Share

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN

"Kau dengarkan? Siapa yang tak tahu diri? Masa iya sudah menumpang masih mau minta sama Ibu juga? Ibu ini lho tidak bekerja. Wong hanya jualan, itu pun juga seringnya tombok saja. Alhamdulillah cukup buat makan, lalu kau meminta ibu juga untuk membiayainya dari mana?" cerca bu Nafis.

"Fah! Paham kan sekarang maksud Mbak Dinda? Kau melihat dan tahu sendiri kan, Fah? Paham kan? Ngerti kan sekarang? Ngerti dong mosok gak ngerti," kata Dinda.

"PAHAM!"

"Wong edan! Ini yang kau maksud. Menantu dakjall!" bentak bu Nafis.

"CUKUP, BU!" bentak Zain menggebrak meja.

Mereka pun segera menghentikan perdebatan itu saat Zain mulai meninggikan suarannya. Dinda segera membantu Mbak Alif menaikkan dagangan mertuanya ke mobil. Bu Nafis juga langsung masuk ke dalam kamar, bersiap senam. Zain adalah tipikal lelaki jarang marah. Ketika suaranya mulai di tinggikan itu tanda mereka terlewat batas.

"Din! Kau mau ikut Ibu senam?" ajak Bu Nafis.

"Tidak, Bu! Mobil di bawa Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status