Leon terus berlatih.Namun, sesungguhnya dia bukan berlatih.Dia sebenarnya sedang dikeroyok tanpa belas kasihan.Perlahan tapi pasti, tubuhnya mulai dihiasi luka yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Ada luka berdarah dan ada pula luka memar yang warna biru kehitaman. Akan tetapi, semua luka itu tampaknya justru menjadi tambahan semangat yang membuat anak angkat sekaligus murid Martin Sindoro itu menjadi semakin kuat dan brutal dalam bertarung.Leon berkelahi dengan kalap.Gerakannya sudah tak teratur sama sekali. Dia hanya menyerang tanpa mempedulikan pertahanan diri sedikitpun, seolah-olah dia hanya ingin mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menyertainya menemui Dewa Kematian.Dia sepertinya benar-benar sudah lupa bahwa tujuannya bertarung adalah untuk melatih teknik membunuh yang diajarkan Martin, bukan untuk bunuh diri!Tampaknya, dia sudah mulai kehilangan akal sehat.Sementara tak jauh dari sana, lelaki setengah tua berlengan tunggal tampak serius mengamati dari balik kac
Dugaan Soraya tidak sepenuhnya salah.Walaupun tidak membawa Leon dan orang-orang Vicinus yang mengeroyoknya ke benteng perbatasan, sekelompok tentara itu memang berasal dari benteng perbatasan.Mereka adalah mantan bawahan mendiang Jenderal Charles Sanjaya.Dulu, sebagian besar di antara para tentara itu pernah dilatih secara khusus oleh Martin. Tak mengherankan sama sekali jika sampai sekarang mereka masih sangat menghargai dan mematuhi lelaki gagah yang saat ini hanya memiliki sebelah lengan itu.Setelah Jenderal Charles Sanjaya meninggal dunia, Martin memang mengatur agar sebagian besar tentara yang pernah dilatihnya itu untuk dimutasi ke luar area perbatasan. Sebagai mantan Kepala Instruktur, dia secara khusus meminta kepada pemimpin tertinggi supaya menempatkan para tentara itu di berbagai daerah di seluruh pelosok wilayah Negara Pecunia.Tujuannya adalah untuk menekan pergerakan mata-mata asing dan para pengkhianat yang sudah terlanjur bercokol pada beberapa organisasi dan kesa
Isabela sadar bahwa Victoria tidak salah.Gloria adalah adik kembar Victoria dan hubungan keduanya amat dekat.Lebih dari itu, Gloria bahkan meninggal dunia karena berusaha mempertahankan bayi Victoria.Walaupun pada akhirnya bayi itu tetap hilang, pengorbanan Gloria tidak akan pernah hilang dari ingatan Victoria. Sampai kapan pun, pengorbanan gadis pemberani yang malang itu tidak akan pernah terlupakan.Mengingat semua itu, Isabela hanya bisa menghela napas panjang lalu mengembuskannya dengan suara berat. Bagaimanapun, Gloria adalah putrinya juga!“Baiklah. Dulu, Gloria telah mengorbankan nyawanya demi mempertahankan Edward. Sekarang, Edward sudah dewasa dan ada di depan mata kita. Gloria pasti akan sedih di alam sana jika kita diam saja dan tidak membawa Edward pulang ke Keluarga Desplazado. Demi Gloria, kita akan menemui Edward sekali lagi. Jika dia tetap menolak untuk mengakuimu sebagai ibu kandungnya, maka aku sebagai pemimpin Keluarga Desplazado akan berkunjung ke makam Gloria d
Leon tinggal di Wisma Adulterium selama dua hari. Selama dua hari itu pula, Isabela dan Victoria mengerahkan seluruh anggota Keluarga Desplazado untuk menyelidiki keterlibatan Edward dalam peristiwa pengeroyokan terhadap Leon oleh para petugas keamanan New Fornicatio Hotel beberapa hari yang lalu. Di luar dugaan, mereka menemukan bahwa petugas keamanan yang mengeroyok Leon ternyata adalah orang-orang dari Negara Vicinus yang ditangkap oleh tentara Negara Pecunia. Bahkan, mereka juga mendapat keterangan bahwa orang-orang itu ditangkap pada saat sedang memukuli Leon. Selain itu, mereka juga memperoleh informasi bahwa ada satu orang di antara orang-orang dari Negara Vicinus itu yang meninggal dunia. Orang itu meninggal dunia setelah bertarung satu lawan satu dengan Leon, jauh sebelum tentara Negara Pecunia datang ke tempat kejadian. Yang paling mengejutkan bagi Isabela dan Victoria adalah kenyataan bahwa selain menangkap semua petugas keamanan New Fornicatio Hotel yang berasal dari Ne
Leon sadar bahwa Victoria bermaksud melenyapkan Edward. Tentu saja, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bagaimanapun, identitas Edward adalah salah satu simpul utama dalam misteri hilangnya cucu Kakek Sanjaya yang asli. Tidak mungkin membiarkan Keluarga Desplazado menghapusnya begitu saja sebelum dia berhasil menemukan jejak keberadaan calon penerus tahta Keluarga Sanjaya yang sebenarnya. Namun, dia juga sadar bahwa tak mungkin untuk membendung tekad Victoria terlalu lama. Apalagi jika mengingat bahwa Edward akan segera bertunangan, tetapi tidak bersedia untuk melibatkan atau mengundang ibu kandungnya sendiri! Sebagai ibu kandung Edward, Victoria pasti akan murka! Wanita malang dari Keluarga Desplazado itu tentu akan semakin putus asa dan semakin yakin dengan keputusannya untuk melenyapkan anak kandung yang tak pernah dibesarkannya itu. Leon sadar betul akan hal itu! Oleh karena itu, dua hari sebelum acara pesta pertunangan antara Grace dan Edward digelar, dia membawa Vic
Soraya tahu bahwa ancaman Victoria tidak sederhana sama sekali!Selain itu, dia juga sadar bahwa tanpa dukungan Keluarga Sanjaya, kekuatan Keluarga Clint tidak dapat diandalkan sedikit pun untuk menghadapi kemarahan Keluarga Desplazado.Padahal, wanita dari Keluarga Desplazado itu sepertinya benar-benar ingin menyiksa dan menghukumnya tanpa belas kasihan. Siapa pun tahu bahwa seorang ibu tidak akan pernah bersedia untuk membunuh anak yang telah dirawat dan dibesarkannya sendiri, apalagi jika harus melakukannya dengan tangan sendiri!Namun, setiap orang juga tidak dapat mengingkari bahwa seorang ibu sangat mungkin untuk kehilangan akal sehat jika sampai tidak diakui dan diabaikan oleh anak kandungnya sendiri.Ibu yang melahirkan dan ibu yang membesarkan, siapakah yang paling berhak atas seorang anak?Tak seorang pun ingin menjawab pertanyaan itu!Tiba-tiba saja, Leon jadi merasa bersalah karena telah mempertemukan dua orang wanita malang yang sebenarnya sama-sama telah kehilangan bayi
Soraya tidak punya pilihan!Dia tidak mungkin mengambil risiko yang dapat membahayakan Keluarga Clint.Apalagi, Kaluarga Clint masih harus mempengaruhi banyak pemimpin cabang Keluarga Sanjaya agar mau membelot dan bersedia untuk bekerja sama dengan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Tidak mungkin dia merusak rencana yang telah disusun oleh ayahnya.“Baiklah. Bagaimanapun, sebagai janda mendiang Jenderal Charles Sanjaya aku akan menghargai simbol Keluarga Sanjaya. Aku akan datang besok,” ucap Soraya tak berdaya, namun tetap enggan untuk mematuhi Leon yang dalam pandangannya hanyalah anak angkat seorang pelayan semata.“Maaf, Nyonya. Bukan besok, tetapi sekarang!” tukas Leon tandas, tak mau tawar-menawar.Soraya terdiam, sadar bahwa Leon tak bermaksud membuka peluang bernegosiasi sama sekali.Dia kemudian berkata lirih, “Baiklah, tetapi setidaknya biarkan aku ganti pakaian.”“Baiklah, Nyonya punya waktu satu jam untuk bersiap-siap. Saya percaya Nyonya tidak akan menggunakan waktu yang
Soraya mulai meneteskan air mata.Entah kenapa, penyesalan dan rasa bersalah tiba-tiba mulai menderanya.Suaranya terdengar sedikit bergetar saat dia berkata, “Kadang kala, aku merasa bahwa keputusan yang aku ambil saat itu memang sangat salah. Namun, hanya itu yang dapat aku lakukan pada waktu itu untuk menyelamatkan diri. Waktu itu, kedudukanku dalam Keluarga Sanjaya sangat lemah. Pernikahanku dengan Jenderal Charles Sanjaya hanyalah tentang upaya untuk meneruskan garis keturunan semata. Bagi mereka, aku hanyalah mesin untuk melahirkan bayi lelaki. Bahkan, suamiku sendiri tidak pernah menganggap aku sebagai istrinya. Tanpa adanya seorang bayi laki-laki di sisiku, Keluarga Sanjaya pasti akan menyingkirkanku tanpa belas kasihan!”Soraya diam sebentar.Dia mendesah beberapa kali seraya mengusap air mata di pipinya. Begitu saja, seberkas keyakinan dan rasa percaya diri menyeruak masuk ke dalam hati dan pikiran perempuan tangguh ini.Sikap dan nada suaranya pun menjadi jauh lebih tegar s