Para pengawal Keluarga Sanjaya memang memilih untuk tidak mengejar kelima ahli beladiri yang kabur itu. Selain karena tidak berani bertindak berlebihan tanpa perintah Martin, mereka juga terlalu khawatir melihat keadaan rekan mereka yang pingsan tak sadarkan diri karena terkena pisau beracun milik pembunuh bayaran bawahan Rudolf.Setelah memberi pertolongan pertama pada anggotanya yang terluka karena pisau beracun, komandan pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya segera menghubungi Martin.“Mohon maaf, Tuan. Kami tidak dapat menghindari perseteruan dengan para pengawal Nyonya Pamela. Satu orang anggota kita terluka parah karena tidak sengaja terkena pisau beracun milik anak buah Rudolf. Selain melukai anggota kita, pisau beracun lain yang juga dilemparkan oleh anak buah Rudolf itu telah melukai seorang pengawal pribadi Nyonya Pamela. Saat ini, seluruh anak buah Rudolf telah dilumpuhkan dengan empat orang di antaranya meninggal dunia. Salah satunya adalah orang yang melempar pisau ber
Suara gemuruh di langit Granda Peko terdengar semakin dekat. Saat suara gemuruh itu terdengar sudah sangat dekat, Adelia baru menyadari bahwa suara itu berasal dari sebuah helikopter besar yang terbang rendah tepat di atas Wisma Adulterium. Helikopter itu melayang rendah tanpa peduli bahwa embusan angin dari baling-balingnya telah menerbangkan begitu banyak genteng bangunan wisma dan berbagai benda lain yang tak cukup berat untuk bertahan pada posisinya. Adelia bergegas keluar dan berdiri di balkon kamarnya. Rambutnya yang panjang tampak berkibar tertiup angin, searah dengan lambaian gaun tidurnya yang kini benar-benar mencetak hampir seluruh lekuk tubuhnya dengan sempurna. Sementara di bawah, semua orang terlihat bersusah payah menengadahkan kepala dan berusaha mengenali identitas helikopter yang telah membuat kegaduhan di pagi buta itu. Ternyata, helikopter itu adalah milik Keluarga Sanjaya! Pintu helikopter itu terbuka di kedua sisinya, menampakkan beberapa lelaki berpakaian s
Mati mengenaskan tanpa jasad utuh?Itu bukan ancaman, tetapi sebuah penghinaan!Siapa pun yang pernah berkecimpung di dunia beladiri pasti mengerti bahwa kalimat itu adalah penghinaan terbesar yang paling pantang untuk diucapkan kepada para petarung dan ahli beladiri!Sean bukan orang baru di dunia beladiri.Dia adalah yang terbaik dan paling berpengalaman di antara semua ahli beladiri Keluarga Atmaja. Jago tua itu tentu tak mungkin akan terus berdiam diri jika dihina dan direndahkan di muka umum, apalagi oleh seorang pemuda yang menurutnya tidak memiliki nama besar dan reputasi apa pun!“Jangan berlebihan, Anak Muda. Apakah kamu tidak melihat tumpukan mayat di depan? Mereka adalah bukti nyata bahwa kami tidak sungguh-sungguh ingin menindas Keluarga Desplazado pada hari ini. Jika kami memang berniat melenyapkan Keluarga Desplazado, perempuan tua itu pasti sudah bergabung dengan tumpukan mayat di depan sana. Kami hanya memberi sedikit pelajaran kepada Nyonya tua itu, tidak seharusnya k
Sean akhirnya menyerah setelah bertarung selama hampir dua jam tanpa jeda.Hampir tak ada luka yang menghiasi tubuh kurusnya. Namun, keberanian dan semangat tempurnya telah tergerus habis hingga nyaris tak bersisa sedikit pun. Hati dan pikirannya hancur berantakan dihantam oleh suara lolongan teman-temannya, yang memohon untuk segera dibunuh karena tak sanggup lagi menahan penderitaan dan rasa sakit yang sudah jauh melampaui batas toleransi petarung dan ahli beladiri mana pun!Jago tua itu menyerah bukan karena tak mampu melawan.Dia menyerah karena tak sanggup menyaksikan penderitaan dan penghinaan yang dialami oleh teman-temannya sesama ahli beladiri. Bagaimanapun, dia sudah cukup berumur untuk sekedar mengetahui bahwa keempat saudara seperjuangannya itu kini telah menjadi orang-orang cacat tanpa masa depan sama sekali.“Cukup, saya menyerah!” teriak Sean seraya menjatuhkan diri, berlutut dan menanggalkan seluruh harga dirinya sebagai seorang ahli beladiri papan atas.Lucas tersenyu
Leon tidak langsung membawa Adelia ke Morenmor.Dia justru mengajak gadis itu ke vila rahasia di pinggiran Granda Peko untuk menemui Martin.Namun, dia tidak membawa Adelia ke telaga tersembunyi di belakang vila seperti yang biasa dilakukannya ketika berkunjung untuk berlatih ilmu beladiri. Dia justru mengajak gadis berparas bidadari itu masuk ke bagian dalam vila dan langsung naik ke lantai atas.Ada banyak kamar di lantai atas, namun hanya dua yang pintunya tampak terbuka.Leon mengajak Adelia masuk ke salah satunya dan berkata, “Ini kamar kamu dan kamar sebelah untukku. Tuan Martin menyuruh kita tinggal di sini untuk sementara waktu, setidaknya sampai keadaan sudah agak tenang. Dia sendiri baru akan datang nanti siang, masih banyak waktu untuk istirahat dan membersihkan diri. Jika kamu membutuhkan sesuatu, aku ada di kamar sebelah.”Adelia menggeleng pelan lalu menjawab, “Aku tidak membutuhkan apa-apa. Kalaupun ada yang aku inginkan, aku hanya ingin kamu tetap di sini.”Leon terdia
Keluarga Atmaja bukanlah keluarga teratas biasa.Selain kaya raya, Keluarga Atmaja juga dikenal sebagai keluarga ahli beladiri yang tangguh. Walaupun sebagian besar masih belum dapat digolongkan sebagai ahli, tetapi hampir semua pelayan dan pengawal keluarga tersebut menguasai ilmu beladiri. Delapan ahli beladiri yang selama beberapa waktu terakhir ditempatkan di kediaman Pamela adalah yang terbaik dan terkuat di antara seluruh pelayan dan pengawal keluarga itu.Namun, delapan orang pengawal terbaik Keluarga Atmaja itu tak pernah ada yang kembali.Bahkan menurut rumor yang beredar, mereka semua telah dikalahkan oleh para pengawal khusus Keluarga Sanjaya.Enam orang di antara para ahli beladiri papan atas itu dikabarkan telah meninggal dunia. Satu orang ditemukan tewas terkena pisau beracun di tengah Hutan Mors, tak jauh dari kediaman Pamela. Sementara, lima orang lainnya meninggal dunia setelah kalah dalam pertarungan sengit melawan delapan orang anggota pasukan khusus pengawal Keluar
Kakek Sanjaya terdiam cukup lama.Ucapan Martin mengingatkan lelaki tua kaya raya itu pada sumpah Leon setahun yang lalu.Waktu itu, Leon berjanji untuk melindungi tahta Keluarga Sanjaya dengan nyawanya sampai cucu lelaki Kakek Sanjaya yang hilang 24 tahun lalu berhasil ditemukan.Mungkinkah Martin juga mengetahui tentang sumpah Leon itu?Kakek Sanjaya memandang Martin dengan tatapan curiga seraya bertanya, “Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa suatu saat nanti Keluarga Sanjaya akan sangat mengandalkan Leon dan Adelia? Apakah kamu mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui?”Martin menjawab lirih, “Saya tidak bermaksud apa-apa, Tuan Besar. Namun, saat ini tidak seorang pun dari generasi muda Keluarga Sanjaya yang dapat diandalkan. Status Leon hanyalah cucu angkat, tetapi justru dia yang paling peduli pada kelangsungan dan keselamatan Keluarga Sanjaya. Sementara yang lain, mereka justru sibuk berebut harta dan mengalihkan kekakayan sambil bersiap menyelamatkan diri sendiri jika suatu sa
Suasana mendadak hening selama beberapa saat. Tak seorang pun bersuara, sementara malam beranjak semakin tinggi seiring desir angin yang berembus dingin.Adelia masih tertunduk dengan wajah memerah.Sementara di sebelahnya, Leon tampak seperti sedang berpikir keras.“Ada apa? Apakah kalian keberatan?” tanya Martin memecah kesunyian.Mendengar pertanyaan Martin, Adelia tampak menggeleng tanpa mengangkat wajah. Samar-samar terdengar suaranya menjawab pelan, “Saya tidak punya hak untuk memutuskan, Tuan. Semua tergantung Leon. Jika dia setuju, maka saya tidak akan menolak. Sebaliknya, saya juga tidak akan memaksa jika dia keberatan.” Leon langsung terhenyak mendengar ucapan Adelia.Dia kemudian memegang dagu gadis berparas bidadari itu, lalu mengangkatnya hingga kedua pasang mata mereka saling bertatapan dalam dua buah garis lurus yang sejajar.“Kamu ingin aku setuju atau menolak?” tanya Leon setengah menggoda.Adelia menjawab tegas, “Aku sudah menjadi milikmu, apa pun jawabanku tentu