Share

Bab 33

Author: JQ Hamdani
last update Last Updated: 2023-07-15 07:50:10
Menurut catatan rumah sakit, Gloria Desplazado meninggal 23 tahun yang lalu.

Jika Adelia mengaku bahwa Gloria sudah meninggal sebelum dia dilahirkan, maka usia Adelia tidak mungkin lebih dari 23 tahun. Artinya, besar kemunginan Adelia tidak tahu apa-apa tentang peristiwa yang terjadi pada 23 tahun silam.

Leon menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan gundah.

Ternyata, menguak tabir rahasia masa lalu memang bukanlah pekerjaan mudah.

Namun, Leon tak berniat menyerah – apalagi setelah ia melangkah hingga sejauh ini.

Jika Adelia tak tahu, bukan berarti orang lain juga tak tahu.

“Selain kamu, masih adakah anggota Keluarga Desplazado yang lain? Semakin tua akan semakin baik,” tanya Leon, mencoba menguji peruntungannya.

Bingo …!!!

Keberuntungan ternyata masih menyertai Leon.

Adelia mengangguk dan menjawab, “Masih! Selain aku, masih ada Ibu dan Nenek.”

Leon bertanya lagi, “Bagus! Kalau boleh saya tahu, apa hubungan ibu dan nenekmu dengan Gloria?”

Adelia menjawab, “Bibi Glori
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 34

    Pagi menjelang. Matahari mulai menyunggingkan senyum hangat di ufuk timur. Cahayanya lembut menembus kaca jendela sebuah kamar di lantai atas Wisma Adulterium, mengiringi semilir embusan angin pagi yang sejuk, menyapa ramah seorang pemuda tampan bertubuh tinggi besar – yang tengah terpekur menyesali diri. Leon duduk menjuntai di tepi ranjang tanpa pakaian, selain selembar selimut tebal yang ujungnya ditarik sedemikian rupa untuk menutupi setengah bagian bawah tubuhnya. Sementara di belakangnya, Adelia tampak masih terlelap di bawah hamparan selimut yang sama. Tanpa terasa, pagi makin meninggi. Beberapa menit berlalu tanpa suara, kecuali dengkuran lembut Adelia yang bercampur dengan embusan napas berat Leon yang terdengar semakin putus asa. “Adelia … Adelia!” “Hhmmm …” “Bangun,” pinta Leon sambil mengguncang bahu Adelia. Adelia membuka matanya sekilas sambil menggeliatkan tubuhnya dengan gerakan malas yang mengundang. Dia melirik jam besar yang tergantung di dinding lalu kemb

    Last Updated : 2023-07-16
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 35

    Ruang makan Wisma Adulterium terbilang cukup luas. Sebuah meja panjang terbuat dari kayu kuno berwarna cokelat kehitaman tampak angker di tengah ruangan. Dua belas buah kursi yang sama bentuk dan ukurannya terdapat pada masing-masing sisi kanan dan kiri meja panjang itu. Sedangkan di kepala meja, ada sebuah kursi utama yang ukurannya lebih besar dan lebih tinggi. Adelia duduk di kursi pertama deretan sebelah kanan, bersebelahan dengan Leon. Di hadapan mereka, duduk seorang perempuan setengah baya yang wajahnya mirip dengan Adelia. Dia adalah Victoria Desplazado, ibu kandung Adelia. Di samping kiri Victoria, tepatnya di kursi utama yang terletak di kepala meja, tampak seorang perempuan tua berambut putih keperakan yang disanggul tinggi di atas kepala. Perempuan tua yang duduk dengan sikap anggun yang penuh intimidasi itu adalah Isabela Desplazado, neneknya Adelia. Dia adalah pemimpin Keluarga Desplazado. Keluarga Desplazado sendiri sebenarnya berasal dari Kota Gauri. Ratusan tahu

    Last Updated : 2023-07-16
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 36

    Victoria memandangi Leon dengan tatapan rumit.Senyum getir di bibirnya masih terlihat, bahkan tampak jauh lebih getir lagi. Sepasang matanya yang sejak tadi memang sudah mulai menitikkan air mata, kini mengalirkan lebih banyak lagi butiran-butiran bening penyayat hati itu.“Kenapa kamu ingin tahu?” tanya Victoria pada Leon.Leon menjawab gugup, “Karena … saya menduga, bahwa saya – adalah dia!”Victoria tersenyum lagi.Masih getir, walaupun sudah tak segetir tadi.Dia mengusap air matanya dan berkata, “Seandainya dugaanmu benar, mungkin aku adalah orang yang akan paling berbahagia. Tapi, dugaan saja – sama sekali tak cukup!”Leon terdiam.Dia bukan tidak tahu bahwa dugaan semata memang sama sekali tidak cukup untuk menguak rahasia masa lalu. Tapi yang dia punya saat ini – hanya dugaan!Hanya dugaan itulah satu-satunya harapannya saat ini.Setidaknya, dugaan itu mampu memberi arah pada pencariannya saat ini – walaupun mungkin bukan arah yang benar sama sekali!Leon menatap sepasang Vic

    Last Updated : 2023-07-17
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 37

    Isabela mengerti maksud Victoria.Dia sangat memahami apa yang dirasakan oleh ibu kandung Adelia itu.Tak mungkin Victoria sanggup menghancurkan hati putrinya sendiri.Akan tetapi, lebih tidak mungkin lagi bagi Victoria untuk membiarkan Adelia terlibat dalam hubungan sedarah!“Duduklah. Kita sudah sampai di sini, tak mungkin untuk mundur lagi ke belakang!” ujar Isabela tegas penuh wibawa.Victoria menurut.Dia kembali ke kursinya lalu duduk diam sambil menundukkan kepala.Tetes-tetes air mata yang menetes deras dan langsung jatuh ke pangkuannya lewat ujung hidung, jelas menunjukkan bahwa ibu kandung Adelia itu sudah kembali tenggelam dalam kesedihan yang tak berkesudahan.“Baiklah. Adelia, Leon, kami tidak akan melarang kalian berhubungan. Tapi, seluruh dunia mungkin akan mengutuk kita seumur hidup – jika ternyata kalian sebenarnya adalah adik dan kakak. Bahkan, mungkin kita tidak akan bisa mati dengan tenang!” ujar Isabela menyampaikan apa yang sebenarnya tadi ingin dikatakan oleh Vi

    Last Updated : 2023-07-17
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 38

    Leon pulang ke Morenmor pada hari itu juga. Dia membawa sampel darah dan beberapa helai rambut Victoria. Victoria yang memintanya untuk melakukan tes DNA secepatnya. Dia bahkan menyuruh Adelia untuk mengantarkan Leon hingga ke rumah sakit Medicamento Hospital. Lebih dari itu, dia juga melarang Adelia pulang tanpa membawa hasil tes itu. Padahal, proses tes DNA dapat memakan waktu antara dua hingga lima hari. “Bagaimana ini? Hasil tesnya baru keluar tiga hari lagi,” tanya Leon, terdengar agak gundah. “Tidak apa-apa, aku bisa menginap di hotel. Kalau mau, kamu boleh menemani. Sebelum terbukti bahwa aku adalah adikmu, aku tetap milikmu seutuhnya!” jawab Adelia, nakal seperti biasa. Leon sedikit terperangah mendengar ucapan Adelia. Walaupun terdengar seperti bercanda, dia cukup tahu bahwa Adelia serius dengan ucapannya. “Jangan sembarangan bicara. Kamu akan menyesal jika ternyata aku memang benar-benar kakak kandungmu!” tukas Leon, tak ingin terjebak kenakalan Adelia. “Tapi masih ad

    Last Updated : 2023-07-18
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 39

    Adelia tidak pergi jauh.Gadis itu bahkan tidak meninggalkan hotel sama sekali. Dia tak tahu harus ke mana dan tak mungkin juga kembali ke Granda Peko.Adelia sebenarnya hanya berlari masuk ke sebuah toilet yang terdapat di ujung selasar dekat lobby, lalu menangis di dalam. Dia menangis sambil memandang marah ke arah bayangannya sendiri pada sebuah cermin besar yang terdapat di sana.Dia bahkan bertanya pada bayangangannya, “Kenapa? Kenapa aku hanya bisa menjadi temannya? Dia memang tidak harus mengakuiku sebagai kekasihnya, tapi tidak perlu juga dia mengatakan bahwa aku adalah temannya. Apakah memang orang-orang di sini biasa tidur dengan temannya?”Tangis Adelia makin menjadi.Dia bersandar ke dinding sambil sesekali membenturkan kepala ke belakang.Beberapa saat kemudian Adelia mulai kelelahan sendiri. Dia kemudian duduk di lantai sambil memeluk lutut lalu meneruskan tangisnya dengan membenamkan wajah di antara kedua lengannya yang terlipat di atas lutut.Adelia menangis entah bera

    Last Updated : 2023-07-18
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 40

    “Apakah mereka mati?”Adelia bertanya dalam hati ketika Martin menariknya keluar dari Toilet.Awalnya dia berjalan mengikuti Martin sambil memejamkan mata. Akan tetapi ketika langkah kakinya tersandung sesuatu yang berat, dia terpaksa membuka mata.Dia langsung bergidik ngeri saat melihat bahwa kakinya ternyata telah tersandung pada sesosok tubuh lelaki tanpa celana. Selain itu, tiga sosok tak bercelana yang lain juga terlihat bergelimpangan tak beraturan di lantai toilet – tak jauh dari sosok yang pertama.Adelia langsung membuang muka.Setengah berlari, dia kemudian menyusul Martin yang sudah lebih dulu berada di luar Toilet.Beberapa saat kemudian, Martin dan Adelia sudah tampak duduk di dalam sebuah mobil sedan berbadan lebar warna hitam mengkilap. Bukan mobil mewah, tapi cukup mahal – sehingga tak harus selalu mengalah di jalan.Martin mengemudikan mobilnya perlahan meninggalkan kawasan hotel murahan di pinggiran Morenmor itu, sementara Adelia duduk di sebelahnya dengan air muka

    Last Updated : 2023-07-19
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 41

    Adelia sudah pingsan selama dua hari.Selama dia pingsan, setengah Morenmor tenggelam dalam kekacauan.Kekacauan itu berawal dari sosok Martin yang marah dan kemudian kembali ke hotel murahan tempat Adelia dilecehkan. Sendirian, lelaki tua dengan kemampuan beladiri di luar nalar itu mengamuk dan mengahancurkan benda apa saja yang dilihatnya di hotel itu.Tak peduli apakah itu tamu atau karyawan hotel, semua orang yang berada di hotel itu – terkena imbas dari kemarahannya. Bahkan, orang-orang bodoh yang karena kebodohannya sengaja datang untuk menonton, juga tak luput dari kemarahan Martin.Yang paling ringan adalah ditempeleng sambil dicaci maki, sedangkan yang terparah adalah terpaksa harus mengalami patah tulang atau muntah darah. Tidak ada seorangpun yang dibunuh, walaupun sebagian besar dari orang-orang itu meratap dan memohon – agar diberi kematian yang cepat!Martin sepertinya benar-benar kalap.Dia tak pernah begini sebelumnya.Terakhir dia menggila seperti ini adalah 25 tahun

    Last Updated : 2023-07-20

Latest chapter

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 218

    Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 217

    Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 216

    Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 215

    Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 214

    Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 213

    Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 212

    Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 211

    Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 210

    Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama

DMCA.com Protection Status