Jenderal Charles Sanjaya akan pulang ke Morenmor.Berita kepulangan putra tunggal Kakek Sanjaya itu merebak cepat dan langsung membuat heboh seisi kota, terutama di kalangan teratas Morenmor. Tak butuh waktu lama, tiba-tiba hampir seluruh jalanan kota berubah menjadi arena festival yang meriah.Setiap keluarga teratas, terutama yang tinggal di sekitar jalan antara gerbang kota dan istana kediaman Keluarga Sanjaya – menghias lingkungan sekitar mansion mereka dengan sangat indah.Mereka bukan hanya menghias lingkungan dengan umbul-umbul dan lampu-lampu beraneka warna, namun juga mengerahkan seluruh pelayan dan pasukan pengawal keluarga untuk berbaris di pinggir jalan – hanya untuk menunjukkan bahwa mereka bersuka cita dengan kepulangan Jenderal yang akan mewarisi tahta Keluarga Sanjaya itu.Sementara di istana Keluarga Sanjaya, suasana justru tidak terlalu meriah.Walaupun Kakek Sanjaya sebenarnya amat gembira dengan kepulangan putra tunggalnya, tapi sepertinya dia juga masih belum bisa
Charles sudah jauh meninggalkan wilayah perbatasan. Dia sengaja memilih melakukan perjalanan lewat darat untuk pulang ke Morenmor. Bukan karena tidak ada helikopter yang mau mengantarnya dan bukan pula karena dia ingin menikmati pemandangan selama perjalanan. Dia sengaja melakukan perjalanan darat untuk memberikan peluang dan godaan yang lebih besar kepada mata-mata dan pengkhianat yang masih tersisa, supaya mau muncul dan melakukan aksi balasan atas pembantaian teman-teman mereka di benteng perbatasan beberapa hari terakhir. Jenderal yang baru mengundurkan diri itu sepertinya ingin memancing dan memusnahkan musuh-musuhnya yang terakhir, sebelum ia menjalani kehidupan sipil yang damai di Morenmor. Saat ini, mobil yang ditumpangi Charles sedang melaju dengan kecepatan konstan, membelah wilayah Gurun Lata yang membentang luas sejauh mata memandang. Di belakangnya, dua buah truk dan dua buah mobil lain yang sama persis seperti mobil yang ditumpanginya – tampak mengikuti dengan patuh.
Sopir-sopir truk itu bukan hanya mencabut besi yang menancap di paha Charles.Mereka juga membawa Jenderal yang tidak sadarkan diri itu ke rumah sakit terdekat.Selain itu, mereka pun pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan pistol dan senapan milik Charles, sekaligus melaporkan peristiwa kecelakaan itu. Beramai-ramai, mereka saling memberi kesaksian bahwa kejadian tersebut murni kecelakaan dan sopir truk yang menjadi penyebab kecelakaan itu pun sudah meninggal dunia terjepit dalam kabin truk yang terguling.Tak lama kemudian, lokasi kejadian sudah ramai oleh polisi dan wartawan serta penduduk sekitar yang penasaran dengan identitas tentara yang menjadi korban kecelakaan itu. Bagaimanapun, tentara adalah satu-satunya jenis manusia yang tidak mungkin celaka di Morenmor – apalagi sampai terluka atau mati!“Apa benar yang menjadi korban adalah tentara?”“Menurut saksi mata, kabarnya yang jadi korban adalah seorang perwira militer!”“Wah, kalau korbannya perwira militer – tak mungkin aka
Edward Sanjaya tiba di rumah sakit setengah jam kemudian.Dia langsung dibawa ke Unit Transfusi Darah untuk menjalani serangkaian uji laboratorium sebelum proses pengambilan darah dilakukan. Semua prosedur dilakukan dengan cepat, bahkan tanpa menunggu hasil uji silang yang baru akan diketahui hasilnya beberapa menit kemudian.Akan tetapi, ternyata semesta berkendak lain.Kondisi Jenderal Charles tiba-tiba menurun drastis dan dokter menyatakan bahwa kemungkinan untuk bertahan hidup semakin menipis – bahkan jika dipaksakan melakukan operasi pada saat itu juga.“Maaf, Tuan Besar. Kondisi Tuan Charles terus menurun, kami tidak mungkin melakukan operasi dalam keadaan seperti ini,” ungkap Leon pada Kakek Sanjaya, setelah berdiskusi dengan dokter ahli yang menangani Charles.“Apa saranmu? Kamu juga seorang dokter 'kan?” tanya Kakek Sanjaya, penuh intimidasi.Leon menggeleng lemah, “Kami sudah melakukan semua yang dapat dilakukan, tapi sepertinya keadaan Tuan Charles sudah terlalu parah. Mung
Jenderal Charles Sanjaya akhirnya meninggal dunia tepat pada saat matahari terbit di ufuk timur. Dia dinyatakan meninggal dunia tidak terlalu lama setelah istri keduanya, Soraya Clint, keluar dari ruang perawatan.Pada saat-saat terakhirnya, dia hanya ditemani oleh Leon dan Kakek Sanjaya.Saat itu, Kakek Sanjaya mengungkapkan rencananya untuk menjodohkan Leon dengan Nova.“Charles, sebelum kamu pergi – aku ingin memberitahumu bahwa aku akan menjodohkan salah satu putrimu dengan Leon. Dia putra angkat Martin, aku harap kamu dapat merestuinya. Dia anak baik dan cerdas, aku percaya – pada saatnya nanti, dia akan dapat membantu Edward menjalankan dan mengembangkan seluruh bisnis keluarga kita!” ujar Kakek Sanjaya.Leon langsung terperangah mendengar ucapan Kakek Sanjaya.Nanti dulu!Ternyata bukan hanya Leon yang terkejut dengan ucapan Kakek Sanjaya itu.Sepertinya Charles juga terkejut!Tiba-tiba saja, semua indikator pada monitor ICU yang terhubung dengan tubuh Charles menunjukkan perge
Lelaki misterius itu memang Martin.Dia sebenarnya sudah hadir dan mengikuti prosesi upacara pemakaman sejak awal.Lelaki setengah tua berlengan tunggal itu bahkan sudah berada di Morenmor sejak kemarin. Hanya saja, dia memang terlambat mengetahui musibah yang menimpa Charles sehingga tidak sempat berbuat apa-apa – padahal, dia sebenarnya memiliki cukup keahlian dalam hal ilmu pengobatan.“Tenanglah. Jangan bangun – tetaplah berlutut dan bersikaplah seolah-olah kita tidak saling kenal. Saat ini, ada banyak mata yang sedang mengawasi. Cepatlah kembali, aku akan menemuimu di rumah sakit!” bisik Martin tanpa menoleh.Dia hanya berdiri di samping Leon tanpa menoleh sedikitpun.Selanjutnya, Martin memberi hormat dengan membungkukkan badan tiga kali ke arah makam, lalu meletakkan karangan bunga kecil di atas pusara Charles – kemudian pergi begitu saja tanpa mempedulikan Leon sama sekali.Tak lama kemudian, dia sudah terlihat meninggalkan pemakanam dengan menumpang sebuah mobil sedan hitam b
Adelia Desplazado adalah sekretaris sekaligus orang kepercayaan Leon. Gadis berwajah bidadari itu yang telah membuat Leon menjadi dewasa sebagai lelaki itu bukan hanya menjadi tangan kanan pemilik Medicamento Hospital semata, melainkan juga telah diakui sebagai setengah dari keberadaan Leon. Kehadiran Adelia adalah kehadiran Leon – lengkap dengan segala kewenangannya! Jangankan orang lain, Leon sendiri bahkan tak pernah mau membantah Adelia, walaupun gadis itu sering kali mencampuri kehidupan pribadinya hingga terlalu jauh. Sepertinya, dia memang sengaja memberikan kewenangan penuh kepada Adelia, untuk mewakili atau mendampingi dirinya dalam segala hal – layaknya seorang istri! Saat ini pun, Adelia berperan mewakili Leon menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dengan kematian Jenderal Charles Sanjaya. Mulai dari tampil di depan para jurnalis untuk memberikan pernyataan publik, hingga menyiapkan laporan resmi bagi pihak militer dan pemerintahan maupun pihak lain yang berkepen
Wajah Adelia memerah seperti kepiting rebus.Dia kemudian mengambil satu amplop laporan hasil tes DNA yang lain dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya kepada Leon seraya berkata, “Ini adalah laporan hasil tes DNA kita. Aku belum berani membukanya.”Leon membuka amplop itu sambil bertanya dengan nada menggoda, “Apakah kamu akan tetap membunuhku kalau ternyata laporan ini menyatakan bahwa kita bersaudara?”Adelia mendengus kasar lalu menjawab dengan nada kesal, “Aku akan membunuhmu jika kamu tidak segera membacanya dan memberitahu aku bagaimana hasilnya!”Leon hanya tertawa mendengar jawaban Adelia.Dia membaca lapoan hasil tes DNA itu dengan teliti, lalu tersenyum lebar.“Bagaimana? Kita tidak ada hubungan darah apapun, ‘kan?” tanya Adelia tak sabar, sementara rasa cemas dan penasaran mebuat wajahnya berubah-ubah warna secara tidak jelas.“Baca sendiri!” jawab Leon sambil menyerahkan hasil tes DNA itu pada Adelia.“Tidak mau. Katakan saja padaku, bagaimana hasilnya – cepat!” pinta Adel
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu
Hari itu, suasana Morenmor terasa tegang.Malam tadi, Gubernur Morgan Hanjaya mengumumkan keadaan bahaya dan penetapan darurat sipil melalui suatu pernyataan resmi yang disiarkan secara langsung oleh seluruh saluran televisi dan radio. Semua akses dari dan ke Morenmor ditutup sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penduduk lokal diminta untuk tidak bepergian ke luar kota, sementara para pelancong dan pendatang diberi waktu 24 jam untuk segera meninggalkan kota. Selain itu, dia juga memanggil seluruh pemimpin dan tokoh penting keluarga-keluarga teratas Morenmor agar berkumpul di Balai Kota.Akibatnya, sejak pagi aula utama Balai Kota Morenmor telah dipenuhi oleh ratusan orang kaya dan berpenguruh dari seluruh penjuru kota.Tokoh-tokoh tua tampak berkumpul di area tersendiri yang terdapat di sebelah kiri panggung utama, berbaur dengan para pejabat dan petinggi militer. Sedangkan di area sebelah kanan, beberapa orang pemuda calon pewaris keluarga teratas terlihat duduk sambil b
Lain Winston, lain pula Duta Besar Bernard.Walaupun sama-sama murka, kedua tokoh penting Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus itu ternyata menyikapi aksi penyerbuan para ahli beladiri Keluarga Sindoro dengan cara yang jauh berbeda.Jika Winston langsung memerintahkan Riana dan anak buahnya untuk bersiap-siap melakukan serangan balasan, maka Bernard Wijaya justru menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya sebagai Duta Besar untuk memasukkan lebih banyak lagi tentara dari Negara Vicinus ke Morenmor – tentu saja dengan menggunakan kejadian aksi penyerangan brutal para ahli beladiri Keluarga Sindoro sebagai alasannya.Dengan dalih untuk menjaga kemanan investasi dan keselamatan tenaga kerja di pabrik obat Sanus Pharmacy dari serangan pihak tak bertanggung jawab sebagaimana yang telah terjadi terhadap kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus, Duta Besar licik itu akhirnya berhasil memperoleh izin resmi dari Pemerintah Pusat Negara Pecunia – untuk mendatangkan dan menempatkan satu batalyon p