Share

Bab 143

Mobil golf itu melaju lagi.

Kedua penumpangnya tak banyak bicara lagi.

Leon lebih banyak berkonsentrasi pada jalanan yang mereka lalui.

Sebaliknya, Soraya masih menikmati kebahagiaan yang terus menjalar hangat dalam hatinya. Rasa hangat yang murni tanpa prasangka, menghapus semua kebencian dan kebekuan yang menggumpal dalam dada. Terus tumbuh tak terkendali, mengubah segala murka dan amarah menjadi kasih sayang yang tulus tanpa batas.

Mungkinkah Leon benar-benar anak kandungnya?

Mengapa rasa ini begitu murni dan tulus?

Soraya menghela napas panjang lalu mengembuskannya ringan. Lega dan tanpa beban, seakan menghapus seluruh keraguan di dalam hati.

Sekali lagi, dia menatap wajah Leon.

Mencoba mencari sedikit kemiripan dengan wajahnya atau wajah mendiang suaminya.

“Siapa yang memberi nama Leon padamu?” tanya Soraya lirih, mencoba menggali masa lalu Leon.

Leon mengangkat bahu seraya menggeleng lalu menjawab lemah setengah berbisik, “Saya tidak tahu, mungkin Ibu pengurus Panti Asuhan. Saya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status