Leon tidak membuang waktu. Dia segera mengunjungi mansion mewah tempat kediaaman pribadi Pamela Atmaja di bukit Desperato pada keesokan harinya, bersama delapan orang pengawal khusus Keluarga Sanjaya. Persis seperti dugaannya, Pamela terlihat sudah menunggu. Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu menyambut kedatangan anak tirinya sambil mengembangkan senyum ramah yang entah asli atau hanya berpura-pura. “Masuklah, aku sudah menunggumu!” ajak Pamela, ramah dan hangat. Leon menyahut sopan, “Terima kasih, Nyonya.” Selanjutnya, mereka pergi ke sebuah gazebo di samping kolam besar di taman belakang. Suara gemuruh air terjun yang jatuh dari puncak tebing buatan setinggi hampir empat meter yang terdapat di sisi belakang kolam itu cukup menjadi jaminan bahwa obrolan mereka tidak akan dapat didengar oleh orang lain. “Kalau aku tidak salah duga, kedatanganmu ke sini pasti ada kaitannya dengan Soraya. Apakah benar begitu?” tebak Pamela santai, membuka obrolan. “Bisa dibilang b
Musuhnya musuhmu adalah temanmu!Sepertinya, Pamela sangat memahami makna prinsip itu.Dia tahu bahwa dendam Keluarga Desplazado terhadap Soraya sudah mengakar hingga ke tulang, tentu tak perlu banyak upaya untuk membuat dendam itu menjadi perseteruan berdarah atau bahkan perang terbuka.Namun, saat ini Soraya sedang ditahan di istana Keluarga Sanjaya. Artinya, janda kedua Jenderal Charles Sanjaya itu berada di bawah perlindungan dan tanggung jawab keluarga teratas Morenmor itu. Tentu tak akan mudah untuk menyentuhnya begitu saja.Sementara di sisi yang berbeda, Pamela harus menjaga agar jangan sampai ada petunjuk apa pun yang akan menjadi bukti keterlibatannya dalam masalah itu.Bagaimanapun, setelah berhasil menyingkirkan Soraya, dia masih harus tampil sebagai pahlawan yang akan memperkenalkan dan mengantarkan Leon untuk menduduki tahta Keluarga Sanjaya. Bukan hanya itu, dia pun masih harus mengambil alih dan menguasai sebagian harta kekayaan keluarga teratas Morenmor itu sebagai ja
Rencana Pamela memang terdengar sempurna.Namun, Isabela justru merasa ada bahaya besar yang mengintai dari balik rencana yang kelihatannya sangat sempurna itu. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung mengundang seluruh tetua dan anggota utama Keluarga Desplazado untuk mengadakan pertemuan guna membahas rencana yang diajukan oleh Pamela.Semua orang diundang, kecuali Adelia.Isabela khawatir jika Adelia akan membocorkan masalah ini kepada Leon. Bagaimanapun, saat ini Soraya sedang berada di bawah perlindungan dan pengawasan cucu angkat Kakek Sanjaya itu.Begitu saja, pertemuan keluarga Desplazado akhirnya digelar tanpa kehadiran Adelia.George Desplazado adalah orang yang paling banyak bicara dalam pertemuan itu. Seperti biasa, keserakahan dan kesombongan selalu menghiasi setiap kalimat yang diucapkan oleh lelaki tua berambut putih keperakan itu.“Menurutku, kekuasaan dan pengaruh Keluarga Sanjaya pada saat ini sudah tidak sekuat dulu. Kedatangan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus yang
Isabela Desplazado sudah menyatakan keputusannya. Selain memutuskan untuk tetap membalaskan dendam kematian Gloria 24 tahun silam kepada Soraya Clint, pemimpin Keluarga Desplazado itu juga memutuskan untuk melawan Pamela Atmaja. Artinya, Keluarga Desplazado akan bermusuhan dengan Keluarga Sanjaya dan Keluarga Atmaja secara sekaligus di saat yang sama! Seperti membenturkan telur pada batu, mungkin itu adalah perumpamaan yang paling tepat untuk menggambarkan betapa gilanya keputusan Isabela! Namun, Isabela tampak percaya diri dengan keputusannya. Tanpa keraguan sedikitpun, dia memerintahkan Rudolf untuk mengatur orang agar mengawasi Pamela secara diam-diam. Lebih dari itu, dia bahkan berencana untuk mendahului melenyapkan menantu pertama Kakek Sanjaya itu. Sepertinya, sebentar lagi Keluarga Desplazado akan berperang habis-habisan melawan Keluarga Sanjaya, Keluarga Atmaja dan Keluarga Clint! Suasana pun mendadak tegang dan mencekam. Tak seorang pun berani angkat suara. Semua tengge
Delapan sosok bayangan yang sedang bergegas menuruni bukit Desperato itu adalah para pengawal tersembunyi Keluarga Atmaja. Pamela harus memohon secara khusus kepada ayahnya, Brian Atmaja, agar diperbolehkan untuk menggunakan jasa kedelapan orang pengawal terkuat Keluarga Atmaja itu. Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu sengaja mendatangkan delapan orang ahli beladiri tersebut untuk menculik Soraya dari istana Keluarga Sanjaya. Pada awalnya, delapan orang ahli beladiri itu akan ditugaskan membantu Keluarga Desplazado menghadapi pengawal Keluarga Sanjaya ketika rencana untuk menghabisi Soraya benar-benar jadi dilaksanakan. Akan tetapi, tugas dan misi mereka langsung berubah total ketika Keluarga Desplazado ternyata justru mengirim puluhan orang preman ke Bukit Desperato untuk menyerang Pamela. Misi mereka saat ini adalah memberi pelajaran keras pada para preman bertampang sangar itu! Tepat pada saat semburat merah di kaki langit sebelah barat sudah hilang sepenuhnya, k
Para pengawal Keluarga Sanjaya memang memilih untuk tidak mengejar kelima ahli beladiri yang kabur itu. Selain karena tidak berani bertindak berlebihan tanpa perintah Martin, mereka juga terlalu khawatir melihat keadaan rekan mereka yang pingsan tak sadarkan diri karena terkena pisau beracun milik pembunuh bayaran bawahan Rudolf.Setelah memberi pertolongan pertama pada anggotanya yang terluka karena pisau beracun, komandan pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya segera menghubungi Martin.“Mohon maaf, Tuan. Kami tidak dapat menghindari perseteruan dengan para pengawal Nyonya Pamela. Satu orang anggota kita terluka parah karena tidak sengaja terkena pisau beracun milik anak buah Rudolf. Selain melukai anggota kita, pisau beracun lain yang juga dilemparkan oleh anak buah Rudolf itu telah melukai seorang pengawal pribadi Nyonya Pamela. Saat ini, seluruh anak buah Rudolf telah dilumpuhkan dengan empat orang di antaranya meninggal dunia. Salah satunya adalah orang yang melempar pisau ber
Suara gemuruh di langit Granda Peko terdengar semakin dekat. Saat suara gemuruh itu terdengar sudah sangat dekat, Adelia baru menyadari bahwa suara itu berasal dari sebuah helikopter besar yang terbang rendah tepat di atas Wisma Adulterium. Helikopter itu melayang rendah tanpa peduli bahwa embusan angin dari baling-balingnya telah menerbangkan begitu banyak genteng bangunan wisma dan berbagai benda lain yang tak cukup berat untuk bertahan pada posisinya. Adelia bergegas keluar dan berdiri di balkon kamarnya. Rambutnya yang panjang tampak berkibar tertiup angin, searah dengan lambaian gaun tidurnya yang kini benar-benar mencetak hampir seluruh lekuk tubuhnya dengan sempurna. Sementara di bawah, semua orang terlihat bersusah payah menengadahkan kepala dan berusaha mengenali identitas helikopter yang telah membuat kegaduhan di pagi buta itu. Ternyata, helikopter itu adalah milik Keluarga Sanjaya! Pintu helikopter itu terbuka di kedua sisinya, menampakkan beberapa lelaki berpakaian s
Mati mengenaskan tanpa jasad utuh?Itu bukan ancaman, tetapi sebuah penghinaan!Siapa pun yang pernah berkecimpung di dunia beladiri pasti mengerti bahwa kalimat itu adalah penghinaan terbesar yang paling pantang untuk diucapkan kepada para petarung dan ahli beladiri!Sean bukan orang baru di dunia beladiri.Dia adalah yang terbaik dan paling berpengalaman di antara semua ahli beladiri Keluarga Atmaja. Jago tua itu tentu tak mungkin akan terus berdiam diri jika dihina dan direndahkan di muka umum, apalagi oleh seorang pemuda yang menurutnya tidak memiliki nama besar dan reputasi apa pun!“Jangan berlebihan, Anak Muda. Apakah kamu tidak melihat tumpukan mayat di depan? Mereka adalah bukti nyata bahwa kami tidak sungguh-sungguh ingin menindas Keluarga Desplazado pada hari ini. Jika kami memang berniat melenyapkan Keluarga Desplazado, perempuan tua itu pasti sudah bergabung dengan tumpukan mayat di depan sana. Kami hanya memberi sedikit pelajaran kepada Nyonya tua itu, tidak seharusnya k