Share

Bab 39

Adelia tidak pergi jauh.

Gadis itu bahkan tidak meninggalkan hotel sama sekali. Dia tak tahu harus ke mana dan tak mungkin juga kembali ke Granda Peko.

Adelia sebenarnya hanya berlari masuk ke sebuah toilet yang terdapat di ujung selasar dekat lobby, lalu menangis di dalam. Dia menangis sambil memandang marah ke arah bayangannya sendiri pada sebuah cermin besar yang terdapat di sana.

Dia bahkan bertanya pada bayangangannya, “Kenapa? Kenapa aku hanya bisa menjadi temannya? Dia memang tidak harus mengakuiku sebagai kekasihnya, tapi tidak perlu juga dia mengatakan bahwa aku adalah temannya. Apakah memang orang-orang di sini biasa tidur dengan temannya?”

Tangis Adelia makin menjadi.

Dia bersandar ke dinding sambil sesekali membenturkan kepala ke belakang.

Beberapa saat kemudian Adelia mulai kelelahan sendiri. Dia kemudian duduk di lantai sambil memeluk lutut lalu meneruskan tangisnya dengan membenamkan wajah di antara kedua lengannya yang terlipat di atas lutut.

Adelia menangis entah bera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status