tas tangannya di atas meja.

“Tapi kenapa memakai syal? Padahal cuaca sedang panas,” tanya Maya.

“Oh, aku alergi makanan, leherku merah-merah akibatnya,” jawab Aerline yang tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak mau membuat heboh semua rekan kerjanya dan jadi mengk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
anadesiana
syukurlah,berkumpul dan makan siang bersama teman-teman kantornya membuat arlyn sedikit melupakan trauma nya. apalgi mereka akan berbelanja, pasti menyenangkan
goodnovel comment avatar
Dshaku
Semngt Aerline. dsana km bisa agk tenang dan sdkit bisa lupain kejadian2 tdk meng enakkan. mending km lbih sering berkumpul dulu dgn tmn2mu.
goodnovel comment avatar
fitri hd
untung punya tmn kantor yang bisa menghibur dan bikin suasana hati nyaman
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 43 ~ Salah Sasaran

    “Aerline!” panggil Leon saat mereka bertemu di pantry. “Oh, Leon. Kamu mau buat kopi juga?” tanya Aerline yang sedang membuat kopi di mesin kopi. “Ya.” Leon tersenyum kecil di sana. “Biar aku buatkan sekalian.” “Makasih, Lin.” Leon tersenyum di sana dan memandangi Aerline di sana. “Kamu sedang sakit?” tanya Leon. “Oh, ya. Aku terkena alergi,” jawab Aerline tersenyum di sana. “Apa sudah pergi berobat? Apa alerginya membuatmu sesak?” tanya Leon terlihat begitu peduli dan perhatian. “Oh, tidak sampai separah itu. Hanya merah-merah dan ruam saja,” jawab Aerline tersenyum. “Udah di balur salep, kan?” tanya Leon. “Oh, ya. Sudah,” ujar Aerline. “Ini punyamu.” Aerline memberi gelas berisi kopi pada Leon. “Makasih, Lin. Aromanya wangi sekali,” ujar Leon menghirup aroma kopi itu. “Ya, wangi ya menenangkan,” jawab Aerline menyeruput nya sedikit. “Ngomong-ngomong tadi kamu berangkat bersama pak Joel?”Oho! Oho! Oho! Aerline tersedak kopinya dan batuk di sana cukup keras. “Minum dul

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 44 ~ Rasa Bersalah

    "Joel, maafkan aku," gumam Aerline, suaranya bergetar menahan rasa bersalah yang dalam. Saat ini, dia duduk di samping ranjang IGD, matanya tak lepas dari wajah Joel yang masih terpejam. Kecemasan menguasai dirinya. Joel masih belum sadarkan diri sejak kejadian itu, ketika alat kejut yang dipegang Aerline tanpa sengaja menempel pada tubuh Joel.Dia menggenggam erat tangan Joel, berharap ada keajaiban yang bisa membangunkannya. Hatinya dipenuhi penyesalan. Seharusnya dia lebih berhati-hati.Aerline menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya yang dihantui oleh rasa bersalah. Suara mesin yang berdetak pelan di ruangan IGD menjadi latar suara yang semakin membuatnya tersadar akan konsekuensi dari tindakannya. "Joel... aku benar-benar tak sengaja," bisiknya pelan, berharap meski dalam ketidaksadarannya, Joel bisa mendengar suaranya. "Kamu tahu, aku tak pernah ingin melukaimu."Tangan Aerline yang menggenggam tangan Joel terasa dingin dan gemetar. Ia menyadari bahwa tak ada yang bis

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 45 ~ Memenuhi Undangan

    “Apa ini, Sayang?” tanya Aerline saat melihat kardus putih yang diikat dengan pita pink yang cantik.“Seperti yang aku janjikan padamu, bukalah,” ucap Joel.Saat ini, mereka ada di rumah Joel. Aerline duduk di soda dan mulai menarik ikatan simpul pita di bagian atasnya. Setelah itu, dia juga membuka penutup kardus. “Ini?”“Itu gaun yang aku janjikan untukmu. Gaun dengan warna pastel sangat cocok denganmu, seperti karaktermu yang soft dan ceria,” ujar Joel membuat wajah Aerline merona mendengarnya.“Manisnya, kesayangan aku,” kekeh Aerline.“Cobalah,” perintah Joel.“Oke, sebentar aku coba dulu.” Aerline membawa kotak itu dan masuk ke dalam kamarnya.Aerline masuk ke kamarnya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Rasa penasaran dan kebahagiaan bercampur di wajahnya. Ia membuka kotak itu perlahan, mengangkat gaun yang tersimpan rapi di dalamnya. Gaun itu memang indah, dengan potongan sederhana namun elegan. Warna pastel lembut menghiasi kainnya, dengan detail renda halus di bagia

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 46 ~ Rasa Kecewa

    “Mereka benar-benar pasangan yang serasi, ya,” ucap Agnes menatap ke arah Joel dan Gisella yang sedang menyapa tuan rumah di sana. Aeline beggerak menjauh dari kerumunan sambil mengambil satu gelas sampanye. Dia memilih di sudut ruangan yang cukup sepi. “Dia datang ke sini dengan tunangannya. Bahkan memakai dasi senada, padahal tadi Aerline menyarankan warna dasi lain pada Joel. Kalau dia memang akan datang bersama tunangannya, lalu kenapa harus berbohong padaku?” batin Aerline. Ini adalah balasan yang harus diterima Aerline. Cepat atau lambat, dia akan mengalami hal ini dan menyadari posisinya. Bagaimana pun, Aerline hanya wanita simpanan Joel yang tidak akan pernah terlihat sampai kapanpun juga. Aerline meneguk sampanye dalam diam, merasakan cairan itu mengalir melewati tenggorokannya seperti pengingat pahit akan kenyataan. Pandangannya tak bisa lepas dari Joel dan Gisella, yang tampak sempurna dalam balutan pakaian senada. Joel sedang berbincang dengan para tamu, sementara Gisel

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 47 ~ Sahabat Sejati

    Tok! tok! tok!“Ya, sebentar,” jawab Freyya berjalan membuka pintu apartemennya. Dia cukup terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu.“Lin?” panggil Freyya.Aerline berjalan mendekati Freyya dan memeluk sahabatnya dengan perasaan sakit bukan main. Walau dia sadar, hal ini pasti terjadi, tetapi entah kenapa rasanya jauh lebih sakit dari yang dibayangkan.Freyya yang mengetahui apa yang terjadi, hanya diam dan mengelus punggung Aerline dengan lembut di sana.“Kita masuk, ya,” ucap Fretta membuat Aerline menganggukkan kepalanya.Freyya menutup pintu perlahan setelah Aerline masuk ke apartemennya. Ruangan itu hangat, namun suasana yang dibawa Aerline terasa berat, seolah setiap langkahnya meninggalkan jejak kesedihan. Freyya memandu Aerline menuju sofa di ruang tengah. “Duduklah dulu,” ujar Freyya lembut, sambil menuangkan segelas air untuk Aerline. Dia meletakkannya di meja dan duduk di sebelah sahabatnya.Aerline menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tetapi matanya

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 48 ~ Rasa Cemburu dan Kesal Joel

    “Kamu yakin akan masuk kerja?” tanya Freyya saat Aerline sudah bersiap dengan setelan kerjanya. Dia memakai pakaian milik Freyya yang memang seukuran dengannya.“Ya, aku akan masuk kerja. Gimana pun, aku tidak bisa terus menerus menghindar. Aku harus menghadapinya,” ujar Aerline. “Baiklah, kalau memang sudah merasa lebih baik,” ujar Freyya. “Ya, seharian kemarin aku sudah menenangkan diri. Dan kurasa, aku akan bisa dan sanggup menghadapinya sekarang,” ujar Aerline. “Apa rencanamu selanjutnya? Apa kamu akan kembali tinggal bersamanya?” tanya Freyya. “Tidak. Aku sudah pernah memutuskan kalau aku hanya tinggal di sana selama tiga hari. Lalu pindah ke sini,” ucap Aerline. “Ya, lebih baik begitu. Setidaknya, menjaga jaraklah, supaya Joel bisa lebih melihatmu,” ujar Freyya membuat Aerline terdiam. “Sarapan dulu sebelum berangkat. Aku sudah membuatkan roti panggang isi,” ujar Freyya. Mereka pun berjalan menuju mini bar dan duduk berhadapan. Aerline melihat piring berisi roti panggang

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 49 ~ Permintaan Joel

    Aerline membuka laptopnya, jemarinya dengan cekatan mengetikkan beberapa dokumen yang perlu disiapkan untuk meeting Joel bersama Manager. Tatapannya fokus, sesekali dia memeriksa ulang setiap detail untuk memastikan semuanya sempurna. Setelah selesai, dia menekan tombol *print* dan mendengar suara lembut printer yang mulai bekerja.Tumpukan kertas hasil cetakan segera ia ambil, lalu ia beranjak dari kursinya. Langkah Aerline terarah menuju ruang fotokopi, sebuah ruangan kecil yang terletak di sisi kosong dekat gudang kantor. Suasana di sana terasa sepi, hanya terdengar bunyi halus pendingin ruangan dan deru mesin penghancur kertas yang baru saja digunakan oleh seseorang.Aerline menyalakan mesin fotokopi dan mulai menggandakan dokumen-dokumen yang tadi diprint. Sambil menunggu, pikirannya sedikit melayang ke kejadian saat Joel bersama Gisella yang tampak serasi. Hal itu, seakan membuat Aerline sadar, kalau Joel lebih cocok dengannya dibanding dengan Aerline. “Apa kamu akan terus men

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 50 ~ Bertemu Kembali

    “Hei, Lin. Ada apa denganmu? kedua matamu sembab, apa kamu habis menangis?” tanya Agnes. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline di sana. “Aku hanya merasa sedih saja.” “Apa kamu ada masalah? katakanlah, jangan memendamnya sendiri,” ucap Agnes. “Bukan hal besar. Hanya merasa kecewa karena orang yang sangat kupercaya membohongiku,” ucap Aerline.Agnes menatap Aerline dengan penuh perhatian. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa ada sesuatu yang mengganggu temannya. Meski Aerline mencoba tersenyum, matanya yang sembab dan wajah yang tampak lelah mengkhianati perasaan yang sebenarnya."Lin, kamu tahu kan aku selalu ada buat kamu? Kalau kamu mau cerita, aku siap mendengarkan," ujar Agnes lembut, mencoba membuat Aerline merasa nyaman.Aerline menghela napas panjang, pandangannya menerawang ke arah jendela. "Bukan hal besar, Agnes. Aku hanya... kecewa," ucapnya dengan nada datar, meskipun rasa sakit di hatinya terdengar jelas dalam suaranya.Agnes mengerutkan alis. "K

Latest chapter

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 55 ~ Permintaan Joelio

    “Sebenarnya apa yang tadi dimaksud Leon, ya. Dia tidak melihat dan mendengar apa pun, kan?” batin Aerline merasa terusik dengan apa yang dikatakan Leon tadi. “Sudahlah, mungkin hanya salah paham. Sebaiknya aku kembali fokus bekerja,” gumamnya mulai fokus menatap layar laptop di depannya. Aerline berusaha mengalihkan pikirannya dari ucapan Leon yang menggantung dan penuh tanda tanya. Namun, rasa penasaran tetap membayang di benaknya, membuatnya sulit benar-benar fokus. Dia mengetik beberapa baris dokumen di laptopnya, tapi pikirannya terus berputar pada kemungkinan-kemungkinan yang dimaksud Leon.“Apa dia mendengar sesuatu waktu aku bicara dengan Joel tadi? Atau… apa mungkin dia benar-benar tahu?” Aerline bergumam pelan, menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Dia merasa bahwa Leon bukan tipe orang yang bicara sembarangan. Jika dia mengatakan sesuatu, pasti ada alasan di baliknya.Namun, Aerline menggelengkan kepala, mencoba mengusir pikiran-pikiran itu. "Fokus, Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 54 ~ Ketahuan?

    “Jadi, aku sebrengsek itu di matamu?” Aerline terkejut saat mendengar bisikan seseorang di belakangnya. Dia langsung membalikkan badannya dan melihat Joel berdiri di belakangnya. “Joel? Apa yang kamu lakukan di sini? Pergilah, nanti ada yang lihat. Kita lagi ada di kantor,” ujar Aerline melihat kanan dan kiri dengan khawatir. “Kenapa begitu gelisah? Memangnya kenapa kalau ketahuan?” goda Joel. “Apa kamu akan memakiku lagi?” Aerline merasa tubuhnya membeku, otaknya berputar cepat mencoba mencari alasan atau cara untuk keluar dari situasi ini. "Joel, aku nggak bermaksud... Maksudku, voice note itu... Aku... Aku mabuk waktu itu!" katanya terbata-bata, wajahnya memerah.Joel menyeringai kecil, tangannya dimasukkan ke saku celananya dengan santai. "Oh, jadi kalau mabuk, semua hal yang kamu sembunyikan keluar begitu saja, ya?" tanyanya dengan nada yang menggoda namun matanya tajam mengamati reaksi Aerline.Aerline menelan ludah, hatinya semakin kalut.

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   53 ~ Tamu Tidak Di undang

    “Apa yang kamu lakukan di rumahku?” tanya Joel merasa kesal karena kehadiran Bailee di sana. Ibu tiri Joel itu berjalan masuk dengan langkah angkuh memasuki rumah Joel. “Apa seperti itu, kamu menyapa ibumu?” tanya Bailee. Joel menatap Bailee dengan sinis. “Kalau tidak ada hal penting. Keluar!” usir Joel tanpa belas kasih. “Kamu selalu saja bersikap dingin padaku, Joel. Padahal dulu kita sangat dekat,” ujarnya dengan seringai. “Keluar!” usir Joel. “Ada jadwal untuk bertemu wedding organizer dan persiapan foto pra wedding dengan Gisella. Luangkanlah waktumu,” ujar Bailee. “Aku sibuk!”“Sibuk berkencan maksudmu?” ujar Bailee tersenyum meremehkan Joel. Bailee mengayunkan kakinya dengan santai, duduk di sofa ruang tamu Joel seolah rumah itu miliknya. Wajahnya tidak menunjukkan rasa terganggu oleh sikap dingin putra tirinya.“Kamu memang keras kepala seperti ayahmu,” kata Bailee dengan nada menyindir. “Tapi ingat, Joel, pernikahanmu dengan Gisella ini bukan hanya untukmu. Ini tenta

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 52 ~ Penghibur

    “Baru pulang?” tanya Freyya yang ternyata sedang sibuk di dapur saat Aerline sampai di apartemen. “Ya. Apa yang sedang kamu lakukan, Frey?” tanya Aerline berjalan perlahan mendekati dapur. “Aku sedang menghancurkan dapur. Apa kamu tidak lihat kalau aku sedang memasak!” ucap Freyya dengan mendengus. Aerline terkekeh di sana. “Sensi amat, Bu… ““Pergilah mandi, aku akan siapkan makan malam untuk kita berdua,” ujar Freyya. “Oke.”Aerline tersenyum kecil mendengar jawaban Freyya yang ketus tapi hangat. Freyya selalu seperti itu, penuh kehebohan tapi diam-diam peduli. Langkah Aerline melambat sejenak saat melihat kekacauan di dapur, tepung yang tumpah, beberapa alat masak berserakan, dan aroma masakan yang entah berhasil atau gagal tercium samar-samar.“Jangan terlalu lama mandinya, nanti makan malamnya dingin!” seru Freyya dari dapur sambil mengaduk sesuatu di wajan.Aerline hanya mengangguk sambil melangkah ke kamar mandi. Setelah hari yang panjang dan emosional, suara dan kehadiran

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 51 ~ Diantar Pulang

    “Saya, batalkan pembeliannya,” ujar Gisella yang bergegas pergi dari sana meninggalkan Kyle. Pelayan di sana dibuat terkejut dan hanya bisa melihat kepergian Gisella. “Nona Gisella, tunggu! Apa anda sangat handal menghindar? Bahkan tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di malam itu,” ujar Kyle masih mengejar Gisella. “Apa yang harus aku pertanggungjawabankan? Itu terjadi, karena kita sama-sama mabuk,” ujar Gisella masih terus berjalan cepat, berharap Kyle pergi. Kyle menghentikan langkahnya dan menatap punggung Gisella dengan tatapan tajam. “Kamu pikir itu alasan yang cukup? Mengabaikan semuanya hanya karena kita mabuk?”Gisella menghentikan langkahnya, menghela napas panjang sebelum berbalik menghadap Kyle. “Lalu apa yang kamu mau dariku, Tuan Kyle? Penyesalan? Permintaan maaf? Atau... tanggung jawab seperti yang kamu katakan?” tanya Gisella dengan kesal. Kyle mendekat, nadanya berubah lebih lembut. “Aku hanya ingin kita bicara, Nona. Bukan seperti ini, terus menghindar

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 50 ~ Bertemu Kembali

    “Hei, Lin. Ada apa denganmu? kedua matamu sembab, apa kamu habis menangis?” tanya Agnes. “Aku baik-baik saja,” jawab Aerline di sana. “Aku hanya merasa sedih saja.” “Apa kamu ada masalah? katakanlah, jangan memendamnya sendiri,” ucap Agnes. “Bukan hal besar. Hanya merasa kecewa karena orang yang sangat kupercaya membohongiku,” ucap Aerline.Agnes menatap Aerline dengan penuh perhatian. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa ada sesuatu yang mengganggu temannya. Meski Aerline mencoba tersenyum, matanya yang sembab dan wajah yang tampak lelah mengkhianati perasaan yang sebenarnya."Lin, kamu tahu kan aku selalu ada buat kamu? Kalau kamu mau cerita, aku siap mendengarkan," ujar Agnes lembut, mencoba membuat Aerline merasa nyaman.Aerline menghela napas panjang, pandangannya menerawang ke arah jendela. "Bukan hal besar, Agnes. Aku hanya... kecewa," ucapnya dengan nada datar, meskipun rasa sakit di hatinya terdengar jelas dalam suaranya.Agnes mengerutkan alis. "K

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 49 ~ Permintaan Joel

    Aerline membuka laptopnya, jemarinya dengan cekatan mengetikkan beberapa dokumen yang perlu disiapkan untuk meeting Joel bersama Manager. Tatapannya fokus, sesekali dia memeriksa ulang setiap detail untuk memastikan semuanya sempurna. Setelah selesai, dia menekan tombol *print* dan mendengar suara lembut printer yang mulai bekerja.Tumpukan kertas hasil cetakan segera ia ambil, lalu ia beranjak dari kursinya. Langkah Aerline terarah menuju ruang fotokopi, sebuah ruangan kecil yang terletak di sisi kosong dekat gudang kantor. Suasana di sana terasa sepi, hanya terdengar bunyi halus pendingin ruangan dan deru mesin penghancur kertas yang baru saja digunakan oleh seseorang.Aerline menyalakan mesin fotokopi dan mulai menggandakan dokumen-dokumen yang tadi diprint. Sambil menunggu, pikirannya sedikit melayang ke kejadian saat Joel bersama Gisella yang tampak serasi. Hal itu, seakan membuat Aerline sadar, kalau Joel lebih cocok dengannya dibanding dengan Aerline. “Apa kamu akan terus men

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 48 ~ Rasa Cemburu dan Kesal Joel

    “Kamu yakin akan masuk kerja?” tanya Freyya saat Aerline sudah bersiap dengan setelan kerjanya. Dia memakai pakaian milik Freyya yang memang seukuran dengannya.“Ya, aku akan masuk kerja. Gimana pun, aku tidak bisa terus menerus menghindar. Aku harus menghadapinya,” ujar Aerline. “Baiklah, kalau memang sudah merasa lebih baik,” ujar Freyya. “Ya, seharian kemarin aku sudah menenangkan diri. Dan kurasa, aku akan bisa dan sanggup menghadapinya sekarang,” ujar Aerline. “Apa rencanamu selanjutnya? Apa kamu akan kembali tinggal bersamanya?” tanya Freyya. “Tidak. Aku sudah pernah memutuskan kalau aku hanya tinggal di sana selama tiga hari. Lalu pindah ke sini,” ucap Aerline. “Ya, lebih baik begitu. Setidaknya, menjaga jaraklah, supaya Joel bisa lebih melihatmu,” ujar Freyya membuat Aerline terdiam. “Sarapan dulu sebelum berangkat. Aku sudah membuatkan roti panggang isi,” ujar Freyya. Mereka pun berjalan menuju mini bar dan duduk berhadapan. Aerline melihat piring berisi roti panggang

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 47 ~ Sahabat Sejati

    Tok! tok! tok!“Ya, sebentar,” jawab Freyya berjalan membuka pintu apartemennya. Dia cukup terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu.“Lin?” panggil Freyya.Aerline berjalan mendekati Freyya dan memeluk sahabatnya dengan perasaan sakit bukan main. Walau dia sadar, hal ini pasti terjadi, tetapi entah kenapa rasanya jauh lebih sakit dari yang dibayangkan.Freyya yang mengetahui apa yang terjadi, hanya diam dan mengelus punggung Aerline dengan lembut di sana.“Kita masuk, ya,” ucap Fretta membuat Aerline menganggukkan kepalanya.Freyya menutup pintu perlahan setelah Aerline masuk ke apartemennya. Ruangan itu hangat, namun suasana yang dibawa Aerline terasa berat, seolah setiap langkahnya meninggalkan jejak kesedihan. Freyya memandu Aerline menuju sofa di ruang tengah. “Duduklah dulu,” ujar Freyya lembut, sambil menuangkan segelas air untuk Aerline. Dia meletakkannya di meja dan duduk di sebelah sahabatnya.Aerline menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tetapi matanya

DMCA.com Protection Status