Edward kembali ke kantornya di New Fornicatio Hotel dengan pikiran dan perasaan kacau balau.Walaupun tidak percaya sama sekali pada laporan hasil tes DNA yang ditunjukkan oleh Adelia, dia tetap khawatir jika masalah ini akan mempengaruhi perjalanannya menuju tahta Keluarga Sanjaya. Apalagi, dia juga cukup dapat merasakan bahwa hubungannya dengan Kakek Sanjaya pada beberapa waktu belakangan ini memang kurang harmonis.Dia masih ingat betul bagaimana pemimpin Keluarga Sanjaya itu pernah menunjukkan kemarahan dan rasa tidak suka terhadap dirinya secara terbuka di depan seluruh anggota keluarga. Waktu itu, Kakek Sanjaya bahkan lebih memilih untuk menyerahkan cincin kebesaran Keluarga Sanjaya kepada Leon ketimbang kepada dirinya.Edward sadar, posisinya sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya memang mulai goyah sejak saat itu!Mengingat semua itu, tiba-tiba saja kebenciannya terhadap Leon meningkat beberapa kali lipat hingga cukup untuk menyingkirkan hati Nurani dan akal sehatnya.“Tidak ada j
Soraya bukan tidak tahu perkembangan.Sebagai orang yang paling bertanggung jawab menjadikan Edward sebagai cucu Kakek Sanjaya, dia tentu sudah memperhitungkan bahwa suatu hari perbuatannya akan terungkap. Namun, dia tidak pernah menduga bahwa hari itu akan tiba sebelum dia berhasil menancapkan pengaruhnya di Keluarga Sanjaya secara luas dan mendalam.Sejauh ini, dengan statusnya sebagai istri kedua mendiang Jenderal Charles Sanjaya, dia baru bisa mempengaruhi sebagian kecil pengawal dan pelayan di istana kediaman Keluarga Sanjaya. Selain itu, ada juga beberapa anggota keluarga utama dan keluarga cabang yang sudah menyatakan dukungan terhadapnya.Tentu saja, status Edward sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya yang diyakini akan menjadi pengganti Kakek Sanjaya di kemudian hari, juga merupakan pertimbangan utama yang menyebabkan para pelayan dan pengawal serta beberapa anggota keluarga utama dan keluarga cabang itu bersedia untuk memberikan dukungannya.Namun, beberapa pada bulan terakhir,
Soraya sudah tahu bahwa Edward bukan lagi Tuan Muda Keluarga Sanjaya. Dia bahkan juga tahu bahwa Leon adalah orang yang ditugaskan untuk menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan pencabutan status Edward sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya, termasuk aset dan kepemilikan lain yang selama ini berada di tangan mantan tuan muda itu. Sesungguhnya Soraya cukup sadar bahwa Edward sudah tidak berguna lagi untuk menunjang rencananya menguasai kekayaan Keluarga Sanjaya. Dia bahkan sudah berencana untuk menghabisi Edward! Namun, dia terpaksa menunda rencananya karena anak yang telah dia rawat selama 24 tahun itu ternyata masih dapat dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan musuh bebuyutan Keluarga Sanjaya. Bagaimanapun, bekerjasama dengan Keluarga Wijaya tentu merupakan strategi terbaik untuk bisa menyerang dan menjatuhkan Keluarga Sanjaya! Walaupun dia tidak terlalu yakin bahwa penikahan antara Edward dengan Grace akan dapat terlaksana, dia tetap percaya bahwa pertemuan antara diri
Pintu lift terbuka di lantai 26. Donald memimpin keluar dari lift. Di belakangnya, Duta Besar Bernard dan Grace mengikuti dengan menampilkan wajah datar yang nyaris tanpa ekpsresi. Sementara, Soraya dan Edward menjadi orang terakhir yang meninggalkan lift. Keduanya berjalan dengan langkah angkuh, seolah mereka masih mewakili kebesaran nama Keluarga Sanjaya. Suasana di lantai 26 hotel Grand Pactum sangat sepi. Hanya ada enam kamar di lantai itu dan semuanya merupakan suite room dengan harga sewa per malam yang tingginya hampir menyundul langit. Padahal, fasilitasnya nyaris tak ada bedanya dengan suite room di hotel lain. Namun, siapa juga yang datang ke hotel Grand Pactum untuk bersenang-senang? Kalaupun ada yang datang untuk bersenang-senang, paling-paling hanya untuk berselingkuh dan tak akan pernah lebih dari semalam atau dua malam saja! Selebihnya, hampir semua orang yang datang ke hotel Grand Pactum pasti memiliki tujuan yang tidak sederhana. Bahkan, konspirasi bisa dianggap
Edward terlihat sangat kesal.Dia telah berusia 24 tahun saat ini, bukan anak kecil lagi.Padahal, pertemuan hari ini dilakukan untuk membahas rencana perjodohannya. Namun, dia dan Grace justru dianggap sebagai anak kecil dan tidak diajak bicara sama sekali. Bagaimana mungkin dia akan diam saja diperlakukan seperti itu?Tentu tidak!Bagaimanapun, dia dan Grace belum saling mengenal.Edward bahkan belum pernah bertemu dengan Grace sebelumnya.Dia bersedia untuk dijodohkan dengan Grace karena perjodohan itu adalah syarat yang harus dia penuhi agar Bernard mau mengerahkan petarung terbaik Negara Vicinus untuk melenyapkan Leon.Namun, apa yang terjadi?Tiba-tiba saja Bernard dan Soraya sudah sepakat untuk mengadakan pesta pertunangan, tanpa membahas masalah melenyapkan Leon sedikt pun. Lebih parah lagi, kedua orang itu membangun kesepakatan begitu saja tanpa melibatkan Edward sama sekali!Edward benar-benar merasa amat diremehkan!Sebagai orang yang telah merawat dan membesarkan Edward se
New Fornicatio Hotel benar-benar berubah.Saat ini, hampir semua petugas kemanan yang berjaga di hotel itu adalah orang-orang dari Negara Vicinus. Semuanya bertubuh kekar dan berambut pendek seperti tentara. Sikap mereka galak dan nada bicaranya pun sangat kasar, apalagi ketika berhadapan dengan penduduk lokal!Mereka hanya ramah terhadap orang-orang asing, terutama yang berasal dari Negara Vicinus.Leon menyaksikan semua perubahan itu.Tanpa banyak berpikir, dia segera menemui Edward di kantornya.Seperti yang tejadi pada kunjungannya yang sebelumnya, kali ini pun dua orang petugas keamanan berbadan kekar langsung mengadangnya. Berbeda dengan petugas keamanan sebelumnya yang langsung dapat dilumpuhkan dengan satu pukulan, kekuatan dan keahlian bertarung petugas kemanan yang mengadang Leon kali ini jauh lebih kuat dan agak sulit untuk dikalahkan.Sebaliknya, Leon justru mundur dan terpaksa meninggalkan area hotel setelah empat orang petugas keamanan lain datang untuk mengeroyoknya.Be
Leon berlatih hampir semalam suntuk.Teguran keras dari Martin benar-benar menghancurkan seluruh kesombongan dalam hati dan pikirannya, mendorongnya berlatih dengan sangat serius. Sementara pengetahuan dan pengalamannya sebagai seorang dokter yang memahami seluk beluk anatomi tubuh manusia, membuat dia menjadi lebih mudah untuk menguasai alur dan pola gerakan dari teknik berbahaya yang sedang dilatihnya.Lebih dari itu, dia bahkan langsung dapat meningkatkan akurasi serangan pada teknik itu sehingga gerakannya menjadi jauh lebih mematikan!Namun, hal itu justru membuat Leon menjadi takut untuk mempraktekkan teknik itu!Dia akhirnya sadar bahwa ternyata hatinya memang masih terlalu lemah, sama sekali belum mampu untuk membiarkan diri melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kematian orang lain.Selain itu, pengalaman masa kecil ketika dipukuli dan ditindas setiap hari selama dua tahun tanpa pernah boleh membalas, ternyata juga telah menyebabkan Leon tumbuh dewasa sebagai seorang lelak
Leon akhirnya mengambil keputusan. Dia telah membulatkan tekad untuk menjadikan Weston sebagai target latihan teknik membunuh yang diajarkan Martin tadi malam. Dia bahkan sudah mulai menimbang dan memilih teknik yang akan digunakannya untuk mengakhiri pertarungan ini. Satu-satunya alasan yang membuat dia masih belum bertindak adalah karena dia belum menemukan cara yang tepat untuk dapat terluka tanpa harus menanggung risiko yang terlalu parah. Bagaimanapun, dia tahu persis bahwa setiap luka pasti akan tetap berisiko. Apalagi, jika luka itu dibuat oleh seorang petarung profesional sebesar dan sekuat Weston. Tentu risikonya akan jauh lebih berat lagi! Untuk beberapa saat, Leon sempat terombang-ambing dalam kebimbangan. Satu sisi, dia harus terluka terlebih dahulu jika ingin menghabisi Weston dengan alasan membela diri. Sementara di sisi lain, membiarkan diri dilukai oleh lawan dalam suatu pertarungan adalah sebuah kesalahan besar yang sangat mungkin akan berakibat amat fatal! Leon