“Mbok, rasanya aku sudah tidak tahan dengan keberadaan Amar di hidup Kak Afnan, walaupun itu masalah pekerjaan, tapi tetap saja itu mengganggu pikiranku,” gerutu Keyra yang saat ini berada di dapur dan menatap Mbok Ratmi yang sedang sibuk memasak.Ratmi langsung menoleh ke arah Nona muda dihadapannya.”Apa yang Non Amar perbuat?”“Hari ini, Kak Afnan ditipu oleh perusahaan, dimana Kak Afnan membeli mesin untuk produksi, dan aku yakin, Amar ada dibalik semua ini, dan entah apa maksudnya.” Keyra beralih duduk di kursi dapur tampak berpikir keras.“Mbok, mana paham urusan perkebunan, tapi Mbok bisa bantu jika memang diperlukan.” Mbok Ratmi langsung mematikan kompor dan beralih duduk di depan majkannya itu.“Mbok Ratmi, tolong nanti yang bersih-bersih palvilium yang di tempati Amar, dan cari tahu apa saja, Mbok, foto pakai kamera ponsel,” suruh Keyra.“Apa yang harus Mbok, foto Non?”“Apa saja, yang menurut Mbok mencurigakan!” perintah Keyra seraya berbisik.“Hemmm baiklah Non, biasanya
“Dia istriku,” ucap Afnan, lalu meraih tubuh istrinya dan berlari menjauh dari gedung.Keyra tidak sadarkan ketika tubuhnya dibaringkan, denyutnya juga melemah, Afnan semakin khawatir melihat Keyra, dengan cepat Afnan melakukan CPR pada Keyra, beberapa saat kemudian Keyra sadar dan langsung memeluk suaminya itu.“Kak, Star Supermarket...,” tangis Keyra.“Key, kamu harus sabar menghadapi musibah ini,” ucap Afnan seraya memeluk tubuh Keyra, untuk memberi rasa tenang.Beberapa jam berlalu, akhirnya api benar-benar sudah bisa ditaklukan oleh Damkar. Keyra menatap nanar puing-puing bangunan ynag hampir 80 persen sudah hangus terbakar, perlahan air mata mulai membasahi pipinya, mengingat mendiang ayahnya yang membangun penuh perjuangan hingga Star Supermaket berdiri, tapi berakhir sangat mengenaskan seperti ini. Perasaan bersalah mulai menghantui dirinya, tidak bisa menjaga peninggalan Praja.Sementara itu di sebuah apartemen, tiga orang sedang berpesta seakan sedang merayakan sesuatu yan
Afnan pagi–pagi sekali sudah berangkat ke perkebunan, hari ini mesin produksi datang, ia pasti akan sangat sibuk seharian memastikan mesin terpasang dengan benar. Langkah kakinya menuju pabrik yang baru selesai di bangun, disana sudah ada beberapa pegawai yang siap dengan tugasnya.Selama beberapa jam Afnan memberi briefing pada pegawai, setelah itu Afnan kembali mengeliling perkebunan.“Af, tunggu,” panggil Amara berlari kecil menyusul Afnan.“Amar, ada apa?”“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tahu keadaan Keyra, pasti dia terpukul dengan kejadian kemarin, jika dilihat Star Supermarket, habis terbakar.”“Keyra shock, tapi jangan cemaskan, Insya Allah kami akan bisa membangun Star Supermarket lagi.”“Apa kamu perlu bantuanku Af?”Afnan tersenyum hangat, ”Sepertinya tidak perlu Amar. Star Supermarket milik Keyra, biarlah dia yang akan memutuskan ke depannya bagaimana nasib Star Supermarket,” balas Afnan.“Okay.”Tak berselang lama Lathisa datang wajahnya pun tampak khawatir.”Assal
Tepukan tangan tiba-tiba terdengar menggema, seketika Lathisa dan Keyra menoleh ke arah suara.“Sudah kuduga kamu pelakunya Amar,” pekik Keyra. Seraya bangkit dari jongkoknya. Lathisa juga terlihat berdiri walau tubuhnya masih linglung.“Amar, apa yang kamu inginkan dari kami,” sarkas Lathisa.“Aku ingin kalian mati disini, dua orang wanita terjatuh di rooftop akibat berkelahi, skenario yang bagus ‘kan!” Amar mendekati keduanya dengan pisau tajam di tangannya.”Sepertinya kasus itu sangat menarik,” sambungnya pelan, dengan mata pisau yang bersinar tajam.“Kamu menginginkan Kak Afnan, lepaskan Lathisa, dia tidak ada hubungannya dengan masalahmu,” timpal Keyra, dengan menatap tajam Amar yang semakin berjalan mendekat.“Ha...ha... kamu salah Key, justru Lathisalah yang menjadi pesaingku sesungguhnya, karena Afnan itu sebenarnya mencintai Lathisa, apa kamu tidak menyadari tatapan Afnan ketika bertemu Lathisa. Itu tatapan cinta,” ujar Amar dengan sangat yakin.“Aku datang kesini, hanya in
“Gus, bagaimana keadaan Keyra?” Lathisa bertanya pada Afnan yang saat ini berada diluar kamar dimana Keyra dirawat.“Dia sudah sedikit membaik, tapi aku belum mengatakan tentang kondisi sebenarnya, aku masih takut Thisa, berita tentang janinnya yang tidak bisa diselamatkan, dan pengangkatan satu ovariumnya akan membuatnya shock.”Prank!...suara ponsel jatuh. Seketika Afnan dan Lathisa menoleh ke arah suara, mereka terkejut karena disana sudah berdiri Keyra, dengan wajah yang sedih dan mata yang berkaca-kaca.“Apa aku salah dengar Kak, aku salah dengar ‘kan?” Keyra berjalan dengan lutut gemetar mendekati suaminya, tangannya mencengkram kemeja Afnan, air mata luruh.”Ada janin dalam perutku, dan ia tidak bisa diselamatkan, satu ovariumku juga telah hilang?” tanya Keyra suaranya bergetar.“Maaf Key, maaf,” balas Afnan pelan.Permintaan maaf Afnan membuat Keyra histeris.”Apa yang kamu lakukan padaku Kak!” pekiknya sambil kedua tanganya memukul dada Afnan, hingga suaranya melemah dan pin
Keyra masih betah duduk termenung di kursi taman, setelah satu bulan, kejadian di atas rooftop. Keadaan fisiknya semakin membaik, tapi tidak dengan jiwanya, ia begitu rapuh, mengingat calan bayi dalam perutnya tidak dapat diselamatkan, dan satu ovarium yang harus diangkat, hingga kemungkinan memiliki anak hanya 30 persen saja. Keadaan Star Supermarket yang masih terbengkalai, dan yang lebih menyakitkan kenyataan jika Afnan suaminya masih mencintai Lathisa, setidaknya itu yang ada di pikiran Keyra. Pernyataan Afnan tidak membuat Keyra percaya, berkali-klai Afnan mengatakan, jika dirinya yang saat ini ia cintai, tapi entah mengapa bagi Keyra itu hanya untuk menghibur dirinya saja.“Non, ini susu hangat, dan omeletnya, makanlah.” Mbok Sum membawa nampan berisi makanan.Helaan napas berat, terdengar begitu menyayat hati, “Aku wanita yang malang Mbok, apa yang dulu aku banggaan sekarang telah hilang, Star Supermarket, tanah warisan Papi, kesempurnaan seorang wanita, semuanya itu sudah
Afnan menghela napas berat. ”Menurut Dokter, Keyra masih ada kemungkinan bisa hamil walau hanya 30 persen saja, tapi kami akan terus bertawakal dan beriktiar.”“Afnan, aku sudah memutuskan untuk masa depanmu dan masa depan Rafif. Aku tidak setuju Rafif menikahi Lathisa, karena aku sudah terikat janji dengan Kakek Lathisa yang merupakan sahabatku, jika kamu dan Lathisa harus menikah,” ucap Kyai Damarjati. Afnan terkejut, bagaimana mungkin Kakeknya memberi keputusan semudah itu mengenai empat hati yang mungkin akan hancur, dan undangan pernikahan Rafif dan Lathisa juga sudah tersebar walau hanya di kalangan pesantren dan keluarga.“Kakek, tidak mungkin bisa membuat keputusan itu tanpa mempertimbangkan perasan kami.”“Kalian yang telah lancang memutuskan menikah tanpa memberitahukanku dan tanpa persetujuanku, kalian pikir menikah adalah hal biasa dan cuma main-main, aku sangat kecewa dengan keputusanmu yang mendadak menikahi gadis mualaf itu!”“Namanya Keyra,” timpal Afnan.“Jadikan Lat
Belum sempat Afnan berbicara, tiba-tiba muncul, orang tua Lathisa, dengan menelengkupkan kedua tanganya di dada, memohon pada Afnan.“Gus Afnan, tolong menikahlah dengan Lathisa, kami tidak sanggup menahan malu dengan pembatalan pernikahan ini,” ucap pria paruh baya itu. “Iya Gus, lagi pula Lathisa masih sangat mencintai Gus Afnan, aku rasa Lathisa juga setuju dengan keputusan ini,” timpal wanita paruh baya, dengan memohon juga bahkan terlihat menitikan air mata.“Lalu bagaimana dengan Keyra, aku akan berbicara dengannya,” timpal Afnan.“Tidak Afnan, tidak ada waktu untuk menjelaskan, kita akan jelaskan setelah pernikahan selesai, apalagi yang bisa ia berikan sebagai istrimu, lihatlah video ini sungguh perbuatan laknat!” umpat Kyai Damar, masih marah dengan video yang tersebar di media sosial tanpa bisa dicegah.“Mulai detik ini, aku tidak menerima Keyra sebagai menantuku, kamu harus ceriakan dia setelah acara ini selesai!”Perintah Kiai Damarjati bagai sebuah pedang yang menusuk jan